Anda di halaman 1dari 18

REFARAT

PERSIAPAN PRE OPERATIF

03/14/2021
Nurul Putri Nadilla Lubis, S.Ked
150611014
 
Preseptor :
dr. Fachrurrazi, M.Kes, Sp.An(KIC)

1
BAGIAN/KSM ILMU ANESTESI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
2019
 Praanestesi adalah langkah awal dari rangkaian
tindakan anestesi yang dilakukan terhadap
pasien bertujuan untuk mengetahui status fisik
(ASA) pasien pra operatif, menganalisis jenis
operasi, memilih jenis dan teknik anestesi,
memprediksi penyulit yang mungkin terjadi,
mempersiapkan obat dan alat anestesi.

 Pengelolaan anestesi pada pasien diawali dengan


persiapan preoperatif psikologis, dan bila perlu,
pengobatan preoperatif.
 Persiapan yang perlu diperhatikan adalah
pentingnya mengatur mental dan kondisi fisik
sebelum operasi dilakukan, karena hal tersebut
akan berpengaruh pada obat-obatan preanestesi
dan tehnik yang digunakan.

 Persiapan yang buruk akan berakibat pada


berbagai permasalahan dan ketidaksesuaian
setelah operasi.
 Sebelum dilakukan tindakan operatif, diperlukan untuk
menilai ASA

ASA ASA 1

ASA 2

American Society of ASA 3


Anesthesiologist (ASA) ASA
merupakan skala yang
digunakan untuk menilai status
ASA 4
fisik kesehatan pasien sebelum
operasi.

ASA 5
Alat Anestesi Umum yang perlu disiapkan:
- Masker
- Laringoskop
- Endotracheal tube
Untuk anak dengan BB di bawah 20 kg, ukuran ET digunakan
rumus sebagai berikut:
(umur + 2) / 2.
- Cuff (berguna untuk memompa ETT agar posisinya terfiksir)
- Goedel
- Hoarness dan Ring Hoarness (untuk memfiksir masker di wajah)
- Stilet (kawat guide saluran nafas)
- Jelly
- Kapas alkohol
- Plester
- Xilocain pump
Obat-Obatan Anestesi Umum:
1.Sulfas Atropin
2.Pethidin
3.Propofol/ Recofol
4.Succinil Cholin
5.Tramus
6.Sulfas Atropin
7.Efedrin
Obat-obatan emergency yang harus ada dalam kotak
emergency:
1.Sulfas Atropin
2.Efedrin
3.Ketorolac
4.Aminofilin
5.Asam Traneksamat
6.Adrenalin
7.furosemid
8.lidocain
9.gentamicyn
10.Oxitocyn
11.Methergin
Kelengkapan Kamar Operasi
A.Mesin Anestesi
-cek apakah halotan/isofluran dalam keadaan terisi penuh bila tidak,
lakukan pengisian
-pasang kabel mesin dan nyalakan
-pasang pipa oksigen dan N2O
-cek pompa oksigen, apakah dapat terpompa
-cek apakah pipa pembuangan gas sudah terpasang dan terbuang di tempat
yang tepat hal-hal yang penting diketahui:
-aliran oksigen ada dua jalur, jangan sampai salah memilih jalurnya. Ada
jalur untuk
masker dan ada jalur untuk nasal
-pembuangan udara akan melalui sodalime (batu-batu) yang berfungsi
mengikat CO2 laporkan bila sodalime sudah berubah warna sangat tua)
-monitor mesin penting untuk mengetahui keadaan nafas pasien kita. Minta
ajarkan penata
bagaimana membacanya.
-Alat pengatur respirasi dari spontan ke control
 
