KANKER PAYUDARA
TERHADAP IMPLEMENTASI
DETEKSI DINI KANKER
PAYUDARA PADA MAHASISWI
ADISTI ZAKYATUNNISA
NIM: 03010006
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA, AGUSTUS 2013
BAB I
PENDAHULUAN
2.
3.
4.
5.
1.3 TUJUAN
1.3.1 Tujuan umum:
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
implementasi deteksi dini kanker payudara pada
Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti.
1.4 HIPOTESIS
1.
2.
3.
1.5 MANFAAT
1.5.1 Manfaat hasil penelitian bagi ilmu pengetahuan
1.Menambah referensi tentang faktor-faktor yang berhubungan
dengan implementasi deteksi dini kanker payudara.
2.Menambah referensi tentang hubungan antara pengetahuan
kanker payudara pada wanita muda yang belajar di bidang
kesehatan terhadap implementasi deteksi dini kanker payudara
yang dilakukan oleh para wanita tersebut.
3.Menambah referensi tentang jumlah wanita muda yang belajar
di bidang kesehatan yang melakukan deteksi dini kanker
payudara.
4.
5.
1.5.2
1.Sebagai
1.5.2
1.Meningkatkan
BAB II
TINJAUAN DAN RINGKASAN PUSTAKA
2.1 PENGETAHUAN
Secara etimologi, pengetahuan berasal dari kata tahu,
yang artinya pandai atau mengerti sesudah melihat,
menyaksikan, mengalami, dan sebagainya.
Secara terminologi dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, pengetahuan berarti segala sesuatu yang
diketahui, kepandaian, yang berkenaan dengan sesuatu
hal.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
a.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
b. Faktor eksternal:
1.Fasilitas, yaitu media yang salah satu fungsinya adalah untuk
menambah pengetahuan seseorang.
2.Penghasilan, membuat seseorang mampu menyediakan fasilitas
yang lebih baik untuk dirinya sendiri.
3.Sosial budaya yang berada di dalam keluarga dan masyarakat
dapat mempengaruhi persepsi, pola pikir, cara pandang,
pengetahuan, dan sikap seseorang terhadap sesuatu.
4.Lingkungan, adalah suatu kondisi di sekitar manusia yang dapat
mempengaruhi perkembangan, persepsi, dan sikap manusia
tersebut.
Faktor Reproduksi
a. Usia menarche, siklus menstruasi, dan usia menopause
Menarche dini berhubungan dengan peningkatan resiko
kanker payudara.
1.
c. Paritas
Dalam suatu studi metaanalisis, dilaporkan bahwa wanita
nullipara mempunyai resiko 30% untuk berkembang menjadi
kanker dibandingkan dengan wanita yang multipara.
Sementara itu, studi lain juga menunjukkan adanya penurunan
resiko kanker payudara dengan peningkatan jumlah paritas.
Level hormon dalam sirkulasi yang tinggi selama kehamilan
menyebabkan diferensiasi dari the terminal duct-lobular unit
(TDLU), yang merupakan tempat utama dalam proses
transformasi kanker pada payudara. Proses diferensiasi dari
TDLU ini bersifat protektif melawan pertumbuhan kanker
payudara secara permanen.
d. Menyusui
Byers, dkk, melaporkan adanya efek yang bersifat protektif dari
menyusui terhadap kanker payudara.
Lipworth, dkk, menemukan bahwa waktu menyusui yang lebih
lama mempunyai efek yang lebih kuat dalam menurunkan resiko
kanker payudara.
Sebab dari efek protektif menyusui ini dikarenakan adanya
penurunan level estrogen dan sekresi bahan-bahan karsinogenik
selama menyusui.
2. Faktor Endokrin
a.Faktor endogen
Faktor-faktor seperti menstruasi dini (sebelum usia 12 tahun)
dan menopause pada usia lanjut (setelah usia 55 tahun)
merupakan faktor resiko yang berperan dalam peningkatan
pertumbuhan kanker payudara.
b. Faktor eksogen
1.Kontrasepsi oral
beberapa studi menunjukkan bahwa kontrasepsi oral berperan
dalam meningkatkan resiko kanker payudara pada wanita
pramenopause, tetapi tidak pada wanita dalam masa pasca
menopause.
4. Intake alkohol
Studi menunjukkan bahwa resiko kanker payudara meningkat
berkaitan dengan asupan alkohol jangka panjang.
Hubungan antara peningkatan resiko kanker payudara dengan
intake alkohol lebih kuat didapatkan pada wanita menopause.
Berikut ini adalah bagan patofisiologi alkohol yang
menyebabkan pertumbuhan lesi pra kanker pada wanita
menopause.
5. Obesitas
Obesitas berhubungan dengan penurunan resiko kanker pada
premenopause dan peningkatan resiko kanker payudara selama
masa pascamenopause.
Obesitas juga berkaitan dengan rendahnya jumlah sex hormone
binding globulin (SHBG), yang berfungsi untuk berperan dalam
peningkatan jumlah estradiol. (JNCI Cancer Spectrum 2003).
