Anda di halaman 1dari 25

Syifa Kamila Ally (1610713079)

M Bilal Ibnu Maeda (1610713092)


Danah Nurfatin T (1610713105)
Putri Tika Rahayu (1610713128)
Nabilla Safira (1610713137)
Ratri Apsariningdyah (1610713141)

Kelompok 3
Latar belakang
• Salah satu kejadian bencana alam yang paling sering terjadi di negara kita adalah banjir akibat dari
perubahan iklim yang terjadi dari pemanasan gobal. Akibatnya pencairan es dikutub dan
meningkatnya permukaan air laut, musim hujan yang berkepanjangan dan angin topan. Banjir
dapat di picu oleh perilaku masyarakat yang buruk seperti membuang sampah ke sungai sehingga
merusak badan sungai, berkurangnya daerah resapan air hujan akibat pembangunan dan tata ruang
yang tidak terencana ditambah lagi dengan perilaku penebangan hutan secara liar.
(Notoatmodjo,2007)
• Menurut berita yang ditulis Subiantoro di Antara News. Com, Tanggal 17 Januari 2013, banjir di
samping menimbulkan korban jiwa, harta benda, kerusakan lingkungan dan fasilitas pembangunan,
banjir juga menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Banjir merupakan penyebab tersebarnya
agent penyakit dan wabah penyakit menular seperti diare, cholera, typoid dan leptospirosis.
Rumusan masalah
1. Apa saja penyakit-penyakit umum dalam situasi banjir?
2. Bagaimanakah peningkatan kapasitasnya?
3. Bagaimanakah respon cepat dalam pengelolaan air?
4. Bagaimanakah respon cepat dalam kesehatan lingkungan?
Tujuan
1. Untuk mengetahui penyakit-penyakit umum dalam situasi banjir
2. Untuk mengetahui peningkatan kapasitasnya
3. Untuk mengetahui respon cepat dalam pengelolaan air
4. Untuk mengetahui respon cepat dalam kesehatan lingkungan
Penyakit
Pasca
Banjir
Faktor yang
dapat
menimbulkan Faktor
Faktor
penyakit pasca Daya Faktor
Lingkunga
Tahan Bakteri
banjir (Staff n
Tubuh
PKK 2016)
Diare
Penyakit Diare sangat erat kaitannya dengan
kebersihan individu (personal hygiene).
Gejala diare :
o Mulut kering,
o Mata cekung,
o Perut kram dan kembung,
o Mual dan muntah,
o Sakit kepala,
o Keringat dingin dan demam.
Pertolongan Pertama : Penanggulangan Diare (Prof.
• Berikan cairan gula dan garam agar dapat
Tjandra)
mengatasi dehidrasi. • Biasakan cuci tangan dengan sabun setiap
• Memberikan suplemen makanan yang dapat
akan makan dan setelah buang air besar
membantu stamina dan mengembalikan fungsi
• Merebus air minum hingga mendidih
organ-organ tubuh secara maksimal.
• Menjaga kebersihan lingkungan
• Memberikan obat anti diare yang dapat membantu
menormalkan pergerakan saluran pencernaan pada
• Hindari tumpukan sampah di sekitar tempat

saat diare, melawan dehidrasi dan mencegah tinggal


terjadinya kram perut, obat yang biasa digunakan, • Segera hubungi petugas kesehatan terdekat
misalnya immudium, dan antibiotik (Ikrar 2013). bila ada gejala diare.
DEMAM BERDARAH
• Penyakit demam berdarah disebabkan
oleh virus dengue yang ditularkan
melalui nyamuk Aedes aegypti.
Penyakit ini lebih sering menyerang
masyarakat ketika musim hujan ataupun
setelah banjir (Indra 2016).
• Gejala umum penyakit demam berdarah
adalah panas tubuh menjadi tinggi tanpa
sebab yang jelas, yang disertai adanya
tanda-tanda pendarahan (Indra 2016).
Leptospirosis (demam banjir) disebabkan bakteri leptospira
menginfeksi manusia melalui kontak dengan air atau tanah
masuk ke dalam tubuh melalui selaput lendir mata atau
luka lecet.

