Anda di halaman 1dari 11

KEPERAWATAN BENCANA

ANALISIS BENCANA

Dosen Pengampu : Ns. Pira Prahmawati, S. Kep., M. Kes.

Disusun Oleh :

1. AC. Aldo Setiawan (142012018001)


2. Bobby Wahyu Pratama (142012018007)
3. Fayi Haristia Gani (142012018014)
4. Marliana Aulia Sari (142012018020)
5. Nur Afifah (142012018028)
6. Rintan Ristianti (142012018035)
7. Tri Yesi Fransiska (142012018041)

FAKULTAS KESEHATAN
PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
TAHUN AJARAN 2020/2021
A. Nama Bencana
Nama bencana yang kami analisis adalah bencana banjir

B. Lokasi Kejadian
Menurut keterangan BNPB, lokasi kejadian bencana banjir yang kami analisis
yaitu terjadi di Kalimantan Selatan terdiri dari 11 kabupaten yang terendam
banjir dari 13 kabupaten yang ada di Kalimantan Selatan, diantaranya
Kabupaten Banjar, Kabupaten Tapin, Kabupaten Hulu Sungai Selatan,
Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Balangan, Batola, Banjar Baru,
Banjarmasin, Kotabaru, Tabolong, dan Tanah Laut.
Banjir terjadi pada tanggal 14 Januari 2021 sekitar pukul 01.00 pagi dengan
ketinggian yang beragam dari 50 cm hingga 3 meter (dikutip dari berita
Antara), yang disebabkan oleh intensitas curah hujan yang sangat tinggi sejak
tanggal 09 Januari 2021 memicu aliran sejumlah sungai meluap. Banjir juga
disebabkan karena adanya distributor dari dampak pembukaan lahan hutan
untuk perkebunan monokultur sawit dan tambang batu bara, yang
mengakibatkan laju perubahan iklim global.
Banjir di Kalimantan Selatan berangsur-angsur surut dan terjadi dalam kurun
waktu 2 minggu.
C. Dampak Bencana
Dampak dari bencana banjir di atas diantaranya: menurut CCN Indonesia, 101
desa/kelurahan di Kalimantan Selatan terendam banjir dengan 120.284 KK
dan jumlah terdampak 342.987 jiwa, 121 ribu lebih warga mengungsi, 21
orang meninggal dunia, 1 orang luka berat, 1 orang luka ringan, rumah rusak
9.576 unit, rumah yang hilang 119 unit, 21.181 rumah terndam banjir. 1.385
sekolah terdampak banjir 289 sekolah rusak, 110 termpat ibadah terendam
banjir, sekitar 18.356 hektar lahan pertanian terendam banjir, terdampak 48
petak kolam 67 karamba dan 17 zak pakan ikan sehingga gagal panen,
terhentinya kegiatan pariwisata dan transportasi, kerusakan lingkungan dan
sarana sanitasi (CCN Indonesia dan Kompas.com). Kerugian ditaksir sudah
mencapai Rp.1,349 triliun (Menurut estimasi Tim Reaksi Cepat Pusat
Teknologi Pengembangan Sumber Daya Wilayah BPPT, nilai kerugian di
sektor pendidikan sekitar Rp.30,446 miliar, sektor kesehatan dan perlindungan
sosial sekitar Rp.27,605 miliar, sektor infrastruktur sekitar Rp.424,128 miliar,
sektor perikanan sekitar Rp.46,533 miliar, sektor produktivitas masyarakat
sekitar Rp.604,562 miliar, dan sektor pertanian sekitar Rp.216,266 miliar).

D. Penanggulangan Bencana
1. Prevention
Beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mencegah terjadinya bencana
banjir adalah sebagai berikut:
a. Membuat peta rawan bencana dan membuat peta daerah genangan
banjir
b. Membangun, meningkatkan, memperbaiki atau normalisasi, dan
memelihara sungai, tampungan air, dan drainase beserta peralatan dan
fasilitas penunjangnya
c. Menyusun peraturan dan menertibkan daerah bantaran sungai
d. Menegakkan hukum terhadap pelanggaran pengelolaan daerah aliran
sungai
e. Membuat sumur resapan
f. Merevisi tata ruang provinsi maupun kota secara terkoordinasi dan
terintegrasi
g. Mengendalikan perkembangan lingkungan, reboisasi dan
pengembangan daerah hutan dan hulu
h. Menerapkan pengelolaan sungai terpadu berdasarkan satuan wilayah
sungai (SWS) dan memberdayakan kelembagaan pengelolaan SWS
i. Membangun fasilitas pengolah limbah dan sampah
j. Mendirikan posko banjir di wilayah RT/ RW
k. Tidak membuang sampah ke sungai / sembarang tempat

