Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN

ORGAN REPRODUKSI REMAJA

DOSEN PEMBIMBING:

DISUSUN OLEH:

PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN


JURUSAN KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN JAKARTA
III
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Kesehatan organ reproduksi remaja

Sub Pokok Bahasan : Organ reproduksi dan cara pencegahan penularan


seksual

Sasaran : Remaja

Karakteristik Sasaran : Remaja putri dan laki- laki

Tempat : Desa pengasinanan, Kecamatan Gunung Sindur,


Kabupaten Bogor, Jawa Barat

Hari/ Tanggal :

Waktu :

Penyuluh :

Metode Penyuluhan : Ceramah dan tanya jawab

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilakukan penyuluhan selama 60 menit di ....., dapat
meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku positif remaja tentang
kesehatan reproduksinya dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
reproduksinya serta mencegah infeksi menular seksual.

B. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah dilakukan penyuluhan selama 60 menit di ....., remaja dapat:
1. Menjelaskan definisi remaja.
2. Menjelaskan ciri- ciri perubahan pada remaja.
3. Menjelaskan organ/ alat reproduksi.
4. Menjelaskan definisi kesehatan reproduksi.
5. Menjelaskan pentingnya kesehatan organ reproduksi.
6. Menjelaskan cara menjaga kesehatan organ reproduksi.
7. Menjelaskan macam- macam Infeksi Menular Seksual (IMS).

C. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya jawab

D. Ava/ Alat Bantu


1. Leaflet
2. Papan flip chart

E. Strategi Pelaksanaan

NO KEGIATAN PENYULUHAN RESPON WAKTU


1. Pendahuluan 1. Mengucapkan salam  Menjawab 5 menit
dan perkenalan salam
2. Menyampaikan pokok  Menyimak
bahasan dan tujuan  Mendengarkan
3. Kontrak waktu
4. Memberikan
pertanyaan: apresiasi
2. Penyampaian 1. Menjelaskan definisi  Mendengarkan 45 menit
Materi remaja dan
2. Menjelaskan ciri- ciri memperhatikan
perubahan pada remaja dengan
3. Menjelaskan organ/ seksama
alat reproduksi  Melakukan
4. Menjelaskan definisi tanya jawab
kesehatan reproduksi. materi
5. Menjelaskan
pentingnya kesehatan
organ reproduksi.
6. Menjelaskan cara
menjaga kesehatan
organ reproduksi.
7. Menjelaskan macam-
macam Infeksi
Menular Seksual
(IMS)
3. Penutup 1. Menanyakan materi  Aktif bertanya 10 menit
yang telah materi yang
disampaikan belum
2. Menyimpulkan hasil dimengerti
penyuluhan  Aktif
3. Mengucapkan salam menyimpulkan
hasil
penyuluhan
 Mengucapkan
salam

F. Daftar Pustaka
Infodatin. Situasi Kesehatan Reproduksi Remaja.
Kemenkes RI. ____. Pentingnya Menjaga Kebersihan Alat Reproduksi.
Diperoleh pada 24 Januari 2019 dari
http://promkes.kemkes.go.id/pentingnya-menjaga-kebersihan-alat-
reproduksi
Kemenkes RI. 2008. Anda dan HIV/AIDS, IMS. Diperoleh pada 24 Januari
2019 dari
https://agus34drajat.files.wordpress.com/2010/10/anda__hiv_aids_i
ms.pdf
Slideshare. 2016. Buku Saku Kespro Remaja. Diperoleh pada 23 Januari 2019
dari https://www.slideshare.net/kimbwook/buku-saku-kespro-remaja
Slideshare. 2014. Perubahan Primer dan Sekunder Pada Remaja. Diperoleh
pada 23 Januari 2019 dari
https://www.slideshare.net/agusraharjo1/materi-1-perkembangan-2-2
G. Lampiran
1. Soal Evaluasi
2. Materi

Susunan Kepanitian Penyuluhan Kesehatan Organ Reproduksi


Remaja di .... Desa Pengasinan, Kecamatan Gunung Sindur,
Kabupaten Bogor
Ketua Penyuluhan :
Sekertaris :
Bendahara :
MC :
Pemateri :

KESEHATAN ORGAN REPRODUKSI REMAJA

A. Pengertian Remaja
Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-19
tahun. Sedangkan menurut Kementrian Kesehatan RI Nomor 25 Tahun
2014, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun, dan
menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN)
rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah.
Dalam tumbuh kembangnya menuju dewasa, berdasarkan
kematangan psikososial adan seksial semua remaja akan melewati tahapan
berikut:
1. Masa remaja awal dimulai dari umur 11-13 tahun
2. Masa remaja pertengahan dimulai dari umur 14- 16 tahun
3. Masa remaja lanjut dimulai dari umur 17-20 tahun.

