Anda di halaman 1dari 44

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang komoditas tanaman pangan utamanya adalah

padi, jagung, dan kedelai. Kedelai termasuk komoditas terpenting ketiga di

indonesia karena gizi didalam kandungan kedelai cukup beragam selain itu

kedelai segar sangat dibutuhkan dalam industri pangan dan bungkilnya

dibutuhkan dalam industri pakan. Kebutuhan kedelai di Indonesia lebih dari 90%

digunakan sebagai bahan pangan, khususnya bahan pangan olahan seperti tahu

dan tempe yang berkisar 88%, dengan 10% olahan pangan lainnya dan 2%

sebagai benih (Kasryno et al.1985, Sudaryanto 1996, Damardjati et al. 2005,

Swastika et al. 2005 dalam Sudaryanto dan Swastika, 2016). Produk olahan

kacang kedelai dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, rata-rata

kebutuhan kedelai per tahun adalah 2,2 juta ton (Ditjentan, 2016).

Seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan perkembangan industry

pangan berbahan baku kedelai seperti tahu, tempe, tauco, kecap, susu kedelai dan

lain sebagainya, menyebabkan kebutuhan kedelai terus meningkat. Indonesia

termasuk negara produsen tempe terbesar di dunia dan menjadi pasar kedelai

terbesar di Asia. Perkembangan luas panen kedelai di Indonesia menunjukan


2

peningkatan sebesar 0,69% per tahun pada 1980-2016. Namun luas panen kedelai

pada tahun 2016 diperkirakan turun 4,27%, Produksi kedelai di Indonesia

berfluktuasi pada periode 1980-2016 dan cenderung meningkat dengan rata-rata

pertumbuhan sebesar 2,63% per tahun. Produksi kedelai tahun 2016 diperkirakan

juga turun 7,06% menjadi 887,54 ribu ton dari tahun 2015 sebesar 963,18 ribu ton

(Ditjentan, 2016).

Salah satu komoditas pangan penghasil protein nabati yang dikenal masyarakat

adalah kedelai (Sudaryanto dan Swastika, 2016). Kandungan protein nabati yang

ada di dalam kedelai ini sangat di sarankan untuk para vegetarian. Fungsi protein

ini yaitu salah satunya untuk membantu membangun sel yang ada pada tubuh.

Namun dari berbagai kandungan kedelai yang kandungan gizinya cukup tinggi

selain proteinnya yaitu kadar kandungan lemak. Kacang kedelai memiliki

kandungan lemak, namun kandungan lemak yang berada di dalamnya adalah

lemak tak jenuh seperti asam linolenat serta asam omega 3. Dan yang membuat

istimewa adalah hadirnya omega 3. Selain protein dan lemak, dalam kandungan

kedelai juga terdapat serat, kedelai memiliki 8 gram serat, namun untuk kedelai

yang telah mengalami masa pengolahan. Lalu terdapat juga kandungan kalsium

dan lechitin yang akan menghasilkan senyawa choline. Senyawa ini sangat

berguna untuk metabolisme tubuh. Selain itu, kacang kedelai juga merupakan

makanan sumber vitamin A, vitamin B kompleks, dan vitamin E, serta fosfor,

magnesium, juga zat besi (Pengembangan Pusat Unggulan Kedelai Lokal, 2017).
3

Kadar lemak kedelai adalah tertinggi diantara kacang-kacangan, pada umumnya

kacang-kacangan memiliki kandungan lemak yang rendah. Kandungan lemak

kedelai yaitu 47% dengan didominasi oleh asam lemak tak jenuhnya seperti asam

linoleat, asam linolenat, dan asam oleat. Asam linoleat sebesar 53% dari total

kandungan asam lemak tak jenuh, di dominasi pula oleh asam linolenat dan asam

oleat, dan kandungan asam palmitat dan asam stearat dalam jumlah sedang tetapi

sedikit kandungan asam lemak omega-3 (asam lemak baik) (Winarsi, 2010).

Berikut tabel kandungan gizi pada 100 gr kacang kedelai yang didapat dari

website Pekakekal:

Tabel 1. Kandungan gizi kacang kedelai dalam 100gr

Energi 286 kal


Protein 30,2 g
Lemak 15,6 g
Karbohidrat 30,1 g
Serat 4,9 g
Kalsium 196 mg
Fosfor 506 mg
Besi 6,9 mg
Vitamin A 95 IU
Vitamin B1 0,93 mg
Vitamin C -
Air 20 g
Sumber: http://pekakekal.org, 2017

Menurut Holland, B., et al. dalam buku McCance & Widdowson’s The Composi-

tion of Foods 5th edition, kacang kedelai utuh mengandung gizi sebagai berikut:

Tabel 2. Kandungan gizi kedelai menurut buku The Composition of Foods.

Edible Water Protein Fat Carbohydrate Energy Value


Proportion (g) (g) (g) (g) kcal kJ

1.00 8.5 35.9 18.6 15.8a 370 1554


Sumber: Holland, B., et al., 1991
4

1.1.1 Lemak

Senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air tetapi larut

dalam pelarut organik non-polar adalah lipid, yang termasuk kedalam kelompok

lipid ini adalah salah satunya lemak dan minyak. Pelarut organik non-polar yang

dimkasut yaitu misalnya dietil eter (C2H5OC2H5), kloroform (CHCl3), benzena

dan hidrokarbon lainnya. Lemak dan minyak dapat larut dalam pelarut organik

non-polar tersebut karena lemak dan minyak mempunyai polaritas yang sama

dengan pelarut tersebut. Lemak dan minyak juga merupakan senyawaan ester

karena lemak dan minyak merupakan senyawaan trigliserida atau triasgliserol,

yang berarti “triester dari gliserol”. Lemak dan minyak sering kali diberi nama

derivat asam-asam lemaknya, yaitu dengan cara menggantikan akhiran at pada

asam lemak dengan akhiran in , misalnya :

