1. Latar belakang
bagian tubuh yang lembab yang paling sering berkontak dengan kuman yang
tangan, jari dan kuku jari. Mencuci tangan adalah teknik yang sangat mendasar
seperti : flu burung, diare, typus, ISPA, kecacingan, inspeksi saluran pencernaan
penggunaan sabun menjadi efektif karena lemak dan kotoran yang menempel
akan terlepas saat tangan digosok dan bergesek dalam upaya melepasnya.
Didalam lemak dan kotoran yang menempel inilah kuman penyakit hidup. Efek
sabun dan dalam beberapa kasus, tangan yang menjadi wangi, itulah yang
Segala jenis sabun dapat digunakan untuk mencuci tangan baik itu sabun biasa,
sabun antiseptik, ataupun sabun cair. Namun sabun antiseptik atau anti bakteri
seringkali dipromosikan lebih banyak pada publik. Hingga kini tidak ada
tertentu dapat membuat seseorang rentan pada organisme umum yang berada di
alam. Perbedaan antara sabun antiseptik dan sabun biasa adalah, sabun ini
mengandung zat anti bakteri umum seperti Triklosan yang memiliki daftar
panjang akan resistensinya terhadap organisme tertentu. Namun zat ini tidak
resisten untuk organisme yang tidak terdapat didaftar, sehingga mereka mungkin
yang dikerjakan oleh individu yang dapat diamati secara langsung maupun tidak
langsung (Green 1980). Perilaku cuci tangan pakai sabun merupakan suatu
intervensi kesehatan yang sederhana, mudah dan murah. Mencuci tangan pakai
sabun dilakukan pada 5 waktu penting: sebelum makan, sesudah buang air besar,
makanan. Jika hal ini dilakukan akan dapat mengurangi hingga 47% angka
kesakitan karena diare dan 30% karena infeksi saluran pernafasan akut atau
sebelum mencapai umur lima tahun karena penyakit diare dan ISPA. Pada
dengan sabun secara teratur dan menggunakan masker, sarung tangan, dan
pelindung, bisa jadi lebih efektuf untuk menahan penyebaran virus ISPA seperti
flu dan SARS. Temuan ini dipublikasikan setelah Inggris mengumumkan bahwa
mereka menggandakan obat-obatan anti virus sebagai persiapan pandemik flu
menunjukkan bahwa penggunaan vaksin dan obat-obatan anti virus tidak efisien
penularan virus ISPA dari binatang ke manusia atau manusia ke manusia dengan
apapun juga. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa secara individual mencuci
tangan dengan sabun, menggunakan masker, sarung tangan dan pelindung lebih
efektif untuk menahan laju penyebaran virus ISPA, dan lebih efektif lagi bila
bahwa mencuci tangan dengan air dan sabun adalah cara yang sederhana dan
efektif untuk menahan virus ISPA, mulai dari virus flu sehari-hari hingga virus
Bank Dunia menunjukkan bahwa perilaku sehat seperti mencuci tangan dengan
dibandingkan promosi obat-abatan flu oleh staf kesehatan. Hal ini diperparah
apabila lokasi penduduk terpencil dan sulit terjangkau media cetak maupun
bahwa praktek cuci tangan pakai sabun dapat menurunkan insiden diare dan
ISPA dan juga efektif untuk pencegahan penularan penyakit menular secara
Mencuci tangan dengan sabun mengurangi angka ISPA ini dengan dua langkah :
penyakit) lainnya (terutama virus entrentic ) yang menjadi penyebab tidak hanya
kebersihan seperti mencuci tangan sebelum dan sesudah makan/ buang air
yang berkaitan dengan pnemonia pada anak-anak balita hingga lebih dari 50
persen. Infeksi cacing, infeksi mata dan penyakit kulit. Penelitian juga telah
membuktikan bahwa selain diare dan ISPA penggunaan sabun dalam mencuci
tangan mengurangi kejadian penyakit kulit; infeksi mata seperti trakoma, dan
meningkat dari 12.186 kasus (8,49%) pada tahun 2012 menjadi 17.106 kasus
(11,61%) pada tahun 2013 (Dinas Kesehatan kab. Solok Selatan, 2013).
Angka kejadian ISPA di wilayah kerja puskesmas Bidar Alam kab. Solok
Selatan pada tahun 2012 terjadi 1046 kasus (8,8%) sedangakan tahun 2013 naik
menjadi 1066 kasus (9,1%). Penderita ISPA pada usia balita sebanyak 354 kasus
(3%) (profil puskesmas Bidar Alam, 2013). Berdasarkan windshield survei yang
dilakukan pada tanggal 6 Oktober 2017 didapatkan dari 114 KK dengan jumlah
jiwa 408 dimana terdapat jumlah balita 43 orang, dari 43 orang balita terdapat
diambil kesimpulan bahwa praktik cuci tangan pakai sabun ternyata belum
Tanjung Durian pada umumnya dan tidak diajarkan dari usia balita pada
khususnya. Meskipun sudah sudah banyak yang sudah terbiasa mencuci tangan,
namun pemahaman akan pentingnya penggunaan sabun dan air mengalir belum
cuci tangan pakai sabun dengan peserta anak usia balita. Anak usia balita yang
usia dini.
masyarakat desa (MMD) untuk menyusun POA yang akan dilakukan, dan telah
cara cuci tangan pakai sabun yang benar melalui lomba cuci tangan pakai sabun
2. Tujuan
a. Tujuan umum :
3. Persiapan Sosialisasi
1. Metode
2. Media
a) Pengeras suara
b) Air bersih
c) Sabun antiseptik
d) Tissue
3. Materi (terlampir)
a) Hari : Sabtu
6. Setting tempat
Keterangan :
: Supervisor
7. Proses sosialisasi
1. Persiapan
a. Perawat
2. Pelaksanaan
No Kegiatan Waktu
Mengucapkan salam
masyarakat
yang menang.
Total 60 Menit
3. Kriteria Evaluasi
a. Kriteria Struktur
pembimbing.
b. Kriteria Proses
bentuk perlombaan.
c. Kriteria Hasil
Mengetahui
(Ns. Khairul Andre, M.Kep, Sp. Kom) (Berta Arif Suganda, S.Kep)
No. NAMA TANDA TANGAN
ABSEN PESERTA SOSIALISASI CUCI TANGAN PAKAI SABUN