Anda di halaman 1dari 7

AGREGAT KESEHATAN WANITA DEWASA

DOSEN PENGAMPU : Ns. Rani Ardina M,Kep

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7

RINTAN RISTIANTI (142012018035)


ROLANDA GUSTI ALSYUKRON (142012018036)
SINDY KATARANI ROSE (142012018037)
SITI MUNAWAROH (142012018038)
SRIANIDA PUJI LESTARI (142012018039)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
A. Karakteristik Wanita Dewasa

Secara etimologis (istilah) fiqih seorang wanita dianggap dewasa apabila sudah
memasuki masa haid, biasanya saat usia 13 – 14 tahun. Setelah memasuki masa inilah
berlaku kewajiban dan larangan agama seperti kewajiban salat lima waktu dan larangan
bergaul dengan pria yang bukan muhrim.

Menurut hukum negara, wanita baru dianggap dewasa saat berusia 17 tahun saat di
mana dia mulai memiliki hak dan kewajiban sebagai warga negara penuh seperti hak
untuk mengenyam pendidikan, berpartisipasi dalam pemilu, hak untuk menikah, memiliki
KTP atau SIM serta kewajiban untuk menaati peraturan pemerintah yang berlaku.
Dewasa dalam pengertian di atas adalah definisi dewasa yang formal yang terkait
dengan hukum tertentu baik hukum islam maupun hukum negara.

Sedangkan dewasa dalam tinjauan umum, termasuk dalam tinjauan psikologi, adalah
sempurnanya pertumbuhan fisik dan mental seseorang. Pertumbuhan fisik yang normal
mudah diketahui karena dapat dilihat oleh pancaindra. Akan tetapi pertumbuhan mental
yang sempurna dan matang merupakan hal yang berbeda.

Ciri-ciri Umum Masa Dewasa Awal

Dewasa awal merupakan suatu masa penyesuaian terhadap pola-pola kehidupan yang
baru dan harapan-harapan sosial yang baru. Masa dewasa awal adalah kelanjutan dari
masa remaja, sehingga ciri-ciri masa dewasa awal tidak jauh berbeda dengan masa
remaja. Ciri-ciri masa dewasa awal menurut Hurlock :

1) Masa dewasa awal sebagai usia reproduktif.


Masa dewasa awal adalah masa usia reproduktif. Masa ini ditandai dengan
membentuk rumah tangga. Pada masa ini khususnya wanita, sebelum usia 30
tahun, merupakan masa reproduksi, dimana seorang wanita siap menerima
tanggung jawab sebagai seorang ibu. Pada masa ini, alat-alat reproduksi manusia
telah mencapai kematangannya dan sudah siap untuk melakukan reproduksi.
2) Masa dewasa awal sebagai masa bermasalah.
Setiap masa dalam kehidupan manusia, pasti mengalami perubahan, sehingga
seseorang harus melakukan penyesuaian diri kembali terhadap diri maupun
lingkungannya. Demikian pula pada masa dewasa awal ini, seseorang harus banyak
melakukan kegiatan penyesuaian diri dengan kehidupan perkawinan, peran sebagai
orang tua dan sebagai warga negara yang sudah dianggap dewasa secara hukum.

3) Masa dewasa awal sebagai masa yang penuh dengan ketegangan emosional.
Ketegangan emosional seringkali ditampakkan dalam ketakutan-
ketakutan atau kekhawatiran-kekhawatiran. Ketakutan atau kekhawatiran yang
timbul ini pada umumnya bergantung pada tercapainya penyesuaian terhadap
persoalan-persoalan yang dihadapi pada suatu saat tertentu atau sejauh mana sukses
atau kegagalan yang dialami dalam penyelesaian persoalan.

4) Masa dewasa awal sebagai masa ketergantungan dan perubahan nilai.


Ketergantungan disini mungkin ketergantungan kepada orang tua, lembaga
pendidikan yang memberikan beasiswa atau pada pemerintah karena mereka
memperoleh pinjaman untuk membiayai pendidikan mereka. Sedangkan masa
perubahan nilai masa dewasa awalterjadi karena beberapa alasan seperti ingin
diterima pada kelompok orang dewasa, kelompok-kelompok sosial dan ekonomi
orang dewasa.

B. Perkembangan pada Usia Dewasa


Proses perkembangan itu berlangsung secara bertahap, dalam arti sebagai berikut.
1. Bahwa perubahan yang terjadi bersifat maju meningkat dan atau mendalam/meluas,
baik secara kuantitatif maupun kualitatif (prinsip progressif)
2. Bahwa perubahan yang terjadi antar bagian dan atau fungsi organisme
ituterdapatinterpedensi sebagai kesatuan integral yang harmonis (prinsip sitematik).
3. Bahwa perubahan pada bagian atau fungsi organisme itu berlangsung secaraberaturan
dan berurutan dan tidak secara kebetulan dan meloncat-loncat (prinsip
berkesinambungan).
Memerhatikan kompleksitas dari sifat perkembangan perilaku dan pribadi individu itu
maka untuk keperluan studi yang saksama, para ahli telah mencoba mengembangkan model
pentahapan (stages) mengenai proses perkembangan tersebut sehingga memungkinkan
pilihan fokus observasi pada aspek atau fase tertentu, baik secara longitudinal maupun
crosssectional.

