Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keputihan merupakan keluhan yang sering menyerang wanita dan tidak

mengenal usia. Keputihan juga dapat menimbulkan rasa tidak nyaman yang dapat

mempengaruhi kepercayaan diri seorang wanita terutama bagi remaja. Seringkali

wanita merasa mampu mengenali sendiri bahwa dirinya sedang menderita

keputihan. Wanita yang menderita keputihan biasanya mengobati sendiri dengan

memakai pembersih vagina yang dijual bebas di pasar dan toko tanpa merasa

perlu memeriksakan diri ke dokter untuk memperoleh pemeriksaan secara lebih

detail (Mannan, 2011). Banyak wanita mengeluhkan keputihan sangat tidak

nyaman, gatal, berbau, bahkan terkadang perih dan ternyata itu berkaitan dengan

kebiasaan sehari-hari (Wijayanti, 2009). Kebersihan organ reproduksi pada

perempuan khususnya remaja sebagai salah satu upaya pencegahan keputihan

patologis, kini masih menjadi salah satu masalah di berbagai Negara (Badaryati,

2012).

Dari data yang di dapat dari BKKBN 2009, di Indonesia sebanyak 75%

wanita pernah mengalami keputihan minimal satu kali dalam hidupnya dan 45%

diantaranya mengalami keputihan sebanyak dua kali atau lebih (Nanlessy, 2013).

Data menurut Zubier dalam penelitiannya Permatasari (2012) jumlah wanita di

dunia yang mengalami keputihan yaitu 75% minimal satu kali dalam hidupnya.

Penelitian yang dilakukan oleh Ayuningtias pada tahun 2011, pada remaja

kejadian keputihan sangat tinggi mencapai 96 % responden mengalami keputihan

1
2

(Permatasari, 2012). Berdasarkan data awal yang diambil di asrama As’adiyah

pada 10 siswi yang dilaksanakan tanggal 8 Maret 2015 tentang kebersihan organ

genetalia didapatkan sebagian besar remaja putri memiliki perilaku menjaga

kebersihan organ genitalia yang kurang baik dan tidak bisa menjaga kebersihan

organ genetalianya. Dari 10 siswi pada studi pendahuluan ada 6 orang yang

mengalami keputihan yang abnormal, mereka mengeluhkan ada rasa gatal

disekitar vagina, berbau, keluar secara terus menerus dan terkadang jumlah cairan

yang keluar tersebut berjumlah banyak. Mereka seringkali mengeluhkan

kaluarnya cairan keputihan yang membuat mereka merasa tidak nyaman dan

sering lembab pada daerah organ genetalianya.

Jamur dan bakteri banyak tumbuh dalam kondisi tidak bersih dan lembab.

Organ reproduksi merupakan daerah tertutup dan berlipat, sehingga lebih mudah

untuk berkeringat, lembab dan kotor. Lima perilaku buruk dalam menjaga

kebersihan genitalia, seperti mencucinya dengan air kotor, memakai pembilas

secara berlebihan, menggunakan celana yang tidak menyerap keringat, jarang

mengganti celana dalam, tidak sering mengganti pembalut ketika menstruasi dapat

menjadi pencetus timbulnya infeksi yang menyebabkan keputihan tersebut

(Ayuningtyas, 2011). Penyebab lain dari keputihan adalah penggunaan pakaian

ketat dan atau celana terbuat dari bahan sintersis. Apalagi jika dibiarkan dalam

keadaan basah, misalnya pakaian yang dipakai setelah berolah raga akan

mengundang pertumbuhan jamur, begitu juga dengan penggunaan spray dan

deodoran genitalia harus diwaspadai karena rentan mengubah keamanan vagina.

Setelah itu kelelahan dan stress juga bisa memicu keputihan. Keputihan yang

berlarut-larut dan menjadi semakin berat, maka kemungkinan wanita yang


3

bersangkutan akan menjadi mandul dan tidak bisa mempunyai keturunan dan

berdampak pada kesuburan di kemudian hari (Wijayanti, 2009).

Salah satu upaya untuk meningkatkan perilaku remaja dalam menjaga

kebersihan organ genetalia terhadap kejadian keputihan, dalam hal ini dapat

mengoptimalkan perilaku personal hygiene terutama dalam menjaga kebersihan

organ genetalianya. Jadi diharapkan remaja dapat merawat dan menjaga organ

genetalianya dengan baik dan benar, juga memiliki pengetahuan yang mendukung

tentang perilaku personal hygine terutama dalam menjaga kebersihan organ

genetalia yang baik dan benar.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis tertarik ingin

mengetahui adakah hubungan antara perilaku remajadalam menjaga kebersihan

organ genetalia terhadap kejadian keputihan pada remaja di asrama As’adiyah

pondok pesantren Darul ‘Ulum Jombang.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah Ada Hubungan antara Perilaku Remaja dalam Menjaga

Kebersihan Organ Genetalia terhadap Kejadian Keputihan pada Remaja di

Asrama As’adiyah Pondok Pesantren Darul ‘Ulum Jombang?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui Adakah Hubungan antara Perilaku Remaja dalam Menjaga

Kebersihan Organ Genetalia terhadap Kejadian Keputihan pada Remaja di

Asrama As’adiyah Pondok Pesantren Darul ‘Ulum Jombang.


4

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi perilaku remaja dalam menjaga kebersihan organ genetalia

di asrama As’adiyah pondok pesantren Darul ‘Ulum Jombang.

b. Mengidentifikasikejadian keputihan pada remaja di asrama As’adiyah pondok

pesantren Darul ‘Ulum Jombang.

c. Menganalisis hubungan antara perilaku remaja dalam menjaga kebersihan

organ genetalia terhadap kejadian keputihan pada remaja di asrama As’adiyah

pondok pesantren Darul ‘Ulum Jombang.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan sumber kepustakaan di bidang

kesehatan remaja atau kesehatan reproduksi di perpustakan khususnya tentang

perilaku remajadalam menjaga kebersihan organ genetalia terhadap kejadian

keputihan dengan baik dan benar.

1.4.2 Bagi Peneliti

Bahan belajar dalam menerapkan ilmu dan teori yang di dapatkan selama

perkuliahan kedalam praktek di lingkungan masyarakat, peningkatan daya fikir

dan mengamati suatu permasalahan sehingga dapat memberi pengalaman yang

nyata bagi peneliti dalam proses penelitian.


5

1.4.3 Bagi Tempat Penelitian

Sebagai masukan yang dapat digunakan untuk penambahan ilmu

pengetahuan dan informasi tentang perilaku remaja dalam menjaga kebersihan

organ genetalia terhadap kejadian keputihan dengan baik dan benar agar dapat

mengurangi angka kejadian keputihan di pondok pesantren Darul ‘Ulum Jombang

khususnya di asrama As’adiyah.

Anda mungkin juga menyukai