Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

ASKEB KB

EVIDENCE BASED PRACTICE (EBP) KONTRASEPSI IUD

DI AMERIKA SERIKAT

Di susun oleh :

Dwi Lingga Sari (2015302010)

Dosen Pengampu: Novi Wulan Sari,S.ST,M.Kes

UNIVERSITAS FORT DE KOCK


BUKITTINGGI
2022/2023
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan puja & puji syukur atas rakhmat & ridho Allah SWT,
karena tanpa Rahmat&RidhoNya , kita tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik
dan selesai tepat waktu.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Novi Wulan Sari, S.ST.M.Kes
selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dalam pengerjaan tugas makalah ini.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman saya yang selalu setia membantu
dalam hal mengumpulkan data-data dalam pembuatan makalah ini. Dalam makalah ini kami
menjelaskan Evidence Based Practice (EBP) Kontrasepsi IUD di Amerika Serikat.

Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan sengaja ataupun tidak
sengaja. Makalah ini jauh dari kata sempurna. Maka dari itu mohon saran & kritik dari
teman-teman maupun dosen. Demi tercapinya makalah yang sempurna.

Buktitinggi, 24 Mei 2023

Hormat penulis,

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL...............................................................................................................................iv
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................3
C. Tujuan........................................................................................................................................3
BAB II..................................................................................................................................................4
ISI.........................................................................................................................................................4
A. Hasil Penelitian..........................................................................................................................4
B. Pembahasan...............................................................................................................................8
1. Hasil......................................................................................................................................8
2. Teori......................................................................................................................................9
3. Jurnal...................................................................................................................................15
4. Asumsi.................................................................................................................................20
BAB III...............................................................................................................................................22
PENUTUP..........................................................................................................................................22
1. Kesimpulan..............................................................................................................................22
2. Saran........................................................................................................................................22

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil Penelitian...........................................................................................................4


Tabel 2. Jurnal.........................................................................................................................15

iv
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin meningkat dapat mengakibatkan
masalah serius bagi negara berkembang. Amerika serikat merupakan salah satu
negara berkembang yang sampai saat ini mempunyai permasalahan pada
pertumbuhan penduduk. Pemerintah dalam rangka upaya pengendalian jumlah
penduduk, menerapkan program Keluarga Berencana (KB). Esensi tugas program
Keluarga Berencana (KB) dalam hal ini telah jelas yaitu menurunkan fertilitas agar
dapat mengurangi beban pembangunan demi terwujudnya kebahagiaan dan
kesejahteraan bagi rakyat dan bangsa Indonesia. Seperti yang disebutkan dalam UU
No.10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan
Keluarga Sejahtera, definisi KB yakni upaya meningkatan kepedulian dan peran serta
masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan
ketahanan keluarga, dan peningkatan kesejahteraan keluarga guna mewujudkan
keluarga kecil, bahagia dan sejahtera (Ibrahim et al., 2022).
Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam mengendalikan pertumbuhan
penduduk di Amerika Serikat serta percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI)
adalah dengan penguatan pelayanan program Keluarga Berencana (KB) melalui
penggunaan kontrasepsi. United Nation Family Planning Association (UNFPA),
menyatakan bahwa satu (1) dari tiga(3) kematian yang berhubungan dengan
kehamilan atau melahirkan bisa dihindari jika semua wanita memiliki akses terhadap
layanan kontrasepsi. Trend pemakaian alat kontrasepsi didunia dapat dilihat
Berdasarkan data dari Negara Amerika Serikat jumlah Pasangan Usia Subur (PUS)
yang menggunakan alat kontrasepsi AKDR didunia 13,6% (Putri & Oktaria, 2016)..
Intenational Conference on Population and Development (ICPD) di Amerika
Serikat tahun 1994, menempatkan setiap individu mempunyai hak dalam mencapai
tujuan reproduksinya. Amerika Serikat mempunyai kebijakan untuk mengendalikan
pertumbuhan penduduk diantaranya melalui program KB, akan tetapi beberapa tahun
terakhir program yang dilakukan melalui KB stagnan. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
(AKDR) atau Intra Uterine Devices (IUD) merupakan pilihan kontrasepsi yang
efektif, aman, dan nyaman bagi sebagian wanita. IUD merupakan metode kontrasepsi

