ABSTRAK
Penyakit kanker termasuk juga kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang umumnya terjadi pada wanita.
Penyakit ini merupakan salah satu tumor ganas yang tumbuh di dalan jaringan payudara. Selama bertahun tahun banyak
wanita yang terindikasi menderita panyakit kanker payudara, kejadian ini semakin banyak ditemukan pada negara-negara
maju.1 Penyakit ini menduduki rangking terbesar kedua setelah kematian yang diakibatkan oleh kanker paru pada
perempuan oleh karena itu sangat diperlukan bagi remaja putri dalam memiliki pengetahuan dan perilaku untuk
mencegahan timbulnya penyakit kanker payudara . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh
penerapan teori Health belief model (HBM) terhadap tindakan pencegahan kanker payudara dengan pemeriksaan
payudara sendiri (SADARI) sehingga bila ditemukan kelainan dapat segera diambil tindakan secepatnya, Penelitian ini
dilaksanakan dengan mengkaji tindakan remaja putri pada SMA Muhammadiyah 2 Palembang dalam pencegahan kanker
payudara sebelum (pre test) dan sesudah (post test) pada dua kelompok dimana pada kelompok intervensi diberikan
pendidikan Teori Health Belife Model dan untuk kelompok kontrol tidak diberikan pendidikan Health belief model.
Adapun desain penelitian ini menggunakan Design Quasi Experimental Pretest-Posttest. Jumlah sampel dalam penelitian
ini sebanyak 54 Orang , sampel ini dianalisa menggunbakan uji Wilxocon setelah pengolahan data hasilnya menunjukkan
terjadinya kenaikan tindakan cara mencegah kanker payudara pada kelompok intervensi dibandingkan pada kelompok
kontrol dengan P<0,000. Dapat disimpulkan setelah dilakukan edukasi tentang pencegahan kanker payudara dengan
menggunakan teori HMB dapat mempegaruhi tindakan pencegahan kanker payudara dengan pemeriksaan payudara
sendiri (SADARI).
Kata Kunci Kanker payudarai_Health Belife Model
ABSTRACT
Breast cancer is one of the most common types of cancer in women. Breast cancer is a malignant tumor that grows in the
breast tissue. More than women are diagnosed with breast cancer in every year. The incidence of this disease mostly
increasing in developed countries. This disease ranks second after death caused by lung cancer in women, therefore it is
very necessary for young women to have knowledge and behavior to prevent breast cancer. The theory of the health
belief model is the main concept for young women to prevent breast cancer. The purpose of this study is to see how the
effect by applied the theory of Health Belief Model (HBM) in breast cancer prevention by breast self-inspections. This
research was conducted at SMA Muhammadiyah 2 Palembang. This research was held to know how the actions of young
women on preventing breast cancer by applying the concept : before (pre test) and after (post test) giving the Health Belief
Model Theory education. It will use a control group, so the design of this research was called a Quasi Experimental
Pretest-Posttest Design with control group. The amount of research subjects was 54 people and the data were analyzed
using the Wilxocn test. The results showed that there was an increase in breast cancer prevention behavior after being
given HBM-based interventions in the intervention group compared to the control group with P<0.000. It can be
concluded that the educational interventions using the health belief model can influence the behavior of SMA
Muhammadiyah 2 Palembang students in preventing breast cancer by applied SADARI.
Keywords : Breast cancer, Health Belife Model
326 | Herawati Jaya, Penerapan teori health belief model (HBM)
Prosedur penelitian yang dilakukan yaitu karakteristik responden meliputi usia, riwayat
sebelum diberikan intervensi baik pada kanker dalam keluarga, Riwayat kanker atau
responden yang akan diberikan pelatihan indikasi tumor lainnya, pendidikan dan
pemeriksaan pemeriksaan payudara sendiri pekerjaan orang tua. Jumlah saudara, dan
maupun pada kelompok kontrol diukur terlebih kebiasaan melakukan sadari. Sebelum
dahulu perilaku/health belief model (HBM)/ penelitian ini dilaksanakan sebelummya telah
dengan menggunakan Quesioner . adapun mendapatkan persetujuan dari Komite Etik
pengukuran teori Health belief model (HBM) Penelitian Poltekkes Kemenkes Palembang
terdiri dari : persepsi kerentanan (perceived dengan nomor : 0593/KEPK/Adm2/V/2023.
susceptibility), persepsi keseriusan (perceived Untuk data responden didapat setelah melalui
severity), persepsi manfaat (perceived informed consent atau persetujuan dari
benefits), persepsi hambatan (perceived responden. Analisis bivariat menggunakan uji
barriers), tindakan (cues to action ), percaya diri normalitas Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro-
yang ditimbulkan (self efficacy). Pengukuran Wilk pada kelompok intervensi dan kontrol (p
perilaku health belief model dilakukan pada <0.05; Ho ditolak) dan untuk data yang tidak
kelompok 1 dan 2. Tahap selanjutnya pada terdistribusi normal, maka perbedaan mean
kelompok 1 diberikan edukasi dan pelatihan untuk dua sampel bebas yang berpasangan diuji
pemeriksaan payudara sendiri sebanyak 2 kali dengan Wilcoxon Signed Rank Test.
pertemuan dalama seminggu kemudian di ukur Pengolahan dan analisis data pada penelitian ini
pengetahuan lewat post tes. Sedangkan pada menggunakan software SPSS 25.
kelompok 2 kontrol tidak diberikan edukasi dan
diukur pengetahuan lewat post tes. 3. Hasil
Perbandingan efektifitas kedua tindakan
dilakukan dengan membandingkan perilaku Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni
health belief model pada pemeriksaan payudara hingga Juli 2023 pada SMA Muhammadiyah 2
sendiri pada kedua kelompok tersebut. Analisis Palembang.
univariat dilakukan untuk mengetahui
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karateristik Responden dalam Perilaku Penceghan Kanker Payudara
Intervensi kontrol
Variable Total %
N=27 % N=27 %
Riwayat tumor/ benjolan dipayudara
Tidak pernah 27 100 25 92,6 52 96,3
Pernah 0 0 2 7,4 2 3,7
Riwayat anggota keluarga mengalami
tumor payudara
Tidak ada 25 2,6 25 92,6 50 92,6
Ada 2 7,4 2 7,4 4 7,4
Usia
Awal 0 0 0 0 0 0
(10-12 th)
Pertengahan 6 22,2 11 40,7 17 31,5
(13-15 th)
Akhir 21 77,8 16 59,3 37 68,5
(16-19 th)
Kelas /tingkat
X 21 77,8 7 25,9 28 51,9
XI 6 22,2 20 74,1 26 48,1
TK Pendidikan orang tua
Dasar (SD,SMP) 7 25,9 11 40,7 18 33,8
Menengah (SMA, SMK,MAN) 16 59,3 12 44,4 28 51,9
328 | Herawati Jaya, Penerapan teori health belief model (HBM)
Berdasarkan penjabaran pada tabel 1 di atas mayoritas pendidikan orang tua menengah
dapat dilihat bahwa terdapat 2 siswi (3,7%) (SMA, SMK, MAN) sebesar 51,9% dan
pernah mengalami benjolan abnormal pada mayoritas pekerjaan orang tua responden Non
payudara yang berasal dari kelompok kontrol, PNS sebesar 90,7% yang terdiri dari
sebagian kecil responden (7,4%) memiliki sopir,satpam buruh dan wirausaha. Mayoritas
riwayat anggota keluarga yang mengalami responden belum pernah melakukan
tumor payudara, mayoritas responden berusia pemeriksaan SADARI yaitu sebesar (77,8%) .
