Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Deodorisasi merupakan suatu tahapan proses pmurnian minyak dan lemak
yang bertujuan untuk menghilangkan bau dan rasa yang tidak disukai
konsumen menggunakan cara destilasi dengan suatu aliran uap pada tekanan
vakum serta suhu yang semakin tinggi.
Sebagai bahan baku utama minyak makan, minyak sawit memiliki banyak
keunggulan diantara bahan baku lainnya. Keunggulan utama dari minyak
sawit adalah kadungan mikronutriennya yang tinggi sehingga memiliki
potensi untuk dikembangkan menjadi healty oil. Healty oil merupakan
minyak yang diproses dan dimodifikasi sedemikian rupa sehingga kandungan
nutrisi yang ada di dalamnya dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan
kesehatan.
Secara fisik, minyak sawit kasar (Crude Palm Oil, CPO) bewarna merah-
jingga sehingga juga dikenal istilah minyak sawit merah (Red Palm Oil,
RPO). Minyak sawit merah merupakan hasil ekstraksi dari buah sawit (Elaeis
guineenis). warna merah-jingga yang dimilikinya berasal dari α dan β-
karotennya yang tinggi, sekitar 0,08% dari minyak sawit. Selain komponen
mikronutrien, sesuai dengan namanya, CPO juga masih mengandung
beberapa komponen non gliserida seperti asam lemak bebas, air, beberapa
unsur logam, pigmen dan bau.
Proses pengolahan minyak sawit menjadi bahan baku minyak makan
memiliki beberapa tahapan pemurnian, yaitu tahapan proses degumming,
deasidifikasi, pemucatan, deodorisasi, dan fraksinasi. Dalam proses ini
komponen berupa senyawa fosfatida (gum), asam lemak bebas, produk
oksidasi, logam, komponen, bau, termasuk warna dihilangkan/dikurangi
untuk mendapatkan minyak yang jernih, tidak berbau, bewarna keemasan
serta bersifat stabil.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini yaitu:

a. Mempelajari rangkaian distilasi untuk pemisahan senyawa mudah menguap


dari suatu bahan.
b. Mempelajari proses distilasi sebagai dasar deodorisasi.
1.3 Manfaat
Adapaun manfaat dari praktikum kali ini yaitu:
a. Mengetahui proses rangkaian distilasi untuk pemisahan senyawa mudah
menguap dari suatu bahan.
b. Mengetahui proses distilasi sebagai dasar deodorisasi.
BAB II
METODE PRAKTIKUM
2.1 Tanggal dan Tempat Praktikum.
Praktikum ini dilakukan pada hari Jumat, 8 Maret 2019 di Laboratorium
Sawit Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Stiper Yogyakarta.
2.2 Alat dan Bahan.
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu alat erlenmeyer
dengan pipa penghubung vakum, tutup karet dan terpasang termometer suhu
100 - 250°C, pompa vakum, hot plate stirer, magnet stirer, oil buth, dan UV-
Vis Spektrofotometer.
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu degummed &
bleached palm oil (DBPO) hasil filtrasi.
2.3 Cara Kerja
2.3.1 Teoritis
a. Menimbang dan catat berat bahan (DBPO) awal, warna serta bau
bahan dan nilai absorbansi pada panjang gelombang 269 nm
menggunakan UV-Vis Spektrofotometer.
b. Memasukkan DBPO dalam labu distilasi yang dirangkai dengan
termometer dan pendingin balik dengan pipa penampung distilat
yang dihubungkan dengan erlenmeyer buchner yang dihubungkan
dengan pompa vakum.
c. Memanaskan labu distilat menggunakan oil bath (diharapkan suhu
distilasi mencapai >20°C), pertahankan selama 15 menit, selama
proses deodorisasi aliri steam dari pemanas air.
d. Mencatat dan timbang berat minyak setelah proses deodorisasi.
e. Mengamati warna, bau dan nilai absorbansi pada panjang
gelombang 269 nm menggunakan UV-Vis Spektrofotometer.
a.
2.3.2 Skematis

Ditimbang dan catat berat bahan (DBPO) awal, warna serta


bau bahan dan nilai absorbansi pada panjang gelombang
269 nm menggunakan UV-Vis Spektrofotometer.