- tristearat dari gliserol diberi nama tristearin

- tripalmitat dari gliserol diberi nama tripalmitin

selain itu , lemak dan minyak juga diberi nama dengan cara yang biasa dipakai

untuk penamaan suatu ester, misalnya:

- triestearat dari gliserol disebut gliseril tristearat

- tripalmitat dari gliserol disebut gliseril tripalmitat

Lemak dan minyak dapat dibedakan berdasarkan beberapa penggolongan, yaitu:

1. Berdasarkan kejenuhannya (ikatan rangkap)

1.1 Asam lemak jenuh


5

Tabel 3. Contoh-contoh dari asam lemak jenuh, antara lain:

Nama asam Struktur Sumber


Butirat CH3(CH2)2CO2H Lemak susu
Palmitat CH3(CH2)14CO2H Lemak hewani dan
nabati
Stearate CH3(CH2)16CO2H Lemak hewani dan
nabati
Sumber: Herlina & Ginting, 2002

1.2 Asam lemak tak jenuh

Tabel 4. Contoh-contoh dari asam lemak tak jenuh, antara lain:

Nama asam Struktur Sumber


Palmitoleat CH3(CH2)5CH=CH(CH2)7CO2H Lemak hewani
dan nabati
Oleat CH3(CH2)7CH=CH(CH2) 7CO2H Lemak hewani
dan nabati
Linoleat CH3(CH2)4CH=CHCH2CH=CH(CH2)7CO2H Minyak nabati
linolenat CH3CH2CH=CHCH2CH=CHCH2=CH (CH2) Minyak biji
7CO2H rami
Sumber: Herlina & Ginting, 2002

2. Berdasarkan sumbernya

Tabel 5. Pengklasifikasian lemak dan minyak berdasarkan sumbernya.

Sumber Keterangan
Berasal dari tanaman (minyak - biji-biji palawija. Contoh: minyak
Nabati) jagung, biji kapas
- kulit buah tanaman tahunan. Contoh:
minyak zaitun,minyak kelapa sawit
- biji-biji tanaman tahunan. Contoh:
kelapa, coklat, inti sawit

Berasal dari hewan (lemak - susu hewan peliharaan. Contoh: lemak


hewani) susu
- daging hewan peliharaan. Contoh:
lemak sapi, oleosterin
- hasil laut. Contoh: minyak ikan sardin,
minyak ikan paus
Sumber: Herlina & Ginting, 2002
6

1.2 Tujuan Praktik Umum

Adapun tujuan umum praktik umum ini adalah:

1. Meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan mahasiswa.

2. Meningkatkan pengalaman dan keterampilan mahasiswa dalam

menggunakan alat-alat uji yang ada di PT Sucofindo.

3. Mengembangkan proses berfikir dalam menelaah masalah yang terdapat di

dalam bidang keilmuan.

Adapun tujuan khusus praktik umum ini adalah:

1. Untuk mengetahui kandungan lemak pada kacang kedelai.

2. Untuk mengetahui penetapan kadar lemak menggunakan metode SNI

Weibull.

3. Untuk membandingkan hasil kandungan lemak kacang kedelai pada

sampel dengan refrensi.

1.3 Waktu, Tempat dan Metode Pelaksanaan

Praktik Umum ini dilaksanakan selama 40 hari, dimulai pada tanggal 01 Juli 2019

sampai 10 Agustus 2019, sebanyak 30 hari kerja. Waktu pelaksanaan dimulai

pukul 08.00-17.00 WIB. Praktik Umum ini bertempat di PT Superintending

Company of Indonesia SBU Laboratorium, Jl. Arteri Tol Cibitung No. 1,

Cibitung, Bekasi, Jawa Barat.

Metode pengumpulan data pelaksaan praktik umum ini terbagi menjadi 2 metode

yaitu metode primer dan metode sekunder. Metode primer yaitu metode

pengumpulan data dan informasi yang dilakukan langsung oleh penulis. Data

primer ini didapatkan penulis dari melakukan wawancara dengan pihak yang
7

terkait, pihak terkait yang dimaksudkan adalah pembimbing lapang dan analis

pendamping selama Praktik Umum di PT Sucofindo. Selain itu penulis melakukan

pengujian pengamatan secara langsung untuk mendapatkan hasil kadar lemak

pada kedelai, pengujian ini menggunakan metode SNI hidrolisis Weibull dengan

menggunakan alat ekstraksi soxhlet dan menggunakan HCl 25% sebagai pereaksi

dan Petroleum Ether sebagai pelarut lemaknya, yang kemudian dari hasil

pengujian itu didapatkan hasil berat lemak dan dilakukan perhitungan untuk

mendapatkan persentase kadar lemak pada kedelai. Metode pelaksanaan ini

penulis dapatkan dari data perusahaan PT Sucofindo dengan bimbingan analis

laboratorium.

Metode sekunder yaitu metode pengumpulan data dan informasi yang didapatkan

penulis dari refrensi yang sudah ada tercatat dan terdokumentasi. Data sekunder

yang penulis dapatkan yaitu dari sumber-sumber tertulis berupa buku, jurnal,

dokumen maupun situs di internet yang berkaitan dengan data dan informasi yang

penulis perlukan. Sumber data sekunder yang didapatkan, penulis jadikan

pembanding dengan apa yang sudah penulis lakukan langsung di Laboratorium

PT Sucofindo.
II. LOKASI DAN GAMBARAN UMUM PT. SUCOFINDO

2.1 Sejarah Singkat PT Sucofindo

PT Superintending Company of Indonesia (Persero), yang lebih dikenal dengan

singkatan Sucofindo, merupakan Badan Usaha Milik Negara

(BUMN) Indonesia yang bergerak dalam bidang pemeriksaan, pengawasan,

pengujian, dan pengkajian. PT Sucofindo dibangun antara Pemerintah Republik

Indonesia dengan SGS, perusahaan inspeksi terbesar di dunia yang berpusat di

Jenewa, Swiss. Saat ini, 95% saham Sucofindo dimiliki Pemerintah Republik

Indonesia, dan 5% oleh Societe Generale de Surveillance (SGS) Holding, S.A.

