Anda di halaman 1dari 19

PERENCANAAN TINDAKAN

SANITASI YANG
BERHUBUNGAN DENGAN
KEADAAN BENCANABANJIR
Dosen Pengampu :
Prof. Yulia Lanti Retno Dewi, dr, MSi

Oleh :
Aulia Siti Nur Rahmah (S022108008)
Lely Tri Pangesti (S022108023)
Secara geografis Indonesia merupakan
salah satu negara yang rawan terhadap
bencana alam.

Lempeng Eurasian
Lempeng Pasifik
Lempeng Indo-Australia

Latar Belakang 130 Gunung Aktif


dengan Tipe A, Tipe B,
dan Tipe C

Lebih dari 5000 sungai


besar dan kecil yang
30% melewati kawasan
padat penduduk
BENCANA ALAM DI INDONESIA
2500 2342

1976
2000 1181
1672 1732

1500

75

1000

Kejadian Bencana
50

25
Di Indonesia
(BNPB, 2016) 500

0
2012 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5

0
2012 2013 2014 2015 2016

Bencana
Bencana yang disertai dengan
pengungsian sering menimbulkan
masalah kesehatan masyarakat yang
sebenarnya diawali oleh masalah
lumpuhnya pelayanan kesehatan,
masalah ketersediaan air bersih,
masalah sanitasi lingkungan,
penyakit menular dan stres atau
Banjir adalah salah satu jenis bencana alam yang sering
gangguan kejiwaan. Dampak buruk
terjadi di Indonesia, ketika aliran air tidak dapat
akibat bencana antara lain seperti
ditampung oleh saluran drainase sehingga meluap ke
penyakit menular, kurangnya air
tempat lain dan menimbulkan gangguan pada aktivitas
bersih, kesulitan makanan dan
manusia.
gangguan gizi serta gangguan
kesehatan mental. Penyakit yang Oleh karenanya di dalam pencegahan wabah
timbul sangat tergantung dengan penyakit pada saat terjadi bencana alam harus
jenis bencananya. mempunyai suatu pemahaman permasalahan
dan penyelesaian secara menyeluruh
1. Bagaimana konsep dasar
manajemen penanggulangan
R M
bencana ? U A
2. Apa yang dimaksud bencana
M S
banjir dan dampaknya bagi U A
sanitasi? S L
3. Bagaimana tindakan sanitasi A A
yang dilakukan pada bencana N H
banjir ?
1. Menjelaskan konsep dasar
manajemen penanggulangan
bencana.
2. Menjelaskan definisi banjir dan
dampaknya pada sanitasi .
TUJUAN 3. Menjelaskan tindakan sanitasi
yang dilakukan pada bencana
banjir.
Konsep Dasar Manajemen Penanggulangan Bencana

pengelolaan penggunaan sumber daya yang ada untuk menghadapi


ancaman bencana dengan melakukan perencanaan, penyiapan,
pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi di setiap tahap penanggulangan
bencana yaitu pra, saat dan pasca bencana.

DID
YOU
KNOW
?

Gambar 1. Siklus Penanggulangan Bencana


BANJIR DAN DAMPAKNYA
PADA SANITASI
Banjir dapat terjadi karena debit atau
volume air yang mengalir pada suatu
sungai atau saluran drainase melebihi
atau diatas kapasitas pengalirannya.
Luapan air biasanya tidak menjadi
persoalan bila tidak menimbulkan
BANJIR kerugian, korban meninggal atau luka-
luka, tidak merendam permukiman
dalam waktu lama, tidak menimbulkan
persoalan lain bagi kehidupan sehari-
hari. Bila genangan air trjadi cukup
tinggi, dalam waktu lama, dan sering
maka hal tersebut akan mengganggu
kegiatan manusia.
Sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat yang
menitikberatkan pada pengawasan terhadap berbagai faktor
lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia.

Upaya sanitasi dasar meliputi penyediaan air bersih, pembuangan


kotoran manusia (jamban), pengelolaan sampah (tempat sampah)
dan Pengelolaan Vektor
SANITASI
Penyakit yang ditimbulkan oleh sanitasi yang kurang baik serta
pembuangan sampah dan air limbah yang kurang baik
diantaranya adalah diare, demam berdarah, disentri, hepatitis A,
kolera, tiphus, cacingan dan malaria .
PENYEDIAAN AIR BERSIH

pPembuatan Jamban
TINDAKAN SANITASI PADA
BENCANA BANJIR
pPengelolaan Sampah

Pengendalian Vektor
PENGGUNAAN PDAM SANGAT
TERBATAS KESEDIAANNYA
Pada tahap awal kejadian bencana atau awal
pengungsian ketersediaan air bersih merupakan hal
kritis dan sangat penting mendapat perhatian yang
Pe n y e d i a a n A i r
intensif
B e r si h

