Anda di halaman 1dari 12

TINJAUAN KRIMINOLOGI TERHADAP TINDAK PIDANA

PEMERKOSAAN ANAK
(STUDI KASUS DI POLRES METRO JAKARTA BARAT)

MANUSKRIP
Jefrido Benget
20160401082

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
JAKARTA
2021
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK
Sebagai sivitas akademik Universitas Esa Unggul, saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Penulis Pertama:
Nama : Jefrido Benget
NIM : 20160401082
Progra Studi : Ilmu Hukum
Jurusan : Praktisi Hukum

Penulis Kedua:
Nama : Henry Arianto, S.H., M.H

Jenis Karya : Jurnal


Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui memberikan kepada Universitas Esa
Unggul Hak Bebas Royalti Non-eksklusif (Non-exclusive, Royalty-Free Right) atas karya
ilmiah yang berjudul: “Tinjauan Kriminologi Terhadap Tindak Pidana Pemerkosaan Anak
(Studi Kasus Di Polres Metro Jakarta Barat)”. Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan)
dengan hak bebas royalti non-eksklusif ini Universitas Esa Unggul berhak menyimpan,
mengalih media/format mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan
mempublikasikan tugas akhir saya, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis dan
sebagai pemilik hak cipta.
Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Penulis Pertama Penulis Kedua

(Jefrido Benget) (Henry Arianto, S.H., M.H)


TINJAUAN KRIMINOLOGI TERHADAP TINDAK PIDANA
PEMERKOSAAN ANAK
(STUDI KASUS DI POLRES METRO JAKARTA BARAT)
1
Jefrido Benget, 2Henry Arianto, S.H., M.H
1
UNIVERSITAS ESA UNGGUL, JAKARTA
2
UNIVERSITAS ESA UNGGUL, JAKARTA
1
Jefrido190198@gmail.com
2
Henry.arianto@esaunggul.ac.id

ABSTRAK
Pemerkosaan terhadap anak biasanya diikuti dengan kekerasan seksual. Kekerasan seksual pada anak
adalah pemaksaan, ancaman atau keterperdayaan seorang anak dalam aktivitas seksual yang meliputi
melihat, meraba, penetrasi (tekanan), pencabulan dan pemerkosaan. Masalah tindak pidana pemerkosaan
anak merupakan contoh kerentanan posisi anak, terutama mengenai seksualitas. Meningkatnya angka
pelecehan dan kekerasan seksual terhadap anak menunjukkan kegagalan dalam perlindungan anak oleh
hukum. Hal ini ditakutkan jika akan terjadinya lagi seperti ini, maka penulis menjadikan permasalahannya
tentang faktor-faktor apakah yang menyebabkan terjadinya kejahatan pemerkosaan terhadap anak di Wilayah
Jakarta Barat dan bagaimanakah upaya penanggulangan yang dilakukan oleh pihak terkait khususnya aparat
kepolisian untuk menanggulangi kejahatan pemerkosaan terhadap anak di Wilayah Polres Metro Jakarta
Barat. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang menyebabkan
terjadinya kejahatan pemerkosaan terhadap anak di wilayah Jakarta Barat dan untuk mengetahui
bagaimanakah upaya penanggulangan yang dilakukan oleh pihak terkait khususnya aparat kepolisian untuk
menanggulangi kejahatan pemerkosaan terhadap anak di wilayah Polres Metro Jakarta Barat. Dalam
menyusun skripsi ini penulis menggunakan sifat penelitian kualitatif yaitu dimana penulis melakukan
penelitian yang mengacu pada norma hukum yang terdapat dalam perundang undangan serta norma – norma
yang berkembang dalam masyarakat. Menurut penulis faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya tindak
pidana pemerkosaan anak di Wilayah Jakarta Barat karena faktor lingkungan, faktor kurangnya pendidikan,
faktor kurang menghayati ajaran agama, faktor situs porno dan faktor minuman alkohol. Untuk upaya
penanggulangan yang dilakukan oleh pihak terkait khususnya apart kepolisian ialah untuk memaksimalkan
upaya penanggulangan diharapkan partisipasi masyarakat dan konsistensi dari aparat penegak hukum.

Kata Kunci: Tindak Pidana, Pemerkosaan, Anak

ABSTRACT
Rape of children is usually followed by sexual violence. Sexual violence against children is the coercion,
threat or empowerment of a child in sexual activity which includes seeing, touching, penetration (pressure),
sexual immorality and rape. The problem of the crime of child rape is an example of the vulnerability of a
child's position, especially regarding sexuality. The increasing number of sexual abuse and violence against
children indicates a failure to protect children by law. It is feared that if this happens again, the authors
make the problem about what factors cause the crime of rape against children in the West Jakarta area and
how are the efforts made by the related parties, especially the police, to tackle the crime of rape against
children in the region. West Jakarta Metro Police. The purpose of this study was to determine what factors
led to the crime of rape against children in the West Jakarta area and to find out how the prevention efforts
were carried out by related parties, especially the police, to tackle the crime of rape against children in the
West Jakarta Metro Police area. In compiling this thesis the author uses the nature of qualitative research,
namely where the author conducts research that refers to the legal norms contained in legislation as well as
the norms that develop in society. According to the author, the factors that lead to the crime of child rape in
West Jakarta are due to environmental factors, lack of education, lack of understanding of religious
teachings, factors of pornographic sites and alcohol drinking. For countermeasures carried out by related
parties, especially apart from the police, are to maximize the prevention efforts, it is hoped that public
participation and consistency of law enforcement officials are expected.