Gejala Leptospirosis :
Stadium awal, demam tinggi, badan menggigil
(kedinginan), mual, muntah, iritasi mata, nyeri otot betis
dan sakit bila tersentuh.
Stadium dua, parasit membentuk antibodi ditubuh
sehingga mengakibatkan jantung berdebar debar dan tidak
beraturan, bahkan jantung bisa mengalami pembengkakan
dan gagal jantung. Pembuluh darah dapat mengalami
perdarahan ke saluran pernapasan dan pencernaan hingga
bisa mengakibtkan kematian (Ikrar 2013).
Langkah-langkah untuk
Pengobatan penyakit mengantisipasi penyakit
Leptospirosis dengan Leptospirosis adalah dengan
pemberian antibiotik, menjaga kebersihan
misalya: doksisiklin, lingkungan sekitar dan
cephalosporin, dan obat- hindari bermain air pada
obat antibiotik turunan saat banjir, terutama pada
quinolon. Demikian pula saat luka; Gunakan
dapat diberikan penisilin, pelindung misalnya sepatu
ampisilin atau antibiotik bila ke daerah banjir; dan
lainnya yang serupa. segera berobat ke sarana
Pemberian antibiotik kesehatan apabila sakit
sebaiknya secara intrevena dengan gejala panas tiba-
(infus). tiba, sakit kepala disertai
menggigil.
ISPA
• Gangguan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), berupa:
flu, demam, dan batuk. Hal ini terjadi karena asupan
makanan, kurangnya air bersih, dan masih tingginya aktivitas
pengungsi guna mengecek rumah sekaligus mengambil
barang-barang yang tertinggal membuat daya tahan tubuh
mereka cepat turun (Ikrar 2013).
• Pada saat terserang penyakit ISPA, sebaiknya penderita
mengusahakan kondisi dalam keadaan yang hangat, serta
makan-makanan yang banyak mengandung energi, serta perlu
diberikan beberapa obat lainnya seperti : Parasetamol,
Antihistamin, dan antibiotik jika terjadi infeksi bakteri (Indra
2016).
Penyakit kulit dapat berupa
infeksi, alergi, atau bentuk Pencegahannya dapat

Penyakit
lain. dilakukan dengan: seminimal
mungkin menghindari kontak
Penyakit kulit ini disebabkan langsung dengan air dengan
oleh: Infeksi kulit karena
Kulit
menggunakan sepatu boot.
bakteri, virus atau jamur. Jagalah kebersihan dan selalu
Demikian pula dapat gunakan pakaian yang kering
diakibatkan oleh parasit, kutu, (Ikrar 2013).
larva dan alergi.
Kapasitas
• Berdasarkan Perka BNPB No. 2 Tahun 2012, kapasitas adalah kemampuan komunitas
atau masyarakat untuk melakukan tindakan dalam mengurangi tingkat ancaman bahaya
dan dampak dari suatu bencana. Menurut metode pemetaan risiko bencana Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2008, kapasitas adalah sumber daya, cara dan
kekuatan yang dimiliki masyarakat yang memungkinkan masyarakat untuk
mempertahankan dan mempersiapkan diri, mencegah, menanggulangi, meredam serta
dengan sepat memulihkan diri dari akibat bencana (FRISTYANANDA, 2017).
kapasitas
• Kapasitas masyarakat dalam menghadapi banjir sangat penting untuk diketahui
karena hal ini memberikan gambaran kondisi nyata dalam menghadapi bencana.
Ancaman banjir dapat terjadi sewaktu-waktu tetapi apabila masyarakat memiliki
kemampuan untuk menanggulangi ancaman tersebut maka risiko bencana dapat
dikurangi (Jaswadi, Rijanta and Hadi, 2012).
Upaya Peningkatan Kapasitas Masyarakat di Kawasan Rawan Bencana Banjir Sebagai Upaya
Pengurangan Risiko Bencana Banjir di Kali Lamong Kabupaten Gresik (FRISTYANANDA,
2017) :

