Anda di halaman 1dari 9

PEMERINTAH KABUPATEN MOROWALI UTARA

DINAS KESEHATAN DAERAH


UPT PUSKESMAS PANCA MAKMUR
No KodePuskesmas: 7212080202 Alamat : DesaPancaMakmurKec. Soyo Jaya, e-mail : pkm.pancamakmur@gmail.com KodePos: 94671

PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

1. LATAR BELAKANG

Remaja Sebagai penerus dan calon pemimpin bangsa dimasa depan, mendapatkan
hak dan kesempatan seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, terjamin
kelangsungan hidupnya, bebas dari tindakan diskriminasi dan perlakuan yang salah,
termasuk terlindungi dari berbagai masalah kesehatan khususnya masalah kesehatan
reproduksi. Masalah kesehatan pada kelompok ini terutama disebabkan karena
kecenderungan untuk prilaku beresiko.
2. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Memberikan pelayanan kesehatan reproduksi yang komprehensif kepada remaja.
b. Tujuan Khusus
Memberikan pengetahuan kepada remaja dalam masa peralihan dan keluarganya
tentang reproduksi dan penanganan masalah reproduksi yang bertanggungjawab, benar
dan tepat dengan mengenalkan tempat–tempat pelayanan kesehatan reproduksi remaja
untuk mendapatkan konseling ataupun pelayanan klinis sehingga remaja masih dapat
melanjutkan kehidupanya.
3. METODE PELAKSANAAN
a. Ceramah
b. Simulasi
c. Tanya jawab
4.SASARAN
Sasaran : Seluruh remaja diwilayah kerja Puskesmas Pancamakmur.

4. MEDIA DAN ALAT


Media : Lembar balik, Leaflet.

5. SETTING TEMPAT
Keterangan :
A
A : Penyaji
B : Remaja
B

6. WAKTU DAN TEMPAT


a.Hari/Tanggal :
b.Waktu :
c. Tempat :

8.TAHAPAN PELASANAAN
No Tahap/Waktu Kegiatan Bidan Kegiatan audience

1 Pembukaan 5 1. Salam pembukaan  Menjawab salam


menit 2. Menjelaskan maksud dan  Mendengarkan
tujuan penyuluhan penjelasan
3.Menggali pengetahuan  Menyampaikan
peserta tentang materi pengetahuan tentang
yang akan disampaikan materi yang
disampaikan
2 Penyajian dan a.Pengertian kesehatan  Mendengar penjelasan
diskusi (20 menit) reproduksi  Memperhatikan
b.Alat –alat reproduksi
 Bertanya
c. perkembangan alat-alat
reproduksi dan fungsinya
d. penyakit-penyakit alat
reproduksi

3 Penutup 1. Mengevaluasi atau  Menjawab pertanyaan


5 menit menanyakan kembali  Memperhatikan
materi yang telah  Menjawab salam
disampaikan pada peserta
2. Menyimpulkan kembali
materi yang telah
disampaikan
3. Mengucapkan terima kasih
4. Salam penutup

7. KRITERIA EVALUASI
a. Evaluasi Terstruktur
 Adanya koordinasi antara pemateri dan bidan desa selama acara
penyuluhan berlangsung.
 Persiapan acara penyuluhan dapat dilakukan dengan baik,misalnya dalam
penyiapan absensi dan leaflet
 Sebelum penyuluhan telah dilakukan perjanjian penyuluhan dan kontrak
waktu dengan remaja dan bidan desa.

b. Evaluasi Proses
i. Remaja aktif mendengarkan dan menyimak acara penyuluhan
ii. Remaja aktif bertanya topic yang dibahas pada sesi tanya jawab
iii. Remaja mampu merespon pertanyaan yang diberikan pemateri.
c. Evaluasi Hasil
Peserta mampu menjelaskan kembali materi yang telah disampaikan
dengan benar melalui pertanyaan lisan meliputi Pengertian reproduksi, alat-alat
reproduksi, masalah-masalah alat reproduksi, bagaimana mengatasi masalah.

d. Pertanyaan Evaluasi
 Apa pengertian kesehatan reproduksi?
 Sebutkan alat- alat reproduksi!
 Masalah apa saja yang mungkin menyerang alat reproduksi pada remaja?
 Bagaimana cara mengatasi bila timbul masalah pada reproduksi remaja?

LAMPIRAN MATERI
a. Pengertian kesehatan reproduksi
1. Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik,mental,dan sosial secara utuh
tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam suatu yang berkaitan
dengan system reproduksi, fungsi dan prosesnya (WHO).
2. Kesehatan reproduksi adalah keadaan sempurna fisik, mental dan kesejahteraan social
dan tidak semata-mata ketiadaan penyakit atau kelemahan, dalam segala hal yang
berkaitan dengan system reproduksi dan fungsi serta proses (ICPD, 1994).
3. Kesehatan Reproduksi adalah suatu keadaan sehat mental, fisik dan kesejahteraan sosial
secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses
reproduksi dan bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan kecacatan serta
dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan spiritual dan
material yang layak, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, spiritual yang memiliki
hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan antara
keluarga dengan masyarakat dan lingkungan (BKKBN,1996).
4. Kesehatan reproduksi adalah kemampuan seseorang untuk dapat memanfaatkan alat
reproduksi dengan mengukur kesuburannya dapat menjalani kehamilannya dan
persalinan serta aman mendapatkan bayi tanpa resiko apapun (Well Health Mother
Baby) dan selanjutnya mengembalikan kesehatan dalam batas normal (IBG. Manuaba,
1998).
5. Kesehatan Reproduksi adalah suatu keadaan sehat secara menyeluruh mencakup fisik,
mental dan kehidupan sosial yang berkaitan dengan alat, fungsi serta proses reproduksi
yang pemikiran kesehatan reproduksi bukannya kondisi yang bebas dari penyakit
melainkan bagaimana seseorang dapat memiliki kehidupan seksual yang aman dan
memuaskan sebelum dan sesudah menikah (Depkes RI, 2000).

b. Alat reproduksi
1). Organ reproduksi wanita
Organ-organ wanita ini berkembang dan matang (matur) akibat rangsangan hormon
estrogen dan progesteron. Seiring peningkatan usia atau bila produksi hormon
ovarium menurun, struktur reproduksi ini akan mengalami atropi (ukuran mengecil).
Struktur organ reproduksi ini selain didukung oleh persyarafan yang kompleks dan
luas juga didukung oleh suplai darah yang banyak. Pada kenyataannya, penampilan
genetalia eksterna sangat bervariasi dan berbeda pada setiap wanita. Hal ini
dipengaruhi oleh keturunan, usia, ras dan jumlah anak yang dilahirkan seorang
wanita dan ini akan menentukan ukuran, bentuk dan warna genetalia eksterna.
(Kusmiyati et al.2012; Siswosudarmo,1990).
(a).Mons Pubis/Mons Veneris
Bagian ini menonjol yang meliputi bagian depan tulang kemaluan (simfisis pubis)
dan terdiri jaringan lemak. Karena adanya bantalan lemak, bagian ini sangat
berperan dalam hubungan seksual dan dapat melindungi simfisis pubis saat koitus
dari trauma. Dengan meningkatnya usia, lemak bawah kulit akan berkurang
termasuk dibagian mons pubis, selain itu rambut pubispun akan menjadi
menipis.Pada orang dewasa biasanya ditutupi rambut, dan pada laki-laki rambut
kemaluan (pubis) sering meluas keatas sampai umbilikus. Mons pubis banyak
mengandung minyak (kelenjar sebasea) (Kusmiyati et al.2012;
Siswosudarmo,1990).

(b). Labia Mayora (bibir-bibir besar)


Labia mayora atau bibir-bibir besar terdiri atas dua bagian yaitu bagian kanan dan
kiri. Bagian ini merupakan lipatan kulit yang tebal karena jaringan subkutannya
banyak mengandung lemak. Labia mayora kanan dan kiri bersatu di sebelah
belakang yang disebut komisura posterior dan merupakan batas depan perineum.
Permukaan luarnya ditumbuhi rambut dan banyak mengandung kelenjar minyak.
Didalamnya terdapat pula banyak pleksuspleksus vena yang dapat mengalami
hematoma bila terkena trauma. Jaringan syaraf yang menyebar luas menyebabkan
labia mayora sensitif terhadap nyeri, suhu tinggi, sentuhan yang juga berfungsi
selama rangsangan seksual (Kusmiyati et al.2012; Siswosudarmo,1990).

(c). Labia Minora (bibir-bibir kecil)


Labia minora merupakan lipatan kulit di sebelah tengah labia mayora, dan selalu
basah karena dilumasi oleh kelenjar-kelenjar dilabia minora. Pembuluh darah yang
sangat banyak membuat labia berwarna kemerahan dan memungkinkan labia minora
mengembang bila ada stimulus emosional atau stimulus fisik. Labia minora tidak
ditumbuhi rambut karena tidak mengandung folikel rambut tetapi banyak
mengandung kelenjar minyak dan beberapa kelenjar keringat. Akhiran-akhiran syaraf
yang sensitif banyak sekali terdapat pada labia minora dan ini penting dalam
rangsangan-rangsangan seksual, sehingga dapat meningkatkan erotiknya. Disebelah
depan ia membentuk frenulum klitoris dan di sebelah belakang ia bertemu dalam
suatu peninggian yang disebut fourchette (frenulum labiorum pudendi = frenulum
labiorum minorum). Ruangan diantara kedua labia minora disebut vestibulum
(Kusmiyati et al.2012; Siswosudarmo,1990).

(d). Klitoris/Kelentit
Klitoris merupakan suatu tunggul atau organ yang sedikit menonjol dan identik
dengan penis laki-laki. Organ ini mengandung banyak urat-urat syaraf sensoris dan
erektil. Dengan banyaknya urat syaraf dan pembuluh darah, gland klitoridis amat
sensitif sehingga dapat mengembang bila ada rangsangan seksual atau sensasi erotik.
Besarnya klitoris bervariasi antar setiap wanita, tetapi kira-kira sebesar kacang hijau.
Klitoris tertutup oleh preputium klitoridis, dan terdiri atas glans klitoridis, korpus
klitoridis, dan dua krura yang menggantungkan klitoris ke os pubis. Apabila Anda
tidak cermat dan kurang memahami tentang anatomi genetalia eksterna, akibat
prepusium menutup klitoris, kadang–kadang menyangka bagian ini sebagai lubang
uretra (meatus uretra), sehingga dapat terjadi kesalahan dalam perasat pemasangan
kateter dengan mencoba memasukkan pada bagian ini. Padahal Anda tahu bahwa
usaha memasukkan kateter ke daerah ini dapat menimbulkan rasa yang sangat tidak
nyaman (Kusmiyati et al.2012; Siswosudarmo,1990).

(e). Vestibulum/Serambi ,
Vestibulum merupakan suatu rongga yang berbentuk seperti perahu atau lonjong dan
dibatasi oleh labia minora kanan dan kiri, sebelah atas dibatasi oleh klitoris dan di
sebelah belakang bawah oleh fourchet.
(Kusmiyati et al.2012; Siswosudarmo,1990).
(f). Himen (Selaput Dara)
Himen merupakan lapisan yang tipis dan menutupi sebagian besar introitus vagina.
Himen bersifat elastis tetapi kuat karena terdiri atas jaringan ikat elastis dan kolagen.
Permukaannya ditutupi epitelium skuamosum kompleks. Himen mempunyai bentuk
yang berbeda-beda, dari yang berbentuk semilunar (bulan sabit) sampai yang
berlubang-lubang atau yang ada pemisahnya (septum). Ada bentuk himen yang tidak
berlobang atau tertutup sama sekali. Himen bentuk ini disebut himen imperforata
atau himen occlusivum.Hiatus himenalis (lubang selaput dara) berukuran dari yang
seujung jari sampai yang mudah dilalui oleh dua jari. Konsistensinya pun berbeda-
beda dari yang kaku sampai yang lunak sekali Pada wanita yang masih perawan
himen dapat menjadi penghalang pada pemeriksaan dalam atau saat koitus. Persepsi
yang menyatakan bahwa kondisi himen dapat mencerminkan keperawanan seorang
wanita tidak benar, karena wanita yang aktif secara seksual dapat memiliki himen
yang utuh. Hal ini tergantung bentuk dan elastisitas himen. Pada beberapa wanita,
didapatkan himen yang dapat robek saat melakukan aktivitas fisik atau latihan fisik
berat atau kecelakaan. Beberapa kelompok budaya membersihkan bayi perempuan
secara berlebihan hingga himennya robek, menyisakan hanya serpihan himen. Oleh
karena itu “uji keperawanan” yakni adanya perdarahan setelah koitus pertama tidak
dapat diandalkan (Bobak et al, 2004).
2.Organ reproduksi Pria
(a).Penis.
Penis adalah alat kelamin luar yang berfungsi sebagai alat persetubuhan atau alat
senggama dan juga sebagai saluran untuk pembuangan sperma dan air seni.Penis
rata-rata berukuran sekitar 5-10 cm pada keadaan tidak ereksi dan 12-19 cm pada
keadaan ereksi. Kondisi seperti kedinginan atau rasa cemas dapat membuat ukuran
penis mengecil. Penis terdiri dari akar (menempel pada dinding perut), badan
(merupakan bagian tengah dari penis), dan glans penis (ujung penis yang berbentuk
seperti kerucut).Kulit penis tipis dan tidak berambut kecuali di dekat akar. Pada ujung
penis terdapat pembesaran jaringan tempat corpus spongiosum disebut glans penis.
Glans banyak mengandung pembuluh darah dan saraf. Di ujung glans penis juga
terdapat lubang uretra (saluran tempat keluarnya semen dan air kemih). Dasar glans
penis disebut korona. Kulit yang menutupi glans disebut foreskin (preputium). Pada
beberapa negara memiliki kebiasaan membersihkan daerah sekitar preputium yang
dikenal namanya dengan sunat. Pada pria yang tidak disunat (sirkumsisi), preputium
membentang mulai dari korona menutupi glans penis. Badan penis dibentuk dari tiga
massa jaringan erektil silindris, yaitu dua korpus karvenosum dan satu korpus
spongiosun mengelilingi uretra.Jika rongga tersebut terisi darah, maka penis menjadi
lebih besar, kaku dan tegak (mengalami ereksi). Jaringan erektil adalah jaring-jaring
ruang darah irregular (venosasinusoid) yang diperdarahi oleh arterior aferen dan
kapilar, didrainase oleh venula dan dikelilingi jaringan rapat yang disebut tunika
albuginea (Syaifuddin, 2006, Pearce, 2007).
(b). Skrotum
Skrotum adalah kantung kulit yang menggantung di bawah penis. Skrotum tersusun
dari kulit, fasia, dan otot polos yang membungkus dan menopang testis diluar tubuh.
Skrotum terdiri atas dua kantong skrotal, setiap skrotal berisi satu testis tunggal,
dipisahkan oleh septum internal. Otot dartos adalah lapisan serabut dalam fasia dasar
yang berkontraksi untuk membentuk kerutan pada kulit skrotal sebagai respon
terhadap udara dingin atau eksitasi seksual. Skrotum juga bertindak sebagai sistem
pengontrol suhu untuk testis, karena untuk pembentukan sperma secara normal, testis
harus memiliki suhu yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan suhu tubuh.Otot
kremaster pada dinding skrotum akan mengendur atau mengencang sehingga testis
menggantung lebih jauh dari tubuh (dan suhunya menjadi lebih dingin) atau lebih
dekat ke tubuh (dan suhunya menjadi lebih hangat). Skrotum berfungsi untuk
melindungi testis. Pada umumnya skrotum sebelah kiri tergantung lebih rendah dari
yang kanan karena saluran sperma sebelah kiri lebih panjang. (Syaifuddin, 2006,
Pearce, 2007).

C.Penyakit infeksi Menular Seksual (IMS)


Infeksi Menular seksual adalah infeksi yang dapat menyebar dari satu orang
ke orang lain melalui hubungan seksual.
1) Penyakit HIV-AIDS
HIV-AIDS adlah sekumpulan gejala yang didapat (bukan penyakit turunan),
ditandai dengan penurunan sistem kekebalan tubuh. AIDS disebabkan oleh
viris yang bernama Human Immunodeviciency Virus (HIV)
D.Cara penularan
1) Penyakit Infeksi menular Seksual (IMS) cara penularannya dari satu orang ke
orang lain melalui hubungan seksual.
2) Penyakit HIV-AIDS cara penularannya kontak langsung dengan darah yang
terinfeksi HIV, kontak seksual ( oral,anal, atau Vaginal), dari ibu ke janin/bayi
selama masa kehamilan,melahirkan atau menyusui.

E.Cara pencegahan
1) Infeksi menular Seksual bisa dicegah dengan tidak bergonta ganti pasangan
dalam melakukan hubungan seksual.
2) HIV-AIDS untuk menghindari penularannya yaitu Abstinence artinya tidak
melakukan hubungan seksual bagi orang yang belum menikah, Be Faithful
artinya bersikap saling setia kepada satu pasangan seks (tidak berganti-ganti),
Condom artinya cegah penularan HIV dengan memakai kondom , Drug No
artinya dilarang menggunakan narkoba, Education and Equipmenth artinya
pemberian edukasi dan informasi yang benar dan pemakaian alat-alat yang
bersih,steril, sekali pakai,tidak bergantian, diantaranya alat cukur dan
sebagainnya.

Anda mungkin juga menyukai