Keywords: Crime, Rape, Children


Pendahuluan dalam kehidupannya, namun tanpa adanya
Negara Kesatuan Republik Indonesia hukum setiap manusia bisa melakukan hal
menjamin kesejahteraan tiap-tiap warga apapun yang ia inginkan dan akan
Negaranya, termasuk Negara, Pemerintah, mengakibatkan akan terjadinya kejahatan.
dan Pemerintah Daerah berkewajiban dan Hukum pidana adalah bagian dari
bertanggung jawab menghormati pemenuhan keseluruhan hukum yang berlaku di suatu
Hak Anak tanpa membedakan suku, agama, negara yang mengadakan dasar-dasar dan
ras, golongan, jenis kelamin, etnik, budaya mengatur ketentuan tentang perbuatan yang
dan bahasa, status hukum, urutan kelahiran, tidak boleh dilakukan, dilarang yang disertai
dan kondisi fisik dan/atau mental. Untuk ancaman pidana bagi barang siapa yang
menjamin pemenuhan Hak Anak, negara melakukan. kapan dan dalam hal apa kepada
berkewajiban untuk memenuhi, melindungi, mereka yang telah melanggar larangan itu
dan menghormati Hak Anak. dapat dikenakan sanksi pidana dan dengan
Anak adalah tunas, potensi dan generasi cara bagaimana pengenaan pidana itu dapat
penerus cita-cita bangsa Indonesia, memiliki dilaksanakan.(Hiariej, 2015; 16) Bentuknya
peran strategis dalam menjamin eksistensi bermacam-macam dari dipaksa diambil
bangsa dan Negara dimana yang akan datang. hartanya karena harus membayar denda,
Agar kelak mereka perlu mendapat dirampas kebebasannya karena dipidana
kesempatan yang seluas luasnya untuk kurungan atau penjara, bahkan dapat pula
tumbuh dan berkembang secara optimal,baik dirampas nyawanya, jika diputuskan dijatuhi
fisik, mental, sosial, maupun spiritual. Status pidana mati.(Prasetyo, 2014; 2)
dan kondisi anak Indonesia adalah paradox. Tindak pidana merupakan suatu masalah
Secara ideal, anak adalah pewaris dan kemanusiaan dan masalah sosial yang
pelanjut masa depan bangsa. Secara real dihadapi oleh setiap manusia dalam bentuk
situasi anak Indonesia masih dan terus kehidupan bermasyarakat. Tindak pidana itu
memburuk. Dunia anak yang seharusnya sebagai tindakan melanggar hukum yang telah
diwarnai oleh kegiatan bermain, belajar, dan dilakukan dengan sengaja ataupun tidak
mengembangkan minat serta bakatnya untuk dengan sengaja oleh seseorang yang dapat
masa depan, realitasnya diwarnai data kelam dipertanggung jawabkan atas tindakannya dan
dan menyedihkan.(Abu Huraerah, 2012; 7) yang oleh undang-undang telah menyatakan
Negara Indonesia adalah Negara hukum suatu tindakan yang dapat dihukum.
yang berdasarkan pancasila dan berdasarkan (Lamintang, 2014; 183)
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Kriminologi adalah ilmu pengentahuan
Tahun 1945, yaitu sebelum di dalam tentang kejahatam, secara harfiah berasal dari
pembuatan pasal-pasalnya tidak ditemukan kata crimen berarti kejahatan atau penjahat
mengenai istilah Negara hukum. Tetapi dalam dan logos yang artinya pengetahuan atau ilmu
penjelasan umum yang menyangkut pengetahuan, maka kriminologi dapat berarti
penjelasan mengenai sistem pemerintahan ilmu tentang kejahatan atau penjahat.(Zulfa,
Negara disebutkan bahwa “Indonesia adalah 2001; 7) Perkosaan adalah bagian dari
Negara hukum yang berdasarkan hukum kekerasan terhadap perempuan yang terdiri
(rechstaat)” baru setelah perubahan Pasal 1 atas kekerasan fisik, psikis, dan seksual.
ayat (3). Undang- Undang Dasar Republik Perkosaan adalah penggunaan ancaman,
Indonesia Tahun 1945.(H. Moh. Hatta, kekuatan fisik, atau intimidasi dalam rangka
2009;11) memperoleh relasi seksual dengan kehendak
Dalam setiap kegiatan manusia yang orang lain yang bertentangan dengan
merupakan aktivitas kehidupannya harus kehendak orang tersebut. Laki- laki pelaku
berdasarkan pada peraturan dan norma-norma berniat bukan hanya sekedar melampiaskan
yang berlaku dalam kegiatan manusia. Dalam hasrat seksualnya saja, tetapi berkeinginan
halnya suatu hukum tidak akan lepas dari untuk menista dan merendahkan perempuan
kehidupan manusia karena hukum merupakan korban dengan cara memakai seks sebagai
aturan untuk mengatur tingkah laku manusia senjata untuk menyatakan kekerasan,