remaja akhir (16-19 tahun) sebesar 68,5%,
Intervensi Kontrol
Variable Total %
N=27 % N=27 %
Persepsi kerentanan
- Rentan 12 44,4 13 48,1 25 46,3
- Tidak 15 55,6 14 51,9 29 56,7
Persepsi keseriusan
- Serius 7 74,1 21 77,8 28 75,9
- Tidak 20 25,9 6 22,2 26 24,1
Persepsi manfaat
- Manfaat 20 74,1 25 92,6 45 83,3
- Tidak 7 25,9 2 7,4 9 16,7
Persepsi hambatan
- Ada 12 44,4 14 51,9 26 48,1
- Tidak 15 55,6 13 48,1 28 51,9
Isyarat bertindak
- Terdorong 21 77,8 21 77,8 42 77,8
- Tidak 6 22,2 6 22,2 12 22,2
Keyakinan diri
- Yakin 21 77,8 25 88,9 45 83,3
- Tidak 6 22,2 3 11,1 9 16,7
Tindakan pencegahan
- Ada upaya 19 70,4 22 81,5 41 75,9
- Tidak 8 29,6 5 18,5 13 24,1
Berdasarkan penjabaran pada tabel 2 di atas responden menganggap tidak ada hambatan
dapat dilihat bahwa bahwa sebagian besar dalam upaya pencegahan kanker payudara,
responden memiliki persepsi tidak menganggap sebagian besar responden (77,7%) terdorong
dirinya rentan mengalami kanker payudara untuk bertindak melakukan pemeriksaan
yaitu sebanyak (56,7%), sebagian besar Sadari, sebagian besar responden (83,3%)
responden (75,9%) menganggap serius memiliki keyakinana diri dalam upaya
kanker/tumor payudara, sebagian besar pencegahan kanker payudara, dan sebagian
responden (83,3%) memiliki persepsi manfaat besar responden (75,9%) berupaya melakukan
dalam pencegahan kanker payudara dengan tindakan pencegahan kanker payudara dengan
Sadari, sebagian besar responden (51,9%) pemeriksaan payudara sendiri (Sadari).
329 | Herawati Jaya, Penerapan teori health belief model (HBM)
.
Table 3. Distribusi Keberhasilan Responden terhadap Penerapan HBM dalam Perilaku Pencegahan Kanker
payudara
Tabel 4. Uji Wilcoxon Signed Rank test dalam Perilaku Pencegahan Kanker Payudara (α=5%)
Respon Kerentanan
Sebelum 11,56±2,651 11,22±2.006
yang dirasakan -0.345b 0.730 -4.469b 0,000
Setelah 11,81±2.039 18.30±2.367
Respon Keseriusan
Sebelum 14,07±2.814 13.59±2.845
Yang dirasakan -0.076b 0.939 -4.399b 0,000
Setelah 14,07±2.252 18.89±2.172
Respon Manfaat Sebelum 14,11±1,805 13.33±2.787
Yang dirasakan -0.796b 0.426 -4.304a 0,000
Setelah 14,30±2,383 18.70±2.363
Respon Hambatan
Yang dirasakan Sebelum 11,44±3.130 11.52±2.119
-.412b 0.680 -4.382b 0,000
Setelah 11,63±2,529 18.93±1.999
Isyarat Untuk Sebelum 13,26±2,395 12.93±2.615
bertindak -1.313c 0.189 -4.081b 0,000
Setelah 12,63±1,334 18.19±2.718
Keyakinan Diri Sebelum 14,48±2,680 13.74±2.596
-1.176c 0.239 --3.770b 0,000
Setelah 13,74±2,596 18.11±2.819
a. Based on positive ranks
b. Based on negative ranks.
Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa value 0,001), persepsi manfaat yang dirasakan
nilai yang signifikan pada ke-6 komponen teori (p-value 0,000), persepsi hambatan yang
health belief model (HBM) (α <0,05 ) yaitu dirasakan (p-value 0,000), Isyarat untuk
persepsi kerentanan yang dirasakan (p-value bertindak (p-value 0,000) dan keyakinan diri p-
0,000) persepsi keseriusan yang dirasakan (p- value 0,000.
Tabel 5. Uji Wilxocon tindakan pencegahan Kanker payudara dengan SADARI pada
kelompok kontrol dan intervensi
Berdasarkan penjabaran pada tabel 5 di atas value 0,00), dengan positif ranks (selisih) 26
dapat dilihat ada hubungan yang bermakna yang berarti terdapat 26 siswa mengalami
antara teori health belief model dengan perilaku peningkatan setelah diberikan edukansi dalam
pencegahan kanker payudara pada siswi di perilaku pencegahan kanker payudara dengan
SMA tersebut pada kelompok perlakuan (p- rerata 14,35 dan sum of ranks sebesar 373.