Pada kondisi sumber air bersih yang digunakan


pengungsi berasal dari air permukaan seperti dari
sungai, danau, laut dan lainnya serta sumur
gali, sumur bor dan mata
Jika lokasi pengungsian jauh dari sumber air alam sperti sumur dan
lainnya, sementara sumber air berasal perlindungan mata air seperti yang
dilakukan oleh perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan instansi
penyediaan air lainya dan berjarak cukup jauh dari tempat pengungsian
sementara pendistribusian air melalui pipa tidak memungkinkan, maka
yang diperlukan saat bencana adalah upaya pengangkutan dengan
kendaraan yang sesuai seperti Mobil Tangki Air, ataupun Mobil dengan
wadah-wadah yang memadai seperti drum ataupun tendon berukuran
besar
Perbaikan dan pengawasan dalam penyediaan air bersih termasuk
pengawasan kualitas adalah mencegah dampak buruk timbulnya risiko
kesehatan akibat penggunaan dan konsumsi Air bersih yang tidak
memenuhi persyaratan :
1. Penjernihan air cepat menggunakan Alumunium sulfat
2. Poly Alumunium Chlorida (PAC)
3. Desinfeksi Air menggunakan Kapori
4. Aqua tablet (Aquatabs)
Prinsip untuk pengadaan dan penyediaan pembuangan kotoran dan
tinja manusia di pengungsian :

1. Tiap jamban digunakan paling banyak 20 orang


2. Jarak jamban tidak lebih dari 50 meter dari pemukiman (rumah atau
barak dipengungsian) PEMBUATAN
3. Jamban umum tersedia di tempat–tempat
4. . Letak jamban dan penampung kotoran harus sekurang–kurangnya
berjarak 30 meter dari sumber air bawah tanah.
JAMBAN
5. Pembuangan limbah cair dari jamban tidak merembes ke sumber air
mana pun
Pengelolaan Sampah

Pengelolaan dan pembuangan sampah merupakan kondisi yang


sering dikesampingkan oleh korban bencana atau pengungsi.
Pengelolaan sampah pasca bencana di daerah tanggap darurat
adalah suatu kegiatan penanganan sampah mulai dari identifikasi,
pengumpulan, pengolahan, dan pengangkutan, agar tidak
mencemari lingkungan sekitar serta agar anggota
masyarakat terhindar dari bahaya serta kesakitan yang
ditimbulkan.
Potensi timbunan sampah cukup besar mengingat jumlah
pengungsi yang banyak dengan tempat yang sempit. Sampah
yang berserakan akan mengundang penyakit melalui lalat, tikus,
atau nyamuk.
PENGENDALIAN VEKTOR

Kehidupan hewan termasuk serangga di tempat pemukiman darurat tidak dapat


dihindari karena sifatnya yang domestik dan menyenangi makanan dan sisa makanan
manusia termasuk kotoran atau tinja manusia. Pada kondisi lain adanya kerusakan
lingkungan sehingga kondisi menjadi darurat dan menyebabkan keterbatasan air
bersih dan sanitasi serta menjadi tempat perindukan vektor penyakit.

Terhentinya pelayanan kesehatan, selain karena rusak, besar kemungkinan tenaga


kesehatan setempat juga menjadi korban bencana, dan bila hal tersebut tidak diatasi
segera, maka derajat kesehatan semakin menurun dan berpotensi menyebabkan
terjadinya kejadian luar biasa (KLB).
Dalam keadaan darurat seperti bencana maupun
bencana alam akan sangat rentan terjadinya wabah
penyakit akibat terganggunya sistem sanitasi seperti
sarana air bersih, pembuangan tinja, dan limbah.
Faktor sanitasi akan sangat bertambah kritis ketika
berinteraksi dengan perilaku atau kebiasaan buruk
manusia. Sehingga perlu dilakukan perencanaan
penyediaan air bersih dan sanitasi.
KESIMPULAN Banjir terjadi karena debit atau volume air yang
mengalir pada suatu sungai atau saluran drainase
melebihi atau diatas kapasitas pengalirannya.
Permasalahan dan kerugian akan muncul
permasalahan tentang sanitasi seperti penyediaan air
bersih, pembuangan kotoran manusia (jamban),
pengelolaan sampah (tempat sampah) dan
pengendalian vektor.
TERIMAKASI
H

Anda mungkin juga menyukai