kekuatan, dan agresinya. Kekerasan seksual pada anak adalah
Namun Kitab Undang-Undang Hukum pemaksaan, ancaman atau keterperdayaan
Pidana (KUHP) terdapat mengatur seorang anak dalam aktivitas seksual yang
perkosaaan dalam Pasal 285 KUHP, yaitu: meliputi melihat, meraba, penetrasi (tekanan),
"barang siapa dengan kekerasan atau pencabulan dan pemerkosaan. Tindak pidana
ancaman kekerasan memaksa seorang wanita kekerasan seksual terhadap anak merupakan
bersetubuh dengan dia diluar perkawinan contoh kerentanan posisi anak, terutama
mengenai seksualitas. Meningkatnya angka
diancam karena melakukan perkosaan
pelecehan dan kekerasan seksual terhadap
dengan pidana penjara paling lama dua belas anak menunjukkan kegagalan dalam
tahun" perlindungan anak oleh hukum.(Hukum &
Antara lain dalam Kamus Besar Bahasa Sebelas, 2013; 222)
Indonesia dikatakan bahwa perkosa berarti Dalam hal ini penulis mengambil salah
paksa, gagah, kekerasan, kuat perkasa. satu contoh kasus untuk dijadikan kajian
Memperkosa berarti menundukkan dengan dalam kriminologi terhadap pelaku yang
melakukan tindak pidana pemerkosaan anak
kekerasan, memaksa dengan kekerasan,
dengan kasus di Polres Metro Jakarta Barat.
menggagahi. “Gagah, kuat, paksa, kekerasan, Berdasarkan uraian di atas terdapat
dengan paksa, dengan kekerasan, perkasa. permasalahan sebagai berikut: Faktor-faktor
Memperkosa berarti menundukkan dengan apakah yang menyebabkan terjadinya
kekerasan, menggagahi, memaksa dengan kejahatan pemerkosaan terhadap anak di
kekerasan. Sedangkan perkosa adalah wilayah Jakarta Bara dan Bagaimanakah
perbuatan memperkosa, penggagahan, upaya penanggulangan yang dilakukan oleh
pihak terkait khususnya aparat kepolisian
paksaan, pelanggaran dengan kekerasan”.
untuk menanggulangi kejahatan pemerkosaan
(Bruno, 2019; 111-112) terhadap anak di wilayah Polres Metro Jakarta
Istilah kekerasan seksual adalah perbuatan Barat.
yang dapat dikategorikan hubungan dan
tingkah laku seksual yang tidak wajar, Metode Penelitian
sehingga menimbulkan kerugian dan akibat 1. Jenis Penelitian
yang serius bagi para korban. Kekerasan Jenis penelitian yang digunakan penelitian
kualitatif yaitu penelitian yang mengacu
seksual (perkosaan) membawa dampak pada
pada norma hukum yang terdapat dalam
fisik dan psikis yang permanen dan berjangka perundang undangan serta norma – norma
panjang. Kekerasan seksual yang akan lebih yang berkembang dalam masyarakat.
dibahas disini adalah khususnya kejahatan (Soekanto, 1986; 3)
seksual pemerkosaan, maka sangat penting 2. Pendekatan
ditelusuri pula faktor-faktor penyebab Penelitian ini juga menggunakan
timbulnya kejahatan tersebut, khususnya pendekatan empiris yaitu pendekatan
secara langsung yang berhubungan dengan
kejahatan kekerasan seksual pemerkosaan.
fakta – fakta yang ada dari permasalahan
Kejahatan kekerasan seksual (perkosaan) yang di temui dalam penelitian.
yang tidak surut oleh perkembangan jaman, 3. Sumber Data
kemajuan teknologi, dan kemajuan pola pikir a. Suber Data Primer:
manusia, menjadi salah satu kejahatan yang  Buku – buku yang berkaitan dengan
sangat meresahkan masyarakat di tengah hukum pidana, kriminologi dan hak –
tengah perkembangan-perkembangan hak anak.
tersebut.(Andira, 2015; 373)  Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 1 Tahun 1946 tentang
Pelecehan seksual terhadap anak-anak
Peraturan Hukum Pidana.
biasanya diikuti dengan kekerasan seksual.
 Undang – Undang Nomor 35 Tahun 2021 di Wilayah Jakarta Barat sebagaimana
2014 Tentang Perlindungan Anak. data pada tabel berikut:
 Undang – Undang Nomor 11 Tahun Tabel 4.1
2012 Tentang Sistem Peradilan Jumlah Kasus-kasus Pemerkosaan
Pidana Anak Terhadap Anak di Wilayah Jakarta Barat
b. Sumber Data Sekunder
 Pengamatan lapangan, gambaran Jumlah Kasus
umum tentang Polres Metro Jakarta No. Tahun Pemerkosaan Terhadap
Barat. Anak
 Wawancara dengan Petugas 1. 2019 13
Kepolisian di Polres Metro Jakarta 2. 2020 17
Barat dan Pelaku.
 Dokumen yang berkaitan dengan 3. 2021 5
Polres Metro Jakarta Barat. Sumber Data : (Hasil Wawancara dengan
