Anda di halaman 1dari 14

PRE PLANNING DIARE

OLEH:

ERIN NARISWATI AISYAH

(18012315)

DIII KEPERAWATAN

UNIVERSITAS AN-NUUR PURWODADI

TAHUN 2020/202
PRE PLANNING PENDIDIKAN KESEHATAN DIARE

A. Latar Belakang
Masalah kesehatan adalah masalah kompleks yang merupakan
hasil dari berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun
buatan manusia. Datangnya penyakit merupakan hal yang tidak bisa
ditolak, meskipun kadang bisa dicegah atau dihindari. Konsep sehat sakit
sesungguhnya tidak terlalu mutlak dan universal karena ada faktor-faktor
di luar kenyataan klinis yang mempengaruhi terutama faktor sosial
budaya. Jadi, sangat penting menumbuhkan pengertian yang benar pada
benak masyarakat tentang konsep sehat dan sakit karena dengan konsep
yang benar maka masyarakat pun akan mencari alternatif yang benar pula
untuk menyelesaikan masalah kesehatannya (Dinas Kesehatan, 2007).
Masalah kesehatan yang dibiarkan begitu saja akan dengan mudah
menimbulkan berbagai penyakit. Contoh tindakan yang dapat
menyebabkan timbulnya masalah kesehatan diantaranya yaitu, tidak cuci
tangan sebelum maupun sesudah makan, tidak membuang sampah pada
tempatnya, mengabaikan kebersihan dirumahnya baik itu kebersihan
kamar mandi, lantai rumah dan sebagainya. Berdasarkan wilayah yang
telah diteliti mengenai perilaku warga dalam menjaga kebersihan,
ditemukan data 15 dari 17 responden (88,2%) memilik kebiasaan air
minum yang dikonsumsi tidak selalu dimasak dan tidak selalu mencuci
tangan sebelum makan. 13 dari 17 responden (76,4%) suka jajan makanan
sembarangan. 10 dari 17 responden (58,8%) tidak menguras tempat
penampung air setiap 1 bulan sekali dan tidak membersihkan MCK setiap
2 minggu sekali, 13 dari 17 responden (76,47%) tidak mencuci tangan
dengan sabun setelah beraktivitas, 16 dari 17 responden (94,12%) tempat
sampahnya tidak ditutup, 9 dari 17 responden (52,94%) penderita diare
terdapat banyak lalat dirumahnya, 11 dari 17 responden (64,71%)
menyatakan sampah di rumahnya tidak diangkat oleh petugas setiap hari
(Laporan Hasil Survei Angket Pengkajian dengan Masalah Kesehatan).
Perilaku buruk yang dilakukan warga di wilayah tersebut
menyebabkan banyak warga yang terserang penyakit diare. Penyakit diare
masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, baik
ditinjau dari angka kesakitan dan angka kematian serta kejadian luar biasa
(KLB) yang ditimbulkan. Survey morbiditas yang dilakukan oleh subdit,
departemen kesehatan dari tahun 2000 s/d 2010 terlihat kecenderungan
insidens naik. Pada tahun 2000 IR penyakit diare 301/1000 penduduk,
tahun 2003 naik menjadi 374/1000 penduduk, tahun 2006 naik menjadi
423/1000 penduduk dan pada tahun 2010 menjadi 411/1000 penduduk
(Kurniati,2014).
Data hasil pengkajian menyebutkan bahwa warga yang menderita
diare sebagian besar bejenis kelamin permpuan, yaitu 9 dari 17 orang
( 52,94%), warga yang menderita diare berusia 41-60 tahun, yaitu 11
orang dari 17 orang (64,7%), 17 orang (100%) penderita diare merasakan
