Cairan adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut).
Cairan tubuh didistribusi dalam dua kompartmen yang berbeda, yakni cairan
ekstrasel (CES) dan cairan intrasel (CIS). Penggantian Cairan Infus adalah suatu
tindakan keperawatan yang dilakukan dengan tekhnik aseptik untuk mengganti
cairan infus yang telah habis dengan botol cairan infus yang baru sesuai dengan
jumlah tetesan yang dibutuhkan sesuai instruksi dokter.
Persiapan Alat :
1. Cairan infus (Asering, RL, Ringerfundin, Nacl 0.9%, Dextrose 5%, Kabiven,
Clinimic, dll)
2. Jam tangan, plester K/P
3. Kapas Alkohol
4. Jarum
5. Pastikan kebutuhan klien akan penggantian botol cairan infus dan cek cairan
infus sesuai 5 benar nama pasien, benar cara, benar cairan, benar waktu,
benar dosis
6. Sampaikan salam
7. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan kepada pasien
8. Dekatkan alat ke samping tempat tidur, jaga kesterilan alat
9. Buka plastic botol cairan, jika ada obat yang perlu di drip dalam cairan
sekalian dimasukkan dengan spuit melalui mulut botol, usap dengan kapas
alkohol, lalu tutup kembali
10.Matikan klem infus set, ambil botol yang terpasang
11.Ambil botol yang baru, buka tutupnya, swab dengan kapas alkohol,
kemudian tusukkan alat penusuk pada infus set ke mulut botol infus dari
arah atas dengan posisi botol tegak lurus
12.Gantung kantung/botol cairan
13.Periksa adanya udara di selang, dan pastikan bilik drip terisi cairan
14.Atur kembali tetesan sesuai program atau instruksi dokter
15.Evaluasi respon pasien dan amati area sekitar penusukan infus
16.Bereskan alat
17.Sampaikan salam
18.Cuci tangan
19.Catat pada lembar tindakan
STRATEGI PELAKSANAAN (Up Infus)
A.Pengertian
B.Tujuan
Agar tidak timbulnya reaksi alergi, emboli udara, infeksi, edema paru-paru pada
pasien
C.Kebijakan
Pasien yang mendapat izin dari dokter untuk pulang, sembuh dan bagi pasien
yang sudah terpenuhi oksigennya
D.Petugas
Perawat
E.Peralatan
1.Perlak pengalas
2.Sarung tangan
3.Kapas alcohol larutan antiseptic (klorheksidin glukonat 2%, alcohol 60-90% atau
PVI 10%)
4.Plester bedah atau band aid steril, kassa 2x2 cm
5.Gunting plester
6.Bengkok
F.Prosedur pelaksanaan
A.Tahap pra interaksi
1.Melaksanakan verifikasi data
2.Mencuci tangan
3.Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
B.Tahap orientasi
1.Memberi salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/ klien
3. Menanyakan kesiapan pasien
C.Tahap kerja
1. Memasang perlak pengalas
2. Memakai sarung tangan
3.Membasahi plester yang melekat pada kulit dengan kapas alcohol
4.Melepas plester dan kassa dari kulit
5.Menekan tempat tusukan dengan kapas alcohol dan mencabut nfus pelan-pelan
6.Menekan kapas alcohol dengan plester
7.Melepas sarung tangan
D.Tahap terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
3. Berpamitan dengan klien
4. Membereskan alat
5. Mencuci tangan
6. Melakukan pendokumentasian
STRATEGI PELAKSANAAN (spooling infus)
1. Mendapatkan reaksi obat yang cepat diabsorbsi daripada injeksi parenteral lain
2. Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang mengandung air, elektrolit,
vitamin, protein, lemak dan kalori yang tidak dapat dipertahankan melalui oral.
