MANAJEMEN DISITRIBUSI
Disusun Oleh :
Desri Nurfitriana 2320273056
Dini Okta Putri 2320273058
Fevi Flora Lestari 2320273060
Insani Aulia Kadri 2320273062
Ivi Marlina 2320273064
Maeleni 2320273066
Nur Ainun 2320273068
Rani Rahmadani 2320273070
Romita Pasaribu 2320273072
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
COVER.....................................................................................................................
KATA PENGANTAR...............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan Masalah..............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................2
A. Kesimpulan....................................................................................................10
B. Saran...............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................11
iv
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan rawat gawat darurat
(PERMENKES RI 2016). Rumah sakit sebagai organisasi badan usaha di bidang
kesehatan mempunyai peranan penting dalam mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat secara optimal. Pelayanan kesehatan di rumah sakit salah satunya adalah
Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS).
Penyelenggaraan makanan merupakan salah satu dari empat kegiatan utama
PGRS, yaitu pelayanan gizi rawat inap, penyelenggaraan makanan serta penelitian
dan pengembangan gizi terapan yang bertujuan menyediakan makanan yang
berkualitas sesuai kebutuhan gizi, biaya, aman dan dapat diterima oleh konsumen
guna mencapai status gizi yang optimal (KEMENKES RI 2013). Distribusi makanan
adalah serangkaian proses kegiatan penyampaian makanan sesuai dengan jenis
makanan dan jumlah porsi pasien yang dilayani. Tujuan distribusi yaitu pasien
mendapatkan makanan sesuai diet dan ketentuan yang berlaku
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:
1) Definisi Manajemen Distribusi
2) Tenaga dan Alat Distribusi Makanan
3) Peran Petugas Distribusi Makanan
4) Standar Operasional Prosedur (SOP) Distribusi Makanan
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1) Untuk Mengetahui Definisi Manajemen Distribusi
2) Untuk Mengetahui Tenaga Dan Alat Distribusi Makanan
3) Untuk Mengetahui Peran Petugas Distribusi Makanan
1
4) Untuk Mengetahui Standar Operasional Prosedur (Sop) Distribusi Makanan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Distribusi makanan adalah serangkaian proses kegiatan penyampaian
makanan dengan jenis makanan dan jumlah porsi konsumen/pasien yang bertujuan
agar konsumen/pasien mendapatkan makanan sesuai dengan diet dan ketentuan yang
berlaku (PGRS, 2013)
Dalam menetapkan kebutuhan sarana fisik dan perlengkapan instalasi gizi,
salah satu factor yang turut berperan adalah sistem distribusi dan macam pelayanan
yang diterapkan di institusi. Dengan penetapan sistem distribusi dan pelayanan,
berarti institusi telah memperhitungkan keuntungan dan kelemahan sistem, efisiensi
pekerjaan, kelancaran arus kerja serta keharmonisan dalam pelayanan bagi pasien.
Sistem distribusi ini hanya bagi institusi yang melayani pasien ditempat-tempat yang
cukup tersebar di beberapa lokasi.
Sistem distribusi yang digunakan sangat mempengaruhi makanan yang
disajikan tergantung pada jenis dan jumlah tenaga, peralatan dan perlengkapan yang
ada. Terdapat 3 (tiga) sistem distribusi makanan di rumah sakit, yaitu sistem yang
dipusatkan (sentralisasi ), sistem yang tidak dipusatkan (desentralisasi), dan
kombinasi sentralisasi dengan desentralisasi.
1. Sistem Sentralisasi
Umumnya disebut dengan cara distribusi “sentralisasi” yaitu makanan dibagi
dan disajikan dalam alat makan di ruangan produksi makanan. Dengan cara ini maka
semua kegiatan pembagian makanan dipusatkan pada suatu tempat. Sebelum
memilih cara sentralisasi ini, maka penanggung jawab penyediaan makanan sudah
harus memperhitungkan konsekuensi yang harus diadakan seperti luas tempat,
peralatan, tenaga, dan kesiapan manajemen yang menyeluruh. Dengan cara
sentralisasi ini ada hal-hal yang menguntungkan dan merugikan.
1. Keuntungan
2
Tenaga lebih hemat, sehingga lebih menghemat biaya.