4. Teknik Pengumpulan Data Bripda Nova Ollan Pratama selaku Penyidik
a. Pengamatan lapangan, gambaran umum PPA, Polres Metro Jakarta Barat 23 April
tentang Polres Metro Jakarta Barat. 2021, n.d.)
b. Wawancara dengan Petugas Kepolisian Table 4.2
di Polres Metro Jakarta Barat dan Grafik Batang Angka Kasus Pemerkosaan
Pelaku. Terhadap Anak di Wilayah Jakarta Barat
c. Dokumen yang berkaitan dengan Polres
Metro Jakarta Barat.
Grafik Batang Angka Kasus
Pemerkosaan Terhadap Anak di
Hasil dan Pembahasan
18 Wilayah Jakarta Barat
Faktor-faktor apakah yang 16
menyebabkan terjadinya kejahatan 14
pemerkosaan terhadap anak di 12
10
Wilayah Jakarta Barat 8
Anak adalah amanah sekaligus karunia 6
Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa harus 4
dijaga karena di dalam dirinya melekat harkat 2
martabat dan hak-hak sebagai manusia yang 0
2019 2020 2021
harus dijunjung tinggi. Anak adalah seorang
yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun,
termasuk anak yang masih dalam kandungan Dari grafik batang pada lampiran 4.2
(Pasal 1 ayat (1) UU No.35/2014 tentang menunjukkan bahwa setiap tahunnya terjadi
Perubahan Atas UU No.23/2002 tentang peningkatan dan penurunan angka kasus
Perlindungan Anak). Faktor yang pemerkosaan terhadap anak di Wilayah
menyebabkan terjadinya tindak pidana Jakarta Barat. Peningkatan angka kasus
pemerkosaan yang dilakukan oleh pelaku pemerkosaan terhadap anak yang terjadi sejak
terhadap anak. Untuk menemukan data tahun 2020 dan penurunan angka kasus
mengenai kejahatan tindak pidana pemerkosaan terhadap anak yang terjadi pada
pemerkosaan anak terhadap anak, maka tahun 2021. Atas dasar meningkatnya dan
penulis melakukan penelitian dan wawancara penurunanya angka kasus pemerkosaan
terhadap pelaku tindak pidana pemerkosa terhadap anak yang terjadidari tahun 2019
terhadap anak sebagai korban yang terjadi di sampai dengan tahun 2021 di Wilayah Jakarta
Wilayah Jakarta Barat. Barat.
Peneliti mengungkapkan adanya Berdasarkan dari data yang diperoleh
penurunan angka tindak pidana pemerkosa penulis dapat mengetahui faktor-faktor
terhadap anak dari tahun 2019 hingga tahun penyebab terjadinya tindak pidana
pemerkosaan terhadap anak di Wilayah Kuesioner Tersangka Kasus Pemerkosaan
Jakarta Barat, dengan profil sebagai berikut: Terhadap Anak di Polres Jakarta Barat (15
Tabel 4.3 April 2021)
Kelima faktor penyebab terjadinya
Jumlah Pelaku Pemerkosaan Terhadap kejahatan pemerkosaan terhadap anak di
Anak di Wilayah Jakarta Barat wilayah Jakarta Barat tersebut, sebagaimana
di kemukakan responden. Oleh karna itu
No. Nama Umur Pendidikan
menurut hasil penelitian dan wawancara yang
1. BA 25 Tahun SMA dilakukan terhadap para pelaku tindak pidana
pemerkosaan terhadap anak yang berada di
2. D 30 Tahun SMA
Wilayah Jakarta Barat, maka penulis akan
3. AR 28 Tahun SD memaparkan faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya tindak pidana tersebut adalah
4. MK 25 Tahun SMA/SMK
sebagai berikut:
5. EP 26 Tahun SMA 1. Faktor Lingkungan atau Faktor Eksteren
Sumber Data : Hasil Wawancara dan Salah satu penyebab timbulnya kejahatan
Kuesioner Tersangka Kasus Pemerkosaan adalah lingkungan yang tidak baik, yaitu
Terhadap Anak di Polres Jakarta Barat (15 lingkungan yang tidak baik atau kadang-
April 2021) kadang dapat dikatakan kacau di mana di
Penulis juga mendapatkan beberapa situ anak-anak tidak cukup mendapatkan
faktor-faktor penyebab terjadinya tindak pendidikan dan pengetahuan tentang nilai-
pidana pemerkosaan terhadap anak yang nilai yang biasa dijunjung tinggi oleh
berada di wilayah Jakarta Barat. Adapun masyarakat seperti nilai mengenai hak
faktor-faktor penyebab terjadinya tindak milik orang lain, nilai pendidikan sebagai
pidana pemerkosaan terhadap anak yang di alat untuk maju dan sebagainya.
wilayah Jakarta Barat tersebut sebagai (Ramadhan, 2014)
berikut: Dalam hal ini faktor lingkungan
Tabel 4.4 sekitarnya yang kurang baik, sehingga
Faktor-faktor Penyebab Terjadinya menimbulkan mental kpribadiannya pun
menjadi jelek. Berdasarkan wawancara
Tindak Pidana Pemerkosaan Terhadap
pelaku dengan berinisial D mengatakan ia
Anak melakukan pemerkosaan tersebut terpicu
di Wilayah Jakarta Barat oleh keadaan lingkungan sekitarnya yang
No. Faktor Penyebab Jumlah Pelaku didominasikan oleh anak-anak dan
mereka banyak yang menggunakan
Faktor Lingkungan pakaian minim/pakaian terbuka, sehingga
1. 1
atau Faktor Eksteren hal tersebut memancing pelaku untuk
Faktor Kurangnya melampiaskan hasrat seksualnya dan
2. Pendidikan atau 1 terjadilah pemerkosaan terhadap anak
Faktor Interen tersebut.(Hasil Wawancara Dengan Salah
Faktor Kurang Satu Tersangka Di Polres Metro Jakarta
Menghayati Ajaran Barat “D,” n.d.)
3. 1
Agama atau Faktor 2. Faktor Kurangnya Pendidikan atau Faktor
Interen Interen
Faktor Situs Porno Dalam hal ini tidak dapat sangka bahwa
4. 1
atau Faktor Eksteren peranan pendidikan sangat besar
Faktor Minuman pengaruhnya terhadap pembentukan
5. Alkohol atau Faktor 2 watak pribadi seseorang. Individu yang
Eksteren berpendidikan kemungkinan lebih tabah
Sumber Data : Hasil Wawancara dan dalam menghadapi problem sosial
disekitarnya. Sebaliknya, indvidu yang
berpendidikan sangat potensial dalam sebuah keluarga dan ditengah-
berpengaruh oleh kondisi sosial dimana ia tengah masyarakat. Berdasarkan hasil
berada. Kurangnya pendidikan formal wawancara penulis dengan pelaku
dalam diri seseorang dapat menimbulkan berinisial EP mengatakan bahwa ia kurang
dampak terhadap masyarakat dan yang menghayati ajaran agama yang sudah ia
bersangkutan mudah terpengaruh pelajari dari orang, guru dan kepala tokoh
melakukan suatu kejahatan tanpa agama.(Hasil Wawancara Dengan Salah
memikirkan akibat dari perbuatannya. Satu Tersangka Di Polres Metro Jakarta
Berdasarkan wawancara penulis dengan Barat “EP,” n.d.)
pelaku berinisial AR, mengatakan bahwa 4. Faktor Situs Porno atau Faktor Eksteren
tindak pidana pemerkosaan terhadap anak Dalam hal ini faktor situs porno tentunya
bisa terjadi karena adanya faktor membawa pengaruh bagi kehidupan
kurangnya pendidikan. Akibat kurangnya seseorang dan berdampak negatif.
pendidikan maka akan menyebabkan Berdasarkan hasil wawancara penulis
seseorang juga memiliki kekurangan dengan pelaku berinisial BA mengatakan
dalam hal wawasan dan pemahaman, bahwa ia suka menonton video porno dan
sehingga ia dalam melakukan tindak gambar-gambar yang mengandung unsur
pidana pemerkosaan tidak mengetahui porno akibatnya mudah terangsang dan
dampak dari perbuatannya tersebut.(Hasil tidak mampu mengendalikan hawa
Wawancara Dengan Salah Satu nafsunya sehingga menimbulkan hasrat
Tersangka Di Polres Metro Jakarta Barat pelaku untuk melakukannya juga semakin
“AR,” n.d.) tinggi karena pengaruh dari suka
Satu hal yang perlu di kemukakan bahwa, menonton video porno. Namun setelah
walaupun pendidikan kurang berhasil menonton video porno tersebut maka
namun tidak secara mutlak dapat pelaku menimbulkan rasa ingin
dikatakan faktor utama penyebab mencobanya sehingga terjadilah
terjadinya kejahatan pemerkosaan pemerkosaan terhadap anak yang berada
terhadap anak di wilayah Jakarta Barat. diseitarnya.(Hasil Wawancara Dengan
3. Faktor Kurang Menghayati Ajaran Agama Salah Satu Tersangka Di Polres Metro
atau Faktor Interen Jakarta Barat “BA,” n.d.)
Dalam hal ini faktor kurangnya agama 5. Faktor Minuman Alkohol atau Faktor
sangat penting yaitu dapat mempengaruhi Eksteren
seseorang untuk melakukan perbuatan Dalam hal ini orang yang dibawah
jahat yang dilarang oleh agama, karna pengaruh alcohol sangat berbahaya karena
faktor ketaatan baragama paling berperan ia menyebabkan hilangnya daya menahan
untuk melihat tingkat kesadaran hukum. diri dari dirinya. Berdasarkan hasil
Seseorang sulit untuk diketahui secara wawancara penulis dengan pelaku
pasti, tetapi sekiranya dapat diterima berinisial MK mengatakan bahwa ia
kalau penulis katakan bagi orang-orang melakukan pemerkosaan terhadap anak
yang selalu taat kepada ajaran agamanya tersebut terjadi karena pelaku sedang
dan selalu mempraktekannya dalam berada dibawah pengaruh minimal