1
reversibel yang paling 2 sering digunakan di seluruh dunia dengan pemakaian
mencapai sekitar 100 juta wanita, sebagian besar berada di Amerika. Generasi terbaru
AKDR memiliki efektivitas lebih dari 99% dalam mencegah kehamilan pada
pemakaian satu tahun atau lebih. (Ibrahim et al., 2022).
Pemakaian IUD terhadap penurunan fertilitas mempunyai efektifitas dan
tingkat kembalinya yang cukup tinggi. Risiko kegagalan IUD sebanyak 0,8% tiap 100
wanita bahkan bisa 1:170 wanita pada pemakaian tahun pertama. Metode kontrasepsi
IUD dapat menjamin sekurangnya tiga tahun jarak kehamilan. Pengaturan jarak
kehamilan lebih dari dua tahun dapat membantu wanita memiliki anak yang sehat dan
meningkatkan peluang mereka untuk terus hidup sebesar 50%. Seperti sebagian besar
metode kontrasepsi, AKDR juga memiliki kelebihan dan kekurangan
(Kusumaningrum & Azinar, 2021).
Kelebihan dari metode kontrasepsi AKDR yaitu: dapat dipakai oleh semua
perempuan dalam usia reproduksi, sangat efektif (0,8% kehamilan per 100 perempuan
dalam tahun pertama) segera setelah pemasangan, reversibel, berjangka panjang
(dapat sampai 10 tahun tidak perlu ganti), dan meningkatkan hubungan seksual karena
tidak perlu takut untuk hamil (Mulyani dan Rinawati, 2013). Dengan AKDR CuT-
380A, tidak ada efek samping hormonal serta tidak mempengaruhi produksi dan
kualitas ASI. Selain itu AKDR dapat dipasang segera setelah abortus bila tidak ada
infeksi sehingga dapat membantu mencegah kehamilan ektopik. Keuntungan lainnya
yaitu AKDR dapat digunakan sampai menopause, 1 tahun atau lebih setelah haid
terakhir(Ibrahim et al., 2022).
Faktor yang mempengaruhi pemilihan jenis kontrasepsi antara lain faktor
pasangan (umur, gaya hidup, jumlah keluarga yang diinginkan, pengalaman dengan
metode kontrasepsi yang lalu), faktor kesehatan (status kesehatan, riwayat haid,
riwayat keluarga, pemeriksaan fisik, pemeriksaan panggul), faktor metode kontrasepsi
(efektivitas, efek samping, biaya), tingkat pendidikan, pengetahuan, kesejahteraan
keluarga, agama, dan dukungan dari suami/istri. Faktor-faktor ini nantinya juga akan
mempengaruhi keberhasilan program KB. Hal ini dikarenakan setiap metode atau alat
kontrasepsi yang dipilih memiliki efektivitas yang berbeda-beda (Setiawati et al.,
2017). Pengetahuan mengenai cara memilih alat kontrasepsi yang tepat
merupakan hal penting dalam upaya perlindungan terhadap kesehatan reproduksi
perempuan. Minimnya pengetahuan tersebut akan berdampakterhadap
peningkatan angka kematian ibu hamil dan bersalin, angka kehamilan yang

2
tidak diinginkan, dan angka kejadian penyakit menular seksual, serta angka
kejadian gangguan kesehatan akibat efek samping kontrasepsi. Peran bidan
sangat penting dalam memberikan asuhan kebidanan keluarga berencana salah
satu kewenangannya adalah melakukan konseling atau KIE untuk memberikan
gambaran tentang berbagai macam metode alat kontrasepsi sehingga klien
dipersilahkan untuk memilih metode kontrasepsi

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Evidence Based Practice (EBP) Kontrasepsi khususnya IUD di
Amerika Serikat.?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Evidence Based Practice (EBP) Kontrasepsi khususnya IUD
Amerika Serikat.