Sucofindo didirikan pada tanggal 22 Oktober 1956 sebagai perusahaan inspeksi

pertama di Indonesia yang pada awalnya Sucofindo hanya berfokus pada layanan

jasa Pemeriksaan dan Pengawasan di bidang perdagangan, terutama komoditas

pertanian, serta membantu pemerintah dalam menjamin kelancaran arus barang

dan pengamanan devisa negara dalam perdagangan ekspor impor. Seiring dengan

perkembangan kebutuhan dunia usaha, Sucofindo melakukan langkah kreatif dan

inovatif serta menawarkan jasa-jasa terkait lainnya seiring dengan perkembangan

kebutuhan dunia usaha.

Bisnis jasa pertama yang dimiliki Sucofindo adalah cargo superintendence &
9

inspection, kemudian berbagai layanan baru pun ditawarkan oleh Sucofindo,

seperti warehousing and forwarding, analytical laboratories, industrial

and marine engineering, dan fumigation and industrial hygiene. Keanekaragaman

jenis jasa Sucofindo dikemas secara terpadu, didukung oleh 2.000 lebih tenaga

professional yang ahli di bidangnya, kemitraan usaha strategis dengan beberapa

institusi internasional serta jaringan kerja laboratorium, cabang dan titik layanan

yang tersebar di berbagai kota di Indonesia telah memberikan nilai tambah

terhadap layanan yang diberikan oleh Sucofindo.

Sucofindo telah mengembangakan jasa di bidang usaha inspeksi dan audit,

pengujian dan analisis, sertifikasi, konsutasi, dan pelatihan dalam bidang

pertanian, Kehutanan, Pertambangan (Migas dan Nonmigas), Konstruksi, Industri

Pengolahan, Kelautan, Perikanan, Pemerintah, Transportasi, Sistem Informatika

dan Energi Terbarukan.

Sucofindo kini memiliki 10 unit bisnis (SBU=Strategic Business Unit), yaitu:

 SBU KSP (Komoditi & Solusi Perdagangan)

 SBU Batubara

 SBU AEBT (Aset Energi Baru Terbarukan)

 SBU Mineral

 SBU HMPM (Hulu Migas dan Produk Migas)

 SBU PIK (Perdagangan, Industri, dan Kelautan)

 SBU Serco (Sertifikasi dan Eco-Framework)

 SBU LSI (Layanan publik, Sumber daya, dan Informasi)

 SBU Laboratorium

 SBU Industri
10

2.2 Logo Perusahaan

Logo PT Sucofindo yang berupa tiga bola dunia melambangkan kegiatan usaha

PT Sucofindo yang telah mendunia dan mempersatukan tiga wawasan usaha, yaitu

darat, laut, dan udara.

Sumber: bumn.go.id

Gambar 1. Logo PT Sucofindo

2.3 Makna, Visi, dan Misi

Sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan bentuk Persero,

PT Sucofindo Telah mengemban visi dan misi sebagai berikut:

a. Pernyataan makna

“Kami menyatakan mitra independen terpercaya dan berintegritas yang

memberikan jasa pemastian untuk kehidupan yang lebih baik”

b. Visi

Menjadi Perusahaan Kelas Dunia yang Kompetitif, Andal dan Terpercaya di

bidang Inspeksi, Pengujian, Sertifikasi, Konsultansi dan Pelatihan.

c. Misi

Menciptakan Nilai Ekonomi kepada para Pemangku Kepentingan terutama

Pelanggan, Pemegang Saham dan Karyawan melalui layanan Jasa Inspeksi,


11

Pengujian, Sertifikasi, Konsultansi serta jasa terkait lainnya untuk menjamin

kepastian berusaha.

2.4 Fungsi dan Tugas Perusahaan

Fungsi dan tugas PT Sucofindo pada dasarnya adalah:

1. Melakukan pengawasan, pemeriksaan dan pengendalian, pemeriksaan dan

pengkajian mengenai kualitas, kuantitas dan kondisi yang berkaitan

dengannilai atau harga komditi dan objek-objek usaha lainnya.

2. Melaksanakan usaha-usaha yang diperlukan untuk menunjang kegiatan

tersebut di atas dalam arti yang seluas-luasnya.

3. Memberikan keputusan kepada pelanggan dengan memberikan pelayanan

yang bernilai tumbuh dan bermutu tinggi berdasarkan profesionalisme

teknologi yang tepat dan standar-satndar yang diakui secara internasional.

4. Sumberdaya manusia merupakan modal yang paling bernilai dan akan

dikembangkan secara maksimal.

5. Semua kegiatan di PT Sucofindo harus bermanfaat bagi semua pihak terkait

dan pembangunan nasional.

2.5 Nilai-nilai PT SUCOFINDO (Persero)

Nilai-nilai yang diterapkan oleh PT Sucofindo (Persero), yaitu :

2.1 Integritas, yakni mengedepankan kejujuran, dapat dipercaya dan tidak

berpihak

2.2 Fokus Pelanggan, yakni mengutamakan pelanggan dalam melaksanakan dan

menyelesaikan pekerjaan yang diberikan, terutama dalam hal kualitas dan

nilai tambah yang ditawarkan


12

2.3 Inovasi, yakni secara berkesinambungan melakukan perbaikan dan

pembaharuan yang memberikan nilai tambah bagi pelanggan dan perusahaan

sehingga dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak lain yang

berkepentingan

2.4 Kerjasama, yakni mengedepankan kerja Tim dalam melaksanakan dan

menyelesaikan pekerjaan sehingga pada akhirnya dapat memberikan manfaat

bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan

2.5 Peduli, yakni tidak mengutamakan kepentingan diri sendiri tetapi kepentingan

kelompok serta selalu peduli terhadap orang lain dan lingkungan.

2.6 Layanan Jasa PT Sucofindo (Persero)

Adapun layanan jasa yang disediakan PT Sucofindo (Persero) yaitu:

1. Inspeksi dan Audit

Melalui jasa inspeksi dan audit yang independen PT Sucofindo membantu

perusahaan memastikan bahwa produk, jasa, peralatan dan fasilitas yang dimiliki

memenuhi persyaratan, standar, dan peraturan baik nasional maupun

internasional.