kehidupannya pasti orang tersebut akan alkohol. pemerkosaan tersebut dilakukan
tidak berbuat jahat, dibandingkan dengan dengan cara pelaku memaksa mengajak
orang-orang yang kurang menghayati pergi kesuatu tempat yang sepi, setibanya
ajaran agamanya. di tempat sepi pelaku mengancam korban
Dengan demikian ketaatan bagi setiap untuk melakukan hubungan intim, jika
manusia merupakan faktor yang sangat korban tidak mau makan pelaku akan
penting untuk menentukan baik buruknya marah dan mengancam korban.(Hasil
tingkah laku seseorang. Demikian pula Wawancara Dengan Salah Satu
ketaatan beribadah sangat berpengaruh Tersangka Di Polres Metro Jakarta Barat
terhadap pola tingkah laku dan kehidupan “MK,” n.d.)
Dengan dari kelima faktor tersebut, tindakan kejahatan yang sedang terjadi.
yaitu ada satu faktor yang paling dominan (Abdulsyani, 1987; 135)
dilakukan oleh para pelaku karena faktor Dalam upaya menanggulangi kejahatan
minuman alkohol maka karena faktor tindak pidana pemerkosaan terhadap anak di
minuman alkohol itu pelaku melakukan Wilayah Jakarta Barata, maka Polres Metro
pemerkosaan terhadap anak dalam keadaan Jakarta Barat melakukan upaya- upaya
tidak sadar atau dibawah pengaruh minuman sebagai berikut:
alkohol yang teerjadi di Wilayah Jakarta  Upaya Preventif
Barat. Upaya pencegahann biasa disebut
Menurut Wisnu terdapat hubungan dengan tindakan preventif. Tindakan
antara minuman keras dengan kriminalitas Preventif ini merupakan suatu usaha
yaitu : (1) Efek langsung alkohol dapat pencegahan dan penanggulangan yang
mencetuskan tindak kriminal dengan dilakukan secara sitematik, berencana,
mengubah orang yang biasanya normal terpadu dan terarah kepada tujuan agar
menjadi bertingkah laku tidak seperti dapat menekan jumlah kejahatan
biasanya; (2) Tindak kriminal juga dapat pemerkosaan di Wilayah Jakarta Barat.
dijumpai pada upaya ilegal untuk Dalam hal upaya pencegahan ini juga
mendapatkan minuman keras tersebut; (3) pihak kepolisian Polres Jakarta Barat
Meminum alkohol untuk memabukkan diri melakukan kerja sama dengan
sendiri diasosiasikan sebagai perilaku masyarakat dan tokoh-tokoh agama
kriminal; (4) Dampak konsumsi berlebihan serta orang yang berperan aktif untuk
dalam jangka lama secara tidak langsung menciptakan, memelihar, meningkatkan
berhubungan dengan kejahatan dikarenakan ketertiban dan keamanan bagi diri
menurunnya kemampuan seseorang untuk sendiri dan lingkungan setempat.
melaksanakan tugas sehingga ia mulai Menurut Bripda Nova Ollan Pratama
menjadi pribadi yang lebih permisif terhadap (Penyidik PPa) Wilayah Polres Metro
tindakan melanggar hukum.(Setyorini, n.d.) Jakarta Barat, penanggulangan
kejahatan tindak pidana pemerkosaan
Upaya penanggulangan yang dilakukan terhadap anak bersifat Preventif, yaitu
oleh pihak terkait khususnya aparat sebagai berikut:(Hasil Wawancara
kepolisian untuk menanggulangi Dengan Bripda Nova Ollan Pratama
kejahatan pemerkosaan terhadap anak Selaku Penyidik PPa, Polres Metro
di Wilayah Polres Metro Jakarta Barat Jakarta Barat 23 April 2021, n.d.)
Dalam masalah kejahatan yang selalu  Mengadakan penyuluhan Hukum
mengganggu keamanan dan kenyamanan pada saat kegiataan untuk
sosial adalah merupakan suatu masalah yang meningkatkan tanggung jawab
besar bagi umat manusia diseluruh dunia. bersama dalam menjaga lingkungan
Kejahatan dapat dikatakan sebagai suatu keluarga dan Anak dalam
perilaku manusia yang menyimpang, masyarakat.
bertentangan dengan hukum, serta merugikan  Mengadakan penyuluhan kepada
masyarakat, maka dari itu perlu adanya upaya masyarakat dan tokoh agama agar
penanggulangannya. bekerja sama oleh pihak kepolisian
Penanggulangan kejahatan mencakup untuk melaporkan jika ada yang
tindakan preventif dan represif terhadap menjual minuman secara bebas atau
kejahatan. Tindakan pencegahan atau ada orang yang dibawah pengaruh
preventif yaitu usaha yang menunjukkan alkohol.
pembinaan, pendidikan dan penyadaran  Mengadakan penyuluhan kepada
terhadap masyarakat umum sebelum terjadi masyarakat bahwa bahayanya
gejolak perbuatan kejahatan. Sedangkan minuman alkohol jika dikonsumsi
