ANALISIS BENCANA
Disusun Oleh :
FAKULTAS KESEHATAN
PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
TAHUN AJARAN 2020/2021
A. Nama Bencana
Nama bencana yang kami analisis adalah bencana banjir
B. Lokasi Kejadian
Menurut keterangan BNPB, lokasi kejadian bencana banjir yang kami analisis
yaitu terjadi di Kalimantan Selatan terdiri dari 11 kabupaten yang terendam
banjir dari 13 kabupaten yang ada di Kalimantan Selatan, diantaranya
Kabupaten Banjar, Kabupaten Tapin, Kabupaten Hulu Sungai Selatan,
Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Balangan, Batola, Banjar Baru,
Banjarmasin, Kotabaru, Tabolong, dan Tanah Laut.
Banjir terjadi pada tanggal 14 Januari 2021 sekitar pukul 01.00 pagi dengan
ketinggian yang beragam dari 50 cm hingga 3 meter (dikutip dari berita
Antara), yang disebabkan oleh intensitas curah hujan yang sangat tinggi sejak
tanggal 09 Januari 2021 memicu aliran sejumlah sungai meluap. Banjir juga
disebabkan karena adanya distributor dari dampak pembukaan lahan hutan
untuk perkebunan monokultur sawit dan tambang batu bara, yang
mengakibatkan laju perubahan iklim global.
Banjir di Kalimantan Selatan berangsur-angsur surut dan terjadi dalam kurun
waktu 2 minggu.
C. Dampak Bencana
Dampak dari bencana banjir di atas diantaranya: menurut CCN Indonesia, 101
desa/kelurahan di Kalimantan Selatan terendam banjir dengan 120.284 KK
dan jumlah terdampak 342.987 jiwa, 121 ribu lebih warga mengungsi, 21
orang meninggal dunia, 1 orang luka berat, 1 orang luka ringan, rumah rusak
9.576 unit, rumah yang hilang 119 unit, 21.181 rumah terndam banjir. 1.385
sekolah terdampak banjir 289 sekolah rusak, 110 termpat ibadah terendam
banjir, sekitar 18.356 hektar lahan pertanian terendam banjir, terdampak 48
petak kolam 67 karamba dan 17 zak pakan ikan sehingga gagal panen,
terhentinya kegiatan pariwisata dan transportasi, kerusakan lingkungan dan
sarana sanitasi (CCN Indonesia dan Kompas.com). Kerugian ditaksir sudah
mencapai Rp.1,349 triliun (Menurut estimasi Tim Reaksi Cepat Pusat
Teknologi Pengembangan Sumber Daya Wilayah BPPT, nilai kerugian di
sektor pendidikan sekitar Rp.30,446 miliar, sektor kesehatan dan perlindungan
sosial sekitar Rp.27,605 miliar, sektor infrastruktur sekitar Rp.424,128 miliar,
sektor perikanan sekitar Rp.46,533 miliar, sektor produktivitas masyarakat
sekitar Rp.604,562 miliar, dan sektor pertanian sekitar Rp.216,266 miliar).
D. Penanggulangan Bencana
1. Prevention
Beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mencegah terjadinya bencana
banjir adalah sebagai berikut:
a. Membuat peta rawan bencana dan membuat peta daerah genangan
banjir
b. Membangun, meningkatkan, memperbaiki atau normalisasi, dan
memelihara sungai, tampungan air, dan drainase beserta peralatan dan
fasilitas penunjangnya
c. Menyusun peraturan dan menertibkan daerah bantaran sungai
d. Menegakkan hukum terhadap pelanggaran pengelolaan daerah aliran
sungai
e. Membuat sumur resapan
f. Merevisi tata ruang provinsi maupun kota secara terkoordinasi dan
terintegrasi
g. Mengendalikan perkembangan lingkungan, reboisasi dan
pengembangan daerah hutan dan hulu
h. Menerapkan pengelolaan sungai terpadu berdasarkan satuan wilayah
sungai (SWS) dan memberdayakan kelembagaan pengelolaan SWS
i. Membangun fasilitas pengolah limbah dan sampah
j. Mendirikan posko banjir di wilayah RT/ RW
k. Tidak membuang sampah ke sungai / sembarang tempat
2. Mitigation
Menurut Khrisna S. Pribadi (2008) mitigasi adalah tindakan yang
dilakukan untuk mengurangi dampak yang disebabkan oleh terjadinya
bencana. Mitigasi yang dilakukan pada bencana banjir diantaranya sebagai
berikut:
Pra bencana
a. Mengetahui istilah-istilah peringatan yang berhubungan dengan
bahaya banjir, seperti Siaga I sampai dengan Siaga IV dan langkah-
langkah apa yang harus dilakukan.
