Anda di halaman 1dari 14

Case Based Learning

MANAJEMEN
BENCANA
KELOMPOK 4
ANGGOTA KELOMPOK
Delta Sheli Kurniasih Mutiara Ahyu Putri
I1A021007 I1A021077

Fitri Moelyani Nurfaidatun Niswatul


I1A021011 I1A021089

Intan Nariswari Ardiningrum Dania Shafa Almasa


I1A021021 I1A021091
Aning Fara Syifa Adenin Putri
I1A021025 I1A021095
Nurjanah Putri Utami Ezlyana Istighfara
I1A021031 I1A021101
Washlah Wahdatul Izzah Nanditha Kania Shalma
I1A021051 I1A021107
Mutiara Ferlin Nita Atalia Rahel Sayori
I1A021055 I1A021111
Overview Kasus
Suatu desa X terletak di dataran rendah yang
dialiri oleh beberapa sungai besar. Perilaku
masyarakat desa X terutama yang dekat
dengan sungai masih sering membuang
sampah di sungai. Perilaku hygiene dan
sanitasi masyarakat juga belum baik.
Permasalahan yang dihadapi oleh Desa
tersebut yakni pada saat curah hujan tinggi,
Desa X dilanda bencana banjir. Biasanya
banjir bisa melanda dalam beberapa hari
sehingga menimbulkan dampak yang
merugikan. Bulan lalu, dilaporkan 7 kasus
leptospirosis yang muncul pada saat bencana
banjir.
TOPIK ANALISIS

01 02 03
Faktor Risiko Langkah Pra Tanggap Darurat
Bencana Bencana Bencana

04 05
Langkah Pasca Pencegahan
Bencana Leptospirosis
Faktor Risiko
● Faktor kondisi alam
(Letak geografis suatu wilayah, kondisi topografi, dan geometri 13 sungai seperti
kemiringan dasar sungai, meandering, penciutan ruas sungai, sedimentasi,
pembendungan alami pada suatu ruas sungai)

● Faktor manusia
(Adanya pemukiman liar di daerah bantaran sungai, penggunaan alih fungsi resapan
air untuk pemukiman, tata kota yang kurang baik, buangan sampah yang
sembarangan tempat, dan pemukiman padat penduduk
a. Peristiwa alam yang bersifat dinamis
b. Membuang sampah sembarangan
c. Hygiene sanitasi yang belum baik
d. Berkurangnya lahan hijau yang mengakibatkan kurangnya daerah resapan air
e. Faktor tinggi rendahnya daratan
Langkah Pra Bencana
Mitigasi didefinisikan sebagai serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik
melalui pembangunan fisik, penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman
bencana.
1. perencanaan penanggulangan bencana
2. pengurangan risiko bencana
3. pencegahan bencana dengan cara menjaga lingkungan sekitar, tidak membangun
rumah di pinggiran sungai, membuat bendungan atau tanggul, membuang sampah
pada tempatnya.
4. pemaduan dalam perencanaan pembangunan yang dilakukan secara berkala
5. analisis resiko bencana
6. pelaksanaan dan penegakan rencana tata ruang dilakukan untuk mengurangi resiko
bencana
7. pendidikan dan pelatihan
8. persyaratan standar teknis penanggulangan bencana
Langkah Tanggap Darurat
Untuk Diri Sendiri
1. Mempersiapkan alat darurat standar
2. Jika ada, gunakan sepatu boot dan sarung tangan.
3. Melakukan evakuasi diri dan keluarga ke tempat yang lebih tinggi atau lebih aman.
4. Memperhatikan jalur evakuasi dan tempat pengungsian yang telah dibuat oleh keluarga anda
5. Memantau pengumuman maupun berita dari radio/handphone. Jangan mudah terpancing isu dan hanya
mendengarkan informasi dari pemerintah atau aparat berwenang.
6. Perlu diingat bahwa aparat memerlukan waktu untuk tiba di lokasi pada saat bencana.