Pengawasan dapat dilakukan dengan mudah dan teliti
Makanan dapat disampaikan langsung ke pasien dengan sedikit kemungkinan
kesalahan pemberian makanan
Ruangan pasien terhindar dari bau masakan dan kebisingan pada waktu pembagian
makanan
Tidak dibutuhkan alat-alat makan yang berlebih di pantry dan juga tidak diperlukan
ruang penyimpanan khusus, alat makan langsung ke sentral pelayanan.
Masalah kelebihan makanan atau sisa makanan diruangan akan berlangsung
Tidak akan menjumpai suara keributan tenaga, maupun bau makanan ke pasien.
2. Kelemahan
Memerlukan temapt, peralatan dan perlengkapan makanan yang lebih banyak
(tempat harus luas, kereta pemanas mempunyai rak).
Adanya tambahan biaya untuk peralatan, perlengkapan serta pemeliharaan
Ketika makanan sampai ke pasien akan sedikit dingin.
Adanya kemungkinan makanan sudah tercampur serta kurang menarik sehingga
menurunkan nafsu makan, akibat perjalanan dari ruang produksi ke pantry diruang
perawatan/rawat inap
Kepuasaan client perorangan agak terabaikan.
2. Sistem Desentralisasi
Cara ini umumnya disebut dengan sistem distribusi “desentralisasi”. Makanan
pasie dibawa keruang perawatan pasien dalam jumlah banyak/besar, kemudian
dipersiapkan ulang, dan disajikan dalam alat makan pasien sesuai dengan dietnya.
Sistem ini membutuhkan pos pelayanan makanan sementara yang berfungsi untuk
menghangatkan kembali makanan, membuat makanan, atau minuman sejenisnya,
menyiapkan peralatan makan bersih, menyajikan makan sesuai dengan porsi yang
ditetapkan.
1. Keuntungan
3
Tidak memerlukan tempat yang luas, peralatan makan yang ada di dapur ruangan
tidak banyak.
Makanan dapat dihangatkan kembali sebelum dihidangkan ke pasien.
Makanan dapat disajikan lebih rapih dan baik serta dengan porsi yang sesuai
kebutuhan pasien.
Mutu makanan dapat dipertahankan kerena makanan dapat dihangatkan kembali.
2. Kelemahan
Memerlukan tenaga lebih banyak di ruangan dan pengawasan secara menyeluruh
agak sulit.
Makanan dapat rusak bila petugas lupa untuk menghangatkan kembali
Besar porsi sukar diawasi, khususnya bagi pasien yang menjalankan diet.
Ruangan pasien dapat terganggu oleh kebisingan pada saat pembagian makanan dan
juga bau masakan/makanan.
Pelayanan makanan lebih lambat.
Biaya untuk pantry cukup tinggi sehingga membebankan pihak rumah sakit.
Kesulitan untuk menata peralatan makan dan inventarisnya di pantry.
3. Sistem Kombinasi
Sistem distribusi kombinasi adalah pendistribusian dengan cara sebagian
makanan ditempatkan langsung ke dalam alat makanan pasien sejak dari dapur
produksi, dan sebagian lagi dimasukkan ke dalam wadah besar yang distribusinya
dilaksanakan setelah sampai di ruang perawatan.
4
mencetak makanan sesuai dengan porsi yang telah ditetapkan. Sedangkan, penyampaian
makanan perlu dipastikan bahwa konsumen atau klien menerima sesuai dengan permintaan.
Dalam kegiatan distribusi mempunyai beberapa tujuan yaitu :
Makanan sampai kepada konsumen sesuai yang dipesan
Memelihara kualitas makanan, terutama suhu
Menyajikan makanan ke konsumen dengan menarik dan memuaskan
Konsumen menerima makanan sesuai dengan jumlah porsinya.
Untuk pasien, pasien menerima sesuai dengan diitnya.
Sedangkan karyawan yang bertugas di bagian distribusi harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
Tidak sedang mengidap sakit atau luka yang bisa menimbulkan kontaminasi pada
makanan
Menggunakan APD yang lengkap
Selalu mencuci tangan sebelum maupun sesudah melakukan pekerjaan, keluar dari
toilet.
Tidak boleh memegang atau menjamah makanan tanpa alat bantu atau langsung
menggunakan tangan.
Tidak boleh merokok atau sambil makan pada saat bekerja
Tidak boleh menggunakan perhiasan atau kosmetik secara berlebihan.
Diatas telah disebutkan tujuan kegiatan distribusi, akan tetapi kegiatan distribusi
mempunyai tujuan utama agar makanan yang telah diproduksi dapat tersalurkan kepada
klien atau konsumen sesuai permintaan. Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu ada tenaga
yang membantu kelancaran jalannya distribusi. Tenaga tersebut adalah tenaga pramusaji.
Tenaga pramusaji mempunyai tugas sebagai berikut :
1. Memberikan label pada makanan yang disajikan
2. Memporsikan makanan untuk klien
3. Mengambil makanan untuk klien /konsumen
4. Membagikan makanan dan snack
5. Mengambil air panas, teh,gula dan kopi
6. Membuat minuman untuk klien / konsumen dan membagikannya.
7. Mengambil alat makan dan minum yang kotor
5
8. Membuat pencatatan dan pelaporan
Tugas pramusji bisa berbeda-beda tiap institusi tergantung dari jenis pelayanan yang
diberikan, anggaran yang tersedia dan peraturan atau kebijakan di masing-masing institusi
tersebut.
Peralatan distribusi adalah semua peralatan yang digunakan untuk membantu
kelancaran proses distribusi makanan. Dalam proses distribusi ada 2 jenis peralatan yang
dibutuhkan yaitu ;
Peralatan saji : sendok, garpu, piring, gelas, sendok sup, penjepit makanan, dll
Peralatan transportasi : Troly makan/kereta makan.
C. Peran Petugas Distribusi Makanan
Petugas distribusi adalah orang yang bertugas atau bekerja dalam bidang penyajian
makanan dan minuman. Dalam pelayanan, petugas distribusi memiliki 3 fungsi, yaitu :
a. Personal hygiene
b. Disiplin waktu
c. Kepribadian dan pendekatan dengan konsumen.
Makanan yang telah dimasak harus didistribusikan dan disajikan kepada konsumen
tepat pada waktunya, dimana disajikan tidak terlalu awal atau terlambat Karena akan
mempengaruhi selera makan konsumen dan penurun kualitas makanan sehingga
menyebabkan makanan rentan terkontaminasi bakteri. Suhu berkisar 45°C - 60°C
merupakan danger zone dimana memungkinkan bakteri berkembang biak pada makanan.
Oleh karena itu perilaku penjamah makanan pada pemahaman Standar Operasional Prosedur
(SOP) harus diperhatikan karena berpengaruh terhadap kualitas makanan yang dihasilkan.
6
D. Standar Operasional Prosedur (SOP) Distribusi Makanan
SOP adalah serangkaian intruksi tertulis yang dibakukan mengenai berbagai
proses penyelenggaraan terkait hal bagaimana, kapan, dimana dan oleh siapa
dilakukan. SOP pada dasarnya merupakan pedoman yang berisi prosedur operasional
standar kegiatan yang dijalankan dalam suatu organisasi atau instansi yang
digunakan untuk memastikan bahwa semua keputusan dan tindakan, serta
penggunaan fasilitas proses yang dilakukan oleh pegawainya berjalan efektif,
konsisten, efisien, standard dan sistematis.
SOP distribusi makanan merupakan suatu pedoman atau acuan bagi petugas
distribusi dalam melaksanakan tugas sesuai dengan fungsi dan peranannya. SOP ini
berisi tentang cara melakukan, waktu pelaksanaan dan tempat pelaksanaan.
7
PENDISTRIBUSIAN MAKANAN
Email : rselisabeth.batamkota@yahoo.co.id
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 5 Februari 2018 Dr. Helmina Purba
8
PENYAJIAN MAKAN PASIEN DIRUANGAN
Email : rselisabeth.batamkota@yahoo.co.id
Serangkaian kegiatan penyajian makan pasien sesuai diet yang diberikan dan
nama, ruang rawat, kelas,tempat tidur .
Pengertian
10
DAFTAR PUSTAKA
11