2. Pengujian dan Analisis

Pengujian produk, bahan dan mesin dilakukan melalui berbagai metode sesuai

dengan jenis dan spesifikasinya, mulai dari inspeksi organoleptik, pengukuran

lapangan, hingga pengujian dan analisis laboratorium. Lebih dari 40 Laboratorium

tersebar di seluruh Indonesia. Sucofindo memiliki kemampuan yang luas untuk

melakukan berbagai analisis mekanis, elektrikal, pengujian, dan kimia serta

mikrobiologi sesuai dengan standar dan persyaratan yang ditetapkan.


13

3. Sertifikasi

Saat ini sistem manajemen PT Sucofindo telah berkembang dalam banyak aspek

kegiatan perusahaan seperti lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja,

keamanan pangan, keamanan sistem informasi serta mutu produk.

Sucofindomerupakan lembaga sertifikasi dengan cakupan sertifikasi yang luas dan

memperoleh akreditasi secara nasional, serta membantu perusahaan untuk

membuktikan komitmennya terhadap mutu produk, persyaratan lingkungan,

keselamatan dan kesehatan kerja, tanggung jawab social serta ketentuan nasional

dan internasional.

4. Pelatihan

PT Sucofindo menyediakan jasa pelatihan dalam bidang sistem manajemen mutu,

lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja, serta pengamanan untuk membantu

perusahaan meningkatkan kompetensi personilnya.

5. Konsultasi

PT Sucofindo menyediakan jasa konsultansi yang akan membantu perusahaan

dalam meningkatkan kemampuan dan menjawab tantangan di bidang mutu,

lingkungan, K3, dan produktifitas.

2.7 Prinsip Tata Kelola PT Sucofindo (Persero)

Sebagai sebuah entitas bisnis, PT Sucofindo (Persero) senantiasa berupaya

meningkatkan nilai perusahaan melalui penerapan prinsip-prinsip tata kelola

perusahaan yang baik (Good Corporate Governance / GCG).

Prinsip tata kelola perusahaan yang dimaksud adalah:


14

 Transparansi, yaitu prinsip keterbukaan dalam melaksanakan proses

pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi

materiil yang relevan mengenai perusahaan.

 Akuntabilitas, yaitu prinsip kejelasan fungsi, pelaksanaan dan

pertanggungjawaban organisasi yang memungkinkan pengelolaan perusahaan

dapat terlaksana secara efektif.

 Pertanggungjawaban, yaitu prinsip kesesuaian di dalam pengelolaan

perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-

prinsip korporasi yang sehat.

 Kemandirian, yaitu prinsip pengelolaan perusahaan secara profesional tanpa

benturan kepentingan dan pengaruh maupun tekanan dari pihak manapun

yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan

prinsip-prinsip korporasi yang sehat.

 Kewajaran, yaitu prinsip perlakuan yang adil dan sama dalam memenuhi hak-

hak stakeholdersberdasarkan ketentuan dan peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

2.8 Struktur Organisasi

Struktur organisasi PT Sucofindo telah beberapa kali mengalami perubahan,

terakhir kali dikeluarkan oleh direktur utama dengan KD No. 2/KD/2015. Berikut

struktur organisasi PT Sucofindo:


15

Gambar 2. Struktur organisasi PT Sucofindo


16

2.9 Sistem Manajemen Mutu

Untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses produksi serta mutu

layanannya, PT Sucofindo melakukan peninjauan secara berkala atas prosedur-

prosedur sistem manajemen agar secara berkesinambungan tercipta perbaikan

efektifitas dan efisiensi proses kerja. Penerapan sistem manajemen mutu tidak

Iepas dari induk penerapan sistem manajemen perusahaan yang ditetapkan dalam

Peraturan Perusahaan No.l/PP/2004 tentang Sistem Manajemen Sucofindo (SMS).

Penerapan SMS yang konsisten berlandaskan people excellence akan mendukung

terciptanya budaya kerja kondusif dan memudahkan pengembangan organisasi

sehingga PT Sucofindo dapat mempertahankan posisi kompetitifnya rnelalui core

competency yang dimiliki secara berkesinambungan. efektifitas pelaksanaan SMS

diukur dengan Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence yang

diprogramkan dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP). Dalam

pengelolaan manajemen mutu, perusahaan telah menerapkan standar manajemen

mutu ISO 9001 di seluruh unit kerja. Untuk mernastikan kesesuaian

penerapannya. Corporate Quality Management melakukan audit mutu internal

secara berkala. Selain menjadi kebutuhan dalam menata sistem manajemen

perusahaan, sertifikasi juga merupakan upaya pemenuhan tuntutan pelanggan.

Penerapan Sistem Manajemen Mutu (PSMM) berbasis ISO 9001:2000 di

lingkungan PT Sucofindo telah dilakukan sertifikasi terhadap 5 SBU dan 12

kantor cabang.

2.10 Laboratorium PT Sucofindo Cibitung

Analitical and Testing Laboratories membawahi dua laboratorium utama, yaitu:


17

1. Laboratorium Kimia I dan II terdiri atas:

A. Laboratorium Analisis Kimia Lingkungan

a. Laboratorium Pengujian Air Bersih

b. Laboratorium Pengujian Air Limbah

c. Laboratorium Pengujian Udara

d. Laboratorium Mikrobiologi

e. Laboratorium Instrumental (AAS dan ICP)

B. Laboratorium General

a. Laboratorium Analisa Makanan dan Minuman

b. Laboratorium Agri

c. Laboratorium Uji Fisik (tekstil, mainan, keramik)

d. Laboratorium Farmasi (obat-obatan, kosmetika, dan sabun)

C. Laboratorium Mineral Ore Metal (batu dan logam)

D. Laboratorium Batubara

E. Laboratorium Minyak, Gas, dan Kimia

a. Laboratorium Petroleum (pertambangan minyak, solar, dan oli)

b. Laboratorium Petrokimia (pupuk dan bahan-bahan kimia)