kondisi fisiknya merasa sakit perut, 12 dari 17 (70,6%) penderita diare
biasanya mengalami diare selama > 2 hari, 12 dari 17 orang (70,6%)
penderita diare mengalami kondisi psikologis yaitu stress, 16 dari 17 orang
(94,1%) penderita diare mengalami penurunan aktivitas dan interaksi saat
terkena diare (Laporan Hasil Survei Angket Pengkajian dengan Masalah
Kesehatan).
Upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat secara tidak
langsung akan meningkatkan kualitas masyarakat. Peningkatan derajat
kesehatan perlu dilakukan dengan serius diantaranya melalui peningkatan
status gizi penduduk, peningkatan akses pada pelayanan kesehatan dasar,
subsidi di biaya pelayanan kesehatan, serta perbaikan keadaan lingkungan.
Hal tersebut tidak lepas dari peran pemerintah dengan mendukung
ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan yang memadai sehingga
dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat serta peran masyarakat
dalam berperilaku hidup sehat, memelihara, dan melindungi kesehatan diri
dan lingkungan (Dinas Kesehatan, 2007).
Upaya peningkatan tersebut dapat dilakukan pemberdayaan.
Pemberdayaan adalah proses pemberian informasi secara terus menerus
dan berkesinambungan mengikuti perkembangan sasaran serta proses
membantu sasaran agar sasaran tersebut berubah dari tidak tahu menjadi
tahu atau sadar (aspek knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek attitude),
dari mau menjadi mampu (aspek practice). Gerakan pemberdayaan
merupakan salah satu strategi dalam promosi kesehatan. Promosi
kesehatan didefinisikan sebagai upaya yang dilakukan terhadap
masyarakat sehingga mereka mau dan mampu untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Lebih lanjut dijelaskan pula
bahwa promosi kesehatan merupakan upaya intervensi terhadap faktor
perilaku dalam masalah kesehatan masyarakat. Perilaku dibagi dalam tiga
tingkat ranah yaitu pengetahuan, sikap dan tindakan. Perawat merupakan
salah satu tenaga profesional kesehatan yang berperan dalam upaya
meningkatkan kesehatan masyarakat melalui kegiatan promosi kesehatan.
Dalam penerapannya di lapangan, perawat memegang peranan sebagai
agen pembawa perubahan (change agent), sebagai fasilitator dalam
pemberdayaan, dan sebagai praktisi pembuat strategi ( Wulandari, 2012).
Kurangnya pengetahuan masyarakat dan lemahnya kesadaran
masyarakat dalam menjaga kesehatan menjadi salah satu penyebab
terjadinya diare. Salah satu perilaku penyebab adanya diare di mayarakat
yaitu kebiasaan warga dalam mencuci tangan serta melakukannya dengan
tepat. Agar kesadaran warga dapat terbentuk, perlu diadakannya
penyuluhan mengenai mencuci tangan, sehingga warga dapat mengerti
akan pentingnya mencuci tangan serta melakukannya dengan benar. Meski
warga telah menerapkan cara mencuci tangan dengan benar, kemungkinan
akan terserang diare juga masih bisa terjadi karena hal lainnya, maka
warga juga perlu mengetahui bagai mana cara penanganan bila terkena
diare. Penanganan dini akan membantu dalam menghindari adanya
komplikasi lainnya.