tindakan represif yaitu usaha yang dengan berlebihan akan
menunjukkan upaya pemberantasan terhadap mngekibatkan tidak sadarkan diri
atau dibawah pengaruh minuman perundang-undangan yang berlaku.
alkohol. Adapun tujuan dari penindakan adalah
 Bekerja sama dengan masyarakat, untuk membina, membimbing sehingga
tokoh-tokoh agama serta lembaga terciptanya suatu kesadaran untuk tidak
yang bergerak di bidang mengulangi perbuatannya yang sama
perlindungan Anak dan Perempuan dan perbuatan lainnya yang
untuk melakukan sosialisasi dan bertentangan dengan ketentuan-
penyuluhan-penyuluhan ke setiap ketentuan hukum dan serta norma-
tempat, SMP/MTs dan SMA/SMK norma yang berlaku.
yang ada di Wilayah Jakarta Barat Dalam menanggulangi kejahatan
dengan tema bahaya dampak pemerkosaan terhadap anak secara
negatif seks bebas. Represif dan dari hasil wawancara
 Menghimbau kepada masyarakat penulis dengan Bripda Nova Ollan
untuk meningkatkan kewaspadaan Pratama, sebagai berikut:
terhadap segala sesuatu yang  Setelah menerima laporan dari
mungkin terjadinya kejahatan korban pemerkosaan atau warga
pemerkosaan terhadap anak setempat pihak kepolisian langsung
dilingkungan keluarga maupun mengadakan pemeriksaan,
lingkungan masyarakat. penangkapan terhadap pelaku dan
 Menghimbau kepada masyarakat menyita barang bukti serta upaya
agar segera melaporkan kepada lainnya dalam rangka penyelidikan
pihak yang berwajib jika ada hal-hal perkara dan selanjutnya
yang mencurigakan yang berkaitan dilimpahkan ke kejaksaan.
dengan seks dan korban dari pelaku  Melakukan patrol di malam hari di
perkosaan. tempat yang sepi atau di taman kota
 Memberi peringatan kepada pemilik yang merupakan tempat para anak
warnet untuk memblokir situs-situs dan remaja pacaran.
porno yang biasa di akses para  Menindaklanjuti atau menghukum
pelajar. untuk para penjual minuman keras
 Kegiatan tersebut dilakukan selama atau minuman alkohol dengan
2 kali dalam sebulan dan dilakukan sembarangan atau tidak mempunyai
dalam setiap kegiatan keagamaan izin untuk menjual minuman
dan dalam kegiatan bermasyarakat beralkohol tersebut berdasarkan
seperti di tempat yang luas untuk Peraturan Presiden Nomor 74 Tahun
menyampaikan penyuluhan kepada 2013.
orang yang sudah dewasa dan anak  Menindaklanjuti remaja yang
yang dibawah umur. kedapatan sedang melakukan
 Penyuluhan ini disampaikan oleh perbuatan mesum dengan cara
para lembaga yang bergerak membawa ke kantor polisi
dibidang perlindungan anak, pihak kemudian memanggil kedua orang
Kepolisian dari Polres Metro Jakarta tuannya.
Barat dan tokoh-tokoh agama  Melakukan atau menjatuhkan
lainnya. tuntutan pidana yang berat kepada
 Upaya Represif pelaku kejahatan pemerkosaan Anak
Tindakan Represif ini merupakan sesuai Undang-Undang
suatu penanggulangan yang dilakukan Perlindungan Anak.
dengan cara melakukan tindakan atau Berdasarkan uraian diatas, menurut
penghukuman langsung terhadap kasus- Bripda Nova Ollan Pratama (Penyidik PPa)
kasus kejahatan pemerkosaan terhadap kasus pemerkosaan terhadap anak ini sudah
anak berdasarkan ketentuan hukum dan berkurang dari sebelumnya dan tidak semua
laporan kasus pemerkosaan yang diterima
oleh pihak kepolisian itu dilakukan penahanan pihak terkait khususnya aparat kepolisian
terhadap pelaku dan dilimpahkan ke untuk menanggulangi kejahatan
pengadilan. Karena sebagian kasus pemerkosaan terhadap anak di wilayah
pemerkosaan ini diselesaikan secara Polres Metro Jakarta Barat dengan
kekeluargaan (dinikahkan) dan kedua orang melakukan Tindakan pencegahan atau
tua sepakat serta antara pelaku dan korban preventif yaitu usaha yang menunjukkan
pemerkosaan masih dalam anak. Oleh karena pembinaan, pendidikan dan penyadaran
itu sebagian masyarakat masih menganut terhadap masyarakat umum sebelum terjadi
sistem adat.(Hasil Wawancara Dengan gejolak perbuatan kejahatan. Sedangkan
Bripda Nova Ollan Pratama Selaku Penyidik tindakan represif yaitu usaha yang
PPa, Polres Metro Jakarta Barat 23 April menunjukkan upaya pemberantasan terhadap
2021, n.d.) tindakan kejahatan yang sedang terjadi.