2. Mitigation
Menurut Khrisna S. Pribadi (2008) mitigasi adalah tindakan yang
dilakukan untuk mengurangi dampak yang disebabkan oleh terjadinya
bencana. Mitigasi yang dilakukan pada bencana banjir diantaranya sebagai
berikut:
Pra bencana
a. Mengetahui istilah-istilah peringatan yang berhubungan dengan
bahaya banjir, seperti Siaga I sampai dengan Siaga IV dan langkah-
langkah apa yang harus dilakukan.
b. Mengetahui tingkat kerentanan tempat tinggal kita, apakah di zona
rawan banjir (bisa menggunakan aplikasi inarisk)
c. Mengetahui cara-cara untuk melindungi rumah kita dari banjir
d. Mengetahui saluran dan jalur yang sering dilalui air banjir dan apa
dampaknya untuk rumah kita
e. Melakukan persiapan untuk evakuasi, termasuk memahami rute
evakuasi dan daerah yang lebih tinggi
f. Membicarakan dengan anggota keluarga mengenai ancaman banjir dan
merencanakan tempat pertemuan apabila anggota keluarga terpencar-
pencar
g. Mengetahui bantuan apa yang bisa diberikan apabila ada anggota
keluarga yang terkena banjir.
h. Mengetahui kebutuhan-kebutuhan khusus anggota keluarga dan
tetangga apabila banjir terjadi
i. Membuat persiapan untuk hidup mandiri selama sekurangnya tiga hari,
misalnya persiapan tas siaga bencana, penyediaan makanan dan air
minum
j. Mengetahui bagaimana mematikan air, listrik dan gas
k. Mempertimbangkan asuransi banjir
l. Berkaitan dengan harta dan kepemilikan, maka anda bisa membuat
catatan harta kita, mendokumentasikan dalam foto, dan simpan
dokumen tersebut di tempat yang aman
m. Menyimpan berbagai dokumen penting ditempat yang aman.
n. Hindari membangun di tempat rawan banjir kecuali ada upaya
penguatan dan peninggian bangunan rumah
o. Perhatikan berbagai instrumen listrik yang dapat memicu bahaya saat
bersentuhan dengan air banjir
p. Turut serta mendirikan tenda pengungsian dan pembuatan dapur umum
q. Melibatkan diri dalam pendistribusian bantuan
r. Menggunakan air bersih dengan efisien

Saat bencana
a. Apabila banjir akan terjadi di wilayah kita, maka informasi dari
berbagai media mengenai informasi banjir untuk meningkatkan
kesiapsiagaan.
b. Apabila terjadi banjir, segera evakuasi ke tempat yang lebih tinggi.
c. Waspada terhadap arus bawah, saluran air, kubangan, dan tempat-
tempat lain yang tergenang air.
d. Ketahui risiko banjir dan banjir bandang di tempat Anda, misalnya
banjir bandang dapat terjadi di tempat Anda dengan atau tanpa
peringatan pada saat hujan biasa atau deras.
e. Apabila Anda harus bersiap untuk evakuasi: amankan rumah Anda.
Apabila masih tersedia waktu, tempatkan perabot di luar rumah atau di
tempat yang aman dari banjir. Barang yang lebih berharga diletakan
pada bagian yang lebih tinggi di dalam rumah.
f. Matikan semua jaringan listrik apabila ada instruksi dari pihak
berwenang. Cabut alat-alat yang masih tersambung dengan listrik.
Jangan menyentuh peralatan yang bermuatan listrik apabila Anda
berdiri di atas/dalam air.
g. Jika ada perintah evakuasi dan Anda harus meninggalkan rumah:
Jangan berjalan di arus air. Beberapa langkah berjalan di arus air dapat
mengakibatkan Anda jatuh.
h. Apabila Anda harus berjalan di air, berjalanlah pada pijakan yang tidak
bergerak. Gunakan tongkat atau sejenisnya untuk mengecek kepadatan
tempat Anda berpijak.
i. Jangan mengemudikan mobil di wilayah banjir. Apabila air mulai naik,
abaikan mobil dan keluarlah ke tempat yang lebih tinggi. Apabila hal
ini tidak dilakukan, Anda dan mobil dapat tersapu arus banjir dengan
cepat.
j. Bersihkan dan siapkan penampungan air untuk berjaga-jaga
seandainya kehabisan air bersih.
k. Waspada saluran air atau tempat melintasnya air yang kemungkinan
akan dilalui oleh arus yang deras karena kerap kali banjir bandang tiba
tanpa peringatan.