B. Tujuan Umun dan Khusus


1. Tujuan Umum
Agar keluarga dapat memahami mengenai diare
2. Tujuan Khusus
a. Agar keluarga dapat mengerti pengertian diare
b. Agar keluarga dapat mengerti gejala diare
c. Agar keluarga dapat mengerti penyebab diare
d. Agar keluarga dapat mengerti bahaya diare
e. Agar keluarga dapat mengerti pencegahan diare
f. Agar keluarga dapat mengerti penanganan diare

C. Sasaran dan Waktu Pelaksanaan


1. Sasaran pendidikan kesehatan adalah keluarga yang mengalami
masalah diare.
2. Waktu pelaksanaan pada Rabu,18 November 2020 pukul 10.00 WIB

D. Materi
1. Definisi Diare
Diare adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang tidak
biasa (lebih dari 3 kali sehari), disertai dengan perubahan dalam
jumlah dan konsistensi feses cair. Hal ini biasanya berkaitan dengan
dorongan, ketidaknyamanan pada area perianal, inkontinesia, atau
kombinasi dari faktor ini. Tiga faktor yang menentukan keparahan
diare antara lain adalah sekresi intestinal, perubahan penyerapan
mukosa, dan peningkatan motilitas. (Diane, 2000). Penyakit diare
adalah salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh
dunia, yang menyebabkan satu biliun kejadian sakit dan 3-5 juta
kematian setiap tahunnya. Mekanisme penularan utama untuk patogen
diare adalah tinja-mulut, dengan makanan dan air yang merupakan
penghantar untuk kebanyakan kejadian. (Behram, 2000)
2. Gejala Diare
Gejala-gejala yang sering timbul akibat diare antara lain adalah :
a. Peningkatan frekuensi dan kandungan cairan dalam feses
b. Kram abdomen, distensi, bising usus (borborigmus), anoreksia, dan
rasa haus.
c. Kontraksi spasmodik yang sakit dari anus dan mengejan tak efektif
(tenesmus) mungkin terjadi setiap kali defekasi.
d. Sifat dan awitannya dapat eksplosif dan bertahap. Gejala yang
berkaitan adalah dehidrasi dan kelemahan.
e. Feses yang banyak mengandung air menandakan penyakit usus
halus.
f. Feses yang lunak, semipadat berkaitan dengan kelainan kolon.
g. Feses berwarna keabu-abuan menandakan malabsopsi usus.
h. Mukus dan pus dalam feses menunjukkan enteritis inflamasi atau
kolitis.
i. Bercak minyak pada air toilet merupakan diagnostik dari
insufisiensi pankreas.
j. Diare nokturnal mungkin merupakan manifestasi neuropati
diabetik. (Diane, 2000)
3. Penyebab Diare
Penyebab utama penyakit diare adalah infeksi bakteri atau virus,
jalur masuk utama infeksi tersebut melalui feses manusia atau
binatang, makanan, air, dan kontak dengan manusia. Kondisi
lingkungan yang menjadi habitat atau pejamu untuk patogen tersebut
atau peningkatan kemungkinan kontak dengan penyebab tersebut
menjadi risiko utama penyakit ini. Sanitasi dan kebersihan rumah
tangga yang buruk, kurang nya air minum yang aman, dan pajanan
pada sampah yang padat (misalnya, melalui pengambilan sampah atau
akumulasi sampah di lingkungan) yang kemudian mengakibatkan
penyakit diare. Semua hal ini kemudian sering diasosiakan dengan
fasilitas manajemen air dan sampah yang buruk, prosedur yang aman
di dalam sistem persediaan makanan (misalnya selama manajemen di
peternakan, penyimpanan makanan dan penjualan makanan eceran)
yang kurang memadai, dan pengendalian polusi lingkungan yang tidak
memadai. Epidemik diare juga dapat terjadi sebagai akibat dari
kejadian polusi atau bencana alam besar, seperti banjir. Musim
kemarau juga dapat menyebabkan wabah diare karena bertambah nya
kekuatan patogen di saluran air dan kebutuhan akan penyimpanan air
rumah tangga. Di luar hal-hal ini terdapat banyak penyebab yang lebih
umum dari status kesehatan buruk, yaitu kemiskinan, pengucilan di
bidang sosial dan kebijakan serta pengendalian lingkungan yang
buruk. (Hardiyanti, 2009)
4. Bahaya Diare
Diare cukup berbahaya karena diare dapat menyebabkan
kekurangan cairan atau dehidrasi. Dehidrasi akan menyebabkan
gangguan keseimbangan metabolisme tubuh. Gangguan ini dapat
mengakibatkan kematian. Kematian lebih sering disebabkan karena
kehabisan cairan tubuh karena asupan cairan tidak seimbang dengan
pengeluaran melalui defekasi dan muntah. Kehilangan cairan sebanyak
10% dapat membahayakan jiwa, keadaan ini dapat mengakibatkan
kematian setelah sakit selama 2-3 hari. Jika kehilangan cairan
sebanyak 10% dari berat badannya hal ini dapat menyebabkan
kematian apabila disertai dengan asupan makanan yang tidak adekuat.
Sebelum kematian terjadi, dehidrasi berat akan muncul yang gejalanya
adalah kulit berkerut, mata cekung, serta mulut dan bibir kering
bahkan pecah-pecah. Dehidrasi berat menyebabkan volume cairan
berkurang, denyut nadi dan jantung bertambah cepat tetapi melemah,
tekanan darah merendah, penderita lemah, kesadaran menurun, dan
penderita sangat pucat. Diare juga dapat menyebabkan gangguan
pertumbuhan karena asupan makanan terhenti sementara pengeluaran
zat gizi terus berjalan. (Widjaja, 2001)
5. Pencegahan Diare
Diare bukan saja berdampak pada si penderita, tapi juga berpotensi
menyebar, terutama kepada anggota keluarganya. Oleh sebab itu diare
sebaiknya dicegah mulai dari aspek kontak pertama hingga
penyebarannya. Berikut adalah langkah-langkah pencegahan terkena
diare akibat kontaminasi:
a. Mencuci tangan sebelum makan
b. Menjauhi makanan yang kebersihannya diragukan dan tidak
minum air keran
c. Memisahkan makanan yang mentah dari yang matang
d. Makan makanan yang dimasak dari bahan-bahan yang segar
e. Menyimpan makanan di kulkas dan tidak membiarkan makanan
tertinggal di bawah paparan sinar matahari atau suhu ruangan
6. Penangan Diare
Penatalaksanaan diare akut (tanpa darah) yang dapat dilakukan di
rumah tangga bertujuan mencegah dehidrasi dan malnutrisi. Anak-
anak tanpa tanda-tanda dehidrasi memerlukan tambahan cairan dan
garam untuk mengganti kehilangan cairan dan elektrolit akibat diare.
Jika ini tidak diberikan, tanda-tanda dehidrasi dapat terjadi. Ibu atau
keluarga harus diajarkan cara-cara mencegah dehidrasi di rumah
dengan memberikan anak lebih banyak cairan daripada biasanya,
bagaimana mencegah kekurangan gizi dengan terus memberi makan
anak dan mengapa tindakan-tindakan ini penting. Memberikan anak
lebih banyak cairan daripada biasanya untuk mencegah dehidrasi.
Gunakan cairan rumah tangga yang dianjurkan seperti oralit, makanan
yang cair dan atau air matang. Jika anak berusia kurang dari 6 bulan
dan belum makan makanan padat lebih baik diberikan oralit dan air
matang daripada makanan cair. Berikan larutan ini sebanyak anak mau
dan teruskan hingga diare berhenti. Cara membuat larutan gula-garam:
Bahan terdiri dari 1 sendok teh gula pasir, seperempat sendok teh
garam dapur dan 1 gelas (200 cc) air matang. Setelah diaduk rata pada
sebuah gelas diperoleh larutan gula-garam yang siap digunakan.
(Wulandari, 2011)

