Anda di halaman 1dari 3

MATERI PENYULUHAN DALAM GEDUNG

PENYAKIT PENYERTA MUSIM HUJAN


Memasuki musim hujan seperti saat ini, terdapat berbagai persiapan yang harus
dilakukan oleh masyarakat Indonesia, baik dari kesiapan dalam menghadapi potensi bencana
yang akan muncul seperti banjir dan tanah longsor, maupun kesiapan kondisi tubuh agar
terhindar dari berbagai penyakit penyerta musim hujan yang dapat mengganggu aktifitas
harian.
Hal ini dikarenakan saat musim hujan tubuh lebih mudah terserang penyakit, akibat
perubahan suhu pada lingkungan. Saat musim hujan jenis mikroba akan lebih mudah
berkembangbiak dan mudah masuk ke tubuh manusia. Daya tahan tubuh yang tidak sehat
semakin membuat bakteri dan virus berkembang hingga menyebabkan penyakit. Tubuh harus
waspada terhadap serangan penyakit yang datang saat musim hujan.
Salah satu bentuk persiapan yang dapat dilakukan adalah dengan mengetahui apa saja
penyakit yang biasa terjadi saat musim hujan berlangsung. Sehingga dengan demikian, upaya
pencegahan dapat segera dilakukan secara cepat, tepat dan sesuai dengan potensi penyakit
yang akan muncul.
Penyakit Diare, Penyakit Kulit berupa Infeksi dan Alergi, dan penyakit yang mengganggu
saluran pencernaan seperti Tifoid berkaitan erat dengan kebersihan lingkungan. Saat banjir,
ketersediaan air bersih terbatas, baik untuk kebutuhan minum maupun sanitasi, dan kebersihan
makanan yang kurang terkontrol menjadi faktor potensial terkena penyakit-penyakit tersebut.
Demam Berdarah, Leptospirosis, dan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan
penyakit yang dibawa dan ditularkan melalui binatang. Demam berdarah merupakan momok
yang patut diwaspadai setiap saat musim hujan, karena akan terdapat genangan air dan
memicu berkembang biaknya nyamuk Aedes Aegypti. Leptospirosis disebabkan oleh bakteri
leptospira dan ditularkan melalui tikus lewat air kencing. Selanjutnya penyakit ISPA disebabkan
oleh bakteri, virus dan berbagai mikroba lainnya.
Dengan mengetahui beberapa penyakit penyerta musim hujan diatas, diharapkan dapat
meningkatkan kewaspadaan masyarakat, sehingga upaya pencegahan seperti makan makanan
yang bergizi dan seimbang, rutin berolahraga minimal 30 menit sehari, serta memenuhi
kebutuhan tidur yang cukup dapat dilakukan sedini mungkin.
Tetap terapkan perilaku hidup bersih dan sehat, lakukan upaya 3M Plus (menguras bak
mandi, menutup tempat air dan memanfaatkan barang bekas serta melakukan PSN
(Pemberantasan Sarang Nyamuk).
ETIKA BATUK
Etika batuk adalah tata cara batuk yang baik dan benar, dengan cara
menutup hidung dan mulut dengan tisu atau lengan baju jadi bakteri tidak
menyebar ke udara dan tidak menular ke orang lain.
Tujuan etika batuk yaitu mencegah penyebaran suatu penyakit secara luas
melalui udara bebas (droplet) dan membuat kenyamanan pada orang di sekitarnya
Kebiasaan batuuk yang salah
1. Tidak menutup mulut saat batuk atau bersin di tempat umum
2. Tidak mencuci tangan setelah digunakan untuk menutup mulut atau hidung
saat batuk dan bersin
3. Membuang ludah batuk di sembarang tempat
4. Membuang atau meletakkan tisu yang sudah dipakai di sembarang tempat
5. Tidak menggunakan masker saat batuk
Cara batuk yang baik dan benar :
1. Tutup hidung dan mulut Anda dengan menggunakan tisu/saputangan atau
lengan dalam baju ketika batuk dan bersin
2. Segera buang tisu yang sudah dipakai ke dalam tempat sampah
3. Cuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun atau pencuci tangan
berbasis alkohol sesuai prosedur
4. Gunakan masker

