Oleh :
Rani Ramadani
Desri Nurfitriana
2024
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan dan
melimpahkan segala karunia, nikmat, rahmat Nya yang tak terhingga kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan mini proposal dengan judul: Pengaruh Konseling
Gizi Dengan Media Booklet Terhadap Tingkat Pengetahuan, Asupan Energi Dan Gula
Darah Pasien Diabetes Mellitus Tipe Ii Di Rsbp Batam
Selesainya skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Yendrizal Jafri, S.Kep, M. Biomed selaku Rektor Universitas Perintis Indonesia
2. Bapak Dr.rer.nat. Ikhwan Resmala Sudji, M.Si selaku Dekan Universitas Perintis
Indonesia.
3. Ibu Risya Ahriyasna,M.Gz, Dietisien selaku dosen mata kuliah ”Statiska Lanjut”
4. Bapak dan Ibu dosen beserta staf di Universitas Perintis Indonesia.
Semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan karunia-Nya. Dalam penulisan
Makalah ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa mini proposal ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu penulis menerima kritikan dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan Mini Proposal ini. Penulis berharap Mini Proposal ini dapat
bermanfaat dan menambah wawasan kita semua. Akhir kata penulis doakan semoga
segala bentuk bantuan yang telah diberikan mendapat imbalan dari Allah SWT. Aamiin.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian masalah pada latar belakang penulis tertarik untu meneliti
Perbedaan Konseling Gizi Dengan Media Booklet Dan Leaflet Terhadap Tingkat
Pengetahuan, Asupan Energi Dan Gula Darah Pasien Diabetes Mellitus Tipe II Di
Rsbp Batam
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Dapat diketahui apakah ada Perbedaan konseling gizi dengan menggunakan
media booklet dan leaflet terhadap tingkat pengetahuan, asupan energi dan pola
makan pasien DM di Rumah Sakit RSBP Batam
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan pengetahuan pasien Diabetes Mellitus Tipe II di RSBP Batam
yang mendapatkan konsultasi gizi dengan media booklet dan leaflet
b. Mendeskripsikan asupan energi pasien Diabetes Mellitus Tipe II di RSBP
Batam yang mendapatkan konsultasi gizi dengan media booklet dan leaflet
c. Mendeskripsikan gula darah pasien Diabetes Mellitus Tipe II di RSBP Batam
yang mendapatkan konsultasi gizi dengan media booklet dan leaflet
C. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pihak rumah
sakit tentang peranan konseling gizi dengan media booklet terhadap tingkat
pengetahuan, asupan karbohidrat dan gula darah pada pasien diabetes melitus .
2. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengayaan informasi tentang
peranan media booklet dalam kegiatan konseling gizi terhadap tingkat
pengetahuan, asupan karbohidrat dan gula darah pada pasien diabetes melitus.
D. Penelitian Terdahulu
Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu
terhadap pengetahuan,
kepatuhan diet dan
kadar gula darah
penderita diabetes
melitus
perbedaan penurunan
persentase asupan
lemak sesudah
pendidikan gizi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.6 Diagnosis
Tes diagnosis untuk diabetes harus dilakukan bila hasil penapisan positif atau
terdapat gejala diabetes seperti poliuria, polidipsia, polifagia atau penurunan berat
badan. Diagnosis dapat dilakukan berdasarkan pemeriksaan glukosa darah sewaktu
dengan gejala diabetes, kadar glukosa darah puasa atau tes toleransi glukosa.
Walaupun pemeriksaan urin dapat memberikan dugaan yang kuat akan adanya
diabetes tetap tidak dapat digunakan sebagai dasar diagnostik DM (Soegondo,
1999).
Menurut Perkeni (2006), diagnosis DM harus didasarkan atas pemeriksaan kadar
glukosa darah, tidak dapat ditegakkan hanya atas dasar adanya glukosuria saja.
Dalam menegakkan diagnosis DM harus diperhatikan asal bahan darah yang diambil
dan cara pemeriksaan yang dipakai. Pemeriksaan yang dianjurkan adalah
pemeriksaan glukosa dengan cara enzimatik dengan bahan glukosa darah plasma
vena dan untuk memastikan diagnosis DM. Pemeriksaan
glukosa darah seharusnya dilakukan di laboratorium klinik yang terpercaya.