C. Masalah Kesehatan Agregat Wanita Dewasa


Cancer mammaedisebut juga dengan CarcinomaMammaeadalah sebuah tumor
ganas yang tumbuh dalam jaringan payudara. Tumor ini dapat tumbuh dalam susu,
jaringan lemak, maupun pada jaringan ikat payudara. (Suryaningsih &Sukaca 2013).
Cancer mammaeadalah keganasan yang berasal dari kelenjar, saluran kelenjar dan
jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kullit payudara. (Romauli &indari, 2013).
Cancer mammaeadalah pertumbuhan sel yang tidak terkontrol lantaran perubahan
abnormal dari gen yang bertanggung-jawab atas pengaturan pertumbuhan sel. Secara
normal, sel payudara yang tua akan mati, lalu digantikan oleh sel baru yang lebih ampuh.
Regenerasi sel seperti ini berguna untuk mempertahankan fungsi payudara, gen yang
bertanggung-jawab terhadap pengaturan pertumbuhan sel termutasi. Kondisi itulah yang
disebut cancer mammae. (Satmoko, 2012).
Menurut Nurarif & Kusuma (2013), diagnosa yang mungkin muncul pada pasien
cancer mammaeadalah :
a. Nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor.
b. Cemas berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh.
c. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta pengobatan penyakitnya
berhubungan dengan kurangnya informasi.

D. Intervensi Keperawatan
a. Diagnosa 1 nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan nyeri
berkurang atau dapat mentolerir nyeri.
Kriteria hasil :
1. Klien mampu mengontrol rasa nyeri.

2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri.


3. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi, dan tanda nyeri).
4. Menyatakan merasa nyaman setelah nyeri berkurang
Intervensi Rasional
1. Lakukan pengkajian nyeri secara 1. Informasi memberikan data dasar
komprehensif, termasuk lokasi, untuk mengevaluasi kebutuhan/
karakteristik, durasi, frekuensi, keefektifan intervensi.
maupun kualitas.
2. Berikan pengalihan seperti reposisi 2. Memungkinkan pasien untuk
dan aktivitas menyenangkan seperti berpartisipasi secara aktif dan
mendengarkan music atau meningkatkan rasa control.
menonton TV.
3. Evaluasi keefektifan control nyeri. 3. Evaluasi dilakukan setelah
mengajarkan teknik pengalihan,
sehingga mengetahui kebutuhan
4. Kolaborasi dalam klien.
pemberian analgetik. 4. Nyeri adalah komplikasi sering
dari kanker, meskipun respons
individual berbeda. Saat perubahan
penyakit/ pengobatan terjadi,
penilaian dosis dan pemberian akan
diperlukan.

b. Diagnosa 2 Cemas berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh


Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan cemas
berkurang.
Kriteria hasil :
1. Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas.
2. Mengidentifikasi, mengungkapkan, dan menunjukkan teknik mengontrol
cemas.
3. Vital sign dalam batas normal.

4. Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas


menunjukkan berkurangnya kecemasan.
Intervensi Rasional
1. Gunakan pendekatan yang 1. Pasien yang cemas memerlukan
menenangkan. teman dan ketenangan dalam
mengungkapkan
kecemasannya.
2. Jelaskan semua prosedur dan 2. Prosedur, dampak dan segala
apa yang dirasakan selama yang berkaitan dengan terapi
prosedur. diberikan.
3. Dorong pasien untuk 3. Memberikan kesempatan untuk
mengungkapkan perasaan, memeriksa rasa takut realitis
ketakutan, persepsi. serta kesalahan konsep tentang
diagnosis.

c. Diagnosa 3 Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan pengobatan


berhubungan dengan kurangnya informasi. Tujuan : Setelah dilakukan intervensi
keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan pasien dapat mengetahui tentang
penyakitnya. Kriteria hasil :
1. Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi,
prognosis dan program pengobatan.
2. Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara
benar.
3. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/
tim kesehatan lainnya.
Intervensi Rasional
1. Berikan penilaian tentang tingkat 1. Memvalidasi tingkat pemahaman
pengetahuan pasien tentang proses saatn ini, dan memberikan dasar
penyakit yang spesifik. pengetahuan dimana pasien
2. Jelaskan patofisiologi dari penyakit membuat keputusan berdasarkan
dan hubungannya dengan anatomi informasi.
fisiologi dengan cara yang tepat. 2. Informasi akurat dan mendetail
3. Diskusikan perubahan gaya hidup dapat membantu menghilangkan
yang mungkin diperlukan untuk ansietas dan membuat keputusan.
mencegah komplikasi di masa yang 3. Gaya hidup memberi pengaruh
akan datang. yang penting dalam mencegah
komplikasi.

Anda mungkin juga menyukai