Untuk Tenaga Kesehatan


1. Bertindak cepat untuk memberikan pertolongan pertama pada korban
2. Mendirikan tenda-tenda darurat untuk para korban
3. Mengelompokkan pasien sesuai dengan tingkat keparahan luka (pasien prioritas diberi label berwarna
merah)
4. Menyediakan pelayanan kesehatan untuk para korban termasuk pelayanan pemulihan kondisi kejiwaan
5. Menyediakan dukungan-dukungan informasi melalui media-media promosi kesehatan
6. Melakukan screening masalah gizi di lokasi pengungsian
7. Melakukan pencegahan penyebaran penyakit menular
8. Berusaha menciptakan kondisi dan suasana lingkungan yang sehat di lokasi pengungsian
Untuk pemerintah
1. pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Hal
tersebut dilakukan untuk mengidentifikasi cakupan lokasi bencana, jumlah korban,
kerusakan prasarana dan sarana, gangguan terhadap fungsi pelayanan umum serta
pemerintahan, dan kemampuan sumber daya alam maupun buatan.
2. penentuan status keadaan darurat bencana penyelamatan dan evakuasi masyarakat
terkena bencana melalui upaya pencarian dan penyelamatan korban, pertolongan
darurat, dan/atau evakuasi Korban.
3. Pemenuhan kebutuhan dasar yang meliputi kebutuhan air bersih dan sanitasi, pangan,
sandang, pelayanan kesehatan, pelayanan psikososial, dan penampungan dan tempat
hunian
4. Perlindungan terhadap kelompok rentan yaitu dengan memberikan prioritas kepada
kelompok rentan (bayi, balita, dan anak-anak, ibu yang sedang mengandung atau
menyusui, penyandang cacat, dan orang lanjut usia) berupa penyelamatan, evakuasi,
pengamanan, pelayanan kesehatan, dan psikososial.
5. Pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital, dilakukan dengan memperbaiki
dan/atau mengganti kerusakan akibat bencana
Langkah Pasca Bencana
Pasca bencana merupakan Kegiatan yang dilakukan setelah bencana terjadi
1. Periksa lingkungan sekitar rumah kalau ada bahaya yang tersembunyi seperti bagian rumah yang roboh, kabel
beraliran listrik, bocoran gas, atau binatang berbahaya
2. Matikan aliran listrik di rumah
3. Mulai membersihkan rumah dan lingkungan sekitar
4. Mencuci perabotan dan perlengkapan makan lainnya dengan sabun anti kuman
5. Melakukan desinfeksi khususnya pada peralatan kesehatan
6. Melakukan Perbaikan Kualitas Air Bersih
7. Siapkan air bersih untuk menghindari diare
8. Perhatikan kebersihan dan Kesehatan diri serta lingkungan agar terhindar dari berbagai penyakit
9. Selalu waspada terhadap banjir susulan
10. Rekonstruksi atau pembangunan kembali semua prasarana dan sarana yang rusak
11. Dapatkan perawatan kesehatan di fasilitas kesehatan terdekat.
12. Hindari air banjir karena ada kemungkinan kontaminasi zat-zat berbahaya dan ancaman kena setrum.
13. Lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
14. Jika ada sumur gali di sekitar, ikut kaporitisasi sumur gali.
15. Hindari area yang airnya baru saja surut karena jalan berisiko keropos dan amblas.
Pencegahan Leptospirosis
Leptospirosis merupakan penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri Leptospira yang dapat

menular melalui perantara kencing tikus

Upaya pencegahan:
1. Berperilaku hidup bersih dan sehat, yakni menjaga kebersihan diri dan lingkungan
2. Menutup makanan dan minuman ketika disimpan
3. Mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan mencuci kaki dengan sabun setelah ke
luar rumah
4. Mengurangi penyimpanan barang yang tidak terpakai agar tidak menjadi sarang tikus
5. Menggunakan jebakan tikus jika diperlukan
6. Melakukan desinfeksi di bagian rumah atau gedung
7. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) seperti sepatu boot dari karet dan sarung tangan
karet bagi kelompok kerja yang berisiko tinggi tertular leptospirosis
Pencegahan Leptospirosis
Upaya pengendalian banjir
1. Metode struktur
- perbaikan dan pengaturan sistem sungai
● sistem jaringan sungai
● perlindungan tanggul
● normalisasi sungai
- bangunan pengendali banjir
● bendungan (dam)
● kolam retensi
● bangunan pengurang kemiringan sungai
2. Metode non struktur
- pengendalian erosi
- penanganan daerah banjir
- peringatan bahaya banjir
- pengatur tata guna lahan
Kesimpulan
● Faktor - Faktor risiko yang menyebabkan bencana banjir terbagi menjadi 3 yaitu faktor
kondisi alam, peristiwa alam yang bersifat dinamis, dan faktor kegiatan manusia.
● Langkah-langkah yang dilakukan dalam menghadapi bencana dibagi menjadi 3 yakni langkah
pra bencana, langkah tanggap darurat bencana, dan langkah pasca bencana
● Penyakit leptospirosis adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri Leptospira yang
dapat menular melalui perantara kencing tikus.
● Langkah pencegahannya adalah dengan berperilaku hidup bersih dan sehat, yakni menjaga
kebersihan diri dan lingkungan, menutup makanan dan minuman ketika disimpan dan mencuci
tangan dengan sabun sebelum makan dan mencuci kaki dengan sabun setelah ke luar rumah
Saran
Selain dari upaya yang telah disebutkan, beberapa saran lain yang dapat diberikan antara lain:
1. Melakukan edukasi mengenai penyakit leptospirosis kepada masyarakat dengan
mengintegrasikannya ke dalam kurikulum pendidikan formal/non-formal;
2. Melaksanakan program pengelolaan sampah yang baik untuk menghindari perkembangbiakan
populasi tikus yang menjadi reservoir penyakit;
3. Melakukan vaksinasi kepada hewan peliharaan dan ternak agar tidak menjadi inang atau
tempat hidup bakteri penyebab leptospirosis;
4. Melakukan pendataan mengenai penyebaran penyakit leptospirosis di wilayah yang rentan
terkena banjir dan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai penyakit leptospirosis di
wilayah tersebut.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai