Anda di halaman 1dari 1

Di era global seperti saat ini, seorang tenaga kesehatan dituntut untuk

memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu. Pelayanan yang bermutu dapat


diperoleh dari kolaborasi yang baik antar profesi seperti dokter, perawat, & apoteker
dalam kerjasama tim (Keith, 2008). Salah satu upaya dalam mewujudkan kolaborasi yang
efektif antar profesi perlu diadakannya praktik kolaborasi sejak dini melalui proses
pembelajaran yaitu dengan melatih mahasiswa pendidikan kesehatan menggunakan
strategi Interprofessional Education (IPE) (WHO, 2010). Menurut the Center for the
Advancement of Interprofessional Education (CAIPE, 2002), dan American College of
Clinical Pharmacy (ACCP, 2009), IPE merupakan suatu proses pendidikan dua atau lebih
disiplin ilmu yang berbeda untuk melaksanakan pembelajaran interaktif dalam
meningkatkan kolaborasi dan kualitas pelayanan, serta praktik disiplin ilmu masing-
masing.

Interprofessional Education (IPE) memberikan dampak positive bagi sistem


kolaborasi antar profesi dalam dunia kesehatan serta dapat meningkatkan perawatan dan
kepuasan pasien, bukan hanya bagi negara terkait tetapi juga bila digunakan dinegara-
negara lain (WHO, 2010). Di Indonesia sendiri IPE juga mulai dikenal, ini terbukti dari
keterlibatan Indonesia sebagai partner dalam Kobe University Interprofessional
Education for Collaborating Working Center (KIPEC) (HPEQ Project, 2011). Ada
beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari model Interprofessional Education (IPE),
yaitu membantu mempersiapkan mahasiswa pendidikan kesehatan untuk mampu terlibat
dan berkontribusi secara aktif dalam memecahkan permasalahan (problem solving), serta
dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan (HPEQ Project, 2011 & Barr, 2012).

Anda mungkin juga menyukai