2. Laboratorium Teknik dan Kalibrasi

A. Laboratorium Kalibrasi

a. Kalibrasi dimensi
18

b. Kalibrasi massa

c. Kalibrasi gaya

d. Kalibrasi tekanan

e. Kalibrasi suhu

f. Kalibrasi kelistrikan

g. Kalibrasi Volume dan Instrumentasi Kimia

B. Laboratorium Teknik

a. Uji Mekanik dan Struktur

b. Uji Elekttrik dan Elektronik

2.11 Pengujian dan Analisa

1. Pengujian Fasilitas dan Peralatan

a. Uji tanpa rusak

b. Kalibrasi alat ukur dan alat uji

c. Serta pengukuran dan pengujian insulator

2. Pengujian Produk

a. Pengujian keamanan mainan

b. Pengujian atas kesesuaian terhadap ketentuan ROHS

c. Pengujian EMC (Electro Magnetic Compatibility)

d. Pengujian keamanan produk listrik dan elektronika


19

e. Pengujian kandungan senyawa kimia berbahaya pada produk konsumen

(Restrictive Substances List, RSL)

f. Pengujian makanan dan minuman

3. Pengujian Lingkungan

a. Pengelolaan mutu udara dan emisi

b. Monitoring kualitas limbah

c. Monitoring kualitas kesehatan lingkungan kerja

d. Pengukuran getaran dan kebisingan lingkungan kerja

e. Monitoring kualitas air bersih

4. Pengujian Komoditas

a. Pengujian produk batu bara

b. Pengujian produk mineral

c. Produk migas

d. Produk kimia lainnya

2.12 Sumber Daya Manusia PT Sucofindo

Laboratorium PT Sucofindo merekrut tenaga-tenaga kerja sesuai dengan latar

belakang pendidikannya. Sebagian tenaga kerja tersebut merupakan analisis yang

berasal dari D III, S1 dan lain-lain. Karyawan PT Sucofindo terbagi menjadi dua,

yaitu PT (Pegawai Tetap) dan PTT (Pegawai Tidak Tetap). Masa kerja PT sampai

batas usia 56 tahun.


20

2.13 Tata Cara Administrasi

Tahap yang harus dilaksanakan dalam tata cara administrasi meliputi penerimaan

alat atau bahan ukur, pelaksanaan kalibrasi, pelaporan hasil kalibrasi, pembuatan

sertifikat dan penyerahan sertifikat kepada pelanggan. Alat atau bahan ukur dapat

dibawa langsung oleh pelanggan atau dapat diambil oleh teknisi laboratorium PT

Sucofindo. Alat atau bahan ukur yang akan dikalibrasi, diterima oleh petugas

administrasi operasi, kemudian petugas administrasi membuat dan mengisi lembar

pesanan konfirmasi, memberi nomor labor alat atau bahan ukur, nama alat atau

bahan ukur, jumlah alat atau bahan ukur, jenis kalibrasi, metode yang diminta dan

waktu penyerahan hasil pada lembar kerja tersebut. Kepala Sub Bagian (Kasubag)

melakukan pemeriksaan alat atau bahan ukur dan dokumen pesanan, kemudian

menyerahkan ke petugas administrasi operasi untuk diberlakukan pencatatan rata-

rata alat atau bahan ukur.

Petugas administrasi bagian operasi menyerahkan alat atau bahan ukur untuk

dikalibrasi kepada teknisi laboratorium kalibrasi. Alat atau bahan ukur akan

dikalibrasi atau pengambilan data oleh petugas laboratorium yang telah

bersertifikat. Hasil data rancangan laporan diperiksa oleh Engineer atau Kasubag.

Petugas sertifikat mencetak sertifikat, kemudian diserahkan kepada Kasubag atau

Engineer untuk diperiksa kembali. Kasubag atau Engineer menyerahkan lagi

rancangan laporan ke bagian sertifikat untuk dilakukan pencetakan akhir.

Penandatanganan laporan akhir dilakukan oleh Kasubag atau Engineer dan

diserahkan kepada petugas administrasi operasi.


III. HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Kegiatan

Selama 30 hari kerja di PT Sucofindo, penulis melakukan uji kandungan yang

berbeda setiap harinya. Masing-masing mahasiswa peserta Praktik Umum

didampingi satu analis di dalam Laboratorium. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan

penulis di PT Sucofindo yaitu uji kandungan histamin pada terasi, kadar warna

dan polarisasi gula, kandungan MGS pada penyedap, kadar vitamin A dan C pada

sardines, sugar distribution pada gula diet, kandungan aflatoxin dan ochratoxin

pada jagung, kadar betakaroten dan acid value pada minyak buah merah, kadar

lemak, serat kasar, dan protein pada kedelai, kandungan free fatty acid, iodine

value, peroxide value, moisture content, dan impurities pada virgin coconut oil,

palm acid oil, crude palm oil, kandungan aflatoxin pada biji pinang, bungkil

sawit, dan lada, kadar protein, nitrit, dan nitrat pada sarang walet, kandungan

citronella dan total geraniol pada minyak sereh, kadar nikotin pada tembakau,

kandungan sulfur dioxide pada gula merah, gula kelapa cair, beras, dan sarang

walet.

Dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama 30 hari praktik umum ini penulis

menulis memilih topik bahasan kandungan lemak pada kedelai. Hasil dari

dilakukannya analisa kandungan lemak tersebut adalah:


22

Tabel 6. Kandungan lemak, rata-rata lemak tiap sampel, dan RPD.

Kandungan Lemak Rata-rata Relative Percent


Sampel
(%) (%) Different (%)

K1 A 21,08 20,36 7,07


B 19,64
K2 A 22,06 22,085 0,23
B 22,11
K3 A 20,70 20,485 2,1
B 20,27
K4 A 21,82 21,48 3,17
B 21,14
K5 A 17,18 18,405 13,31
B 19,63
K6 A 20,42 21,29 8,17
B 22,16
Sumber: Hasil analisis, 2019

Analisis kandungan lemak pada kedelai ini dilakukan dengan beberapa tahapan.