Pemeriksaan penyaring perlu dilakukan pada kelompok dengan salah satu faktor
risiko untuk DM, yaitu :
1. Usia dewasa tua ( > 40 tahun )
2. Kegemukan {BB (kg) > 120% BB idaman atau IMT > 27 (kg/m 2 )}
3. Tekanan darah tinggi (> 140/90 mmHg)
4. Riwayat keluarga DM
5. Riwayat kehamilan dengan BB lahir bayi > 4000 gram
6. Riwayat DM pada kehamilan
7. Dislipidemia (HDL < 35 mg/dl dan atau Trigliserida > 250 mg/dl
8. Pernah TGT (Toleransi Glukosa Terganggu) atau GDPT (Glukosa Darah Puasa
Terganggu)
Hasil pemeriksaan kadar gula darah puasa dan kadar gula darah 2 jam post
prandial mempunyai batas ambang untuk mengetahui seseorang sudah termasuk
dalam katagori bukan diabetes melitus, belum pasti diabetes melitus dan diabetes
melitus dapat dilihat pada tabel 2.1
Tabel 2.1 Kadar Glukosa Darah 2 Jam Post Prandial dan Puasa sebagai
Menurut Perkeni (2006) ada empat pilar pengobatan DM, diantaranya yaitu:
1. Edukasi
Pengelolaan mandiri diabetes secara optimal membutuhkan partisipasi aktif
pasien dalam merubah perilaku yang tidak sehat. Tim kesehatan harus
mendampingi pasien dalam perubahan perilaku tersebut, yang berlangsung
seumur hidup. Keberhasilan dalam mencapai perubahan perilaku, membutuhkan
edukasi, pengembangan keterampilan (skill), dan motivasi yang berkenaan
dengan:
a. Makan makanan sehat
b. Kegiatan jasmani secara teratur;
c. Penggunaan obat diabetes secara aman, teratur, dan pada waktu-waktu
yang spesifik.
d. Melakukan pemantauan glukosa darah mandiri dan memanfaatkan berbagai
informasi yang ada.
2. Perencanaan makan
DM tipe-2 merupakan suatu penyakit dengan penyebab heterogen, sehingga
tidak ada satu cara makan khusus yang dapat mengatasi kelainan ini secara
umum. Perencanaan makan harus disesuaikan menurut masing-masing individu.
Menurut Almatsier (2004), perencanaan makan meliputi:
a. Tujuan Diet DM
Tujuan diet penyakit diabetes melitus adalah membantu pasienmemperbaiki
kebiasaan makan dan olahraga untuk mendapatkan kontrolmetabolik yang
lebih baik, dengan cara mempertahankan kadarglukosa darah supaya
mendekati normal dengan memberikan energi yang untukmempertahankan
atau mencapai berat badan normal serta menghindari ataumenangani
komplikasi akut pasien yang menggunakan insulin seperti
hipoglikemia, komplikasi jangka pendek dan jangka lama.
b. Syarat diet
Adapun syarat Diet untuk pasien DM adalah (Almatsier, 2004):
1) Energi cukup untuk mencapai dan mempertahankan berat badan normal.
2) Kebutuhan protein normal, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total.
3) Kebutuhan lemak sedang, yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total.
4) Kebutuhan karbohidrat adalah sisa kebutuhan energi total, yaitu 60-70%.
5) Penggunaan gula murni dalam minuman dan makanan tidak
diperbolehkan kecuali jumlahnya sedikit sebagai bumbu.
6) Penggunaan gula alternatif dalam jumlah terbatas.
7) Asupan serat dianjurkan 25g/hari.
8) Cukup vitamin dan mineral
c. Jenis Diet
Pedoman diet DM pedoman dipakai 8 jenis diet DM mengacu
pada penutun diet yang diterbitkan oleh Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo Jakarta sebagaimana dapat dilihat pada tabel 2.2
Tabel 2.2 Jenis Diet Pada Pasien Diabetes Melitus
Energ Protei Lemak Karbohidra
Macam Diet i (gr) n (gr) (gr) t (gr)
Diet DM I 1100 43 30 172
Diet DM II 1300 45 35 192
Diet DM III 1500 51,5 36,5 235
Diet DM IV 1700 55,5 36,5 275
Diet DM V 1900 60 48 299
Diet DM VI 2100 62 53 319
Diet DM VII 2300 73 59 369
Diet DM VIII 2500 80 62 396
3. Latihan jasmani
4. Obat-obatan
Pengobatan dengan perencanaan diet masih merupakan
pengobatan utama, tetapi jika bersama latihan jasmani ternyata gagal,
maka diperlukan penambahan obat oral atau insulin.
Obat-obatan untuk pasien diabetes melitus antara lain :
a. Obat Hipoglikemik Oral (OHO), seperti sulfoniluria dan biguanida.
b. Insulin: Indikasi pemakaian obat hipoglikemia oral menurut Soegondo
(1999)
1. Diabetes sesudah umur 40 tahun
2. Diabetes kurang dari 5 tahun
3. Memerlukan insulin kurang dari 40 unit per hari
4. DM tipe 2 berat badan normal atau lebih.
2. Media Pendidikan
Media merupakan alat yang menjembatani antara klien dan konselor dalam
memahami materi yang disampaikan. Berbagai media perlu dirancang
secara tepat dengan berbagai gambar dan tulisan agar klien lebih tertarik
dalam memahami materi. Isi materi dalam media sangat menentukan
terhadap pemahaman klien atau sasaran. Materi merupakan hal yang
pokok dalam pendidikan gizi perlu di susun secara cermat dan lengkap
dalam media pendidikan.