6. Genetik
Mutasi yang paling banyak terjadi pada kanker payudara adalah
pada gen BRCA 1 dan BRCA 2.
Wanita dengan mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2, mempunyai
peluang 80% untuk berkembang menjadi kanker payudara selama
hidupnya.
Studi menunjukkan bahwa wanita yang orang tuanya (firstdegree relative) memiliki riwayat kanker payudara, mempunyai
risiko untuk berkembang menjadi kanker payudara adalah
sebesar 1,7 sampai 4,0 kali dibanding dengan populasi yang ada.
2.3.1 Stadium
2.3.2 Prognosis
Pada diagnosis, hampir 45% pasien membuktikan adanya
penyebaran regional atau jauh atau metastasis.
Rute yang paling sering dari penyebaran regional adalah ke
nodus limfe aksilaris.
Kelangsungan hidup bergantung pada penyebaran regional
penyakit.
Tempat lain penyebaran limfatik mencakup nodus mamaria
internal dan supraklavikular.
Metastasis jauh dapat mengenai sembarang organ, tetapi tempat
yang paling umum adalah tulang (71%), paru-paru (69%), hepar
(65%), pleura (51%), adrenal (49%), kulit (30%), dan otak
(20%).
2.3.3 Pencegahan
1. Pencegahan primer :
Pencegahan primer ialah usaha untuk mencegah timbulnya
kanker dengan menghilangkan dan/atau melindungi tubuh dari
kontak dengan karsinogen dan faktor-faktor yang dapat
menimbulkan kanker, atau dapat disebut juga sebagai pencegahan
terhadap etiologi penyakit, faktor pencetus, faktor resiko
timbulnya kanker, dan berupaya untuk melenyapkan
pengaruhnya bagi manusia.
Contoh pencegahan primer:
-Promosi dan edukasi hidup sehat
-Menghindari faktor resiko (Riwayat keluarga, tidak punya anak,
tidak menyusui, riwayat tumor jinak sebelumnya, obesitas,
kebiasaan makan tinggi lemak kurang serat, perokok aktif dan
pasif, pemakaian obat hormonal > 5 tahun)
2. Pencegahan Sekunder :
Pencegahan sekunder adalah usaha untuk mengetahui adanya
kanker atau tumor secara dini, dengan tujuan untuk mencegah
timbulnya kerusakan lebih lanjut karena kanker tersebut apabila
memang ada, dengan cara deteksi dini dan diagnosis kanker serta
pengobatan dengan segera.
Contoh pencegahan sekunder:
-SADARI
-Pemeriksaan klinis payudara (CBE/Clinical Breast
Examination), untuk menemukan benjolan, ukuran kurang dari 1
cm.
-USG untuk mengetahui batas-batas tumor dan jenis tumor
-Mammografi menemukan adanya kelainan sebelum adanya
gejala tumor dan adanya keganasan
3. Pencegahan Tertier :
Pencegahan tertier adalah usaha untuk mencegah timbulnya
komplikasi kanker.
Tujuan pencegahan tertier untuk meningkatkan angka
kesembuhan, angka survival, dan kualitas hidup dalam terapi
kanker.
Contoh pencegahan tertier yaitu:
-Pelayanan di rumah sakit (diagnose dan pengobatan)
-Perawatan paliatif
-Penatalaksanaan nyeri
-Rehabilitasi
3.
4.
5.
2.4.2 Mammografi
Studi menemukan bahwa sensitifitas dari mammografi adalah
berkisar antara 60-90 persen.
Namun, penelitian pada wanita yang berusia muda, ternyata
sensitifitas mammografi lebih rendah dan menghasilkan angka
penurunan kematian yang juga ikut rendah. Hal ini dikarenakan
densitas payudara lebih padat pada wanita usia muda, dan
pertumbuhan kanker yang lebih cepat pada usia muda, sehingga
skrining mammografi kurang sensitif hasilnya.
Mammografi telah terbukti dapat mendeteksi kanker payudara
pada stadium dini dan, apabila dilakukan tindak lanjut dengan
diagnosis dan terapi yang cukup, dapat menurunkan angka
moralitas akibat kanker payudara. Namun, pada wanita berusia di
bawah 40 tahun penggunaan mammografi kurang sensitif.
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI
OPERASIONAL
BAB IV
METODE
1.
2.
1.
2.
1.
2.
3.
4.
Keterangan:
f = frekuensi
x = jumlah yang didapat
n = jumlah populasi
Keterangan :
X2
1.
2.
3.
DAFTAR PUSTAKA
1. Rasjidi I, Setyabudi HH, Kusumo L, Noviani R, Monalisa, Hapsari A, et al. Kanker Payudara. In:
Rasjidi I, Kusumo L, editors. Deteksi Dini dan Pencegahan Kanker pada Wanita. 1st ed. Jakarta:
Sagung Seto; 2009. p. 51-95.
2. Yan YY. Breast Cancer: Knowledge and Perception of Chinnese Women in Hongkong. GJHS
2009;1(2):97-105
3. Muttappallymyalil J, Sreedharan J, Venkatramana M, Thomas M. Attitude and Practice of Nurses
in Imparting Knowledge on Breast Self Examination to Women in Ajman, United Arab Emirates. Iran
J Cancer Prev 2010;3(3):139-44.
4. Dahlui1 M, Ramli S, Bulgiba1 AM. Breast Cancer Prevention and Control Programs in Malaysia.
Asian Pac J Cancer Prev 2011;12:1631-1634
5. Rasjidi I, Setyabudi HH, Kusumo L, Noviani R, Monalisa, Hapsari A, et al. Prinsip-Prinsip
Deteksi Dini dan Skrining. In: Rasjidi I, Kusumo L, editors. Deteksi Dini dan Pencegahan Kanker
pada Wanita. 1st ed. Jakarta: Sagung Seto; 2009. p.8-16.
6. Devolli-Disha E, Manxhuka-Kerliu S, Ymeri H, Kutllovci A. Comparative Accuracy of
Mammography and Ultrasound in Women with Breast Symptoms According to Age and Breast
Density. Bosnian Journal of Basic Medical Sciences 2009; 9 (2): 131-136
7. Yousuf SA, Al-Amoudi SM, Nicolas W, Hasna E, Banjar S, Salem M. Do Saudi Nurses in Primary
Health Care Centres have Breast Cancer Knowledge to Promote Breast Cancer Awareness?. Asian
Pacific J Cancer Prev 2012;13 (9); 4459-4464
8. Kumar S, Imam AM, Manzoor NF, Masood N. Knowledge, attitude and preventive practices for breast
cancer among Health Care Professionals at Aga Khan Hospital Karachi. J Pak Med Assoc 2009;59(7); 474478
9. Aziz MF. Gynecological Cancer in Indonesia. J Gynecol Oncol 2009;20(1);8-10
10. And S, Karayurt . Determination of Information and Support Needs of First Degree Relatives of
Women with Breast Cancer. Asian Pacific J Cancer Prev 2012;13 (9);4491-4499
11. Sim HL, Seah M, Tan SM. Breast cancer knowledge and screening practices: a survey of 1,000 Asian
women. Singapore Med J 2009; 50(2): 132-138
12. Donmez YC, Dolgun E, Yavuz M. Breast Self-examination Practices and the Effect of a Planned
Training Program in Western Turkey. Asian Pacific J Cancer Prev 2012;13 (12);6159-6161
13. Moodia M, Moodb MB, Sharifirad GR, Shahnazi H, Sharifzadeh G. Evaluation of Breast SelfExamination Program Using Health Belief Model in Female Students. JRMS 2011;16(3);316-322
14. Jemal A, Bray F, Center MM, Ferlay J, Ward E, Forman D. Global Cancer Statistics. Ca Cancer J Clin
2011;61:6990.
15. Heidari Z, Mahmoudzadeh-Sagheb HR, Sakhavar N. Breast Cancer Screening Knowledge and Practice
among Women in Southeast of Iran. Acta Medica Iranica 2008;46(4);321-328
16. Sule EA. Breast Cancer Awareness and Breast Examination Practices among Women in a Nigerdelta
Hospital. Continental J. Medical Research 2011;5 (1): 27 - 31
17. Batori M, Ruggieri M, Chatelou E, Straniero A, Mariotta G, Palombi L, et al. Breast cancer in young
women: case report and a review. European Review for Medical and Pharmacological Sciences. 2006; 10:
51-52
18. Gnerlich JL, Deshpande AD, Jeffe DB, Sweet A, White N, Margenthaler JA.
Elevated Breast Cancer Mortality in Women Younger than Age 40 Years Compared with
Older Women Is Attributed to Poorer Survival in Early-Stage Disease. J Am Coll Surg
2009; 208(3); 341-347
19. Bala1 DV, Gameti H. An educational intervention study of breast self examination
(BSE) in 250 women beneficiaries of urban health centers of west Zone of Ahmedabad.
Healthline 2011;2;46-49
20. Ohene-Yeboah M, Adofo K, Akpaloo M. Breast Cancer Awareness among nurses in
Kumasi Ghana: Knowledge, Attitudes, and Practice. Postgraduate Medical Journal of
Ghana 2013;2(1);70-76
21. Nurrakhmah R.Tingkat
Pengetahuan Mahasiswi Fakultas Sastra USU Medan Angkatan 2008 Tentang Pemeriksaa
n Payudara Sendiri (SADARI) Sebagai Salah Satu Cara Untuk Mendeteksi Dini Kanker
Payudara
. Skripsi. Medan : FKM USU.2011
22. Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta :
Sagung Seto; 2011. p. 130-45
23. Septiani S, Suara M. Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku
Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari) Pada Siswa SMAN 62 Jakarta 2012. Jurnal
Ilmiah Kesehatan 2013;5(1);31-35