Tahapan pertama yang dilakukan adalah penyiapan alat dan bahan. Alat-alat yang

digunakan penulis adalah blender untuk menghaluskan, spatula untuk mengambil

sampel, neraca analitik untuk menimbang sampel, gelas piala sebagai wadah,

gelas ukur untuk mengukur pereaksi yang digunakan, batu didih, tutup gelas piala

untuk menutup ketika dipanaskan, plat penangas untuk memanaskan sampel yang

sudah dilarutkan perekasi dan memanaskan aquadest, kertas saring untuk

menyaring sampel, botol semprot aquadest, oven untuk mengeringkan sampel,

labu lemak digunakan sebagai wadah ketika ekstraksi, kertas saring pembungkus

(paper thimble) untuk membungkus sampel yang akan diekstraksi, soxhlet

sebagai alat ekstraksi, dan desikator untuk mendinginkan lemak dalam labu

lemak yang telah dikeringkan dalam oven.


23

Dan bahan yang digunakan adalah 6 sampel kedelai (K1, K2, K3, K4, K5, dan

K6), air aquadest, dan adapun pereaksinya HCl 25% dan pelarut lemak n-heksana

atau yang lainnya (disini menggunakan pelarut lemak Petroleum Ether).

Kedelai yang penulis jadikan sampel adalah kenis kedelai varietas Anjasmoro

dari berbagai macam kelompok tani. Berbagai kelompok tani tersebut tidak dapat

disebutkan dengan alasan privasi sampel konsumen PT Sucofindo, maka dari itu

penulis memberikan inisial pada sampel yang digunakan. Sampel 1, 2, 3, 4, 5,

dan 6 masing-masing diberikan inisial K1, K2, K3, K4, K5, dan K6. Masing-

masing sampel dilakukan 2 kali pengulangan sehingga terdapat 12 unit

percobaan.

3.2 Pembahasan

Penulis menjadikan analisis kadar lemak pada kacang kedelai sebagai topik

khusus pada laporan praktik umum ini. Analisis kandungan lemak pada kacang

kedelai ini menggunakan metode hidrolisis Weibull. Prinsip metode hidrolisis ini

yaitu ekstraksi lemak dengan pelarut non polar setelah sampel dihidrolisis dalam

suasana asam untuk membebaskan lemak yang terikat.

Proses pemisahan zat aktif yang dapat larut dari bahan yang tidak dapat larut

dengan pelarut cair merupakan proses ekstraksi. Hasil dari ekstraksi adalah

ekstrak yang merupakan berwujud seperti pasta kental yang diperoleh dengan

mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani setelah

pelarutnya diuapkan. Syarat penggunaan pelarut yang digunakan untuk ekstraksi

senyawa organik yaitu non toksik dan tidak mudah terbakar. Beberapa pelarut

yang biasa digunakan untuk ekstraksi diantaranya adalah metanol, etanol, etil
24

asetat, aseton dan asetonitril dengan air dan atau HCl. Prinsip ekstraksi dengan

pelarut berdasarkan pada kelarutan komponen terhadap komponen lain dalam

campuran. (Miryanti, Sapei, Budiono, dan Indra, 2011).

Prosedur pengujian yang dilakukan berdasarkan metode SNI hidrolisis Weibull

yaitu pertama dilakukan preparasi sampel dengan cara dihaluskan dengan blender,

lalu masing-masing sampel ditimbang 1-2 gr kedalam gelas piala. Berikut data

penimbangan berat masing-masing sampel:

Tabel 7. Berat masing-masing sampel

Sampel Berat (gr)

A 1,1806
K1
B 1,1502
A 1,1746
K2
B 1,1640
A 1,1767
K3
B 1,1466
A 1.1770
K4
B 1,1203
A 1,1219
K5
B 1,1385
A 1,1785
K6
B 1,1375
Sumber: Hasil analisis, 2019

Setelah itu ditambahkan 30 ml HCl 25% sebagai pereaksi dan 20 ml air serta

beberapa batu didih, lalu ditutup gelas piala dengan kaca arloji dan didihkan

selama 15menit. Setelah mendidih sampel disaring dalam keadaan panas dan

dicuci dengan air panas sehingga tidak bereaksi dengan asam lagi. Jika sampel

pada kertas saring sudah tidak berekasi dengan asam maka kertas saring beserta

isinya dikeringkan pada suhu 100 - 105o C dalam oven. Siapkan labu lemak lalu

masukkan kedalam oven untuk ditimbang bobot kosong labu lemak. Lalu kertas
25

saring yang telah dikeringkan dimasukkan ke dalam kertas saring pembungkus

(paper thimble) dengan cara digulung dilapisi dengan kapas dan diekstrak dengan

n-heksana atau pelarut lemak lainnya (disini menggunakan petroleum ether)

selama 4 jam pada suhu kurang lebih 80o C. Setelah 4 jam proses ekstraksi maka

disuling larutan petroleum ether dan dikeringkan ekstrak lemak dalam labu lemak

pada suhu 100-105o C dalam oven selama 2 jam. Setelah 2 jam dalam oven,

ekstrak lemak dalam labu lemak didinginkan dalam desikator ± 15 menit atau

sampai labu lemak tidak panas lagi dan setelah itu ditimbang. Berikut adalah data

berat kosong labu lemak dan berat akhir labu lemak:

Tabel 8. Bobot kosong labu lemak, bobot akhir labu lemak, dan bobot lemak.

