Anda di halaman 1dari 17

OLEH :

Nova Susilawati, S.Kep

Mutia Dwi Aprianda, S.Kep

Elvitriya yunesty, S.Kep

Wilda Maydila Zahra S.Kep

Gistyrah Anum S.Kep

Wahyuni Martalina S.Kep

Margino Umar S.Kep

Praktek Profesi Komunitas

Stikes Mercubaktijaya Padang

2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan: Cara mengatasi DHF dengan cara kompres air hangat dan minum air putih

Hari / Tanggal :

Pukul :

Tempat : Masjid Nurul Fallah

A. Latar Belakang

Kebersihan lingkungan merupakan hal yang tak terpisahkan dari kehidupan

manusia dan merupakan unsur yang fundamental dalam ilmu kesehatan dan

pencegahan (Lastriyah, 2011). Yang dimaksud dengan kebersihan lingkungan adalah

menciptakan lingkungan yang sehat sehingga tidak mudah terserang berbagai

penyakit seperti diare, demam berdarah, muntaber dan lainnya. Hal ini dapat dicapai

dengan menciptakan suatu lingkungan yang bersih indah dan nyaman (Buhungo,

2012)

Lingkungan permukiman dan perumahan merupakan kebutuhan dasar manusia

dan juga merupakan determinan kesehatan masyarakat. Hal ini disebabkan hampir

separuh hidup manusia akan berada di rumah, sehingga kualitas rumah akan sangat

berdampak terhadap kondisi kesehatannya (Departemen Kesehatan Republik

Indonesia, 2015).

Lingkungan yang sehat dan sejahtera hanya dapat dicapai dengan lingkungan

pemukiman yang sehat. Terwujudnya suatu kondisi lingkungan yang baik dan sehat

salah satunya dapat dilihat dari pengelolaan sampah yang baik. Masalah tentang

kebersihan lingkungan yang tidak kondusif dikarenakan masyarakat tidak sadar akan

menjaga kebersihan lingkungan, misalnya lingkungan yang kotor karena membuang

sampah sembarangan hingga mengakibatkan bencana banjir saat musim penghujan


tiba, ataupun masalah limbah yang dibuang secara sembarangan sehingga membuat

air bersih menjadi tercemar. Hal Ini terjadi karena masih kurangnya kesadaran

masyarakat akan lingkungan, dan belum adanya tindakan yang serius dalam

mengupayakan kebersihan dan kelestarian lingkungan. Ini adalah salah satu contoh

nyata bahwa masyarakat belum benar-benar menyadari tentang arti pentingnya

kebersihan dan kelestarian lingkungan (Dayatri, 2012).

Berdasarkan hasil kuisioner didapatkan dari 479 KK, diketahui 326 KK (68%)

penduduk yang memiliki tempat penampungan sampah dan 153 KK (32%) penduduk

yang tidak mempunyai tempat penampungan sampah. Hal ini menunjukan bahwa

penduduk lebih dari sebagian (68%) ada memiliki tempat penampungan sampah

sementara sehingga berpotensial terhadap peningkatan derajat kesehatan keluarga.dan

dari 326 KK yang memiliki tempat penampungan sampah sementara, diketahui 214

KK (66%) penduduk yang memiliki kondisi tempat pembuangan sampah yang

tertutup dan 112 KK (34%) penduduk yang memiliki tempat pembuangan sampah

yang terbuka. Hal ini menunjukan bahwa lebih dari sebagian penduduk (66%) yang

memiliki kondisi tempat pembuangan sampah yang tertutup sehingga juga

berpotensial terhadap peningkatan derajat kesehatan keluarga. Dari 326 KK, diketahui

233 KK (87%) penduduk yang memiliki jarak tempat pembuangan sampah yang

dekat dengan rumah dan 93 KK (13%) penduduk yang memiliki jarak pembuangan

sampah yang jauh dari rumah. Hal ini menunjukan bahwa penduduk lebih dari

sebagian (87%) yang memiliki jarak tempat sampah dekat dengan rumah

Air yang tidak sehat juga telah menjadi problema besar di berbagai wilayah

saat ini. Tidak sehatnya air yang ada di lingkungan saat ini bisa disebabkan tercemar

oleh sampah dan detergen. Sampah yang masuk ke sungai dapat mengotori air

sungai. Jika sampah masuk ke selokan, dapat membuat air selokan menjadi
tergenang. Air yang tergenang menjadi sarang nyamuk. Nyamuk dapat

membawa berbagai penyakit, seperti malaria dan demam berdarah.