3. Konselor
Profesionalisme konselor akan terkait dengan kemampuan diri konselor
dalam menyampaikan materi secara detail, lengkap dan mudah dipahami
dengan memperhatikan kondisi klien baik secara fisik maupun psikologis
Kelebihan booklet lainnya adalah booklet lebih terperinci dan jelas karena lebih
banyak bisa mengulas tentang pesan yang disampaikannya (Depkes, 2004).
2.4 Perilaku
Perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan
dari luar). Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap
organisme, dan organisme tersebut merespons dalam bentuk :
2 . Operant respons atau instrumental respons, yakni respon yang timbul dan
berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu.
Perangsang ini disebut reinforcing stimulation atau reinforcer, karena
memperkuat respon. Misalnya apabila seorang petugas kesehatan melaksanakan
tugasnya dengan baik (respons terhadap uraian tugas nya atau job skripsi)
kemudian memperoleh penghargaan dari atasannya (stimulus baru), maka
petugas kesehatan tersebut akan lebih baik lagi dalam melaksanakan tugasnya (
Tamsuri, 2008).
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka peril dibedakan menjadi dua,
yaitu :
Kerangka Pikir yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh
konseling gizi dengan menggunakan media booklet terhdapat peningkatan
pengetahuan, asupan energi dan kadar gula dara pasien DM. Variabel – variabel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan, asupan energi
dan kadar gula darah pasien diabetes melitus type II setelah diberikan konsultasi
dengan media booklet. Berikut adalah gambaran dari kerangka pikir yang
digunakan
Tingkat Pengetahuan
Gula Darah
3 HIPOTESIS
2.1.1 Terdapat perbedaan pemberian konseling gizi dengan media
leaflet dengan media booklet terhadap tingkat pengetahuan
pada pasien diabetes melitus
2.1.2 Terdapat perbedaan pemberian konseling gizi dengan media
leaflet dengan media booklet terhadap asupan energi pada
pasien diabetes melitus
2.1.3 Terdapat perbedaan pemberian konseling gizi dengan media
leaflet dengan media booklet terhadap gula darah pada pasien
diabetes melitus
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
d. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas : konseling gizi dengan media booklet dan leaflet
2. Variabel terikat : tingkat pengetahuan, asupan energi, gula darah
e. Analisis Data
Data kontinu dideskripsikan dalam mean, standar deviasi, minimal dan maksimal. Data
kategorikal dideskripsikan dalam bentuk persen. Perbedaan mean pengetahuan,
asupan energi dan kadar gula darah antara kelompok subyek dengan konseling gizi
dengan booklet dan konseling gizi dengan leaflet di uji dengan independent t- test.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian berlangsung dari tanggal 23 Maret sd 20 April 2024, jumlah sampel dalam
penelitian ini sebanyak 22 orang, dibagi dalam 2 kelompok yaitu kelompok yang
mendapat perlakuan booklet sebanyak 11 orang dan kelompok yang mendapat
perlakuan leaflet sebanyak 11 orang. Pengambilan sampel dilakukan secara random.
1. Tingkat Pengetahuan
Pada tingkat pengetahun dapat dilihat pada tabe; 4.1 didapatkan hasil t hitung pada
uji statistik 2,331 dimana lebih besar dari ttabel (1,777) yang dapat disimpulkan H0
ditolak yang artinya Ha diterima, sehingga Terdapat perbedaan pemberian
konseling gizi dengan media leaflet dengan media booklet terhadap tingkat
pengetahuan pada pasien diabetes melitus
2. Asupan Energi
Pada asupan energi dapat dilihat pada tabe; 4.1 didapatkan hasil t hitung pada uji
statistik 2,331 dimana lebih besar dari ttabel (1,777) yang dapat disimpulkan H0
ditolak yang artinya Ha diterima, sehingga Terdapat perbedaan pemberian
konseling gizi dengan media leaflet dengan media booklet terhadap asupan energi
pada pasien diabetes melitus
Tabel 4.3 Hasil Uji Statistik Asupan Energi
6.1 Kesimpulan
1. Terdapat perbedaan pengetahuan gizi, asupan energi pada kelompok konseling
gizi dengan media leaflet dan booklet.
2. Tidak terdapat perbedaan Gula Darah Sewaktu pada kelompok konseling gizi
dengan media leaflet dan booklet.
6.2 Saran
Kegiatan konseling gizi pada pasien diabetes melitus di rumah sakit yang selama ini
hanya menggunakan media leaflet dapat menggunakan media lain dalam bentuk
booklet