Pasca bencana
a. Hindari air banjir karena kemungkinan kontaminasi zat-zat berbahaya
dan ancaman kesetrum.
b. Waspada dengan instalasi listrik.

c. Hindari air yang bergerak.

d. Hindari area yang airnya baru saja surut karena jalan bisa saja keropos
dan ambles.

e. Hindari lokasi yang masih terkena bencana, kecuali jika pihak yang
berwenang membutuhkan sukarelawan.
f. Kembali ke rumah sesuai dengan perintah dari pihak yang berwenang.

g. Tetap di luar gedung/rumah yang masih dikelilingi air.

h. Hati-hati saat memasuki gedung karena ancaman kerusakan yang tidak


terlihat seperti pada fondasi.

i. Perhatikan kesehatan dan keselamatan keluarga dengan mencuci


tangan menggunakan sabun dan air bersih jika Anda terkena air banjir.

j. Buang makanan yang terkontaminasi air banjir.

k. Dengarkan berita atau informasi mengenai kondisi air, serta di mana


mendapatkan bantuan perumahan/shelter, pakaian, dan makanan.

l. Dapatkan perawatan kesehatan di fasilitas kesehatan terdekat.

m. Bersihkan tempat tinggal dan lingkungan rumah dari sisa-sisa kotoran


setelah banjir.

n. Lakukan pemberantasan sarang nyamuk Pemberantasan Sarang


Nyamuk (PSN).

o. Terlibat dalam kaporitisasi sumur gali.

p. Terlibat dalam perbaikan jamban dan Saluran Pembuangan Air


Limbah (SPAL).

3. Planning/Response/Recovery (pemulihan)
a. Pendataan kerusakan bangunan dan fasilitas public
b. Memperbaiki prasarana publik yang rusak
c. Membersihan lingkungan
d. Mengajukan usulan pembiayaan program pembangunan fasilitas
penanggulangan banjir

E. Peran Perawat
Penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat meliputi: Pengkajian
secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya, penentuan
status keadaan darurat bencana, penyelamatan dan evakuasi masyarakat
terkena bencana, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan terhadap
kelompok rentan dan pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital.

Pencarian dan penyelamatan Melokalisasi korban


1. Memindahkan korban dari daerah berbahaya ke tempat
pengumpulan/penampungan. Memeriksa status kesehatan korban (triase di
tempat kejadian).
2. Memberi pertolongan pertama jika diperlukan. Memindahkan korban ke
pos medis lapangan jika diperlukan.
Triase
1. Identifikasi secara cepat korban yang membutuhkan stabilisasi segera
(perawatan di lapangan).
2. Identifikasi korban yang hanya dapat diselamatkan dengan pembedahan
darurat (life saving surgery).
3. Pasien harus diidentifikasi dan diletakkan secara cepat dan tepat,
mengelompokkan korban sesuai dengan keparahan pada masing- masing
warna tag yaitu kuning dan merah.
4. Area tindakan harus ditentukan sebelumnya dan diberi tanda.
5. Penemuan, isolasi dan tindakan pasien terkontaminasi/terinfeksi harus
diutamakan.