3
BAB II

ISI
A. Hasil Penelitian
Tabel 1. Hasil Penelitian

No Judul Metode Hasil


1. Contraceorive failure rates in Penelitian menggunakan data dari 2000 Cocon wanita yang berhenti menggunakan kontrasepsi
France : results from a population- Study, sebuah kohort berbasis populasi, yang dikarenakan factor ketidakpuasan salah satunya
based survey terdiri dari sampel representatif dari 1689 wanita karena efek samping yang ada, dengan hasil 42%
berusia 18-44 tahun yang menggambarkan untuk ketidakpuasan terhadap metode hormonal
riwayat kontrasepsi mereka. Model yang sama jangka panjang, ketidakpuasan kontrasepsi oral
ini digunakan untuk menilai pengaruh 29%, kondom 12%, difragma atau cap 42%.
karakteristik sosio-demografis terhadap
probabilitaskegagalan kontrasepsi di kalangan
pengguna pil, alat kontrasepsi dalam rahim
(IUD), dan kondom
2. Rural-urban residence and Uji chi-square dan estimasi dengan Penggunaan IUD jarang dipilih, masyarakat lebih
emergency contraception use, menggunakan model regresi linear berbobot memilih menggunakan kontrasepsi LNF walaupun
access, and counseling in the varians terbalik. dinilai kurang efektif.
United States, 2006-2017
3. Cost effectiveness of contraceptives Model Markov dibangun untuk mensimulasikan IUD tembaga-T, vasektomi, dan IUS LNG-20
4
in the United States biaya untuk 16 metode kontrasepsi dan tanpa adalah metode kontrasepsi yang paling hemat biaya
metode selama periode 5 tahun. Tingkat yang tersedia di Amerika Serikat. Perbedaan biaya
kegagalan, tingkat kejadian buruk, dan metode, biaya kehamilan yang tidak diinginkan, dan
pemanfaatan sumber daya berasal dari horizon waktu merupakan faktor-faktor yang
literatur. Analisis sensitivitas dilakukan pada berpengaruh yang menentukan nilai keseluruhan
biaya dan tingkat kegagalan. dari suatu metode kontrasepsi.
4. U.S. Selected Practice Sistem mengidentifikasi bukti baru seperti yang Dua jenis IUD yang saat ini digunakan di Amerika
Recommendations for dipublikasikan dan memungkinkan WHO dan Serikat, termasuk IUD yang mengandung tembaga
Contraceptive Use CDC untuk memperbarui dan memfasilitasi dan IUD yang mengandung levonorgestrel,
tinjauan sistematis pembaruan untuk memiliki tingkat yang sama dalam mencegah
rekomendasi sebagai bukti baru menjamin. kehamilan, dengan tingkat kegagalan masing-
masing sebesar 0,08% dan 0,02%.
5. Contraceptive method use in the Menggunakan tiga putaran Survei Nasional Penggunaan IUD mengalami penurunan dan terjadi
United States: Trends and Pertumbuhan Keluarga, dengan menganalisis peningkatan pada penggunaan long-acting
characteristics between 2008, 2012 sampel 12.279 (2008), 5.601 (2012), dan 5.699 reversible contraception (LARC) sejak tahun 1995.
and 201 (2014) perempuan dan melakukan logistik Penggunaan ini terus meningkat dari tahun ke
sederhana dan multivariabel tahun, dengan 14% wanita pengguna kontrasepsi
analisis regresi untuk mengidentifikasi hubungan memilih menggunakan bentuk dari LARC.
antara karakteristik demografi dan penggunaan
kontrasepsi,

5
serta antara karakteristik dan perubahan pola
penggunaan
6. Faktor - faktor yang berhubungan metode survey analitik dengan rancangan Cross pemilihan alat kontrasepsi IUD menunjukkan pada
dengan minat ibu dalam pemilihan Sectional taraf signifikansi >0,05 diperoleh nilai signifikansi
alat kontrasepsi IUD sebesar nilai p=0,149 untuk pengetahuan, nilai
p=0,009 untuk dukungan suami, nilai p=0,132
untuk kepemilikan BPJS, nilai p=0,440 untuk
media. Faktor-faktor yang tidak berhubungan
dengan minat ibu dalam pemilihan alat kontrasepsi
IUD di kelurahan sidodadi adalah pengetahuan,
kepemilikan BPJS dan media
7. Faktor – faktor yang berhubungan Survey Analitik dengan menggunakan Diketahui dari distribusi pengetahuan ibu lebih
dangan minat ibu dalampemilihan pendekatan Cross Sectional banyak baik dari pada pengetahuan yang kurang,
alat kontrasepsi IUD dan dari distribusi kepemilikan BPJS lebih banyak
yang memiliki kartu bpjs dari pada tidak Volume 1,
Nomor 1, Februari 2021 Precelia Fransiska 31
Journal Of Health Science memiliki kartu BPJS,
kemudian dari dukungan suami distribusi lebih
banyak yang mendapatkan dukungan dari suami
daripada tidak mendapatkan dukungan dari suami,
dengan demikian ada hubungan faktor-faktor minat
6
ibu dalam memilih alat kontrasepsi IUD
8. Efektivitas Intra Uterine Devices Membandingkan pengguna IUD IUD memiliki efektifitas yang tinggi, dimana
(IUD) sebagai Alat Kontrasepsi keberhasilannya 0,6-0,8 kehamilan per 100
perempuan yang menggunakan IUD (1 kegagalan
dalam 125 sampai 170 kehamilan). Adapun hal
yang harus diperhatikan dalam penggunaan IUD
yaitu kontraindikasi dan efek samping, sehingga
para wanita yang akan menggunakan kontrasepsi
jenis ini tidak mengalami stress akibat efek yang
terjadi
9. Faktor yang berhubungan dengan Survey analitik sedangkan jenis penelitiannya Ada hubungan antara pengetahuan, penerimaan
pemilihan alat kontrasepsi iud pada cross sectional. Jumlah populasi sebanyak informasi KB dan dukungan suami dengan
pasangan usia subur di puskesmas 90respondendengan jumlah sampel sebanyak pemilihan alat kontrasepsi IUD pada pasa usia
banjarejo kota madiun 73responden. subur
10 Faktor yang berhubungan dengan Survey analitik dengan pendekatan Cross Hasil uji korelasi Fisher's Exact Test diperoleh
rendahnya penggunaan alat Sectional Study p.value = 0,376 (α = 0,05). Karena p.value > α=
kontrasepsi dalam rahim 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, sehingga
dapat diinterpretasikan bahwa tidak ada hubungan
antara umur dengan rendahnya penggunaan AKDR.