B.Monitor Anestesi
Pastikan minimal terpasang tensi dan saturasi
C.Suction
Cek apakah suction bekerja dengan baik
D.Tangan Meja (disebelah kanan dan kiri pasien)
E.Bantal
PREMEDIKASI
Tujuan
-Pasien tenang, rasa takutnya berkurang
-Mengurangi nyeri/sakit saat anestesi dan pembedahan
-Mengurangi dosis dan efek samping anestetika
-Menambah khasiat anestetika
PERSIAPAN PRE ANESTESI
Persiapan praanestesi meliputi:
1.Mengumpulkan data
2.Menentukan masalah yang ada pada pasien sesuai data
3.Mempersiapkan kemungkinan terburuk yang akan terjadi
4.Melakukan persiapan untuk mencegah kemungkinan
terburuk yang akan terjadi
5.Menentukan status fisik pasien
6.Menentukan tindakan anestesi
Anamnesis
-Riwayat anestesi dan operasi sebelumnya.
-Riwayat penyakit sistemik (diabetes melitus, hipertensi,
kardiovaskuler, TB, asma)
-Pemakaian obat tertentu, seperti antidiabetik, antikoagulan,
kortikosteroid, antihipertensi
secara teratur. Dua obat terakhir harus diteruskan selama operasi dan
anestesi, sedangkan
obat yang lain harus dimodifikasi.
-Riwayat diet (kapan makan atau minum terakhir. jelaskan
perlunya puasa sebelum
operasi)
-Pengunaan gigi palsu pada pasien harus ditanyakan
-Kebiasaan-kebiasaan pasien (perokok berat, pemakai alkohol atau
obat-obatan)
-Riwayat penyakit keluarga
 
 Pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan Penunjang
TRIAS ANASTESI
1. hipnotik (tidak sadarkan diri)
Hipnotik sedative dapat diartikan pemberian obat untuk
menenangkan. Contoh: midazolam, diazepam, propofol, ketamine.
2. analgesic (bebas nyeri)
Analgesic dapat diartikan untuk mengurangi atau melenyapkan
rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Contoh: Fentanyl,
ketorolac.
3. relaksasi (mati gerak)
Disebut juga muscle relaxan yang berguna untuk melemaskan
otot. Contoh: Atracurium, Recuronium.
 
 
 
 
STADIUM ANESTESI
Guedel (1920) membagi anestesi umum dengan dalam
4 stadium:
- Stadium I (analgesi) dimulai dari saat pemberian zat
anestetik sampai hilangnya kesadaran.
- Stadium II (delirium) dimulai dari hilangnya kesadaran
dan reflex bulu mata sampai pernapasan kembali teratur.
 
 Stadium III (pembedahan) dimulai dengan tcraturnya
pernapasan sampai pernapasan spontan hilang.
Stadium III dibagi menjadi 4 plana yaitu:
Plana 1 : Pernapasan teratur, spontan, dada dan perut
seimbang, terjadi gerakan bola mata yang tidak menurut
kehendak, pupil midriasis, refleks cahaya ada, lakrimasi
meningkat, refleks faring dan muntah tidak ada, dan belum
tercapai relaksasi otot lurik yang sempurna. (tonus otot
mulai menurun).

Plana 2 : Pernapasan teratur, spontan, volume tidak


menurun, frekuensi meningkat, bola mata tidak bergerak,
terfiksasi di tengah, pupil midriasis, reflex cahaya mulai
menurun, relaksasi otot sedang, dan refleks laring
hilang sehingga dilakukan intubasi
- Plana 3 : Pernapasan teratur oleh perut karena otot
interkostal mulai paralisis, lakrimasi tidak ada, pupil
midriasis dan sentral, refleks laring dan peritoneum tidak
ada, relaksasi otot lurik hampir sempuma (tonus otot
semakin menurun).
- Plana 4 : Pernapasan tidak teratur oleh perut karena
otot interkostal paralisis total, pupil sangat midriasis,
refleks cahaya hilang, refleks sfingter ani dan kelenjar air
mata tidak ada, relaksasi otot lurik sempuma (tonus otot
sangat menurun).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai