Anda di halaman 1dari 21

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“ POPULASI USIA SEKOLAH DASAR CARA MERAWAT


KEBERSIHAN KELAMIN ”

MATA KULIAH KEPERAWATAN KOMUNITAS

DOSEN PENGAMPU

Ns. Kadek Yudi Aryawan, S.Kep., M.Si

DISUSUN OLEH :

1. Luh Putu Primayanti ( 20089014035 )


2. Ni Kadek Regita Kerti Wahyuni ( 20089014037 )
3. Luh Sri Wahyuni ( 20089014041 )
4. Komang Winda Sukma Pratiwi ( 20089014051 )
5. Komang Yenni Mahardani ( 20089014052 )

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Penyuluhan Populasi Usia Sekolah Dasar Cara Merawat Kebersihan Kelamin Pada
Tanggal 18 November 2022 di SD N 1 Giri Emas.

Telah disahkan dan diterima oleh Kepala Sekolah SD N 1 Giri Emas dan Dosen
Pembimbing sebagai syarat memperoleh nilai dari Keperawatan Komunitas Program Studi S1
Keperawatan STIKes Buleleng.

Singaraja, 18 November 2022


Ketua Kelompok

( Luh Putu Primayanti )


NIM : 20089014035

Yang Menyetujui, Yang Mengetahui,

( Ns. Kadek Yudi Aryawan, S.Kep., M.Si ) ( Gede Lider S.Pd.M.Pd )