7
B. Pembahasan
1. Hasil
Alat kontrasepsi dalam rahim (IUD) adalah salah satu bentuk kontrasepsi
paling efektif yang tersedia saat ini, dengan tingkat kegagalan yang serupa dengan
berbagai bentuk sterilisasi. Dua jenis IUD yang saat ini digunakan di Amerika
Serikat, termasuk IUD yang mengandung tembaga dan IUD yang mengandung
levonorgestrel, memiliki tingkat yang sama dalam mencegah kehamilan, dengan
tingkat kegagalan masing-masing sebesar 0,08% dan 0,02%. Di Amerika Serikat,
terjadi peningkatan penggunaan long-acting reversible contraception (LARC)
sejak tahun 1995. Penggunaan ini terus meningkat dari tahun ke tahun, dengan
14% wanita pengguna kontrasepsi memilih menggunakan bentuk dari LARC dan
juga penurunan jumlah kehamilan yang tidak direncanakan dengan meningkatnya
penggunaan LARC.
Semua IUD yang saat ini tersedia di Amerika Serikat berbentuk T, dengan
bagian atas T berada di bagian atas rongga endometrium. IUD memiliki lebar
antara 28 mm hingga 32 mm dan panjang 30 mm hingga 36 mm. Lebar uterus
secara tradisional dianggap memadai pada semua pasien; namun, studi ultrasound
baru-baru ini menunjukkan bahwa lebar kavitas pada wanita nulipara mungkin
lebih sempit daripada lebar alat. Oleh karena itu, penting untuk
mempertimbangkan pilihan IUD yang tersedia. IUD terkecil berukuran lebar 28
mm dan panjang 30 mm dan paling cocok untuk wanita muda dan nulipara. Saat
melakukan pemasangan dan pelepasan AKDR, penanda anatomi utama yang
perlu diidentifikasi adalah leher rahim dan rahim. Rahim akan diidentifikasi
dengan pemeriksaan bimanual untuk menilai ukuran, bentuk, posisi, dan untuk
mengidentifikasi adanya kelainan anatomi.

IUD tembaga-T, vasektomi, dan IUS LNG-20 adalah metode kontrasepsi


yang paling hemat biaya yang tersedia di Amerika Serikat. Perbedaan biaya
metode, biaya kehamilan yang tidak diinginkan, dan horizon waktu merupakan
faktor-faktor yang berpengaruh yang menentukan nilai keseluruhan dari suatu
metode kontrasepsi.

8
Pertimbangan itu yang membuat penurunan penggunaan kontrasepsi
dikarenakan factor ketidakpuasan salah satunya karena efek samping yang ada,
dengan hasil 42% untuk ketidakpuasan terhadap metode hormonal jangka
panjang, ketidakpuasan kontrasepsi oral 29%, kondom 12%, difragma atau cap
42%.

2. Teori
a. Pengertian Evidence Based Practice

Evidence based artinya berdasarkan bukti. Artinya tidak lagi


berdasarkan pengalaman atau kebiasaan semata. Semua harus
berdasarkan bukti dan bukti inipun tidak sekedar bukti.Tapi bukti
ilmiah terkini yang bisa dipertanggungjawabkan. Evidence Based
Midwifery atau yang lebih dikenal dengan EBM adalah penggunaan
mutakhir terbaik yang ada secara bersungguh sungguh, eksplisit dan
bijaksana untuk pengambilan keputusan dalam penanganan pasien
perseorangan (Amalya et al., 2019).

Evidenced Based Midwifery (EBM) ini sangat penting


peranannya pada dunia kebidanan karena dengan adanya EBM maka
dapat mencegah tindaka – tindakan yang tidak diperlukan/tidak
bermanfaat bahkan merugikan bagi pasien,terutama pada proses
persalinan yang diharapkan berjalan dengan lancar dan aman sehingga
dapat menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi.
Pengertian evidence Base jika ditinjau dari pemenggalan kata (Inggris)
maka evidence Base dapat diartikan sebagai berikut: Evidence : Bukti,
fakta Base : Dasar. Jadi evidence base adalah praktik berdasarkan
bukti (Amalya et al., 2019).

b. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim / IUD

Jenis AKDR yang mengandung hormon steroid adalah


Prigestase yang mengandung Progesteron dari Mirena yang
mengandung Levonorgestrel (Kemenkes RI, 2020).
1) Cara Kerja

 Endometrium mengalami transformasi yang ireguler, epitel


9
atrofi sehingga mengganggu implantasi
 Mencegah terjadinya pembuahan dengan mengeblok
bersatunya ovum dengan sperma