1. wawancara kepada stakeholder terkait yang memiliki kewenangan dan pengetahuan tentang mitigasi banjir berbasis masyarakat.
2. Menyediakan informasi kebencanaan mencakup data kejadian bencana banjir dengan siklus tahunan dan 5 tahunan
3. Menyajikan informasi kebencanaan dalam bentuk poster dan spanduk
4. Meningkatkan kemampuan keterampilan masyarakat desa dalam menghadapi bencana melalui kegiatan pelatihan, penyuluhan, dan
simulasi tanggap bencana yang dilakukan pada tingkat desa
5. Menambah frekuensi kegiatan sosialisasi dan pelatihan dengan jangka waktu tertentu.
6. Menyusun materi pelatihan kebencanaan dengan lebih terstruktur dan bertahap sebagai salah satu upaya meningkatkan kapasitas
masyarakat khususnya karang taruna Desa Lundo
7. Memberikan materi kebencanaan,
8. Meningkatkan kapasitas (pengetahuan dan keterampilan) anggota karang taruna dalam menghadapi bencana dengan pelatihan yang
bekerjasama dengan komunitas TAGANA dan MDMC dan difasilitasi oleh BPBD Gresik
9. Meningkatkan hubungan peran serta antara masyarakat desa dengan pihak terkait dalam upaya pengadaan forum kebencanaan.
10. Melaksanakan forum kebencanaan, salah satunya menyepakati adanya jalur evakuasi yang dibutuhkan oleh masyarakat Desa Lundo.
UPAYA PENINGKATAN KAPASITAS MASYARAKAT DI KAWASAN RAWAN BENCANA BANJIR
SEBAGAI UPAYA PENGURANGAN RISIKO BENCANA BANJIR DI KALI LAMONG KABUPATEN GRESIK
(FRISTYANANDA, 2017) :
11. Mengadakan hubungan kerjasama antara masyarakat desa Lundo dengan komunitas TAGANA dalam kegiatan
penanggulangan bencana
12. Memasang peralatan sistem peringatan dini banjir yang lebih terstruktur di daerah aliran sungai Kali Lamong yang melewati
Desa Lundo
13. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menggunakan sistem peringatan dini banjir
14.. Membuat jalur evakuasi yang terhubung dengan Balai Desa Lundo, baik akses dalam desa maupun akses ke luar desa
15. Mengajukan atau mengadakan usulan pembuatan jalur evakuasi kepada pemerintah kecamatan agar masyarakat tidak terisolir
ketika terjadi banjir
16. Membuat jalur evakuasi yang terhubung dengan Balai Desa Lundo, baik akses dalam desa maupun akses ke luar desa
17. Mengadakan koordinasi lanjutan antara masyarakat desa dengan pihak pemerintah
18. Melakukan  penyimpanan persediaan bahan pangan mentah yang dikhusukan untuk memenuhi kebutuhan pangan ketika
terjadi banjir
19. Merancang tahapan materi dalam kegiatan pelatihan pengurangan risiko bencana banjir
Respon Cepat dalam Pengelolaan Air
• Pada saat terjadinya suatu bencana, ketersediaan air menjadi sesuatu yang sangat krusial.
Kebutuhan akan air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi, memasak,
mencuci dan sebagainya sangat sulit dipenuhi ditengah-tengah keadaan bencana
misalnya banjir. Dalam kondisi bencana, kebutuhan air bersih masyarakat Jakarta
contohnya, bisa mencapai 60 liter per orang per hari. Sedangkan pada kondisi normal,
sekitar 10 liter per orang per hari sudah cukup.
• Pada saat banjir, pasokan air PAM terhenti karena sebagian besar pompa distribusi air
terendam, listrik pun mati ditambah bila penduduk menggunakan sumur gali, maka air
sumur gali tersebut bercampur dengan air banjir. Jadi praktis yang ada hanyalah air
banjir saja yang secara kualitas tidak dapat dipergunakan untuk air minum.
Salah satu prioritas yang harus disediakan adalah
air bersih. Perbaikan kualitas air bersih, juga
harus diutamakan agar terhindar dari serangan
penyakit. Penyediaan air untuk kebutuhan warga
yang berada di pengungsian, diarahkan untuk
memenuhi kebutuhan minimal air bersih bagi
korban bencana alam, baik untuk keperluan
minum, masak maupun kebersihan pribadi.
Pengolahan air banjir menjadi air baku ini
dilakukan melalui 3 tahapan, yaitu :

1.Koagulasi
2.Pengendapan
3.Filtrasi
• Proses koagulasi, pengendapan dan filtrasi menggunakan filter gerabah terbukti
mampu meningkatkan kualitas air banjir yang semula secara fisik berwarna keruh
kecoklatan menjadi jernih sehingga layak untuk digunakan sebagai air baku
domestik
(A) Air Banjir, (B) Air Hasil Endapan, (C) Air Hasil Filtrasi
Respon Cepat pengelolaan
Kesehatan lingkungan
Tahapan ketika terjadi bencana banjir
1. Pemberitahuan dini kepada masyarakat tentang kondisi cuaca
2. Menempatkan petugas pada pos-pos pengamatan
3. Menyiapkan sarana penanggulangan, termasuk bahan banjiran
4. Mengevakuasi dan mengungsikan penduduk ke daerah aman, sesuai yang telah direncanakan
dengan memanfaatkan seluruh komponen masyarakat (co:TNI, Polri, satlak PBP, satkorlak
PBP,badan SAR nasional (Basarnas) dan karang taruna).
5. Memberikan bantuan pangan, pakaian, dan peralatan kebutuhan lainnya
6. Pelayanan kesehatan darurat kepada korban bencana
7. Mendata lokasi dan jumlah korban bencana
Saat terjadi bencana terdapat tim penanggulangan krisis :
1. Tim reaksi cepat : terdiri dari petugas medis, epidemiolog, sanitarian
dan petugas komunikasi
2. Tim penilaian cepat : terdiri dari dokter, epidemiolog dan sanitarian
3. Tim bantuan kesehatan : dilakukan dengan bantuan darurat medis seperti
ambulance, tim rescue
Pelayanan kesehatan dasar pengungsi
• Pelayanan pengobatan
• Pelayanan imunisasi
• Pelayanan KIA
• Pelayanan gizi
• Pemberantasan penyakit menular dan pengendalian vektor
• Air bersih dan sanitasi
• Pengelolaan limbah

Anda mungkin juga menyukai