NIK. 2011. 0927. 041 NIP.197003061991052001
SATUAN ACARA PENYULUHAN
CARA MERAWAT KEBERSIHAN KELAMIN

A. Latar Belakang

Kesehatan reproduksi itu sendiri merupakan suatu kondisi sehat dari sistem,
fungsi dan proses alat reproduksi yang dimiliki oleh seseorang, yang tidak semata-mata
bebas dari penyakit atau kecacatan, melainkan dalam semua hal yang berkaitan dengan
sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya (Widyastuti,2009). Sedangkan kesehatan
reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan
proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Salah satu aspek yang dapat menentukan
kesehatan reproduksi remaja adalah dengan bagaimana remaja tersebut dalam merawat
dan menjaga kebersihan organ reproduksinya (Widyastuti, 2009).
Menjaga kebersihan organ reproduksi sangatlah penting, terlebih pada masa
remaja. Karena menjaga kebersihan organ reproduksi merupakan awal dari usaha
menjaga kesehatan dan pada masa remaja ini pula perubahan fisik terjadi secara cepat
begitu juga dengan kematangan seksual (Widyastuti, 2009
Menjaga kebersihan organ reproduksi seseorang harus memiliki pengetahuan
mengenai kebersihan organ reproduksi tersebut. Pengetahuan itu sendiri adalah hasil
penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang
dimilikinya. Pengetahuan merupakan salah satu bagian dari perilaku, sebagaimana yang
dikemukakan oleh Benyamin Bloom dalam Notoatmodjo (2005), membagi perilaku
seseorang ke dalam tiga domain yakni pengetahaun (cognitive domain), sikap (affevtive
domain), dan tindakan (psychomotor domain). Kognitif dapat diukur dari pengetahuan,
afektif dari sikap atau tanggapan dan psikomotor diukur melalui tindakan (praktik) yang
dilakukan (Notoatmodjo, 2005).
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo.2005). Pemahaman
seseorang terhadap kesehatan reproduksinya sangatlah penting. Seseorang yang tidak
memiliki pengetahuan tentang kesehatan reproduksi yang cukup, akan cenderung
mengabaikan kesehatan reproduksinya dan pada akhirnya ia akan melakukan tindakan
yang membahayakan bagi dirinya sendiri (Notoatmodjo,2005). Rendahnya
pengetahuan tentang kesehatan reproduksi akan memungkinkan perempuan tidak
berperilaku higienis dalam menjaga organ reproduksinya yang dapat membahayakan
kesehatan reproduksinya sendiri (BKKBN,2005).
Banyak masalah yang dapat timbul dari tidak menjaga kebersihan organ
reproduksi, terlebih lagi pada negara-negara berkembang termasuk Indonesia (Nadesul
& Prasetyowati, 2008).. Berdasarkan data penelitian kesehatan reproduksi perempuan
didapatkan 75% perempuan didunia pernah mengalami keputihan yang paling sedikit
satu kali dalam hidupnya. Dan di Indonesia sendiri pada tahun 2004 didapatkan sekitar
70% perempuan di Indonesia mengalami keputihan setidaknya sekali dalam hidupnya
(Takasihaeng, 2005). Selain keputihan ada beberapa lagi masalah yang akan timbul
apabila tidak menjaga kebersihan organ reproduksi seperti kanker serviks, iritasi kulit
genital, alergi, peradangan atau infeksi saluran kemih (Nadesul & Prasetyowati, 2008).
Hal tersebut berkaitan dengan saluran kemih bawah pada wanita yang lebih pendek,
sehingga kedudukannya lebih dekat dengan dunia luar serta dapat dengan mudah
terpapar kuman dan bibit penyakit (Nurhadini, 2012).
Human Papilloma Virus (HPV) juga dapat ditularkan bila berhubungan
seksual dengan pria yang beresiko menularkan yaitu pria yang tidak melakukan
sirkumsisi dan tidak menjaga kebersihan organ reproduksinya (Agency for Research on
Cancer Multicenter Cervical Cancer Study Group, 2012). Menurut the International
Agency for Research on Cancer Multicenter Cervical Cancer Study Group (2012), HPV
penis terdeteksi di 166 dari 874 laki-laki yang tidak di sunat (19,6%) dan di 16 dari
292 laki-laki disunat (5,5%). Hal demikian dapat terjadi karena kotoran (smegma) yang
masih tertinggal di glans penis dapat menjadi tempat kuman, bakteri, maupun virus
berkembang biak. Selain itu pada laki-laki smegma yang tertinggal di glans penis
tersebut juga dapat membuat infeksi pada organ reproduksi laki-laki. Infeksi pada organ
reproduksi laki-laki juga dapat disebabkan karena kebiasaan laki-laki yang sering
menggunakan celana yang terlalu ketat sehingga menekan organ reproduksi dan
membuat iritasi selain itu pula pemakaian celana yang terlalu ketat dapat menimbulkan
suhu didalam testis berubah (Coyle dan Prince, 2005).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 45 menit diharapkan peserta dapat mengetahui
dan mengenal cara merawat kebersihan kelamin.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan peserta penyuluhan dapat mengetahui dan
menjelaskan tentang :
a. Cara merawat kebersihan kelamin bagi perempuan.
b. Cara merawat kebersihan kelamin bagi laki – laki.
c. Cara mengetahui dampak tidak menjaga kebersihan organ reproduksi pada
perempuan.
d. Cara mengetahui dampak tidak menjaga kebersihan organ reproduksi pada laki –
laki.

C. Sasaran dan Lokasi Kegiatan


Sasaran : Anak sekolah dasar kelas 6.
Lokasi kegiatan : SD N 1 GIRI EMAS.

D. Susunan Kegiatan :

Kegiatan Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Metode Waktu


Pembukaan 1. Memberi salam 1. Menjawab salam. Ceramah 5 menit
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan.
3. Menjelaskan tujuan
penyuluhan
Inti Menjelaskan materi : 1. Menyimak materi Ceramah 30 menit
1. Tata cara merawat 2. Bertanya materi dan diskusi
kebersihan kelamin bagi yang belum jelas.
perempuan.
2. Tata cara merawat
kebersihan kelamin bagi
laki – laki.
3. Dampak tidak menjaga
kebersihan organ
reproduksi pada
perempuan.
4. Dampak tidak menjaga
kebersihan organ
reproduksi pada laki –
laki.
Sesi diskusi (tanya – jawab)
Pembagian Doorprise.

