Anda di halaman 1dari 21

LINGKUNGAN

KESELAMATAN
DAN
KESEHATAN KERJA
LISTRIK
R0.301221

FM/HR/44 ; REVISI : 02 ; TGL. TERBIT : 01-12-2021


SERTIFIKAT ISO PT. DANA PURNA INVESTAMA

SISTEM MANAJEMEN SISTEM MANAJEMEN SISTEM MANAJEMEN


MUTU LINGKUNGAN K3

FM/HR/44 ; REVISI : 02 ; TGL. TERBIT : 01-12-2021


SERTIFIKAT ISO PT. DANA PURNA INVESTAMA
ISO 9001 : 2015 (SISTEM MANAJEMEN MUTU)
SERTIFIKASI ISO 9001 MERUPAKAN STANDAR BERTARAF INTERNASIONAL DI BIDANG SISTEM MANAJEMEN MUTU.

JIKA SUATU PERUSAHAAN/ORGANISASI TELAH MENDAPATKAN SERTIFIKASI TERSEBUT, DAPAT DIKATAKAN


PERUSAHAAN TERSEBUT TELAH SESUAI DAN MEMENUHI PERSYARATAN INTERNASIONAL DALAM HAL SISTEM
MANAJEMEN MUTU.
ISO 14001 : 2015 (SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN)
ISO 14001 MERUPAKAN STANDAR BERTARAF INTERNASIONAL YANG BERFUNGSI UNTUK MEMASTIKAN BAHWA
PROSES YANG DIGUNAKAN DAN PRODUK YANG DIHASILKAN TELAH MEMENUHI KOMITMEN TERHADAP
LINGKUNGAN, TERUTAMA DALAM UPAYA PEMENUHAN TERHADAP PERATURAN DI BIDANG LINGKUNGAN,
PENCEGAHAN PENCEMARAN DAN KOMITMEN TERHADAP PERBAIKAN BERKELANJUTAN.

ISO 45001 : 2018 (SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA/K3)


ISO 45001 MERUPAKAN STANDAR BERTARAF INTERNASIONAL YANG MENETAPKAN BERBAGAI PERSYARATAN
UNTUK SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ATAU DIKENAL DENGAN SMK3. ISO
45001 MENYEDIAKAN SEBUAH KERANGKA KERJA YANG KOKOH UNTUK MENGELOLA RISIKO DAN KESEMPATAN
YANG TIMBUL AKIBAT K3 (KECELAKAAN KERJA), TEMPAT KERJA YANG SEHAT DAN AMAN, DAN MELINDUNGI
SUMBER DAYA MANUSIA DARI PENYAKIT KEJIWAAN DAN FISIK AKIBAT KERJA (PAK).

FM/HR/44 ; REVISI : 02 ; TGL. TERBIT : 01-12-2021


TUJUAN PELATIHAN (BAGI PESERTA)

DAPAT
MELAKSANAKAN
AKTIVITAS SESUAI K3
MEMAHAMI
LISTRIK
GARIS BESAR
K3 LISTRIK
MEMAHAMI
TUJUAN
&
MANFAAT K3
LISTRIK
MEMAHAMI
SEJARAH K3 LISTRIK

FM/HR/44 ; REVISI : 02 ; TGL. TERBIT : 01-12-2021


AGENDA PELATIHAN
WAKTU AKTIVITAS KETERANGAN
13.00 – 13.15 ABSENSI, PEMBUKAAN HR TRAINING
PENYAMPAIAN MATERI KESELAMATAN SCP (TRAINER), PESERTA
13.15 – 14.00
DAN KESEHATAN KERJA (K3) TRAINING (TRAINEE)
14.00- Selesai PENUTUPAN HR TRAINING

FM/HR/44 ; REVISI : 02 ; TGL. TERBIT : 01-12-2021


DAFTAR ISI
1. Definisi / Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3);
2. Tujuan Umum Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Listrik;
3. Dasar Hukum Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Listrik;
4. Penyebab Bahaya Listrik;
5. Perbedaan Tingkat Kejut Listrik;
6. Prinsip - prinsip keselamatan pemasangan instalasi listrik;
7. Pertolongan Pertama pada Korban Kecelakaan Listrik;
8. Langkah-langkah untuk menolong korban dari kejut listrik ;
9. Upaya pencegahan kecelakaan kelistrikan;

FM/HR/44 ; REVISI : 02 ; TGL. TERBIT : 01-12-2021


1. DEFINISI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
(K3)
• Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Merupakan suatu ilmu
pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

• Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Kep. 463/MEN/1993


keselamatan dan kesehatan kerja adalah upaya perlindungan yang
ditujukan agar tenaga kerja dan orang lainnya di tempat kerja /perusahaan
selalu dalam keadaan selamat dan sehat, serta agar setiap sumber produksi
dapat digunakan secara aman dan efisien.

FM/HR/44 ; REVISI : 02 ; TGL. TERBIT : 01-12-2021


MENGAPA PERLU K3 LISTRIK?