3. Mengoreksi dan mencegah gangguan cairan dan elektrolit
4. Menghindari terjadinya kerusakan jaringan.
5. Memperbaiki keseimbangan asam basa
6. Memasukkan obat dalam jumlah yang besar
7. Memberikan tranfusi darah
8. Menyediakan medium untuk pemberian obat intravena
9. Membantu pemberian nutrisi parenteral
10. Memonitor Tekanan Vena Sentral (CVP)
A.Tujuan
1.Meningkatkan penyembuhan luka dengan mengabsorbsi cairan dan dapat
menjaga kebersihan luka
2.Melindungi luka dari kontaminasi
3.Dapat menolong hemostasis (bila menggunakan elastis verban)
4.Membantu menutupnya tepi luka secara sempurna
5.Menurunkan pergerakan dan trauma
6.Menutupi keadaan luka yang tidak menyenangkan
B. Peralatan
-Alat-alat steril
-Pinset anatomis 1 buah
-Pinset sirugis 1 buah
-Gunting bedah/ jaringan 1 buah
-Kassa kering dalam kom tertutup secukupnya
-Kassa desinfektan dalam kom tertutup
-Sarung tangan (Handschoon) 1 pasang
-Korentnag/ forcep
-Alat-alat non steril
-Gunting verban 1 buah
-Plester
-Pengalas
-Pinset anatomi 1 buah
-Kom kecil 2 buah bila dibutuhkan
-Nierbeken 2 buah
-Kapas alkohol
-Aceton/bensin
-Larutan NaCl 0,9%
-Larutan savlon
-Larutan H2O2
-Larutan Boor Water (BWC)
-Bethadine
-Sarung tangan 1 pasang
-Masker
-Kantong plastik/baskom untuk tempat sampah
C.Prosedur pelaksanaan
-Tahap PraInteraksi
1.Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2.Mencuci tangan
3.menempatkan alat didekat pasien dengan benar
-Tahap orientasi
1.Memberi salam sebagai pendekatan terapeutik
2.Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/pasien
3.Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
D. Tahap Kerja
1.Menutup sampiran
2.Pasang masker dan sarung tangan yang tidak steril
3.Atur posisi pasien sesuai dengan kebutuhan
4.Letakkan pengalas dibawah area luka
5.Letakkan nierbeen didekat pasien
6.Buka balutan lama (hati-hati jangan sampai menyentuh luka) dengan
menggunkan pinset anatomi, Buang balutan bekas kedalam nierbeken. Jika
menggunakan plester lepaskan plester dengan cara melepaskan ujungnya dan
menahan kulit di bawahnya, setelah itu tarik secara perlahan sejajar dengan kulit
dan kearah balutan. Bila masih terdapat sisa perekat dikulit, dapat dihilangkan
dengan aceton/ bensin
7.Bila balutan melekat pada jaringan dibawah, jangan dibasahi, tapi angkat balutan
dengan berlahan
8.Letakkan balutan kotor ke nierbeken lalu buang ke kantong plastik, hindari
kontaminasi dengan permukaan luar wadah
9.Kaji lokasi, tipe, jumlah jahitan atau bau dari luka
10.Buka sarung tangan ganti dengan sarung tangan steril
11.Membersihkan luka sesuai denganjenis lukanya apakah luka bersih atau kotor
serta sejenisnya.*
12.Menutup luka dengan cara tertentu sesuai keadaan luka*
13.Plester dengan rapi
14.Buka sarung tangan dan masukkan kedalam nierbeken
15.lepaskan masker
16.Atur dan rapikan posisi pasien
17.Buka sampiran
18.Evaluasi keadaan umum pasien
19.Rapikan peralatan dan kembalikan ketempatnya dalam keadaan bersih, kering
dan rapi
E.Tahap Terminasi
1.Melakukan evaluasi tindakan
2.Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
3.Berpamitan dengan klien
4.Membereskan alat-alat
5.Mencuci tangan
6.Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan
7.Dokumentasikan tindakan dalam catatan keperawatan
STRATEGI PELAKSANAAN (Nebulizer)
A.Pengertian
Pemberian inhalasi uap dengan obat/tanpa obat menggunakannebulator
B. Tujuan
1.Mengencerkan sekret agar mudah dikeluarkan2.
2.Melonggarkan jalan nafas
I.Tahap Persiapan
I.Persiapan Pasien
-Memberi salam dan memperkenalkan diri
-Menjelaskan tujuan
-Menjelaskan langkah/prosedur yang akan dilakukan
-Menanyakan persetujuan pasien untuk diberikan tindakan
-Meminta pengunjung/keluarga meninggalkan ruangan
II.Persiapan Lingkungan
-Menutup pintu dan memasang sampiran
-Persiapan Alat
-nebulizer
-obat bronkodilator
-bengkok 1 buah
-tissue
-spuit
-Auades
III.Tahap Pelaksanaan
-Mencuci tangan dan memakai handscoon
-Mengatur pasien dalam posisi duduk atau semifoler
-Mendekatkan peralatan yang berisi set nebulizer ke bed pasien
-Mengisi nebulizer dengan auades sesuai takaran
-Memasukkan obat sesuai dosis
-Memasang masker pada pasien
-Menghidupkan nebulizer dan meminta pasien nafas dalam sampai obat habis,.
-Matikan nebulizer
-Mersihkan mulut dan hidung dengan tissue
-Mereskan alat
-Luka handscoon dan mencuci tangan
IV.Tahap Terminasi
-ealuasi perasaan pasien
-kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
-dokumentasi prosedur dan hasil observasi