Penutup 1. Evaluasi 1. Mendengarkan Diskusi 15 menit


2. Menyimpulkan 2. Menjawab
3. Menutup penyuluhan pertanyaan yang
diberikan.

E. Evaluasi
1. Kriteria Evaluasi
Bentuk lisan :
- Bagaimana cara merawat kebersihan kelamin pada perempuan ?
- Bagaimana cara merawat kebersihan kelamin pada laki – laki ?
- Apa dampak tidak menjaga kebersihan organ reproduksi pada perempuan ?
- Apa dampak tidak menjaga kebersihan organ reproduksi pada laki – laki ?
2. Kriteria Struktural
a. Kesiapan peserta penyuluhan
b. Kesiapan media pelakasanaan
c. Kesiapan penyaji
d. Kesiapan meteri penyaji
e. Kesiapan media (Leaflet dan power point).
3. Evaluasi Proses
1. Peserta penyuluhan akan memenuhi waktu pelaksanaan (individu).
2. Peserta aktif dalam melaksanakan tanya jawab.
3. Peserta memperhatikan materi yang di sampaikan
4. Evaluasi Hasil
a. Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang ditentukan
b. 90% target peserta dapat menjawan pertanyaan yang diberikan.

F. Lampiran Materi

Kebersihan organ genitalia eksterna perempuan adalah menjaga kesehatan


vagina dimulai dari memperhatikan kebersihan diri. Indonesia merupakan daerah yang
beriklim tropis, sehingga udara panas dan cenderung lembab sering membuat banyak
berkeringat dibagian tubuh yang tertutup dan lipatan - lipatan kulit seperti didaerah alat
kelamin. Kondisi ini menyebabkan mikriirganisme jahat terutama jamur mudah
berkembang biak, yang akhirnya menimbulkan infeksi (Depkes,2010).
Kebersihan organ genitalia laki-laki adalah menjaga kesehatan seluruh organ
genitalia eksterna mulai dari penis & testis agar terhindar dari bakteri dan jamur yang
dapat menyebabkan kulit iritasi dan sumber dari berbagai penyakit menular seksual
(Depkes, 2010). Remaja perempuan lebih mudah terkena infeksi genitalia bila tidak
menjaga kebersihan alat-alat genitalnya karena organ vagina yang terletaknya dekat
dengan anus (Depkes,2010). Sedangkan pada remaja laki- laki sangat di anjurkan untuk
tidak menggunakan celana yang terlalu ketat, dikarenakan penggunaan celana yang
terlalu ketat dapat menyebabkan suhu testis berubah kemudian dianjurkan juga untuk
melakukan khitan (sirkumsisi) agar mencegah penumpukan kotoran (Depkes, 2005).

Cara pemeliharaan alat reproduksi secara umum untuk remaja laki-laki dan
perempuan antara lain
1. Membasuh alat kelamin (vagina) secara rutin
Vagina perlu dibersihkan atau dibasuh setiap kali habis buang air kecil dan
buang air besar. Cara membasuh atau membersihkan vagina yang benar adalah
dari arah vagina menuju anus. Hal ini untuk menghindari perpindahan bakteri dari
anus ke vagina yang dapat menyebabkan infeksi. Setelah membasuh vagina
hingga bersih, jangan lupa untuk mengeringkannya dengan handuk atau tisu toilet
yang lembut.
2. Membersihkan vagina saat menstruasi
Saat menstruasi, bersihkan vagina lebih dari dua kali sehari. Sering-
seringlah mengganti pembalut saat sudah terasa lembap atau basah. Selain vagina,
perineum (bagian antara vagina dan anus) dan area sekitar vagina juga perlu
dibersihkan saat menstruasi. Untuk membersihkan vagina saat menstruasi, cukup
gunakan air hangat atau air dan sabun yang berbahan lembut (MAULANA, 2016).

3. Memakai pakaian dalam yang tepat


Gunakan celana dalam berbahan katun karena bahan ini memungkinkan
sirkulasi udara yang baik dan dapat menyerap keringat. Bahan nylon
memerangkap panas dan kelembapan, sehingga bakteri mudah bekembang
biak.Cuci pakaian dalam dengan sabun yang kandungan deterjennya sedikit dan
hindari pelembut pakaian. Jangan lupa juga untuk mengganti celana dalam secara
teratur, terutama jika sudah terasa basah atau lembab (MAULANA, 2016).
4. Mencukur bulu kemaluan seperlunya,
Bulu kemaluan atau bulu pubis berfungsi untuk melindungi vagina dari
bakteri, kotoran, gesekan, dan keringat. Oleh karena itu, cukur bulu seperlunya
saja. Gunakan gel atau krim khusus saat mencukur bulu kemaluan, agar vagina
tidak lecet.Selain hal-hal di atas, mempraktikkan seks aman dan sehat dengan
tidak bergonta-ganti pasangan seksual juga merupakan hal yang penting dilakukan
untuk menjaga kesehatan vagina. Hal ini bertujuan untuk mencegah penyakit
menular seksual.Kesehatan vagina juga dipengaruhi oleh hormon dan faktor
psikologis. Oleh karena itu, mengonsumsi makanan yang baik untuk vagina,
mengelola stres dengan baik, dan rutin berolahraga juga bisa berpengaruh besar
terhadap kesehatannya (Winerungan et al., 2013).
5. Rutin mengganti pembalut saat menstruasi
Saat menstruasi, kamu perlu menjaga kebersihan vagina lebih ekstra dari
biasanya. Jangan lupa untuk mengganti pembalut saat sudah terasa lembap atau
basah. Bukan hanya vagina, kamu juga perlu membersihkan bagian antara vagina
dan anus, serta area di sekitar vagina. Saat menstruasi, kamu dapat membersihkan
area vagina dengan menggunakan air hangat atau air dan sabun khusus organ
intim (Winerungan et al., 2013).
6. Hindari sabun khusu pencuci vagina
Membilas dan membersihkan organ kewanitaan menggunakan larutan
pembersih vagina sangat tidak disarankan.Beberapa penelitian menemukan,
membersihkan vagina menggunakan sabun pencuci vagina dapat mengganggu
keseimbangan bakteri alami di area kewanitaan.Kondisi ini akan menyebabkan
vagina menjadi rentan terhadap infeksi, termasuk infeksi menular seksual.
7. Cebok atau membasuh vagina dengan benar (Winerungan et al., 2013).
Cuci area kewanitaan dari depan ke arah belakang untuk menghindari
pindahnya bakteri dari anus ke vagina.Bersihkan vagina hanya dengan air
mengalir, lalu keringkan dengan baik sebelum memakai celana dalam
(Winerungan et al., 2013).
Cara merawat dan kebersihan alat kelamin pria

1. Membersihkan penis secara rutin


Membersihkan area penis direkomendasikan untuk dilakukan setidaknya
setiap kali Anda mandi. Saat itu, Anda juga bisa sekalian memeriksa kondisi penis
Anda dan mewaspadai tanda-tanda tertentu dari penyakit menular seksual. Perlu
diperhatikan, saat membersihkan penis hindari menggunakan sabun yang
memiliki kandungan zat pewangi. Pasalnya, sabun ini berpotensi menyebabkan
iritasi pada penis (Palesa et al., 2019).

2. Mengganti pakaian dalam


Cara merawat kesehatan alat vital pria berikutnya adalah dengan
mengganti celana dalam setidaknya 1 kali dalam sehari.Celana dalam yang tidak
diganti akan menyebabkan penis dan area di sekitarnya menjadi lembap. Ini tentu
akan menjadi tempat ideal bagi jamur maupun bakteri untuk tumbuh dan
berkembang. Akibatnya, penis Anda jadi berbau kurang sedap. Selain itu, penis
berpotensi (Palesa et al., 2019) .

3. Makan makanan yang bergizi


Cara menjaga penis agar senantiasa sehat adalah dengan turut
mengonsumsi makanan bergizi. Dalam sebuah studi, ditemukan bahwa pria yang
gemar mengonsumsi makanan yang mengandung flavonoid bisa terhindari dari
disfungsi ereksi di masa tuanya. Flavonoid merupakan kelompok senyawa
fitokimia yang banyak ditemukan pada sayur maupun buah. Selain itu, Anda juga
bisa mengonsumsi makanan yang mampu meningkatkan kadar testosteron dalam
tubuh. Mulai dari bayam, alpukat, hingga makanan pedas yang mengandung
capsaicin.mengalami infeksi yang bisa memengaruhi kesehatannya (Palesa et al.,
2019).

1. Cara menjaga kebersihan organ reproduksi perempuan :


a. Bersihkan alat kelamin dan sekitarnya paling sedikit setiap setelah buang air
besar, buang air kecil, dan pada saat mandi (Depkes,2012).
b. Sebelum membersihkan alat kelamin, bersihkan dahulu anus dan sekitarnya
dengan sabun, kemudian bilas bersih dengan air. Lakukan membersihkan anus
dengan gerakan arah kebelakang, agar kotoran dari anus tidak terbawa ke depan
ke arah alat kelamin (Depkes,2012).
c. Kemudian cuci tangan dengan sabun sampai bersih, telapak dan punggung tangan
sela-sela jari dan kuku, lalu bilas bersih dengan air (Depkes,2012).
d. Setelah itu barulah bersihkan alat kelamin dengan air bersih.
Bersihkan semua bagian alat kelamin sampai keseluruhan lipatan/lekuk sehingga
tidak ada kotoran yang tertinggal (Depkes,2012).
e. Cara membersihkannya basuhlah semua bagian luar yang berambut, dan semua
bagian, sampai ke lipatan/lekukan dari arah depan, dengan air bersih dari arah
depan ke belakang. Kemudian keringkan dengan tissue atau handuk kering yang
bersih, dengan cara menekan, jangan menggosok. Jangan mengeringkan dengan
menggerakkan handuk atau tissue maju-mundur, karena gerakan tersebut akan
menyebabkan handuk atau tisu yang sudah mengenai anus akan mengenai alat
kelamin (Depkes,2012).
f. Tidak perlu sering menggunakan sabun khusus pembersih vagina.
Vagina sendiri sudah mempunyai mekanisme alami untuk mempertahankan
keasamannya. Terlalu sering menggunakan sabun khusus ini justru akan
mematikan bakteri baik dan memicu berkembangbiaknya bakteri jahat yang dapat
menyebabkan infeksi (Depkes, 2012).
g. Jangan sering-sering menggunakan pantyliner. Gunakan pantyliner sesuai dengan
kebutuhan artinya ketika mengalami keputihan yang banyak sekali. Dan gunakan
pantyliner yang tidak berparfum untuk mencegah iritasi sering-sering menggnati
pantyliner saat keputihan (Depkes, 2012).
h. Bahan celana dalam yang baik harus menyerap keringat, misalnya katun. Hindari
memakai celana dalam atau celana jeans yang ketat kulit jadi sulit bernafas dan
akhirnya menyebabkan daerah kewanitaan menjadi lembab, berkeringat dan
mudah menjadi tempat berkembang biak jamur yang dapat menimbulkan iritasi.
Infeksi sering kali terjadi akibat celana dalam yang tidak bersih dan tidak
meyerap keringat (Depkes, 2012).
Rambut yang tumbuh disekitar daerah kewanitaan pun perlu diperhatikan
kebersihannya. Jangan mencabut-cabut rambut tersebut. Lubang ini bisa
menjadi tempat masuk bakteri, kuman dan jamur, yang dikhawatirkan dapat
menimbulkan iritasi dan penyakit. Perawatan rambut didaerah kewanitaan cukup
dipendekan dengan gunting atau alat cukur dan busa sabun yang lembut. Rambut
di daerah kewanitaan berguna untuk merangsang pertumbuhan bakteri baik serta
menghalangi masuknya benda kecil ke dalam vagina (Depkes, 2012).
i. Pada saat menstruasi dinding bagian dalam uterus meluruh sehingga amat sangat
mudah terkena infeksi, oleh karenanya sangat perlu menjaga kebersihan dengan
cara (Kusmiran, 2012) :
1) Gunakan pembalut bersih dan ganti secara teratur 2-3 kali dalam sehari atau
setiap setelah buang air kecil, atau bila pembalut telah penuh dengan darah,
atau saat mandi.
2) Bila pembalut yang digunakan adalah sekali pakai, maka bersihkan/bilas
terlebih dahulu pembalut dengan menggunakan air, bungkus kemudian
buanglah di tempat sampah.
3) Bila pembalut digunakan berkali-kali (biasanya terbuat dari bahan handuk
atau katun) segeralah cuci bersih begitu selesai digunakan dan jemur hingga
benar-benar kering kemudian setrika untuk mematikan kuman, dan siap untuk
digunakan kembali.

2. Cara membersihkan organ reproduksi laki-laki


a. Bersihkan alat kelamin dan sekitarnya paling sedikit setelah buang air besar, dan
pada saat mandi (Depkes, 2012).
b. Bersihkan terlebih dahulu anus dan sekitarnya dengan sabun, kemudian bilas
bersih dengan air. Lakukan membersihkan anus dengan gerakan ke arah
belakang, agar kotoran dari anus tidak terbawa ke depan ke arah alat kelamin.
Setelah itu sabun tangan, telapak dan punggung tangan, sela-sela jari dan kuku,
lalu bilas dengan air bersih (Depkes, 2012).
c. Sekarang bersihkanlah organ kelamin. Pertama-pertama sabunlah daerah sekitar
pangkal penis yang berambut, buah zakar, batang penis, sabun bersih
seluruhnya, kemudian bilas bersih dengan air (Depkes, 2012).
d. Kemudian tariklah kulit batang penis ke arah atas sampai terlihat bagian yang
berlekuk pada kepala penis (glans). Hal ini perlu dilakukan karena pada bagian
yang berlekuk mengendap produk kelenjar yang disebut smegma (Depkes,
2012).
e. Semua bagian harus disabun dan dibersihkan sampai tidak ada kotoran
(smegma) yang tertinggal (Depkes, 2012).
f. Rambut yang tumbuh disekitar daerah pubis pun perlu diperhatikan
kebersihannya. Jangan mencabut-cabut rambut tersebut. Lubang ini bisa menjadi
tempat masuk bakteri, kuman dan jamur, yang dikhawatirkan dapat
menimbulkan iritasi dan penyakit. Perawatan rambut didaerah pubis cukup
dipendekan dengan gunting atau alat cukur dan busa sabun yang lembut.
Rambut di daerah pubis berguna untuk merangsang pertumbuhan bakteri baik
serta menghalangi masuknya benda kecil ke dalam vagina (Kusmiran, 2012).
g. Bahan celana dalam yang baik harus menyerap keringat, misalnya katun.
Hindari memakai celana dalam atau celana jeans yang ketat agar pertukaran
udara dapat berlangsung dengan baik dan akhirnya menyebabkan daerah organ
kelamin menjadi lembab, berkeringat dan mudah menjadi tempat berkembang
biak jamur yang dapat menimbulkan iritasi. Infeksi sering kali terjadi akibat
celana dalam yang tidak bersih dan tidak menyerap keringat (Kusmiran, 2012).
h. Kotoran (smegma) yang tertinggal dapat menyebabkan infeksi pada laki-laki.
Menurut penelitian para ahli, smegma yang masuk ke alat kelamin perempuan
saat berhubungan seksual dapat mengakibatkan kanker Rahim. Karena itu khitan
pada laki-laki merupakan tindakan yang perlu untuk menjaga kebersihan dan
kesehatan alat kelamin (Depkes,2012).

3. Dampak yang dapat terjadi pada perempuan apabila tidak menjaga kebersihan
organ reproduksi adalah :

1. Keputihan
Leukorea atau keputihan yaitu suatu cairan putih yang keluar dari lubang
senggama atau vagina secara berlebihan. Keputihan dibedakan menjadi dua jenis
yaitu keputihan normal (fisiologis) dan keputihan abnormal (patologis).
Keputihan yang normal biasanya terjadi pada masa menjelang dan sesudah
menstruasi, pada sekitar fase sekresi antara hari ke 10-16 menstruasi, juga terjadi
pada rangsangan seksual. Sedangkan, pada keputihan yang abnormal atau
patologis terjadi pada infeksi alat kelamin (infeksi bibir kelamin, liang
senggama, mulut Rahim, Rahim dan jaringan penyangganya, dan pada infeksi
penyakit hubungan kelamin) (Manuaba,2010).
Hal yang harus dilakukan agar keputihan tidak terjadi adalah upaya untuk
mencegahnya. Terutama kebersihan pada organ intim yang harus dijaga. Mulai
dari pakaian yang digunakan, cara membersihkan diri sehabis buang air besar,
mencegah kelembaban pada organ intim, kebersihan kloset duduk yang
digunakan, penggunaan cairan pembersih vagina tidak berlebihan, terhindar dari
benda asing yang masuk (Djoerban,2009 dan Kusmiran,2012).

2. Iritasi

Iritasi merupakan kulit meradang, merah, terasa gatal. Panas, perih dan
bengkak. Hal ini dapat terjadi karena banyak keringat, terlambat mandi, gesekan
baju yang ketat, dan garukan kuku. Masalah iritasi juga dapat terjadi karena
orang terobsesi ingin selalu bersih, sehingga terlalu banyak menggunakan saran
pembersih organ intim, seperti mencuci dengan air pans, membias dengan sabun
terlalu banyak, dan menggunakan kompres larutan obat yang terlalu pekat.
Sebaiknya tidak demikian. Sebab kulit organ intim lebih lembut dan tipis dari
pada daerah lain, sehingga membersihkannya pun harus lebih hati-hati dan tidak
boleh kasar. Rambut organ intim yang terlalu lebat dapat menjadi sumber iritasi
saat menggunakan sabun (Dwikarya,2007).

3. Infeksi
Penyebab infeksi ada 5 yaitu jamur, bakteri, chlamydia, protozoa, dan virus.
a. Infeksi jamur
Yang menyerang kulit organ intima ada dua golongan, yaitu jamur dermofita
dan jamur candida albicans.
b. Infeksi Bakteri
Bakteri adalah tumbuhan berukuran mikro yang mempunyai berbagai macam
bentuk, yakni basil berbentuk batang, kokus berbentuk bulat, dan
spirochaeta berbentuk spiral. Ketiganya dapat ditemukan pada kelainan
organ intim yang bermasalah. Namun, gejala penyakit dan tempat yang
terserang berbeda. Contohnya bakteri Gardenerella bakteri jenis ini dapat
berubah bentuk sehingga disebut kokobasil. Ditemukan dalam jumlah kecil
dalam keadaan normal di dalam vagina.
c. Infeksi virus
Virus merupakan mikroorganisme penyebab infeksi yang dapat melalui
ultrafilter, bersifat intraseluler obligat parasite, dan berkembang biak didlm
sel hidup. Virus yang terdapat disaluran reproduksi wanita adalah HPV
(Humman Papiloma Virus) yang mana virus ini ditemukan pada pasien
dengan kanker serviks yang kurang bersih dalam menjaga kebersihan organ
genitalia eksterna (Windayanti, 2007).