b. Mengetahui tingkat kerentanan tempat tinggal kita, apakah di zona
rawan banjir (bisa menggunakan aplikasi inarisk)
c. Mengetahui cara-cara untuk melindungi rumah kita dari banjir
d. Mengetahui saluran dan jalur yang sering dilalui air banjir dan apa
dampaknya untuk rumah kita
e. Melakukan persiapan untuk evakuasi, termasuk memahami rute
evakuasi dan daerah yang lebih tinggi
f. Membicarakan dengan anggota keluarga mengenai ancaman banjir dan
merencanakan tempat pertemuan apabila anggota keluarga terpencar-
pencar
g. Mengetahui bantuan apa yang bisa diberikan apabila ada anggota
keluarga yang terkena banjir.
h. Mengetahui kebutuhan-kebutuhan khusus anggota keluarga dan
tetangga apabila banjir terjadi
i. Membuat persiapan untuk hidup mandiri selama sekurangnya tiga hari,
misalnya persiapan tas siaga bencana, penyediaan makanan dan air
minum
j. Mengetahui bagaimana mematikan air, listrik dan gas
k. Mempertimbangkan asuransi banjir
l. Berkaitan dengan harta dan kepemilikan, maka anda bisa membuat
catatan harta kita, mendokumentasikan dalam foto, dan simpan
dokumen tersebut di tempat yang aman
m. Menyimpan berbagai dokumen penting ditempat yang aman.
n. Hindari membangun di tempat rawan banjir kecuali ada upaya
penguatan dan peninggian bangunan rumah
o. Perhatikan berbagai instrumen listrik yang dapat memicu bahaya saat
bersentuhan dengan air banjir
p. Turut serta mendirikan tenda pengungsian dan pembuatan dapur umum
q. Melibatkan diri dalam pendistribusian bantuan
r. Menggunakan air bersih dengan efisien
Saat bencana
a. Apabila banjir akan terjadi di wilayah kita, maka informasi dari
berbagai media mengenai informasi banjir untuk meningkatkan
kesiapsiagaan.
b. Apabila terjadi banjir, segera evakuasi ke tempat yang lebih tinggi.
c. Waspada terhadap arus bawah, saluran air, kubangan, dan tempat-
tempat lain yang tergenang air.
d. Ketahui risiko banjir dan banjir bandang di tempat Anda, misalnya
banjir bandang dapat terjadi di tempat Anda dengan atau tanpa
peringatan pada saat hujan biasa atau deras.
e. Apabila Anda harus bersiap untuk evakuasi: amankan rumah Anda.
Apabila masih tersedia waktu, tempatkan perabot di luar rumah atau di
tempat yang aman dari banjir. Barang yang lebih berharga diletakan
pada bagian yang lebih tinggi di dalam rumah.
f. Matikan semua jaringan listrik apabila ada instruksi dari pihak
berwenang. Cabut alat-alat yang masih tersambung dengan listrik.