E. Struktur Kegiatan
1. Tempat : Kecamatan Kradenan
2. Hari/tanggal : 18 November 2020
3. Waktu : 10.00 WIB
4. Klien : Keluarga Tn.Y
5. Setting tempat :

Keterangan :
= Keluarga

= Mahasiswa

F. Alat/Media yang digunakan


1. Leaflet
2. Lembar balik
G. Tahap Pelaksanaan

NO TAHAPAN KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA METODE/ME


DIA
1 Orientasi (5 a. Menyampaikan salam a. Menjawab salam Metode:
menit) b. Menjelaskan tujuan b. Mendengarkan dan ceramah
c. Kontrak waktu dan tempat memperhatikan Media: -
d. Menyampaikan peraturan selama c. Mendengarkan dan
pendidikan kesehatan memperhatikan
d. Mendengarkan, memperhatikan
dan berusaha mematuhi
2 Kerja (10 a. Menjelaskan secara garis besar materi a. Mendengarkan dan memperhatikan Metode:
menit) yang akan dibahas b. Menjawab pertanyaan yang diskusi (tanya-
b. Menanyakan apa yang warga ketahui diketahui mengenai diare jawab),
tentang diare c. Mendengarkan dan memperhatikan ceramah
c. Menjelaskan pengertian, gejala dan d. Menjawab pertanyaan tentang Media: Poster
penyebab diare pencegahan dan penanganan diare
d. Menanyakan pada warga apa saja e. Mendengarkan dan memperhatikan
pencegahan dan penanganan diare serta mempraktikkan langkah-
e. Menjelaskan dan menerapkan langkah- langkah cuci tangan
langkahcuci tangan
3 Terminasi a. Menanyakan pada audiens apakah ada a. Menanyakan pertanyaan mengenai Metode:
(5 menit) hal yang kurang jelas atau yang ingin hal yang tidak dimengerti diskusi,
ditanyakan b. Mendengarkan dan memperhatikan ceramah
b. Menjawab pertanyaan c. Mengekspresikan perasaan setelah Media:
c. Menanyakan perasaan audiens setelah melaksanakan pendidikan kesehatan Leafleat dan
melaksanakan kegiatan pendidikan d. Memberi kesimpulan mengenai poster
kesehatan kegiatan pendidikan kesehatan yang
d. Menanyakan kesimpulan dari telah dilakukan
pendidikan kesehatan yang telah e. Introspeksi keberlangsungan
dilakukan kegiatan pendidikan kesehatan
e. Mengevaluasi hasil pendidikan f. Menjawab salam
kesehatan
f. Mengucapkan salam
H. Evaluasi
1. Persiapan
a. Menyiapkan pre planning 3 hari sebelum pelaksanaan
b. Melakukan kontrak waktu
c. Menyiapkan alat dan media yang diperlukan
d. Menyiapkan tempat yang akan digunakan
2. Proses
a. Kegiatan dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 18 November 2020
pukul 10.00 di Kecamatan Kradenan
b. Keluarga memberikan perhatian penuh ketika pendidikan kesehatan
dilakukan
c. Keluarga dapat kooperatif dan aktif dalam diskusi
3. Hasil
a. Keluarga mampu menyebutkan pengertian diare
b. Keluarga mampu mengetahui gejala diare
c. Keluarga mengetahui penyebab diare
d. Keluarga mengetahui bahaya diare
e. Keluarga mampu mengetahui pencegahan dan penanganan diare
f. Keluarga mengatakan senang mengikuti pendidikan kesehatan
Daftar Pustaka

Dinas Kesehatan.2007
Kurniati, Tri Ayu,dkk. 2014.
UpayaIbuDalamPenangananDiarePadaAnakBalitaEtnisBima Di
Wilayah KerjaPuskesmasParuga Kota BimaMothher’s Effort To
Handle The Diarrhea Of The Children Under Five Years Old Of
Bima Ethnic In The Area Of Paruga Health Center Bima Town.
BagianPromosiKesehatandanIlmuPerilaku,
FakultasKesehatanMasyarakat, UniversitasHasanuddin ,Makassar.
Wulandari, Ade. 2012. PenangananDiare Di
RumahTanggaMerupakanUpayaMenekanAngkaKesakitanDiarePad
aAnakBalita.
Behram, Ricahard E. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Vol.2. Ed.15.
Jakarta : EGC.
Baughman, Diane C. 2000. Keperawatan Medikal Bedah : Buku Saku
untuk Brunner dan Suddart. Jakarta : EGC.
Hardiyanti, E. Agustin. 2009. Indikator Perbaikan Kesehatan Lingkungan
Anak / WHO. Jakarta : EGC.
Widjaja, M.C. 2001. Mengatasi Diare dan Keracunan pada Balita. Jakarta
:KawanPustaka.
Wulandari, Ade. 2011. Penanganan Diare di Rumah Tangga merupakan
Upaya Menekan Angka Kesakitan Diare pada Anak. Jakarta.
http://www.alodokter.com/diarediaksespadaSenin, 16 Maret 2015. Pukul
22.37 WIB

Anda mungkin juga menyukai