4. Dampak yang dapat terjadi pada pria apabila tidak menjaga kebersihan organ
reproduksi adalah :
1. Iritasi
Iritasi merupakan kulit meradang, merah, terasa gatal. Panas, perih dan
bengkak. Hal ini dapat terjadi karena banyak keringat, terlambat mandi, gesekan
baju yang ketat, dan garukan kuku. Masalah iritasi juga dapat terjadi karena
kebiasaan dari remaja laki-laki yang senang menggunakan celana yang ketat,
Sebaiknya tidak demikian. Sebab kulit organ intim lebih lembut dan tipis dari
pada daerah lain, sehingga membersihkannya pun harus lebih hati-hati, tidak
boleh kasar, dan mendapatkan cukup ruang agar kulit disekitar organ intim tidak
tergesek oleh bahan pakaian yang ketat. Rambut organ intim yang terlalu lebat
dapat menjadi sumber iritasi saat menggunakan sabun (Dwikarya,2007).

2. Infeksi
Penyebab infeksi ada 5 yaitu jamur, bakteri, chlamydia, protozoa, dan virus.
a. Infeksi jamur
Yang menyerang kulit organ intima ada dua golongan, yaitu jamur
dermofita dan jamur candida albicans
b. Infeksi Bakteri
Bakteri adalah tumbuhan berukuran mikro yang mempunyai berbagai
macam bentuk, yakni basil berbentuk batang, kokus berbentuk bulat,
dan spirochaeta berbentuk spiral. Ketiganya dapat ditemukan pada kelainan
organ intim yang bermasalah. Namun, gejala penyakit dan tempat yang
terserang berbeda.
c. Infeksi virus
Virus merupakan mikroorganisme penyebab infeksi yang dapat melalui
ultrafilter, bersifat intraseluler obligat parasite, dan berkembang biak didlm
sel hidup. Virus yang terdapat disaluran reproduksi pria dalah HPV
(Humman Papiloma Virus) yang mana ditemukan pada pria yang belum
melakukan sirkumsisi (sunat) dan beresiko tinggi menularkan virus tersebut
pada wanita.

G. Lampiran Media
DAFTAR PUSTAKA
Aisyaroh, N., … S. K.-J. M. I., & 2010, undefined. (n.d.). Kesehatan Reproduksi Remaja.
Research.Unissula.Ac.Id. Retrieved October 29, 2021, from
http://research.unissula.ac.id/file/publikasi/210104090/635Kespro_Remaja.pdf

Anas. (2010). Sketsa kesehatan reproduksi remaja. Ejournal.Iainpurwokerto.Ac.Id.


http://ejournal.iainpurwokerto.ac.id/index.php/yinyang/article/view/268

Solehati, T., Sari, C., Keperawatan, I. R.-J., & 2019, U. (2019). Pengetahuan, sikap dan
tindakan siswi sekolah dasar terkait genitalia hygiene. 103.114.35.30, 4(1).
http://103.114.35.30/index.php/JKM/article/view/2606

MAULANA, P. (2016). PENGETAHUAN REMAJA TENTANG CARA MENJAGA


KESEHATAN ALAT REPRODUKSI WANITA DI MAN 2 PONOROGO.
http://eprints.umpo.ac.id/2267/

Mayasari, F., Psikologi, M. H.-J., & 2000, U. (2012). Perilaku seksual remaja dalam
berpacaran dilihat dari harga diri berdasarkan jenis kelamin. Journal.Ugm.Ac.Id.
https://journal.ugm.ac.id/jpsi/article/view/7004

ABSEN GURU SD N 1 GIRI EMAS DAN DOSEN PEMBIMBING STIKes


BULELENG
NO NAMA JABATAN TTD

Absen Kehadiran Siswa/i S D N 1 Giri Emas dan Mahasiswa STIKes Buleleng

NO NAMA KELAS TTD


Absen Kehadiran Siswa/i SD N 1 Giri Emas dan Mahasiswa STIKes Buleleng

NO NAMA KELAS TTD

Anda mungkin juga menyukai