ETIKA MEMAKAI MASKER


Masker adalah alat perlindungan diri yang bertujuan melindungi bagi pemakainya dan
orang-orang di sekitarnya.
Penggunaan masker :
1. Saat berada di area yang ramai, tertutup atau berventilasi buruk dan tidak dapat
menjaga jarak
2. Jika kita sedang dalam kondisi tidak sehat
3. Saat kita dekat dengan orang yang sedang sakit
4. Saat kita memiliki kondisi penurunan daya tahan tubuh (immunosupresi), dengan
penyakit diabetes, penyakit jantung atau paru-paru, kanker, stroke, asma dan lansia dan
belum mendapatkan vaksinasi yang lengkap.
Cara memakai masker :
1. Sebelum menyentuh masker, pastikan tangan bersih dengan mencuci tangan dengan
sabun dan air atau cairan berbasis alcohol
2. Pastikan masker dalam kondisi baik, tidak robek atau putus talinya
3. Pastikan masker menutup hidung, mulut dan dagu
4. Jangan menyilangkan tali masker karena akan menimbulkan celah pada sisi wajah
5. Hindari menyentuh masker saat digunakan, jika menyentuhnya, bersihkan tangan
6. Ganti masker bila kotor atau basah
ETIKA CUCI TANGAN
Mencuci tangan merupakan salah satu cara termudah sebagai pencegahan terjadinya
penularan penyakit yang kadang disepelekan oleh masyarakat. Padahal mencuci tangan adalah
hal yang mudah dilakukan, hanya dengan air bersih mengalir dan sabun.
Menurut Global Handwashing Partnership, mencuci tangan dapat menurunkan resiko
infeksi saluran nafas akut sebanyak 16-23 persen, penurunan resiko pneumonia sebanyak 50
persen, penurunan pada infeksi neonatal, serta penurunan resiko diare hingga 48 persen.
Sayangnya, kesadaran untuk melakukan cuci tangan yang baik dan benar dengan air
mengalir dan sabun masih sangat rendah. Maka dari itu sangatlah penting bagi kita untuk
mengetahui langkah cuci tangan serta kapan perlunya cuci tangan guna kesehatan pribadi dan
orang disekitar kita.
6 Langkah cuci tangan yang direkomendasikan oleh World Health Organization (WHO) adalah
sebagai berikut:
1. Ratakan sabun pada kedua telapak tangan
2. Gosok punggung tangan dan sela-sela jari secara bergantian
3. Gosok sela-sela jari bagian dalam secara bergantian
4. Gosok telapak tangan dengan posisi jari saling mengunci
5. Gosok ibu jari secara berputar dalam genggaman tangan dan lakukan pada kedua ibu
jari secara bergantian
6. Gosok ujung-ujung jari dengan posisi menguncup pada telapak tangan dengan gerakan
berputar secara bergantian
Gerakan cuci tangan ini dilakukan sebanyak 4 kali pada masing-masing langkah dengan
durasi 20-30 detik bila menggunakan handrub berbasis alcohol dan 40-60 detik dengan air
bersih mengalir dan sabun. Dengan melakukan 6 langkah cuci tangan dengan baik dan benar,
diharapkan dapat mengurangi penyakit menular yang disebabkan karena higentias rendah.
Kementrian Kesehatan menyarankan momen penting untuk mencuci tangan sebagai berikut:
1. Sebelum, saat, dan sesudah menyiapkan makanan.
2. Sebelum dan setelah makan.
3. Sebelum menyusui bayi dan mengganti popok.
4. Sebelum dan setelah mengasuh seseorang yang sakit di rumah.
5. Sebelum dan sesudan merawat luka
6. Setelah buang air.
7. Setelah batuk atau bersin.
8. Setelah menyentuh sampah.
9. Setelah beraktivitas seperti mengetik, menyentuh uang, hewan atau binatang,
berkebun.

Anda mungkin juga menyukai