 Mengurangi jumlah sperma yang mencapai tuba falopii


 Menginaktifkan sperma

2) Efektifitas

Sangat efektif, yaitu 0,5 – 1 kehamilan per100


perempuan selama 1 tahun pertama penggunaan.
3) Keuntungan Kontrasepsi

 Efektif dengan proteksi jangka panjang (satu tahun)

 Tidak mengganggu hubunagn suami istri

 Tidak berpengaruh terhadap ASI

 Kesuburan segera kembali sesudah AKDR diangkat

 Efek sampingnya sangat kecil

 Memiliki efek sistemik yang sangat kecil

4) Keuntungan Nonkontrasepsi

 Mengurangi nyeri haid

 Dapat diberikan pada usia perimenopause bersamaan


dengan pemberian estrogen, untuk pencegahan
hyperplasia endometrium
 Mengurangi jumlah darah haid

 Sebagai pengobatan alternative pengganti operasi pada


perdarahan uterus disfungsional dan adenomiosis
 Merupakan kontrasepsi pilihan utama pada perempuan
perimenopause
 Tidak mengurangi kerja obat Tuberculosis ataupun obat
epilepsi, karena ÁKDR yang mengandung progestin
kerjanya terutamá lokal pada endometrium
10
5) Keterbatasan

 Diperlukan pemeriksaan dalam dan penyaringan infeksi


genėtalia sebelum pemasangan AKDR
 Diperlukan tenaga terlatih untuk pemasangan dan pencabutan
AKDR

 Klien tidak dapat menghentikan sendiri sețiap saat, sehingga


sangat tergantung pada tenaga kesehatan
 Pada penggunaan jangka panjang dapat menjadi
amenorea
 Dapat terjadi perforasi uterus pada saat
insersi1/1000 kasus)
 Kejadian kehamilan ektopik relative tinggi

 Bertambahnya risiko mendapat penyakit radang panggul


sehíngga dapat menyebabkan infertilitas
 Mahal

 Progestin sedikit meningkatkan risiko thrombosis sehingga


perlu hati-hati pada perempuan perimenopause. Risiko ini
lebih rendah bila dibandingkan dengan pil kombinasi
 Progestin dapat menurunkan kadar HDL-Kolesterol pada
pemberian jangka panjang sehingga perlu hati- hati pada
perempuan dengan penyakit kardiovaskular
 Memperburuk perjalanan penyakit kanker payudara

 Progesti dapat mempengaruhi jenis-jenis tertentu


hiperlipidemia
 Progestin dapat memicu pertumbuhan miom uterus

6) Yang Boleh Menggunakan AKDR dengan Progestin

 Usia reproduksi

11
 Telah memiliki anak maupun belum

 Menginginkan kontrasepsi yang efektif jangka panjang


untuk mencegah kehamilan
 Sedang menyusui dan ingin memakai kontrasepsi

 Pascakeguguran dan tidak ditemukan tanda-tanda radang


panggul
 Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal
kombinasi

 Sering lupa menggunakan pil

 Usia perimenopause dan dapat digunakan bersamaan


dengan pemberian estrogen
 Mempunyai risiko rendah mendapat penyakit
menular seksual

7) Yang Tidak Boleh Menggunakan AKDR dengan Progestin

 Hamil atau diduga hamil

 Perdarahan pervaginam yang belum jelas


penyebabnya
 Menderita vaginitis, salphingitis, endometritis

 Menderitapenyakit radang panggul atau


pascakeguguran septic
 Kelainan congenital rahim

 Miom submukosum

 Rahim yang sulit digerakkan

 Riwayat kehamilan ektopik

 Penyakit trofoblas ganas

 Terbukti menderita penyakit tuberkulosis panggul

 Kanker genitalia/payudara

12
 Sering ganti pasangan

 Gangguan toleransi glukosa. Progestin menyebabkan sedikit


peningkatan kadar gula dan kadar insulin

8) Waktu AKDR dengan Progestin Dipasang

 Setiap waktu selama siklus haid, jika ibu tersebut dapat


dipastikan tidak hamil
 Sesudah melahirkan, dalam waktu 48 jam pascapersalinan, 6-
8 minggu, ataupun lebih sesudah melahirkan
 Segera sesudah induksi haid, pasca keguguran spontan, atau
keguguran buatan, dengan syarat tidak terdapat bukti-bukti
adanya infeksi.

9) Instruksi kepada Klien

 Dalam keadaan normal klien kembali untuk kontrol rutin


sesudah menstruasi pertama kali
 Hal yang perlu diperhatikan adalah :

 Timbul kram di perut bagian bawah

 Adanya perdarahan bercak antara haid atau sesudah


melakukan senggama
 Nyeri sesudah melakukan senggama atau jika suaminya
mengalami perasaan kurang enak sewaktu melakukan
senggama
 AKDR perlu diangkat setelah satu tahun ataupun lebih awal
apabila dikehendaki
 Bila terjadi ekspulsi AKDR, atau keluar cairan yang
berlebihan dari kemaluan, lihat terjadi infeksi atau tidak
 Muncul keluhan sakit kepala atau sakit kepala makin parah

10) Informasi Lain yang Perlu Disampaikan

 AKDR yang digunakan tersebut segera efektif


13
 Pada bulan pertama pemakaian dapat terjadi ekspulsi AKDR
 Pada pemakaianjangka panjang dapat terjadi amenorea
 AKDR dapat saja dicabut setiap saat sesuai dengan keinginan
klien
 AKDR tidak dapat melindungi klien terhadap penyakit
hubungan seksual dan HIV/AIDS.

14
3. Jurnal
Tabel 2. Jurnal

No Penulis Nama Jurnal Vol No Judul Tahun Hasil


1. C.Moreau Human 22 9 Contraceorive failure 2007 wanita yang berhenti menggunakan
J.Trussell reproduction rates in France : kontrasepsi dikarenakan factor ketidakpuasan
G.Rodriguez results from a salah satunya karena efek samping yang ada,
N.Bajos population-based dengan hasil 42% untuk ketidakpuasan
J.Bouyer survey terhadap metode hormonal jangka panjang,
ketidakpuasan kontrasepsi oral 29%, kondom
12%, difragma atau cap 42%.
2. Carly Elsevier 3 - Rural-urban 2021 Penggunaan IUD jarang dipilih, masyarakat
M.Milkowski residence and lebih memilih menggunakan kontrasepsi LNF
Erika emergency walaupun dinilai kurang efektif.
C.Zillerr contraception use,
Katherine access, and
counseling in the
United States, 2006-
2017
3. James Elsiver 79 1 Cost effectiveness of 2009 IUD tembaga-T, vasektomi, dan IUS LNG-20
Trussella contraceptives in the adalah metode kontrasepsi yang paling hemat
Anjana M. United States biaya yang tersedia di Amerika

15
Lalla Serikat. Perbedaan biaya metode, biaya
Quan V. Doan kehamilan yang tidak diinginkan, dan horizon
Eileen Reyes waktu merupakan faktor-faktor yang
Lionel Pinto berpengaruh yang menentukan nilai
Joseph Gricar keseluruhan dari suatu metode kontrasepsi.

4. Kathryn M Centers for 65 4 U.S. Selected 2016 Dua jenis IUD yang saat ini digunakan di
Tara C. J Disease Control Practice Amerika Serikat, termasuk IUD yang
Naomi K. T and Prevention Recommendations mengandung tembaga dan IUD yang
Lauren B. for Contraceptive mengandung levonorgestrel, memiliki tingkat
Leah G Use, yang sama dalam mencegah kehamilan,
Denise J. dengan tingkat kegagalan masing-masing
Maura K sebesar 0,08% dan 0,02%.
5. Megan L. 97 1 Contraceptive 2017 Penggunaan IUD mengalami penurunan dan
Kavanaugh method use in the terjadi peningkatan pada penggunaan long-
Jenna Jerman United States: acting reversible contraception (LARC) sejak
Trends and tahun 1995. Penggunaan ini terus meningkat
characteristics dari tahun ke tahun, dengan 14% wanita
between 2008, 2012 pengguna kontrasepsi memilih menggunakan
and 2014 bentuk dari LARC.
6. Yati Nur Jurnal 5 1 Faktor - faktor yang 2019 analisis hubungan dengan minat ibu dalam
Indah Sari Kesehatan berhubungan dengan pemilihan alat kontrasepsi IUD menunjukkan

16
Urwatil Masyarakat minat ibu dalam pada taraf signifikansi >0,05 diperoleh nilai
Wusqa Abidin pemilihan alat signifikansi sebesar nilai p=0,149 untuk
Sri Ningsih kontrasepsi iud pengetahuan, nilai p=0,009 untuk dukungan
suami, nilai p=0,132 untuk kepemilikan
BPJS, nilai p=0,440 untuk media. Faktor-
faktor yang tidak berhubungan dengan minat
ibu dalam pemilihan alat kontrasepsi IUD di
kelurahan sidodadi adalah pengetahuan,
kepemilikan BPJS dan media
7. Precelia 1 1 Faktor – faktor yang 2021 Diketahui dari distribusi pengetahuan ibu
Fransiska berhubungan dangan lebih banyak baik dari pada pengetahuan
minat ibu yang kurang, dan dari distribusi kepemilikan
dalampemilihan alat BPJS lebih banyak yang memiliki kartu bpjs
kontrasepsi IUD dari pada tidak Volume 1, Nomor 1, Februari
2021 Precelia Fransiska 31 Journal Of Health
Science memiliki kartu BPJS, kemudian dari
dukungan suami distribusi lebih banyak yang
mendapatkan dukungan dari suami daripada
tidak mendapatkan dukungan dari suami,
dengan demikian ada hubungan faktor-faktor
minat ibu dalam memilih alat kontrasepsi

17
IUD
8 Rani Pratama 5 4 Efektivitas Intra 2016 IUD memiliki efektifitas yang tinggi, dimana
Putri Uterine Devices keberhasilannya 0,6-0,8 kehamilan per 100
Dwita (IUD) Sebagai Alat perempuan yang menggunakan IUD (1
Oktaria Kontrasepsi kegagalan dalam 125 sampai 170 kehamilan).
Adapun hal yang harus diperhatikan dalam
penggunaan IUD yaitu kontraindikasi dan
efek samping, sehingga para wanita yang
akan menggunakan kontrasepsi jenis ini tidak
mengalami stress akibat efek yang terjadi
9 Reky Galih Jurnal surya 7 2 Faktor yang 2022 Ada hubungan antara pengetahuan,
Perwira Medika berhubungan dengan penerimaan informasi KB dan dukungan
Riska pemilihan alat suami dengan pemilihan alat kontrasepsi IUD
Ratnawati kontrasepsi iud pada pada pasa usia subur
Zaenal Abidin pasangan usia subur
di puskesmas
banjarejo kota
madiun
10 Nuraiman Jurnal 6 1 Faktor yang 2022 Hasil uji korelasi Fisher's Exact Test
Elfina Kesehatan berhubungan dengan diperoleh p.value = 0,376 (α = 0,05). Karena
Rizqy Masyarakat rendahnya p.value > α= 0,05 maka Ho diterima dan Ha
Wahyuni penggunaan alat ditolak, sehingga dapat diinterpretasikan
18
kontrasepsi dalam bahwa tidak ada hubungan antara umur
rahim dengan rendahnya penggunaan AKDR.

19
4. Asumsi

Ada peningkatan besar dalam meningkatkan akses ke berbagai bentuk LARC


dalam beberapa tahun terakhir. Namun, masih ada beberapa hambatan, terutama bagi
wanita nulipara dan remaja. Ada kelompok penyedia layanan kesehatan yang belum
sepenuhnya dididik tentang penggunaan LARC pada pasien nulipara, termasuk
remaja. Ada bukti yang menunjukkan bahwa metode ini harus didorong pada populasi
ini karena reversibilitas, efektivitas, dan kepuasan pasien. Selain itu, hambatan yang
tetap ada untuk remaja dan wanita nulipara termasuk ketidaktahuan dan/atau
ketidaknyamanan dengan perangkat, biaya awal perangkat dan penyisipan, kurangnya
penerimaan orang tua, dan ketidaktahuan penyedia layanan kesehatan yang
memberikan konsultasi.  Oleh karena itu, sebagai penyedia layanan kesehatan, sangat
penting untuk tetap mengikuti perkembangan pedoman untuk meningkatkan akses ke
layanan kesehatan kritis bagi pasien. 

Sebagai contoh, telah ada penelitian yang menunjukkan wanita nulipara tidak
boleh memulai IUD karena risiko gangguan radang panggul yang melekat, yang
menyebabkan infertilitas di masa depan. Namun, laporan ini telah dibantah dan
menunjukkan bahwa perangkat ini aman digunakan oleh wanita nulipara. Berbagai
perkumpulan medis, termasuk American College of Obstetrics and Gynecology,
Centers for Disease Control, American Academy of Pediatrics, dan Society for
Family Planning, mendukung penggunaan LARC, termasuk IUD pada remaja.  Selain
itu, ada data yang baik untuk mendukung penggunaan IUD pada pasien ini tanpa
kesulitan memasukkan perangkat pada percobaan pertama dibandingkan dengan
wanita melahirkan dengan keberhasilan lebih dari 96%. Selain itu, jika ada
kekhawatiran tentang penempatan AKDR pada wanita nulipara, dua AKDR
levonorgestrel berdiameter lebih kecil mungkin bermanfaat. Pemerintah dan tenaga
kesehatan seperti bidan diharapkan untuk memberikan sosialisasi terkait layanan IUD
dengan BPJS, mitos-mitos, efektivitas dan efek samping IUD serta mengedukasi
untuk bergabung dengan program BPJS mendapatkan layanan IUD gratis. Diharapkan
suami ikut serta dalam sosialisasi agar suami dapat mendukung istrinya untuk
menggunakan IUD.

20
BAB III

PENUTUP
1. Kesimpulan

Alat kontrasepsi dalam rahim (IUD) adalah salah satu bentuk kontrasepsi
paling efektif yang tersedia saat ini, dengan tingkat kegagalan yang serupa dengan
berbagai bentuk sterilisasi. Dua jenis IUD yang saat ini digunakan di Amerika Serikat,
termasuk IUD yang mengandung tembaga dan IUD yang mengandung levonorgestrel,
memiliki tingkat yang sama dalam mencegah kehamilan, dengan tingkat kegagalan
masing-masing sebesar 0,08% dan 0,02%. Di Amerika Serikat, terjadi peningkatan
penggunaan long-acting reversible contraception (LARC) sejak tahun 1995.
Penggunaan ini terus meningkat dari tahun ke tahun, dengan 14% wanita pengguna
kontrasepsi memilih menggunakan bentuk dari LARC dan juga penurunan jumlah
kehamilan yang tidak direncanakan dengan meningkatnya penggunaan LARC.

2. Saran

 Tingkatkan edukasi mengenai penggunaan alat kontrasepsi IUD


 Tenaga kesehatan berhak mengikuti pedoman untuk meningkatkan akses ke
layanan kesehatan bagi pasien.

22
DAFTAR PUSTAKA
Amalya, S., Adhi, Y., Kencana, G., Kebidanan, A., & Nugraha, B. (2019). Makalah Evidence
Base.
Curtis, K. M., Jatlaoui, T. C., Tepper, N. K., Zapata, L. B., Horton, L. G., Jamieson, D. J., &
Whiteman, M. K. (2016). U.S. selected practice recommendations for contraceptive use,
2016. In MMWR Recommendations and Reports (Vol. 65, Issue 4).
https://doi.org/10.15585/mmwr.rr6504a1
Ibrahim, F., Astuti, E. R., Claudia, J. G., Mohamad, S., & Olii, N. (2022). Characteristics of
Acceptors With the Use of Iud Contraceptive. Jambura Journal of Health Sciences and
Research, 4, 78–89. https://doi.org/10.35971/jjhsr.v4i0.13440
Kavanaugh, M. L., & Jerman, J. (2018). Contraceptive method use in the United States:
trends and characteristics between 2008, 2012 and 2014. Contraception, 97(1), 14–21.
https://doi.org/10.1016/j.contraception.2017.10.003
Kemenkes RI. (2020). Panduan Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi
Dalam Situasi Pandemi COVID-19. Kementer RI, 5.
Kunci, K. (2021). Precelia Fransiska Diploma III Kebidanan ( Akademi Kebidanan Rangga
Husada Prabumulih. 1, 23–31.
Kusumaningrum, A., & Azinar, M. (2021). Determinan Kejadian Berhenti Pakai (Drop Out)
Alat Kontrasepsi. Higeia Journal of Public Health Research and Development, 5(3),
227–238.
Milkowski, C. M., Ziller, E. C., & Ahrens, K. A. (2021). Rural-urban residence and
emergency contraception use, access, and counseling in the United States, 2006-2017.
Contraception: X, 3, 100061. https://doi.org/10.1016/j.conx.2021.100061
Moreau, C., Trussell, J., Rodriguez, G., Bajos, N., & Bouyer, J. (2007). Contraceptive failure
rates in France: Results from a population-based survey. Human Reproduction, 22(9),
2422–2427. https://doi.org/10.1093/humrep/dem184
Nelson, A. L. (2020). Pulling back the curtain on trends in contraceptive use in recent years:
what can we predict for the future? F and S Reports, 1(2), 63–64.
https://doi.org/10.1016/j.xfre.2020.07.005
Nuraiman, Elfina, & Wahyuni, R. (2022). Faktor yang Berhubungan dengan Rendahnya
Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim. Institut Teknologi Kesehatan Dan Bisnis
Graha Ananda, 6(1), 728–734.
https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/prepotif/article/download/3426/2704
Perwira, R. G., Ratnawati, R., & Abidin, Z. (2015). Factors Related To With Selection Of Iud
Contraceptives In Couples Of Reproductive Age At Puskesmas Banjarejo , Madiun City.
Jurnal Surya Medika, 7(2), 147–152.
Putri, R. P., & Oktaria, D. (2016). Efektivitas Intra Uterine Devices (IUD) Sebagai Alat
Kontrasepsi. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung, 5(4), 138.
Setiawati, E., Handayani, O. W. K., & Kuswardinah, A. (2017). Pemilihan Kontrasepsi
Berdasarkan Efek Samping Pada Dua Kelompok Usia Reproduksi. Unnes Journal of
Public Health, 6(3), 167. https://doi.org/10.15294/ujph.v6i3.11543
Trussell, J., Lalla, A. M., Doan, Q. V., Reyes, E., Pinto, L., & Gricar, J. (2009). Cost
effectiveness of contraceptives in the United States. Contraception, 79(1), 5–14.
https://doi.org/10.1016/j.contraception.2008.08.003

23

Anda mungkin juga menyukai