331 | Herawati Jaya, Penerapan teori health belief model (HBM)
openyakit serta adanya perilaku yang kurang hambatan memberikan pengaruh yang lebih
baik yang di adopsi sebagai perilaku yang baru. besar dari pada ancaman pada masalah penyakit
Hasil penelitian ini menggambarkan adanya payudara itu sendiri.15 Pengetahuan yang baik
hubungan yang signifikan antara hambatan dalam melakukan tindakan pencegahan
yang ada dengan pengambilan keputusan atau diperlukan untuk memperkecil hambatan
tindakan pencegahan kanker payudara dengan karena semakin kecil penilaian pada persepsi
pemeriksaan payudara sendiri. Hambatan yang hambatan, maka semakin baik pula upaya
ada yang dirasakan responden (perceived pencegahan kanker payudara. Terkait dengan
barriers) adalah masalah privasi yang tidak hasil penelitian, pada umumnya responden
semua orang harus tahu meskipun orang tidak begitu memperhatikan hal-hal yang
terdekat termasuk orang tua. Responden merasa menjadi rintangan ketika akan mencari
risih untuk mengutarakannya atau mambahas pengobatan, sehingga rintangan tersebut tidak
masalah seputar tanda dan gejala abnormal menjadi hambatan atau kendala bagi responden
pada payudara dengan orang lain ketika terjadi untuk segera mendapatkan pertolongan atau
gangguan/ abnormalaitas payudara, responden penanganan ketika mengalami masalah pada
biasanya akan mencari pengobatan lain. Hal payudara
ini dikarenakan adanya perasaan malu untuk Model kepercayaan individu (teori health
berobat ke dokter atau tim medis untuk belief model ) digunakan untuk deteksi dini
memeriksa masalah di sekitar area payudara, kanker payudara atau mengatasi masalah
serta adanya keengganan dikarenakan kesehatan yang timbul misalnya dengan deteksi
banyaknya tahapan pemeriksaan payudara yang dini kanker payudara dengan pemeriksaan
dianggap terlalu rumit dan membuat rasa payudara sendiri. Keterlambatan deteksi dini
kurang nyaman apalagi harus menanggalkan kanker payudara dapat berakibat fatal yang
pakaian dan pemeriksa harus menyentuh dan dapat menyebabkan kematian oleh karena itu
meraba daerah yang sensitive, membuat subyek dengan deteksi dini kanker payudara maka
semakin tidak nyaman dan bertahan untuk tidak keberhasilan pengobatan akan semakin besar.
menceritakannya kepada orang lain. seseorang dengan melaksanakan edukasi pendidikan
akan melakukan tindakan pencegahan dan merupakan satu dari beberapa cara yang
pemeliharaan kesehatan bila terdapat digunakan agar risiko kanker payudara bisa
keyakinan dalam diri bahwa manfaat yang diketahui sejak awal dengan pemeriksaan
diperoleh lebih besar bila dibandingkan dengan payudara sendiri.
hambaan atau rintangan yang dialami ketika Berdasarkan pada pengalaman pada proses
memutuskan untuk melakukan tindakan penelitian, ada beberapa keterbatasan yang
tersebut. Pada penelitian lain menguraikan dialami oleh peneliti dan untuk diperhatikan
bahwa tindakan pencegahan dan pemeliharaan lagi bagi peneliti-peneliti yang akan datang agar
kesehatan bila adanya keyakinan yang kuat dapat lebih menyempurnakan lagi
dalam diri responden sangat bermanfaat bila penelitiannya . Beberapa keterbatasan dalam
dibandingkan dengan hambatan yang dialami penelitian tersebut antara lain : jumlah
saat memutuskan untuk melakukan responden hanya 54 orang tentunya masih
14
tindakan. Selain dari pada itu sebagai mana kurang untuk menggambarkan keadaan yang
hasil penelitian lainnya menyatakan bahwa sesungguhnya, dalam proses pengumpulan
responden tidak begitu memperhatikan bahkan data, informasi yang diberikan responden
mengabaikan rintangan yang ada ketika akan melalui kuesioner terkadang tidak
mencari pengobatan untuk mendapatkan menunjukkan pendapat responden yang
penanganan masalah pada payudara. Pada hasil sebenarnya, hal ini terjadi dikarenakan
penelitian lain juga terdapat persepsi bahwa perbedaan pemahaman yang berbeda tiap
responden juga factor lain seperti kejujuran
dalam pengisian pendapat dalam quesioner.
333 | Herawati Jaya, Penerapan teori health belief model (HBM)
5. Kesimpulan