Labu Lemak Labu Lemak Bobot Lemak


Sampel
Kosong (gr) Akhir (gr) (gr)
A 105,4468 105,6957 0,2489
K1
B 100,9480 101,1739 0,2259
A 104,1272 104,3863 0,2591
K2
B 112,0261 112,2835 0,2574
A 107,9109 108,1545 0,2436
K3
B 115,2081 115,4404 0,2323
A 132,0538 132,3107 0,2569
K4
B 131,6709 131,9078 0,2369
A 105,3764 105,5692 0,1928
K5
B 128,0435 128,2670 0,2235
A 115,9872 116,2278 0,2406
K6
B 129,3226 129,5747 0,2521
Sumber: Hasil analisis, 2019

Dari hasil tersebut dilakukan perhitungan bobot lemak dengan rumus:

Bobot lemak = bobot akhir labu lemak – bobot kosong labu lemak

Setelah didapatkan bobot dari lemak maka dilakukan perhitungan kadar lemak

dengan rumus:

Kadar lemak = x 100%


26

Alat ekstraksi yang digunakan adalah soxhlet. Metode Soxhletasi ini merupakan

metode ekstraksi dengan menggunakan pemanasan. Prosesnya yaitu memasukkan

sampel yang telah kering oven yang telah dibungkus kertas saring dan dilapisi

kapas pada bagian bawah dan atas untuk menghindari kebocoran pada saat proses

ekstraksi berlangsung, kemudian dimasukkan ke dalam tabung alat Soxhlet.

Setelah itu pelarut dimasukkan ke dalam dan mulai dilakukan pemanasan sesuai

dengan titik didih pelarut yang digunakan yaitu Petroleum Ether sehingga pelarut

akan menguap ke atas. Proses tersebut akan berlangsung berulang-ulang sehingga

senyawa bioaktif pada biomassa akan terlarut dengan sempurna. Prinsip

Soxhletasi adalah penyaringan yang berulang-ulang sehingga hasil yang didapat

sempurna dan pelarut yang digunakan relatif sedikit. Kadji, et al. (2013)

menyatakan, ekstraksi cara soxhlet menghasilkan rendemen yang lebih besar jika

dibandingkan dengan maserasi. Hal ini disebabkan karena dengan adanya

perlakuan panas yang dapat meningkatkan kemampuan pelarut untuk

mengekstraksi senyawa-senyawa yang tidak larut didalam kondisi suhu kamar,

serta terjadinya penarikan senyawa yang lebih maksimal oleh pelarut yang selalu

bersirkulasi dalam proses kontak dengan simplisia sehingga memberikan

peningkatan rendemen (Anam, Agustini, & Romadon, 2014).

Dalam kimia, lemak adalah suatu ester antara asam lemak dan gliserol yang ketiga

radikal hidroksilnya diesterkan. Jadi lemak merupakan suatu trigliserida (triasil

gliserol).
27

Gambar 3. Struktur kimia trigliserida

Pereaksi yang digunakan untuk menghidrolisis lemak pada kacang kedelai adalah

HCl 25%. Berikut reaksi kimia hidrolisis lemak:

Gambar 4. Struktur reaksi kimia hidrolisis lemak

Sumber: Andaka, 2006

Namun setelah dilarutkan dengan HCl 25% sampel harus dicuci dengan air

aquadest (lebih baik air panas) agar tidak berikatan lagi dengan asam (bebas

asam) agar asam lemak yang kerkandung dalam kedelai tidak ikut terekstrak.

Pelarut lemak yang dapat digunakan beragam namun, petroleum ether atau

heksana merupakan pelarut organik yang paling banyak digunakan karena


28

disebabkan oleh harga yang relatif murah, mudah didapat, resiko berbahaya

(toksik) yang cenderung lebih kecil, dan keselektifannya sebagai pelarut organik.

Kandungan lemak rata-rata yang didapatkan dari uji kandungan lemak dengan

metode hidrolisis Weibull dari 6 sampel dan masing-masing sampel dilakukan 2

kali pengulangan maka didapatkan 20,68%. Sedangkan dari referensi yang penulis

baca dari buku The Composition of Foods oleh McCance dan Widdowson yaitu

sebesar 18,6% dan dari website Pekakekal yaitu 15,6%. Perbedaan ini bisa

diakibatkan oleh terlalu lama diletakkan didesikator sehingga mempengaruhi

bobot massa lemak yang terdapat di labu lemak. Bisa juga diakibatkan oleh

kurang lama dikeringkan di dalam oven yang mengakibatkan larutan Petroleum

ether masih bersisa bersamaan dengan lemak yang sudah diekstraksi.

Dari pengujian yang dilakukan masing-masing sampel hasil yang didapatkan

antara pengulangan A dan B ada sedikit perbedaan, padahal pada hakikatnya

pengulangan antara A dan B harus mempunyai selisih (Relative Percent Different)

sekecil mungkin. Rumus perhitungan RPD yaitu:

Relative Percent Different (RPD) = x 100%

RPD yang berlaku di PT Sucofindo yaitu harus kurang dari 15%, jika lebih dari

itu maka dilakukan pengujian ke-3. Hal ini dapat terjadi dimungkinkan dengan

kurang homogennya sampel sebelum digunakan.


IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil kegiatan Praktik Umum yang telah dilakukan pada PT

Sucofindo SBU Laboratorium maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Kandungan rata-rata lemak yang didapatkan pada tiap sampel yaitu, K1


20,36%, pada K2 22,085%, pada K3 20,485%, pada K4 21,48%, pada K5
18,405%, dan pada K6 21,29%.
2. Kadar lemak kedelai tertinggi terdapat pada kedelai varietas Anjasmoro
kelompok tani K2 sebesar 22,085% dan kandungan lemak terendah terdapat
pada kelompok tani K5 sebesar 18,405%.
3. Dari ke-6 sampel yang digunakan dengan masing-masing 2 kali ulangan

maka didapatkan hasil rata-rata kandungan lemak sebanyak 20,68% agak

sedikit berbeda dengan pernyataan di website Pekakekal (Tabel 1) dan buku

McCance & Widdowson’s The Composition of Foods (Tabel 2) yaitu 15,6%

dan 18,6%.