Pertolongan pertama
1. Mengobati luka ringan secara efektif dengan melakukan teknik
pertolongan pertama, seperti kontrol perdarahan, mengobati shock dan
menstabilkan patah tulang.
2. Melakukan pertolongan bantuan hidup dasar seperti manajemen
perdarahan eksternal, mengamankan pernafasan, dan melakukan teknik
yang sesuai dalam penanganan cedera.
3. Mempunyai keterampilan Pertolongan pertama seperti membersihkan
jalan napas, melakukan resusitasi dari mulut-mulut, melakukan CPR/RJP,
mengobati shock, dan mengendalikan perdarahan.
4. Membuka saluran udara secepat mungkin dan memeriksa obstruksi saluran
napas harus menjadi tindakan pertama, jika perlu saluran udara harus
dibuka dengan metode Head-Tilt/Chin-Lift.
5. Mengalokasikan pertolongan pertama pada korban dengan perdarahan,
maka perawat harus mnghentikan perdarahan, karena perdarahan yang
tidak terkontrol dapat menyebabkan kelemahan dan apabila akhirnya
shock dapat menyebabkan korban meninggal.

Proses pemindahan korban


1. Pemeriksaan kondisi dan stabilitas pasien dengan memantau tanda- tanda
vital.
2. Pemeriksaan peralatan yang melekat pada tubuh pasien seperti infus, pipa
ventilator/oksigen, peralatan immobilisasi dan lain-lain
RHA
Menilai kesehatan secara cepat melalui pengumpulan informasi cepat dengan
analisis besaran masalah sebagai dasar mengambil keputusan akan kebutuhan
untuk tindakan penanggulangan segera.

Peran perawat di dalam posko pengungsian dan posko bencana


1. Memfasilitasi jadwal kunjungan konsultasi medis dan cek kesehatan
sehari-hari.
2. Tetap menyusun rencana prioritas asuhan keperawatan harian.
Merencanakan dan memfasilitasi transfer pasien yang memerlukan
penanganan kesehatan di RS.
3. Mengevaluasi kebutuhan kesehatan harian.
4. Memeriksa dan mengatur persediaan obat, makanan, makanan khusus
bayi, peralatan kesehatan.
5. Membantu penanganan dan penempatan pasien dengan penyakit menular
maupun kondisi kejiwaan labil hingga membahayakan diri dan
lingkungannya berkoordinasi dengan perawat jiwa.
6. Mengidentifikasi reaksi psikologis yang muncul pada korban (ansietas,
depresi yang ditunjukkan dengan seringnya menangis dan mengisolasi
diri) maupun reaksi psikosomatik (hilang nafsu makan, insomnia, fatigue,
mual muntah, dan kelemahan otot).
7. Membantu terapi kejiwaan korban khususnya anak-anak, dapat dilakukan
dengan memodifikasi lingkungan misal dengan terapi bermain.
Memfasilitasi konseling dan terapi kejiwaan lainnya oleh para psikolog
dan psikiater.
8. Konsultasikan bersama supervisi setempat mengenai pemeriksaan
kesehatan dan kebutuhan masyarakat yang tidak mengungsi.
Peran perawat dalam fase postimpact
1. Membantu masyarakat untuk kembali pada kehidupan normal melalui
proses konsultasi atau edukasi.
2. Membantu memulihkan kondisi fisik yang memerlukan penyembuhan
jangka waktu yang lama untuk normal kembali bahkan terdapat keadaan
dimana kecacatan terjadi.
DAFTAR PUSTAKA

Putra Ardi, Ratna Juwita, dkk. 2020. Peran Dan Kepemimpinan Perawat Dalam
Manajemen Bencana Pada Fase Tanggap Darurat Vol. VI No.1. Aceh;
Idea Nursing Journal.

https://tirto.id/dampak-banjir-manado-kalsel-aceh-januari-2021-data-kerugian-
f9Ba. diakses pada tanggal 26 Maret 2021 pukul 13.45 WIB.
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210120164037-20-596241/korban-
meninggal-banjir-kalsel-21-orang-63-ribu-mengungsi. diakses pada
tanggal 30 Maret 2021 pukul 15.45 WIB.
https://foreibanjarbaru.or.id/archives/5230. diakses pada tanggal 31 Maret 2021
pukul 15.45 WIB.
https://nasional.kompas.com/read/2021/01/20/16300361/update-banjir-kalsel-21-
orang-meninggal-dunia. diakses pada tanggal 30 Maret 2021 pukul 14.55
WIB.
https://nasional.kompas.com/read/2021/01/21/08535951/teka-teki-penyebab-
banjir-besar-di-kalimantan-selatan?page=all. diakses pada tanggal 30
Maret 2021 pukul 14.55 WIB.

Anda mungkin juga menyukai