Jangan menyentuh peralatan yang bermuatan listrik apabila Anda
berdiri di atas/dalam air.
g. Jika ada perintah evakuasi dan Anda harus meninggalkan rumah:
Jangan berjalan di arus air. Beberapa langkah berjalan di arus air dapat
mengakibatkan Anda jatuh.
h. Apabila Anda harus berjalan di air, berjalanlah pada pijakan yang tidak
bergerak. Gunakan tongkat atau sejenisnya untuk mengecek kepadatan
tempat Anda berpijak.
i. Jangan mengemudikan mobil di wilayah banjir. Apabila air mulai naik,
abaikan mobil dan keluarlah ke tempat yang lebih tinggi. Apabila hal
ini tidak dilakukan, Anda dan mobil dapat tersapu arus banjir dengan
cepat.
j. Bersihkan dan siapkan penampungan air untuk berjaga-jaga
seandainya kehabisan air bersih.
k. Waspada saluran air atau tempat melintasnya air yang kemungkinan
akan dilalui oleh arus yang deras karena kerap kali banjir bandang tiba
tanpa peringatan.
Pasca bencana
a. Hindari air banjir karena kemungkinan kontaminasi zat-zat berbahaya
dan ancaman kesetrum.
b. Waspada dengan instalasi listrik.
d. Hindari area yang airnya baru saja surut karena jalan bisa saja keropos
dan ambles.
e. Hindari lokasi yang masih terkena bencana, kecuali jika pihak yang
berwenang membutuhkan sukarelawan.
f. Kembali ke rumah sesuai dengan perintah dari pihak yang berwenang.
3. Planning/Response/Recovery (pemulihan)
a. Pendataan kerusakan bangunan dan fasilitas public
b. Memperbaiki prasarana publik yang rusak
c. Membersihan lingkungan
d. Mengajukan usulan pembiayaan program pembangunan fasilitas
penanggulangan banjir
E. Peran Perawat
Penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat meliputi: Pengkajian
secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya, penentuan
status keadaan darurat bencana, penyelamatan dan evakuasi masyarakat
terkena bencana, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan terhadap
kelompok rentan dan pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital.
Pertolongan pertama
1. Mengobati luka ringan secara efektif dengan melakukan teknik
pertolongan pertama, seperti kontrol perdarahan, mengobati shock dan
menstabilkan patah tulang.
2. Melakukan pertolongan bantuan hidup dasar seperti manajemen
perdarahan eksternal, mengamankan pernafasan, dan melakukan teknik
yang sesuai dalam penanganan cedera.
3. Mempunyai keterampilan Pertolongan pertama seperti membersihkan
jalan napas, melakukan resusitasi dari mulut-mulut, melakukan CPR/RJP,
mengobati shock, dan mengendalikan perdarahan.
4. Membuka saluran udara secepat mungkin dan memeriksa obstruksi saluran
napas harus menjadi tindakan pertama, jika perlu saluran udara harus
dibuka dengan metode Head-Tilt/Chin-Lift.
5. Mengalokasikan pertolongan pertama pada korban dengan perdarahan,
maka perawat harus mnghentikan perdarahan, karena perdarahan yang
tidak terkontrol dapat menyebabkan kelemahan dan apabila akhirnya
shock dapat menyebabkan korban meninggal.
Putra Ardi, Ratna Juwita, dkk. 2020. Peran Dan Kepemimpinan Perawat Dalam
Manajemen Bencana Pada Fase Tanggap Darurat Vol. VI No.1. Aceh;
Idea Nursing Journal.
https://tirto.id/dampak-banjir-manado-kalsel-aceh-januari-2021-data-kerugian-
f9Ba. diakses pada tanggal 26 Maret 2021 pukul 13.45 WIB.
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210120164037-20-596241/korban-
meninggal-banjir-kalsel-21-orang-63-ribu-mengungsi. diakses pada
tanggal 30 Maret 2021 pukul 15.45 WIB.
https://foreibanjarbaru.or.id/archives/5230. diakses pada tanggal 31 Maret 2021
pukul 15.45 WIB.
https://nasional.kompas.com/read/2021/01/20/16300361/update-banjir-kalsel-21-
orang-meninggal-dunia. diakses pada tanggal 30 Maret 2021 pukul 14.55
WIB.
https://nasional.kompas.com/read/2021/01/21/08535951/teka-teki-penyebab-
banjir-besar-di-kalimantan-selatan?page=all. diakses pada tanggal 30
Maret 2021 pukul 14.55 WIB.