Dimasukkan DBPO dalam labu distilasi yang dirangkai


dengan termometer dan pendingin balik dengan pipa
penampung distilat yang dihubungkan dengan erlenmeyer
buchner yang dihubungkan dengan pompa vakum.

Dipanaskan labu distilat menggunakan oil bath (diharapkan


suhu distilasi mencapai >20℃), pertahankan selama 15
menit, selama proses deodorisasi aliri steam dari pemanas
air.

Dicatat dan timbang berat minyak setelah proses


deodorisasi.

Diamati warna, bau dan nilai absorbansi pada panjang


gelombang 269 nm menggunakan UV-Vis
Spektrofotometer.

Gambar 1. Diagram Alir Penghilangan bau proses deodoriasasi minyak sawit


BAB III
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan dari praktikum penghilangan bau proses
deodoriasasi minyak sawit yaitu:
Tabel 1. Proses Hasil Deodorisasi
Bahan Kejernihan Ketengikan
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
DBPO Agak keruh Jernih Tengik Tidak tengik
Perhitungan PFAD yang dihasilkan:
a. PFAD = jumlah BDPO sebelum proses – jumlah BDPO sesudah proses
= 54,696 – 49,478
= 5,168 mL
3.2 Pembahasan
Deodorisasi merupakan suatu tahapan proses pemurnian minyak dan
lemak, yang bertujuan untuk menghilangkan bau dan rasa (flavour) yang tidak
disukai konsumen dengan menggunakan cara destilasi dengan suatu aliran uap
pada tekanan vakum serta suhu yang semakin tinggi (150°C -250°C) (Yernisa,
2013).
Tekanan uap zat-zat yang berbau adalah sangat rendag hingga dengan suhu
yang sangat tinggi baru dapat diuapkan dengan tekanan atmosfer. Tetapi suhu
yang terlalu tinggi dapat merusak minyak dan lemak. Oleh karena itu vakum
yang tinggi dan aliran gas inert untuk mengurangi suhu hingga dibawah suhu
proses kerusakan sangat diperlukan (Ketaren, 1986).
Deodorisasi didasarkan pada perbedaan volalitas (kemudahan menguap)
antara minyak (trigeliserida) dengan komponen pengotor yang tidak
diinginkan ini mempengaruhi aroma, rasa, warna, dan stabilitas minyak
(Vallent, 1996).
Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia
berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas)
bahan. Dalam penyulingan, campuran zat didinginkan sehingga menguap, dan
uap ini kemudian didingnkan kembali kedalam bentuk cairan.
Hasil pengamatan pada praktikum kali ini yaitu pada perhitungan PFAD
yang dudapat sebesar 5,168 mL, kemudian pada perubahan warna minyak
sawit sebelum deodorisasi dari jernih agak buram setelah deodorisasi menjadi
jernih sekali, lalu pada bau minyak sawit sebelum di deodorisasi berbau tengik
kemudian setelah dilakukan deodorisasi baunya menjadi tidak terlalu tengik.
Distilasi ada 4 jenis yang dibahas pada kali ini yaitu distilasi sederhana,
dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang jauh atau dengan salah
satu komponen bersifat volatil. Jika campuran dipanaskan maka komponen
yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu. Selain perbedaan
titik didih, juga perbedaan kevolatilan, yaitu kecenderungan sebuah substansi
untuk menjadi gas. Distilasi ini dilakukan pada tekanan atmosfer.  Aplikasi
distilasi sederhana digunakan untuk memisahkan campuran air dan alkohol.
Fungsi distilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair,
dua atau lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya
Distilasi ini juga dapat digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik
didih kurang dari 20 °C dan bekerja pada tekanan atmosfer atau dengan
tekanan rendah. Aplikasi dari distilasi jenis ini digunakan pada industri
minyak mentah, untuk memisahkan komponen-komponen dalam minyak
mentah.
Distilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki
titik didih mencapai 200 °C atau lebih. Distilasi uap dapat menguapkan
senyawa-senyawa ini dengan suhu mendekati 100 °C dalam tekanan atmosfer
dengan menggunakan uap atau air mendidih. Sifat yang fundamental dari
distilasi uap adalah dapat mendistilasi campuran senyawa di bawah titik didih
