Dari uraian masalah tersebut di atas, pada situasi kedaruratan bencana dapat
meningkatnya risiko kesehatan antara lain:
ISPA
ISPA
Dari berbagai pengalaman, penyakit yang sering terjadi dan perlu diwaspadai
pada setiap kejadian kedaruratanterutama penyakit Diare, ISPA, Malaria dan
Campak serta penyakit lain yang bersifat spesifik local, seperti Leptospirosis.
Peserta diklat dalam mata ajaran ini akan memperoleh materi yang meliputi
pemenuhan kebutuhan dasar dan standar minimumnya.:
Standar:
Standar minimum:
Standar :
Sedangkan masalah limbah, biasanya terdiri atas limpahan air hujan dan air
dari bekas kegiatan pengungsi sehari-hari, seperti kegiatan di dapur
(masak, cuci alat dapur), kegiatan rumah tangga (mandi, cuci, dll). Tujuan
pengamanan terhadap air limbah ini adalah untuk menghindarkan menjadi
Standard:
Standar:
Standar:
Perilaku hidup bersih dan sehat juga merupakan salah satu upaya untuk
mencegah dan meningkatkan kesehatan yang lebih murah dan mudah
dibandingkan dengan upaya pengobatan. Dalam bidang kesehatan
lingkungan, upaya PHBS meliputi minum air yang telah dimasak, buang
kotoran di jamban, membuang sampah pada tempat sampah dan cuci
tangan dengan sabun sebelum makan dan setelah buang air besar PHBS
ini sangat perlu dipraktekan baik pada kehidupan sehari-hari maupun pada
situasi kedaruratan.
Standar:
4) Cuci tangan dengan sabun sebelum makan dan setelah buang air
besar.
Hingga saat ini, masalah perilaku untuk hidup bersih dan sehat masih
merupakan faktor utama yang menyebabkan terjadinya penyakit, baik
penyakit menular maupun tidak menular.
97
Tujuan utama perbaikan dan pengawasan kualitas air
adalah untuk mencegah timbulnya risiko kesehatan aki-bat
penggunaan air yang tidak memenuhi persyaratan.
98
2. Sumber air bersih dan pengolahannya
Bila sumber air bersih yang digunakan untuk
pengungsi berasal dari sumber air permukaan
(sungai, danau, laut, dan lain-lain), sumur gali,
sumur bor, mata air dan sebagainya, perlu segera
dilakukan pengamanan terhadap sumber-sumber air
tersebut dari kemungkinan terjadinya pence-maran,
misalnya dengan melakukan pemagaran ataupun
pemasangan papan pengumuman dan dilakukan
perbaikan kualitasnya.
Sumur gali
a. Lantai sumur harus dibuat kedap air dan
dilengkapi dengan SPAL (saluran pembuangan air
limbah)
b. Bilamana mungkin dipasang pompa untuk
menyalurkan air ke tangki tangki penampungan
air
99
Sumur Pompa Tangan (SPT)
a. Lantai sumur harus dibuat kedap air dan
dilengkapi dengan SPAL (saluran pembuangan air
limbah)
b. Bila lokasinya agak jauh dari tempat
penampungan pengungsi harus disediakan alat
pengangkut seperti gerobak air dan sebagainya
Mata Air
a. Perlu dibuat bak penampungan air untuk
kemudian disalurkan dengan pompa ke tangki air
b. Bebaskan area sekitar mata air dari kemungkinan
pencemaran
100
4.5.1. Perbaikan dan Pengawasan Kualitas Air Bersih
101
berada di atas endapan, atau gunakan selang
plastik untuk mendapatkan air bersih yang siap
digunakan
d. Bila akan digunakan untuk air minum agar terlebih
dahulu direbus sampai mendidih atau didesinfeksi
dengan aquatabs
Poly Alumunium Chlorida (PAC)
Lazim disebut penjernih air cepat yaitu polimer dari
garam alumunium chloride yang dipergunakan sebagai
koagulan dalam proses penjernihan air sebagai
pengganti alumunium sulfat.
Kemasan PAC terdiri dari:
Cara Penggunaan:
102
e. Bila akan digunakan sebagai air minm agar terlebih
dahulu direbus sampai mendidih atau di desinfeksi
dengan aquatabs
2. Desinfeksi Air
Proses desinfeksi air dapat menggunakan
Kaporit (Ca(OCl)2)
a. Air yang telah dijernihkan dengan tawas atau
PAC perlu dilakukan desinfeksi agar tidak
mengandung kuman patogen. Bahan desinfektan
untuk air yang umum digunakan adalah kaporit
(70% klor aktif).
b. Kaporit adalah bahan kimia yang banyak
digunakan untuk desinfeksi air karena murah,
mudah didapat dan mudah dalam penggunaanya.
c. Banyaknya kaporit yang dibutuhkan untuk
desinfeksi 100 liter air untuk 1 KK (5 orang)
dengan sisa klor 0,2 mg/liter adalah sebesar
71,43 mg/hari (72 mg/hari).
103
4.5.3. Pengawasan Kualitas Air
1. Sisa klor
Pemeriksaan dilakukan beberapa kali sehari pada setiap
tahapan distribusi untuk air yang melewati pengolahan
2. Kekeruhan dan pH
Pemeriksaan dilakukan mingguan atau bilamana terjadi
perubahan cuaca, misalkan hujan.
3. Bakteri E. coli tinja
Pemeriksaan dilakukan mingguan disaat KLB diare dan
periode emergency dan pemeriksaan dilakukan bulanan
104
pada situasi yang sudah stabil dan pada periode paska
bencana.
105
4.5.5. Sanitasi Pengelolaan Sampah
1. Pengumpulan Sampah
Sampah yang dihasilkan harus ditampung pada
tempat sampah keluarga atau sekelompok keluarga
Disarankan menggunakan tempat sampah yang
dapat ditutup dan mudah dipindahkan/diangkat
untuk menghindari lalat serta bau, untuk itu dapat
digunakan potongan drum atau kantung plastik
sampah ukuran 1 m x 0,6 m untuk 1 – 3 keluarga
Penempatan tempat sampah maksimum 15 meter
dari tempat hunian
Sampah ditempat sampah tersebut maksimum
3(tiga) hari harus sudah diangkut ke tempat
pembuangan akhir atau tempat pengumpulan
sementara.
2. Pengangkutan Sampah
Pengangkutan sampah dapat dilakukan dengan gerobak
sampah atau dengan truk pengangkut sampah untuk
diangkut ke tempat pembuangan akhir.
3. Pembuangan Akhir Sampah
Pembuangan akhir sampah dapat dilakukan dengan
beberapa cara, seperti pembakaran, penimbunan dalam
lubang galian atau parit dengan ukuran dalam 2 meter
lebar 1,5 meter dan panjang 1 meter untuk keperluan
200 orang. Perlu diperhatikan bahwa lokasi pembuangan
akhir harus jauh dari tempat hunian dan jarak minimal
dari sumber air 10 meter.
106
4.5.6. Pengawasan dan Pengendalian Vektor
1. Pengelolaan Lingkungan
Menghilangkan tempat perindukan vektor seperti
genangan air, tumpukan sampah
Bersama sama pengungsi melakukan :
a. Memberi tutup pada tempat sampah
b. Menimbun sampah yang dapat menjadi sarang
nyamuk
c. Membuat saluran air limbah
d. Menjaga kebersihan lingkungan
e. Membersihkan dan menjaga kebersihan jamban
107
4.5.7. Pengawasan dan Pengamanan Makanan dan Minuman
108