4.2 Saran

Saran yang penulis sampaikan yaitu untuk selanjutnya agar dilakukan dan

dibuatkan laporan hasil dari pengujian Aflatoxin dan Ochratoxin pada kacang

kedelai untuk mempertimbangkan standar mutu biji dan olahan kedelai sebagai

aspek kesehatan dan keamanan pangan


30

DAFTAR PUSTAKA

Anam, Choirul, Tri W. Agustini, dan Romadon. 2014. Pengaruh Pelarut yang
Berbeda pada Ekstraksi Spirulina Platensis Serbuk sebagai Antioksidan
dengan Metode Soxhletasi. Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil
Perikanan. Vol. 3 (4) 106-112.

Andaka, Ganjar. 2006. Hidrolisis Minyak Biji Kapuk dengan Katalisator Asam
Khlorida. Jurnal Rekayasa Proses. Vol. 2 (2) 45-48.

Ditjentan. 2016. Outlook Komoditas Pertanian Tanaman Pangan Kedelai. Pusat


Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementrian Pertanian. Jakarta.

Herlina, Netti dan M. Hendra S. Ginting. 2002. Lemak dan Minyak. Dikutip 23
September 2019 pukul 14.00 WIB.
https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/52318917/lemak_dan_min
yak..pdf?response-content-
disposition=inline%3B%20filename%3DLEMAK_DAN_MINYAK.pdf&X-
Amz-Algorithm=AWS4-HMAC-SHA256&X-Amz-
Credential=AKIAIWOWYYGZ2Y53UL3A%2F20190923%2Fus-east-
1%2Fs3%2Faws4_request&X-Amz-Date=20190923T055245Z&X-Amz-
Expires=3600&X-Amz-SignedHeaders=host&X-Amz-
Signature=ad1ae96238c3bf509f3f88331263b182267928c3d0c08c3817255af6e
4e55c8a

Holland, B., et al. 1991. McCance & Widdowson’s The Composition of Foods
fifth revised and extended edition. The Royal Society of Chemistry & Ministry
of Agriculture, Fisheries and Food. Great Britain.

Miryanti, Y. I. P Arry, Lanny Sapei, Kurniawan Budiono, dan Stephen Indra.


2011. Ekstraksi Antioksidan dari Kulit Buah Manggis. Universitas Katolik
Parahyangan. Bandung.

Pekakekal. 2017. Kandungan Gizi Kedelai. Dikutip pada 17 September 2019


pukul 10.00 WIB. (http://pekakekal.org/headlines/item/304-kandungan-gizi-
kacang-kedelai)
31

Sudaryanto, Tahlim dan Dewa K.S. Swastika. 2016. Ekonomi Kedelai di


Indonesia. Pusat Analisis Sosial-Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Bogor.

Winarsi, Hery. 2010. Protein Kedelai & Kecambah Manfaatnya Bagi Kesehatan.
Kanisius. Yogyakarta.
LAMPIRAN
33

Gambar 5. Peta kantor cabang PT SUCOFINDO.

Gambar 6. Gedung PT SUCOFINDO LAB Sentral Cibitung.


34

Gambar 7. Penyerahan plakat kenang-kenangan.

Gambar 8. Foto bersama rekan-rekan Praktik Umum.


35

Gambar 9. Laboratorium agri.

Gambar 10. Foto bersama Kepala Lab. Kimia Umum.


36

Gambar 11. Sampel kacang kedelai.

Gambar 12. Penimbangan sampel.


37

Gambar 13. Proses pendidihan.

Gambar 14. Proses penyaringan sampel.


38

Gambar 15. Proses pencucian sampel.

Gambar 16. Selongsong sampel untuk diekstrak.


39

Gambar 17. Alat ekstraksi soxhlet.


40

Perhitungan

K1 (A) Bobot lemak = 105,6957-105,4468 = 0,2489 gr

Kadar lemak = x 100 %

= x 100 %

= 21,08 %

(B) Bobot lemak = 101,1739-100,9480= 0,2259 gr

Kadar lemak = x 100 %

= x 100 %

= 19,64 %

Rata-rata kadar lemak =

= 20,36 %

RPD = x 100 %

= x 100 %

= 7,07 %

K2 (A) Bobot lemak = 104,3863-104,1272 = 0,2591 gr

Kadar lemak = x 100 %

= x 100 %

= 22,06 %

(B) Bobot lemak = 112,2835-112,0261= 0,2574 gr

Kadar lemak = x 100 %


41

= x 100 %

= 22,11 %

Rata-rata kadar lemak =

= 22,085 %

RPD = x 100 %

= x 100 %

= 0,23 %

K3 (A) Bobot lemak =108,1545-107,9109 = 0,2436 gr

Kadar lemak = x 100 %

= x 100 %

= 20,70 %

(B) Bobot lemak = 115,4404-115,2081= 0,2323 gr

Kadar lemak = x 100 %

= x 100 %

= 20,26 %

Rata-rata kadar lemak =

= 20,485 %

RPD = x 100 %
42

= x 100 %

= 2,1 %

K4 (A) Bobot lemak = 132,3107-132,0538 = 0,2569 gr

Kadar lemak = x 100 %

= x 100 %

= 21,83 %

(B) Bobot lemak = 131,9078-131,6709 = 0,2369 gr

Kadar lemak = x 100 %

= x 100 %

= 21,15 %

Rata-rata kadar lemak =

= 21,48 %

RPD = x 100 %

= x 100 %

= 3,17 %

K5 (A) Bobot lemak = 105,5692-105,3764 = 0,1928 gr

Kadar lemak = x 100 %

= x 100 %

= 17,19 %

(B) Bobot lemak = 128,2670-128,0435 = 0,2235 gr


43

Kadar lemak = x 100 %

= x 100 %

= 19,63 %

Rata-rata kadar lemak =

=18,405 %

RPD = x 100 %

= x 100 %

= 13,31 %

K6 (A) Bobot lemak = 116,2278-115,9872 = 0,2406 gr

Kadar lemak = x 100 %

= x 100 %

= 20,42%

(B) Bobot lemak = 129,5747-129,3226 = 0,2521 gr

Kadar lemak = x 100 %

= x 100 %

= 22,16 %

Rata-rata kadar lemak =

= 21,29 %
44

RPD = x 100 %

= x 100 %

= 8,17 %

Anda mungkin juga menyukai