Pencemaran oleh detergen juga dapat menimbulkan berbagai dampak. Detergen yang

masuk ke aliran sungai dapat mematikan ikan dan tumbuhan sungai. Selain itu, air

yang tercemar detergen dapat menyebabkan berbagai penyakit. Penyakit

tersebut diantaranya penyakit kulit, seperti gatal-gatal, dermatitis (Tugino, 2013).

Salah satu penyakit yang banyak terjadi akibat lingkungan kotor dan

pembuangan limbah yang tidak benar adalah DBD.

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus

dengue yang tergolong Arthropod-Borne Virus, genus Flavivirus,dan family

Flaviviridae. DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, terutama

Aedes aegypti (infodatin, 2016). Penyakit DBD dapat muncul sepanjang tahun dan

dapat menyerang seluruh kelompok umur. Munculnya penyakit ini berkaitan dengan

kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat (Kemenkes RI, 2016).

Menurut data WHO (2014) Penyakit demam berdarah dengue pertamakali

dilaporkan di Asia Tenggara pada tahun 1954 yaitu di Filipina,selanjutnya menyebar

keberbagai negara. Sebelum tahun 1970, hanya 9 negara yang mengalami wabah

DBD, namun sekarang DBD menjadi penyakit endemik pada lebih dari 100 negara,

diantaranya adalah Afrika, Amerika,Mediterania Timur, Asia Tenggara dan Pasifik

Barat memiliki angka tertinggi terjadinya kasus DBD. Jumlah kasus di Amerika, Asia

Tenggara dan Pasifik Barat telah melewati 1,2 juta kasus ditahun 2008 dan lebih dari

2,3 juta kasusdi 2010. Pada tahun 2013 dilaporkan terdapat sebanyak 2,35 juta kasus

di Amerika, dimana 37.687 kasus merupakan DBD berat. Perkembangan kasus DBD

di tingkat global semakin meningkat, seperti dilaporkan Organisasi Kesehatan Dunia


(WHO) yakni dari 980 kasus di hampir 100 negara tahun1954-1959 menjadi

1.016.612 kasus di hampir 60 negara tahun 2000-2009(WHO, 2014).

Menurut Soedarto (2012) Indonesia adalah daerah endemis DBD dan

mengalami epidemik sekali dalam 4-5 tahun.Faktor lingkungan dengan banyaknya

genangan air bersih yang menjadi sarang nyamuk, mobilitas penduduk yang tinggi

dan cepatnya trasportasi antar daerah, menyebabkan sering terjadinya demam

berdarah dengue. Indonesia termasuk dalam salah satu Negara yang endemik demam

berdarah dengue karena jumlah penderitanya yang terus menerus bertambah dan

penyebarannya semakin luas(Sungkar dkk, 2010).

Dinas Kesehatan Sumatra Barat melaporkan bahwa kota Padang merupakan kota

tertinggi angka kejadian demam berdarah dengue di Sumatra Barat, dilaporkan pada

tahun2014 angka kejadian DBD yaitu 666 kasus dan meningkat pada tahun 2015 yaitu

830 kasus DBD (Dinkes Sumbar, 2016)

Penyebaran DBD yang tinggi karena berpengaruhnya faktor cuaca dan iklim serta

musim pancaroba yang cenderung menambah jumlah habitatvector DBD, sanitasi

lingkungan dengan tersedianya tempat perindukan bagi nyamuk betina yaitu bejana

yang berisi air jernih (bak mandi, kaleng bekasdan tempat penampungan air lainnya)

(Suhendro dkk, 2006) kondisi ini diperburuk dengan rendahnya partisipasi masyarakat

dalam pengendalian DBD dikarenakan masih kurangnya pengetahuan, sikap dan

tindakan kelompok dan masyarakat dalam penanggulangannya DBD ( Kemenkes

RI,2015).

Lingkungan yang bersih sangat penting diwujudkan agar terhindar dari berbagai

jenis penyakit, seperti diare, penyakit kulit, penyakit usus, penyakit pernafasan dan

penyakit lain yang disebabkan air (Lastriyah, 2011).


Pengaruh buruk dari lingkungan sebenarnya dapat dicegah dengan

mengembangkan kebiasaan perilaku hidup sehat dan bersih serta menciptakan

lingkungan yang baik. Kebiasan hidup sehat dilakukan dalam berbagai cara seperti

mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, membuang sampah pada tempatnya,

membersihkan rumah dan halaman secara rutin, membersihkan kamar mandi dan bak

mandi secara rutin. Gambaran tentang aktivitas-aktivitas untuk menciptakan

lingkungan yang baik adalah mengembangkan kebiasaan atau perilaku hidup sehat,

membersihkan ruangan dan halaman rumah secara rutin, membersihkan kamar mandi

dan toilet, menguras, menutup dan menimbun (3M), tidak membiarkan adanya air

yang tergenang, membersihkan saluran pembuangan air, dan menggunakan air yang

bersih (Dinkes, 2008).

Berdasarkan data yang diperoleh oleh kelompok dari kuesioner dan observasi

maka kelompok tertarik untuk melakukan gotong royong dan memberikan

pendidikan kesehatan tentang DBD kepada masyarakat RT I, II dan III RW 07

Kelurahan Lubuk Minturun.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan anggota keluarga pasien mengetahui

tentang penerapan kompres air hangat dan memakai pakaian tipis pada pasien DHF.

2. Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit tentang penerapan kompres air hangat

dan memakai pakaian tipis pada pasien DHF keluarga pasien mampu:

a. Mengetahui pengertian dari DHF

b. Mengetahui penyebab dari DHF

c. Mengetahui tanda dan gejala dari DHF


d. Mengetahui jenis-jenis tingkatan dari DHF

e. Mengetahui pencegahan dari DHF

f. Mengetahui perawatan dan pengobatan dari DHF

g. Mengetahui teknik kompres air hangat

C. Strategi pelaksanaan

1. Pokok pembahasan: penyuluhan tentang penerapan compres air hangat dan banyak

minum air putih

2. Sasaran dan Target

a. Sasaran : Warga di wilayah rw 07

b. Target : Warga rw 01, rt 02, rt 03

3. Metode : Menjelaskan dan Mendemonstrasikan.

4. Media dan Alat: - Leaflet, proyektor, laptop

5. Waktu dan Tempat

a. Waktu :

b. Pukul :

c. Tempat : Masjid Nurul Fallah

6. Pengorganisasian

Moderator : Wilda Maydila Zahra,S.Kep

Penyaji : Wahyuni Martalina,S.Kep

Observer : Gistyrah Anum,S.Kep

Dokumentasi : Margino Umar,S.Kep

Fasilitator : Nova Susilawati,S.Kep Elvitriya Yunesty,,S.Kep

Mutia Dwi Aprianda,S.Kep Vivi Celvianti,S.Kep

Hayatul Hasan,S.Kep Nindi Ayu Putri,S.Kep

Insani Latifa,S.Kep Ferdina Siska,S.Kep


Hermin Lestari Zalukhu,S.Kep Suci Aulia Permata,S.Kep

Yuni elisa,S.Kep Taci Octavia,S.Kep

Resi Irnasari,S.Kep Fitri Rahmadani,S.Kep

Mia Khairunisa,S.Kep Yenni Afriyani Agustin,S.Kep

Atiqah,S.Kep Habil Habibi,S.Kep

M. Fadli Chandra,S.Kep Diana Susanti,S.Kep

Shinta Meiza Puteri,S.Kep Rahma Zuldianita,S.Kep

Riva Yunita,S.Kep Novela Dwisdawita,S.Kep

Mutia Monica,S.Kep Yunda Andre,S.Kep

Rexza Amalanda Mumtazah,S.Kep Fauziah Elita Apza,S.Kep

7. Fungsi Pengorganisasian ( uraian tugas )


a) Peran Moderator
1) Membuka dan menutup acara
2) Memperkenalkan diri dan pembimbing
3) Menjelaskan tujuan acara penyuluhan
4) Menjaga kelancaran acara
5) Memimpin diskusi
6) Menyimpulkan hasil penyuluhan bersama-sama audien
b) Peran Penyaji
1) Menyajikan materi penyuluhan
2) Bersama fasiltator menjalin kerja sama dalam penyuluhan
3) Mendemonstrasikan teknik menyusui yang benar.
c) Peran Observer
1) Mengamati jalannya acara
2) Mengevaluasi kegiatan
3) Mencatat perilaku verbal dan non verbal peserta penyuluhan
d) Peran Dokumentasi
1) Mendokumentasikan seluruh kegiatan penyuluhan
e) Peran Fasilitator
1) Memotivasi peserta penyuluhan
2) Menjadi contoh dalam kegiatan
3) Menjalankan absensi penyuluhan

3. Setting tempat

Keterangan :

: Warga rw 07 : Moderator :Pembimbing


Klinik

: Observer : Penyaji :Pembimbing


Akademik

: Fasilitator

D. Kegiatan penyuluhan

No Kegiatan Kegiatan Peserta Waktu


Pembukaan:

- Mengucapkan salam - Menjawab salam

- Melakukan Evaluasi Validasi - Memperhatikan

- Memberikan reinforement

positif - Menyepakati kontrak

- Menjelaskan tujuan - Memperhatikan


1. 5 menit
Penyuluhan

- Memperkenalkan diri, dan

pembimbing

- Kontrak Waktu dan Bahasa

- Menjelaskan tujuan dan topic

Pelaksanaan:

- Menggali pengetahuan - Mengemukakan pendapat

tentang pengertian DHF

- Memberikan reinforcement - Mendengarkan dan

positif dan meluruskan memperhatikan

- Menggali pengetahuan - Mengemukakan pendapat

2. penyebab dari DHF 20 menit

- Memberikan reinforcement - Mendengarkan dan

positif dan meluruskan memperhatikan

- Menggali pengetahuan - Mengemukakan pendapat

tentang tanda dan gejala

DHF

- Memberikan reinforcement
positif dan meluruskan - Mendengarkan dan

- Menggali pengetahuan memperhatikan

tentang jenis-jenis tingkatan - Mengemukakan pendapat

DHF

- Memberikan reinforcement - Mendengarkan dan

positif dan meluruskan memperhatikan

- Menggali pengetahuan - Mengemukakan

tentang bagai mana cara Mendengarkan dan

mencegah dan cara memperhatikan

pengobatan dari DHF

- Menjelaskan cara teknik - Memperhatikan

kompres air hangat

Penutup:

- Mengevaluasi pemahaman - Menjawab salam

audien

- Menyimpulkan materi - Mendengarkan dan

- Meminta audien untuk memperhatikan

menjelaskan metode metode - Menjelaskan kembali


3. 5 menit
kompres air hangat dan

banyak minum air putih

- Memberikan reinforcement - Mendengarkan dan

positif memperhatikan

- Memberi salam - Menjawab salam

- Mengucapkan salam
6. Kriteria Hasil
a. Evaluasi struktur
1) Diharapkan Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
2) Diharapkan Tempat dan alat sesuai perencanaan
b. Evaluasi proses
1) Diharapkan Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan
2) Diharapkan Peserta mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
3) Diharapkan selama kegiatan Peserta berperan aktif
4) Diharapkan Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan
c. Evaluasi hasil
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan :
1) Diharapkan 80 % warga RW 07 mampu mengetahui pengertian DHF

2) Diharapkan 80 % warga RW 07 mampu Mengetahui penyebab dari DHF

3) Diharapkan 80 % warga RW 07 mampu Mengetahui tanda dan gejala dari DHF

4) Diharapkan 80 % warga RW 07 mampu Mengetahui jenis dan tingkatan dari

DHF

5) Diharapkan 80 % warga RW 07 Mengetahui cara mencegah dari DHF

6) Diharapkan 80% warga RW 07 menegetahui perawatan dan pengobatan dari

DHF

7) Diharapkan 80% warga RW 07 mengetahui teknik kompres air hangat

Lampiran Materi

A. Pengertian

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi yang

disebabkan oleh virus dangue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypty. Demam

Berdarah Dengue adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Denguedan

ditularkan oleh nyamuk Aedes aegyptidan dapat juga ditularkan oleh Aedes

albopictus, yang ditandai dengan : Demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas,
berlangsung terus-menerus selama 2-7 hari, manifestasi perdarahan, termasuk uji

Tourniquet positif, trombositopeni (jumlah trombosit ≤ 100.000/μl), hemokonsentrasi

(peningkatan hematokrit ≥ 20%), disertai dengan atau tanpa perbesaran hati. (Depkes

RI, 2014

B. Penyebab

1. Penyebab utama penyakit demam berdarah adalah virus dengue, yang merupakan

virus dari famili Flaviviridae.Terdapat 4 jenis virus dengue yang diketahui dapat

menyebabkan penyakit demam berdarah. Keempat virus tersebut adalah DEN-1,

DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Gejala demam berdarah baru muncul saat seseorang

yang pernah terinfeksi oleh salah satu dari empat jenis virus dengue mengalami

infeksi oleh jenis virus dengue yang berbeda.Sistem imun yang sudah terbentuk di

dalam tubuh setelah infeksi pertama justru akan mengakibatkan kemunculan

gejala penyakit yang lebih parah saat terinfeksi untuk ke dua kalinya. Seseorang

dapat terinfeksi oleh sedikitnya dua jenis virus dengue selama masa hidup, namun

jenis virus yang sama hanya dapat menginfeksi satu kali akibat adanya sistem

imun tubuh yang terbentuk(Kristina, 2014).