Kesimpulan Daftar Pustaka


Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya Abdulsyani. (1987). Sosiologi Kriminalitas.
suatu tindak pidana pemerkosaan anak di CV Remadja Karya.
Wilayah Jakarta Barat yaitu karena faktor Abu Huraerah. (2012). Child Abuse
lingkungan seperti keadaan lingkungan (Kekerasan Terhadap Anak). Nuansa.
sekitarnya yang didominasikan oleh anak- Andira, L. N. (2015). Tinjauan kriminologi
anak dan mereka banyak yang menggunakan tindak pidana perkosaan terhadap anak
pakaian minim/pakaian terbuka, sehingga hal berkebutuhan khusus di sukoharjo. 4(2),
tersebut memancing pelaku untuk 208–218.
melampiaskan hasrat seksualnya dan Bruno, L. (2019). Rekonstruksi Hukum
terjadilah pemerkosaan terhadap anak Tentang Hukuman Kebiri Bagi Pelaku
tersebut, faktor kurangnya pendidikan seperti Tindak Pidana Pelecehan Seksual.
seseorang memiliki kekurangan dalam hal Journal of Chemical Information and
wawasan dan pemahaman, sehingga ia Modeling, 53(9), 1689–1699.
dalam melakukan tindak pidana H. Moh. Hatta. (2009). Beberapa Masalah
pemerkosaan tidak mengetahui dampak dari Penegakan Hukum Pidana Umum dan
perbuatannya tersebut, faktor kurang Pidana Khusus. Liberty.
menghayati agama seperti kurang Hiariej, E. O. S. (2015). Prinsip-Prinsip
menghayati ajaran agama yang sudah ia Hukum Pidana. Cahaya Atma Pustaka.
pelajari dari orang tua guru dan kepala tokoh Hukum, F., & Sebelas, U. (2013). Telaah
agama, faktor situs porno seperti suka kriminologis pelecehan dan kekerasan
menonton video porno dan gambar- gambar seksual terhadap anak. 2(3), 222–229.
yang mengandung unsur porno Lamintang, P. A. F. L. dan F. T. (2014).
mengakibatnya mudah terangsang dan tidak Dasar-Dasar Hukum Pidana Di
mampu mengendalikan hawa nafsunya Indonesia. RajaGrafindo Persada.
sehingga menimbulkan hasrat pelaku untuk Prasetyo, T. (2014). Hukum Pidana.
melakukannya juga semakin tinggi karena RajaGrafindo Persada.
pengaruh dari suka menonton video porno Ramadhan. (2014). TINJAUAN
dan faktor minuman alkohol seperti pelaku KRIMINOLOGIS TERHADAP
sedang berada dibawah pengaruh minimal KEJAHATAN YANG TERJADI DI
alkohol. Dengan dari kelima faktor tersebut, WILAYAH PERTAMBANGAN POBOYA.
yaitu ada satu faktor yang paling dominan 6, 1–11.
dilakukan oleh pelaku ialah faktor minuman Setyorini, H. (n.d.). dalam jurnal Perilaku
alkohol maka pelaku melakukan Kriminal Pada Pecandu Alkohol. 2.
pemerkosaan terhadap anak di Wilayah Soekanto, S. (1986). Pengantar Penelitian
Jakarta Barat karena dibawah pengaruh Hukum. UI-Press.
alkohol. Zulfa, T. S. & E. A. (2001). Kriminologi.
Upaya penanggulangan yang dilakukan oleh RajaGrafindo Persada.
Indonesia. (2014). UNDANG-UNDANG
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35
TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN
ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23
TAHUN 2002 TENTANG
PERLINDUNGAN ANAK.
_____, (2007). KUHAP dan KUHP. Jakarta:
Sinar Grafika.
_____, (2013). PERATURAN PRESIDEN
NOMOR 74 TAHUN 2013.
Hasil Wawancara dengan Bripda Nova Ollan
Pratama selaku Penyidik PPa, Polres
Metro Jakarta Barat 23 April 2021.
(n.d.).
Hasil Wawancara dengan salah satu
tersangka di Polres Metro Jakarta Barat
“AR.” (n.d.).
Hasil Wawancara dengan salah satu
tersangka di Polres Metro Jakarta Barat
“BA.” (n.d.).
Hasil Wawancara dengan salah satu
tersangka di Polres Metro Jakarta Barat
“D.” (n.d.).
Hasil Wawancara dengan salah satu
tersangka di Polres Metro Jakarta Barat
“EP.” (n.d.).
Hasil Wawancara dengan salah satu
tersangka di Polres Metro Jakarta Barat
“MK.” (n.d.).

Anda mungkin juga menyukai