Keselamatan dan kesehatan merupakan hal yang utama dan sangat


mendasar dalam penggunaan teknologi untuk menunjang kehidupan.
Kecepatan perkembangan perlistrikan dengan luasnya jangkauan dan
besarnya daya pembangkit.
Tingkat kehidupan masyarakat yang beragam, baik pendidikan,
sosial ekonominya dan kebiasaan.
Perkembangan perlistrikan melampaui kesiapan masyarakat yang
masih terbatas pengetahuannya tentang seluk beluk perlistrikan.
2. TUJUAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA K3
LISTRIK

1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik adalah


keselamatan kerja yang bertalian dengan peralatan, bahan,
proses produksi, tempat (lingkungan) kerja dan cara-cara
melakukan pekerjaan.
2. Tujuan dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik adalah
untuk melindungi tenaga kerja atau orang lain dalam
melaksanakan tugas-tugas karena adanya tegangan listrik
disekitarnya, baik dalam bentuk instalasi maupun jaringan.
3. DASAR HUKUM K3
“ Setiap tempat dimana listrik dibangkitkan, ditransmisikan,
UNDANG – UNDANG DASAR (UUD 1945) dibagi-bagikan, disalurkan dan digunakan. (Ps 2 ayat (1) huruf
q)”
“Mencegah terkena aliran listrik berbahaya (Ps 3 ayat (1) huruf
q)”
“ UU No. 1 Tahun 1970 – UU tentang Keselamatan Kerja “
TAP MPR / UNDANG - UNDANG

Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No Kep 75/ Men/2002


PERATURAN MENTERI / KEP-MEN Pemberlakuan PUIL 2000
“Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No Kep 311/ Men/2002 tentang
Sertifikasi Kompetensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Teknisi
Listrik” Persyaratan Keselamatan Listrik
4. PENYEBAB BAHAYA LISTRIK

 Kabel atau penghantar pada instalasi listrik terbuka yang apabila tersentuh
akan menimbulkan bahaya kejut;
 Jaringan listrik dengan penghantar terbuka;
 Peralatan listrik yang rusak mengakibatkan kebocoran arus listrik pada
peralatan listrik dengan rangka dari logam, apabila terjadi kebocoran arus
dapat menimbulkan tegangan pada rangka atau bodi peralatan;
 Penggantian kawat sekring yang tidak sesuai dengan kapasitasnya
sehingga dapat menimbulkan bahaya kebakaran;
 Penyambungan peralatan listrik pada stop kontak dengan kontak tusuk
lebih dari satu (bertumpuk).
BAHAYA SENGATAN LISTRIK
Jumlah Arus Listrik
 Arus Listrik > 10 mA
• Melumpuhkan atau membuat otot kaku
• Korban tidak dapat melepaskan diri dari alat, kabel atau benda lainnya yang
menyebabkannya tersengat listrik
• Makin lama tersengat listrik
 Arus listrik > 30 mA pada tegangan 49 volt menyebabkan korban berhenti
bernafas
 Arus > 75 mA menyebabkan denyut jantung menjadi cepat dan tidak efektif
 Kegagalan jantung terjadi pada arus 4 A
 Arus > 5 A menyebabkan jaringan otot terbakar
5. TAHAPAN PENYEBAB KECELAKAAN KERJA
6. KERUGIAN KECELAKAAN KERJA

Teori Gunung Es Kecelakaan


Kerja
7. HIRARKI PENGENDALIAN BAHAYA K3
7.1 ALAT
PELINDUNG
DIRI (APD)
8. TANGGAP DARURAT

Pengertian Keadaan Darurat Pelaksanaan Tanggap Darurat Secara


Keadaan sulit yang tidak diduga yang memerlukan Umum
penanggulangan segera supaya tidak terjadi
kecelakaan. 1. Matikan/hentikan seluruh
proses/mesin/aktivitas produksi/kerja.
2. Segera menuju titik evakuasi dengan
Ruang Lingkup mengikuti jalur evakuasi darurat.
1. Kebakaran. 3. Selamatkan aset yang memungkinkan untuk
2. Peledakan. diselamatkan.
3. Kebocoran gas/cairan/material berbahaya yang 4. Tetap tenang dan cepat bertindak.
tidak dapat diatasi dalam waktu singkat. 5. Informasikan kepada petugas Tanggap Darurat
4. Keracunan. apabila ada rekan yang masih
5. Bencana Alam. tertinggal/terperangkap/terluka.
6. Perampokan. 6. Tetap di area aman hingga ada instruksi
7. Ancaman Bom. lanjutan dari petugas berwenang.
8. Demonstrasi / Unjuk Rasa.
9. Huru-hara.
8.1 Perlengkapan Keadaan Darurat
9. SAFETY RIDING
Safety riding secara umum adalah keamanan dan
keselamatan berkendara. Jadi, Safety Riding adalah
perilaku berkendara yang secara ideal harus memiliki
tingkat keamanan yang cukup bagi diri sendiri maupun
orang lain.

Prinsip Safety Riding:


1. Kondisi Pengemudi
2. Kondisi Kendaraan
3. Rambu Lalu Lintas
4. Konsentrasi
5. Perlengkapan Keselamatan

”UU 22 tahun 2009 tentang


Lalu Lintas dan Angkutan Jalan”
11. Pembudayaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Tempat Kerja
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang diselenggarakan
di Perkantoran

a. Cuci tangan dengan air bersih dan sabun


b. Membuang sampah pada tempatnya
c. Menjaga kebersihan dan kerapihan tempat kerja beserta seluruh fasilitas tempat kerja
d. Penerapan kawasan tanpa rokok di perkantoran
e. Melaksanakan aktivitas fisik dan peningkatan kebugaran jasmani di kantor
f. Larangan penggunaan obat-obatan terlarang dan minuman beralkohol
g. Mengonsumsi keanekaragaman makanan dan gizi seimbang
FM/HR/44 ; REVISI : 02 ; TGL. TERBIT : 01-12-2021

Anda mungkin juga menyukai