dari masing-masing senyawa campurannya. Selain itu distilasi uap dapat
digunakan untuk campuran yang tidak larut dalam air di semua temperatur,
tapi dapat didistilasi dengan air. Campuran dipanaskan melalui uap air yang
dialirkan ke dalam campuran dan mungkin ditambah juga dengan pemanasan.
Uap dari campuran akan naik ke atas menuju ke kondensor dan akhirnya
masuk ke labu distilat. Distilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang
ingin didistilasi tidak stabil, dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum
atau mendekati titik didihnya. metode distilasi ini tidak dapat digunakan pada
pelarut dengan titik didih yang rendah jika kondensornya menggunakan air
dingin karena komponen yang menguap tidak dapat dikondensasi oleh air,
untuk mengurangi tekanan digunakan pompa vakum atau aspirator. Aspirator
berfungsi sebagai penurun tekanan pada system distilasi ini.
Alat-alat yang digunakan pada pross destilasi vakum antara lain, Pompa
adalah alat pemindahan fluida cair dari suatu tempat ke tempat lain melalui
suatu media pipa dengan memberikan energi dan dilakukan secara terus
menerus/kontinyu. Kolom stripper berfungsi untuk menajamkan pemisahan
komponen-komponen dengan cara mengusir atau melucuti fraksi-fraksi yang
lebih ringan didalam produk yang dikehendaki. Heat exchanger berfungsi
untuk berlangsungnya proses pemindahan panas antara fluida satu ke fluida
lain yang saling mempunyai kepentingan. Condensor berfungsi untuk
mengembunkan uap yaitu mengubah fase uap menjadi fase cair, dan umumnya
yang dipakai sebagai pendingin adalah air. Separator berfungsi untuk
memisahkan dua zat yang saling melarutkan, misalnya gas dan cairan, minyak
dan air dan sebagainya. Furnace berfungsi sebagai tempat mentransfer panas
yang diperoleh dari hasil pemabakaran bahan bakar. Cooler berfungsi sebagai
peralatan untuk mendinginkan produk yang masih mempunyai suhu tinggi
yang tidak diijinkan untuk disimpan dalam tangka. Pipa berfungsi sebagai alat
penyaluran/mengalirkan cairan atau gas. Instrumentasi adalah suatu alat
kontrol yang digunakan di dalamproses pengolahan minyak agar proses dapat
terkendali dan aman sehingga apa yang diharapkan dalam proses pengolahan
dapat tercapai. Jet ejektor adalah suatu alat untuk membuat kevakuman yang
tinggi didalam HVU (High Vaccum Unit) (Riswayanto, 2009).
Praktikum kali ini terjadi kesalahan dimana minyak yang dideodorisasi
masih tercium bau tengik, hal ini karena masih terkandung aldehid dan
kendala pada praktikum kali ini yaitu dikarenakan alat termometernya tidak
berfungsi dengan baik dan suhunya melebihi 200℃.
Palm Fatty Acid Destillate (PFAD) adalah produk samping dari proses
pemurnian minyak sawit kasar yang banyak mengandung asam lemak bebas
(ALB). Spektrofotometri Sinar Tampak (UV-Vis) adalah pengukuran energi
cahaya oleh suatu sistem kimia pada panjang gelombang tertentu.

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
1. Deodorisasi merupakan suatu tahapan proses pemurnian minyak dan
lemak, yang bertujuan untuk menghilangkan bau dan rasa.
2. Faktor yang penting pada proses deodorisasi ini adalah, jumlah minyak,
jumlah komponen volatil, jumlah uap yang dipakai, dan besar tekanan
dalam proses.
3. Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia
berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas)
bahan.
4. Hasil pengamatan pada praktikum kali ini yaitu pada perhitungan PFAD
yang dudapat sebesar 5,168 mL.
5. Perubahan warna minyak sawit sebelum deodorisasi dari jernih agak
buram setelah deodorisasi menjadi jernih sekali.
6. Bau minyak sawit sebelum di deodorisasi berbau tengik kemudian setelah
dilakukan deodorisasi baunya menjadi tidak terlalu tengik.
4.2 Saran
Saran saya untuk praktikum kali ini lancar tanpa ada terkendala, dan para
Co.ass menyampaikan materi juga sangat baik dan mudah dipahami para
praktikan.

Anda mungkin juga menyukai