2. Virus dengue dapat masuk ke tubuh manusia melalui gigitan vektor pembawanya,

yaitu nyamuk dari genus Aedesseperti Aedes aegypti betina dan Aedes albopictus.

Aedes aegypti adalah vektor yang paling banyak ditemukan menyebabkan

penyakit ini.Nyamuk dapat membawa virus dengue setelah menghisap darah

orang yang telah terinfeksi virus tersebut.Sesudah masa inkubasi virus di dalam

nyamuk selama 8-10 hari, nyamuk yang terinfeksi dapat mentransmisikan virus

dengue tersebut ke manusia sehat yang digigitnya.

3. Host Jika seseorang mendapat infeksi dengue untuk pertama kalinya maka ia akan

mendapatkan imunisasi yang spesifik tetapi tidak sempurna, sehingga ia masih


mungkin untuk terinfeksi virus dengue yang sama tipenya maupun virus dengue

tipe lainnya. Dengue Haemoragic Fever (DHF) akan terjadi jika seseorang yang pernah

mendapatkan infeksi virus dengue tipe tertentu mendapatkan infeksi ulangan untuk

kedua kalinya atau lebih dengan pula terjadi pada bayi yang mendapat infeksi virus dengue

untuk pertama kalinya jika ia telah mendapat imunitas terhadap dengue dari ibunya

melalui plasenta. (Soedarto, 2016).

C. Tanda dan gejala

1. Demam tiba-tiba dan tinggi

2. Muntah

3. Tidak nafsu makan

4. Perdarahan dari hidung atau gusi

5. Bintik perdarahan/merah di kulit

6. Sakit kepala

7. Nyeri otot dan sendi

D. Jenis-jenis tingkatan DHF

1. Derajat 1 ( ringan) : demam mendadak 2 sampai 7 hari, manifestasi perdarahan ringan,

tuorniquet test (+)

2. Derajat 2 ( sedang ) : perdarahan dibawah kulit, manifestasi perdarahan lain ( epistaksis,

perdarahan gusi).

3. Derajat 3 ( berat) : disertai syok dengan tanda-tanda tekanan darah turun dan nadi kecil

4. Derajat 4 (berat sekali) : tekanan darah dan andi tidak terukur, kulit dingin.

E. Pencegahan

1. Bersihkan (kuras) tempat penyimpanan air (bak mandi atau wc, drum dll) sekurang-kurangnya

seminggu sekali
2. Tutuplah rapat-rapat tempat penampungan air seperti tempayan, drum dll agar nyamuk tidak bisa

masuk dan berkembang biak ditempat tersebut

3. Kubur atau buanglah pada tempatnya seperti barang-barang bekas seperti kaleng bekas, ban

bekas, botol-botol pecah yang dapat menampung air hujan agar tidak menjadi tempat

berkembang biak nyamuk

4. Lipat pakaian atau kain yang bergantungan dalam kamar agar nyamuk tidak hinggap di tempat

tersebut

5. Pengasapan berguna untuk mengurangi kemungkinan penularan sampai batas waktu tertentu.

F. Perawatan dan Pengobatan

1. Tirah baring atau istirahat

2. Makan makanan lunak

3. Dianjurkan untuk minum 1,5-2 liter dalam 24 jam berupa susu,teh manis,sirup dan beri penderita

sedikit oralit, pemberian cairan merupakan hal yang paling penting bagi penderita DHF.

4. Kompres air hangat dan banyak minum air putih

5. Cepat dibawa ke dokter atau rumah sakit terdekat.

G. Teknik kompres air hangat

1. Siapkan tempat atau wadah

2. Handuk kecil

3. Air hangat yang telah di campur dengan air biasa (berasa hangat kuku)

4. Kompres air hangat pada lipatan paha, axila/ketiak, dan tekung leher pasien

5. Kompres ini dapat dilakukan selama 3 hari berturut-turut hingga didapatkan suhu

tubuh menurun.
Daftar Pustaka

Dorland. 1996. Kamus Kedokteran. Jakarta :EGC.

Hegner,B..2003. Asisten Keperawatan SuatuPendekatan Proses Keperawatan. Edisi


6.Jakarta: EGC.

Wibowo Judarwanto. 2006. Anak Panas Mandikan Air Hangat


Hartanto. 2003. Mengatasi Demam Pada Bayi,
Soedarto.2012. Demam Berdarah Dengue Dengue Haemoohagic fever. Jakarta: SugengSeto
MuttaqinArifdanKumala Sari. 2011. Gangguan Gastrointestinal AplikasiAsuhanKeperawatan
Medical Bedah. Jakarta: SalembaMedika.

Anda mungkin juga menyukai