B. Ciri- ciri Perubahan Pada Remaja


Masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan
perkembangan yang pesat baik secara fisik, psikologis maupun intelektual.
Berikut ini ciri- ciri perubahan pada remaja:
1. Perubahan Fisik
a. Perubahan Primer
Pada laki- laki apabila organ reproduksinya sudah matang, maka
akan terjadi mimpi basah. Sedangkan pada perempuan, apabila
organ reproduksinya sudah matang maka akan terjadi menstruasi
(Hurlock, 2004: 210).
b. Perubahan Sekunder
Perubahan sekunder pada masa pubertas adalah perubahan-
perubahan yang menyertai perubahan primer yang tampak dari
luar.
a) Pada Perempuan: Bertambahnya tinggi badan, tumbuh rambut
di sekitar alat kelamin dan ketiak, payudara membesar, pinggul
makin membesar, tumbuh jerawat pada wajah.
b) Pada Laki- laki: Tinggi badan bertambah; pundak dan dada
bertambah besar dan membidang; otot menguat; tulang wajah
memanjang dan membesar; tumbuh jakun; tumbuh rambut-
rambut di ketiak, sekitar muka dan sekitar kemaluan; penis dan
buah zakar membesar; keringt bertambah banyak;kulit dan
rambut mulai berminyak.
2. Perubahan Emosi
Perubahan emosi pada masa remaja berkaitan erat emosi yang
masih labil antara lain merasa tidak puas dengan keadaan dirinya,
cenderung ingin menampakkan diri lebih tampan atau lebih cantik,
tertarik pada lawan jenis, memiliki tokoh ideal, rasa ingin tahu yang
tinggi, mudah bergejolak, ingin menyendiri, memiliki perasaan rendah
diri, malu, cemas dan bimbang, memiliki rasa ingin bebas tidak diatur
dan mudah bosan.
3. Perubahan Sosial
Pada usia remaja wawasan sosial remaja semakin luas, dan
akan mengikuti berbagai kegiatan sosial untuk mendapatkan
pengakuan dari orang lain. Perubahan juga terjadi pada saat remaja
berinteraksi dengan orang tua, keluarga, guru dan dengan teman
sebaya.
4. Perkembagan Moral
Pada usia remaja, kemampuan remaja dalam mengambil
keputusan akan dipengaruhi oleh nilai- nilai lingkungannya, sebagai
contoh pada saat awal anak akan menerima secara pasif apa yang
ditanamkan oleh orang tuanya, namun setelah beranjak remaja anak
mulai menanggapi secara kritis sesuai dengan apa yang disukai dan
tidak disukai.

C. Organ/ Alat Reproduksi


1. Organ Reproduksi Perempuan

Organ reproduksi perempuan dibagi menjadi dua yaitu:


a. Organ Genetalia Eksterna
 Mons Veneris
 Labia Mayora (Bibir Besar Kemaluan)
 Labia Minora (Bibir Kecil Kemaluan)
 Klitoris
 Introitus Vagina (Lubang Vagina)
b. Organ Genetalia Interna
 Vagina (Liang Senggama)
 Serviks (Mulut Rahim)
 Uterus (Rahim)
 Tuba Fallopi (Saluran Telur)
 Ovarium (Indung Telur)

2. Organ Reproduksi Laki- laki


Organ reproduksi laki- laki dibagi menjadi dua yaitu:
a. Organ Dalam
 Testis
 Saluran Reproduksi
- Epididimis (Tempat pematangan sperma)
- Vas Deferens (Saluran sperma dari testis ke kantong
sperma)
- Saluran Ejakulasi (Saluran yang menghubungkan kantung
semen dengan uretra)
- Uretra (Saluran untuk membuang urin dari kantung
kemih)
 Kelenjar Kelamin
- Vesikula Seminalis atau Kantung Semen (Tempat
penampungan sperma)
- Kelenjar Prostat (Penghasil cairan basa untuk melindungi
sperma)
- Kelenjar Bulbouretra atau Cowper (Penghasil lendir untuk
melumasi sperma, di bawah prostat)
b. Organ Luar
 Penis
 Skrotum

D. Kesehatan Reproduksi
1. Definisi Kesehatan Reproduksi
Kesehatan reproduksi remaja merupakan kondisi keseehatan
yang menyangkut masalah kesehatan organ reprduksi, yang
kesiapannya dimulai sejak usia remaja ditandai oleh haid pertama kali
pada remaja perempuan atau mimpi basah pada remaja laki- laki.
Kesehatan reproduksi remaja meliputi fungsi, proses, dan sistem
reproduksi remaja. Sehat yang dimaksud tidak hanya semata- mata
bebas dari penyakit atau dari cacat saja, tetapi juga sehat baik fisik,
mental maupun sosial.
2. Pentingnya Menjaga Kesehatan Organ Reproduksi
Perubahan fisik, psikis, dan emosi remaja pada masa
pubertas dapat membuat remaja lebih ekspresif dalam mengeksplorasi
organ kelamin dan perilaku seksualnya. Sementara itu, pengetahuan
dan persepsi yang salah tentang seksualitas dan kesehatan
reproduksi dapat menyebabkan remaja berperilaku berisiko terhadap
kesehatan reproduksinya. Oleh karena itu, peran orang tua dan guru
menjadi penting dalam mendampingi remaja mencari dan menemukan
informasi kesehatan reproduksi yang tepat.
3. Cara Menjaga Kesehatan Organ Reproduksi
Cara menjaga organ reproduksi, diantaranya:
 Memakai handuk yang lembut, kering, bersih, dan tida berbau
atau lembab.
 Memakai celana dalam dengan bahan yang mudah menyerap
keringat.
 Pakaian dalam diganti minimal 2 kali sehari.
 Bagi perempuan, sesudah buang air kecil, membersihkan alat
kelamin sebaiknya dilakukan dari arah depan menuju belakang
agar kuman yang terdapat pada anus tidak masuk ke dalam organ
reproduksi.
 Bagi laki- laki, dianjurkan untuk dikhitan atau disunat agar
mencegah terjadinya penularan penyakit menular seksual serta
menurunkan risiko kanker penis.

E. Infeksi Menular Seksual (IMS)


1. Definisi Infeksi Menular Seksual
Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah infeksi yang
penularannya terutama melalui hubungan seksual yang mencakup
infeksi yang disertai gejala-gejala klinis maupun asimptomatis (Daili,
2009). Penyebab infeksi menular seksual ini sangat beragam dan
setiap penyebab tersebut akan menimbulkan gejala klinis atau
penyakit spesifik yang beragam pula.
Infeksi Menular Seksual (IMS) merupakan pintu masuk HIV.
Seperti yang telah diketahui bahwa HIV dapat menular melalui cairan
tubuh (cairan mani atau cairan vagina) ataupun melalui darah. Denan
adanya IMD, maka HIV akan dapat lebih mudah menular karena
adanya cairan tubuh atau darah pada luka IMD.
2. Penyebab Infeksi Menular Seksual dan Cara Penularannya
Penyebab IMS dapat dikelompokkan atas beberapa jenis yaitu:
(WHO, 2007)
- Bakteri (diantaranya N.gonorrhoaeae, C.trachomatis, T.palidum)
- Virus (diantaranya HSV, HPV, HIV, Herpes B virus, Molluscum
contagiosum virus)
- Protozoa (diantaranya Trichomonas vaginalis)
- Jamur (diantaranya Candida albicans)
- Ektoparasit (diantaranya Sarcoptes scabiei)

Cara penularan IMS adalah dengan cara kontak langsung yaitu


kontak dengan eksudat infeksius dari lesi kulit atau selaput lendir pada
saat melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang telah
tertular. Lesi bisa terlihat jelas ataupun tidak terlihat dengan jelas.
Pemajanan hampir seluruhnya terjadi karena hubungan seksual
(vaginal, oral, anal).
Penularan IMS juga dapat terjadi dengan media lain seperti
darah melalui berbagai cara, yaitu:
- Transfusi darah dengan darah yang sudah terinfeksi HIV
- Saling bertukar jarum suntik pada pemakaian narkoba
- Tertusuk jarum suntik yang tidak steril secara sengaja/tidak
sengaja
- Menindik telinga atau tato dengan jarum yang tidak steril
- Penggunaaan alat pisau cukur secara bersama-sama (khususnya
jika terluka dan menyisakan darah pada alat).
- Penularan juga pada terjadi dari ibu kepada bayi pada saat hamil,
saat melahirkan dan saat menyusui. Penularan karena mencium
atau pada saat menimang bayi dengan IMS kongenital jarang
sekali terjadi.
3. Tanda dan Gejala Infeksi Menular Seksual
Infeksi Menular Seksual (IMS) sering tidak menampakkan
gejala apapun, terutama pada wanita. Namun, ada pula IMS yang
menunjukkan gejala seperti:
 Keluar cairan dari vagina, penis atau anus yang berbeda dari
biasanya.
 Rasa perih atau nyeri atau panas pada saat kencing atau setelah
kencing, atau menjadi sering kencing.
 Ada luka terbuka/basah di sekitar kemaluan atau sekitar mulut.
Luka ini bisa terasa nyeri bisa juga tidak.
 Ada semacam tumbuhan seperti jengger ayam/kutil di sekitar
kemaluan.
 Terjadi pembengkakan pada lipatan paha.
 Pada pria, terdapat bengkak dan nyeri pada kantung pelir/kantung
zakar.
 Sakit perut di bagian bawah yang kambuhan, tetapi tidak
berhubungan dengan haid/menstruasi.
 Keluar darah setelah berhubungan seks.
 Secara umum, merasa tidak enak badan atau demam
4. Akibat yang ditimbulkan Infeksi Menular Seksual
Akibat yang ditimbulkan dari Infeksi Menular Seksual adalah
sebagai berikut:
 Jika tidak segera diobati hingga sembuh, IMS dapat membuat kita
sakitsakitan. Infeksi yang terjadi bukan hanya pada alat kelamin,
tetapi bisa menjalar ke seluruh tubuh.
 IMS juga sangat memudahkan kita tertular HIV, karena virus
dapat menular melalui cairan tubuh, duh tubuh, serta melalui
darah dari luka yang ditimbulkan oleh IMS.
 Pada wanita, IMS seringkali menyebabkan rasa nyeri di bagian
bawah atau infeksi saluran reproduksi dan radang panggul.
 IMS juga banyak menyebabkan kanker rahim, atau terjadinya
kehamilan di luar kandungan.
 Pada wanita hamil, dapat menyebabkan bayi lahir terlalu dini,
memiliki cacat bawaan, lahir terlalu kecil atau juga terinfeksi
IMS.
 Pada pria, IMS seringkali menyebabkan kanker penis, dan
menyerang prostat.
 Beberapa jenis IMS bersifat kambuhan, dan menimbulkan rasa
sakit yang luar biasa atau rasa sakit yang terus menerus.
 Baik pada pria maupun wanita, IMS dapat menyebabkan
kemandulan dan kematian.
5. Jenis- jenis Infeksi Menular Seksual
Ada banyak sekali jenis Infeksi Menular Seksual (IMS).
Beberapa di antaranya yang paling sering ditemukan yaitu:
 Gonorhoe atau Kencing Nanah dan Klamidia dapat menyebabkan
kemandulan bagi penderitanya, jika tidak diobati dengan benar.
 Condiloma Akuminata atau Jengger Ayam/ Kutil Kelamin. Pada
laki-laki dapat menyebabkan kanker penis, sedangkan pada
wanita seringkali menyebabkan kanker rahim.
 Herpes, sering kambuh dan sangat nyeri jika sedang kambuh.
Pada Herpes, yang dapat diobati hanya gejala luarnya saja, tetapi
bibit penyakitnya akan tetap hidup dalam tubuh penderita
selamanya.
 Hepatitis, merupakan peradangan hati yang dapat merusak hingga
hati tidak dapat berfungsi dengan baik. Hepatitis B dapat dicegah
dengan melakukan vaksinasi, tetapi Hepatitis C hingga kini belum
ada vaksinnya.
 Sifilis
Bayi yang dilahirkan dari wanita penderita sifilis seringkali cacat
atau lahir dalam keadaan sudah mati.
 HIV
Sebagian besar dari mereka yang tertular HIV meninggal karena
AIDS.
6. Cara Pencegahan Infeksi Menular Seksual
Infeksi Menular Seksual (IMS) dapat dicegah dengan cara sebagai
berikut:
 Abstinen atau Tidak Melakukan Hubungan Seks
Menghindari atau tidak melakukan senggama adalah yang paling
aman. Jika kita terpaksa melakukan hubungan seks, pilihlah
kegiatan seksual yang lebih aman seperti masturbasi, meremas-
remas, berciuman dan berfantasi untuk memperoleh kepuasan
seksual.
 Be faithfull atau Setia
Jika kita tidak dapat menghindari senggama, berlakulah saling
setia. Masing-masing setia pada pasangan dan tidak melakukan
senggama dengan orang lain.
 Condom atau Kondom
Infeksi Menular Seksual (IMS) daoat dicegah dengan
menggunakan kondom. Kita tidak akan pernah tahu dari siapa kita
akan tertular IMS dan HIV. Gunakan kondom secara benar setiap
kali berhubungan seks dengan siapapun. Jika kita merasa terkena
IMS, segera periksakan diri ke dokter dan berobat.
 Drug atau Jauhi Penggunaan Narkoba Suntik dan Obat-obatan
Terlarang
Jangan gunakan jarum, alat suntik, atau alat peluka (alat penembus)
kulit lainnya (tindik atau tato) secara bergantian. Penularan akan
lebih mudah terjadi melalui darah.
 Education atau Edukasi
Menyampaikan informasi yang suda didapat kepada teman- teman
dan orang- orang disekitar kita. Semakin informasi ini diketahui,
semakin pintar kita mencegahnya. Semakin banyak mengurangi
perilaku berisiko, berarti semakin kecil pula kemungkinan kita
tertular IMS dan HIV.

Anda mungkin juga menyukai