Anda di halaman 1dari 3

FATMA AZZAHRA (2017720028)

7A REGULER
KEPERAWATAN BENCANA

AFTER THE DISASTER

Setelah becana, biasanya masyarakat sangat rentan terutama dengan masalah


kesehatan. Kondisi lingkungan, pengetahuan, dan kesadaran yang minim sangat
memungkinkan terjadinya penyakit infeksi baik saat di pengungsian maupun saat masyarakat
berusaha mencari barang-barang yang masih mungkin diselamatkan (diare, ISPA, malaria,
demam berdarah, campak, dan tetanus).
Pendidikan Kesehatan Setelah Bencana, dilakukan untuk semua pengungsi, namun
dapat di khususkan untuk populasi yang rentan. Pendidikan yang dapat diberikan misalnya
rajin mencuci tangan dengan sabun, cara mengelola stress, buang sampah pada tempatnya,
penggunaan APD
Ada beberapa cara yang dapat menjadi solusi untuk masalah saat setelah terjadi
bencana, antara lain:
1. Penanganan Mayat Korban Bencana
Untuk mencegah penyakit, orang yang menangani jenazah harus memperhatikan APD,
cara penguburan masal biasanya sudah di programkan. Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan saat memilih tempat penguburan massal: jarak ideal 500 m dari pemukiman
warga, 200 m dari sumber air, akses yang mudah di jangkau, harus memikirkan untuk
pembukaan kembali di waktu yang akan datang (misal untuk proses identifikasi), batas-
batas pemakaman harus ditandai dengan struktur permanen serta didokumentasikan,
ukuran tanah makan sesuai aturan yang ada, waktu saat pemakaman harus didokumentasi
(idealnya siang hari dan cuaca yang bagus), memberi tag kode pada semua jenazah,
jenazah harus ditutup (tidak langsung menyentuh tanah), jenazah tidak diperbolehkan
ditumpuk, tidak menggunakan penguburan massal sebelumnya.

2. Sanitasi
 Edukasi tentang penggunaan air secara efektif untuk kebutuhan sehari-hari (minum,
mandi, mencuci, pembuangan kotoran). Ajarkan penggunaan jamban (toilet umum)
dibandingkan tempat terbuka.
 Pengelolaan sampah untuk mencegah penyakit menular.
 Informasi tentang wadah air yang layak dan cukup karena masyarakat terkadang tidak
menyadari bahwa wadah yang tidak terlindungi atau kotor dapat menjadi sumber
penularan.
 Dorong masyarakat untuk menggunakan jamban darurat di pusat-pusat evakuasi dan
menghindari toilet terbuka.

3. Pentingnya Cuci Tangan


Ajarkan cara mencuci tangan yang tepat (langkah dan waktu), pencucian tangan
khususnya pada lingkungan pemukiman yang padat penduduk dan kumuh, kebiasaan
mencuci tangan dengan sabun yang benar dan tepat dapat menurunkan 50% dari
penderita diare. Penelitian ini dilakukan di Karachi, Pakistan dengan intervensi
pencegahaan penyakit.
Keterkaitan perilaku mencuci tangan dengan sabun dan penyakit diare, penelitian
intervensi, control kasus, dan lintas sektor dilakukan menggunakan data elektronik dan
data yang terkumpul menunjukan bahwa risiko relatif yang didapat dari tidak mencuci
tangan dari percobaan intervensi adalah 95% menderita diare, dan mencuci tangan
dengan sabun dapat mengurangi risiko diare hingga 47%.
Mencuci tangan dengan sabun adalah cara paling efektif untuk mencegah penyakit diare
dan ISPA, mencuci tangan dengan sabun juga dapat mencegah infeksi kulit, mata, SARS,
dan flu burung. Pada sebuah penelitian yang dipublikasikan Jurnal Kedokteran Inggris
(British Medical Journal) pada November 2007 menyatakan bahwa mencuci tangan
dengan sabun secara teratur dan menggunakan masker, sarung tangan, dan APD bisa jadi
lebih efektif untuk menahan penyebaran virus ISPA seperti flu dan SARS.

4. Pentingnya APD
 Tekankan pentingnya APD
 Bahaya yang dapat timbul jika APD tidak memadai
 Tingkatkan kesadaran tentang resiko infeksi dari luka yang terkontaminasi
 Perlu tersedia APD disposable

5. Penanganan Luka Dasar


 Pendidikan kesehatan harus memberikan informasi bahwa jika orang yang selamat
menjadi cedera atau mengalami luka terutama pada tungkai bawah, mereka harus
menerima perawatan medis dan vaksinasi yang tepat dan segera.
 Pertolongan pertama juga harus diberikan sebagai tindakan awal yang dapat
dilakukan oleh survivor sebelum paramedis melakukan perawatan luka.
 Jika tidak bisa segera dapat pertolongan, cuci dengan air bersih dan tutup dengan
kain yang bersih.

6. Edukasi Tentang Vaksinasi


 Biasanya penyintas kurang paham tentang vaksinasi
 Pentingnya vaksinasi untuk mencegah outbreak penyakit infeksi pasca bencana
 Vaksin campak dan tetanus menjadi penting pasca bencana
 Dorong untuk mau vaksinasi, khususnya bayi, anak-anak, dan ibu hamil

DAFTAR PUSTAKA:
https://promkes.kemkes.go.id/promosi-kesehatan-dalam-bencana

download file - Kementerian Kesehatan: www.kemkes.go.id

Anda mungkin juga menyukai