Anda di halaman 1dari 13

RESPIRASI

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM


BIOKIMIA

Disusun Oleh :
ANUGRAH PRATAMA PUTRA
18/19998/THP–STPK B

SARJANA TEKNOLOGI PENGOLAHAN KELAPA SAWIT


DAN TURUNANNYA
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap makhluk hidup pasti bernapas. Bernapas dilakukan setiap hari
baik siang maupun malam, bahkan kita bernapas setiap detik. Bernapas
merupakan salah satu ciri makhluk hidup, semua makhluk hidup pasti
bernapas apabila tidak bernapas berarti bukan termasuk makhluk hidup atau
mati. Bernapas adalah proses memasukkan serta mengeluarkan udara ke dan
dari dalam tubuh. Udara yang dimasukkan itu mengandung oksigen,
sedangkan udara yang dikeluarkan mengandung Karbon Dioksida serta uap
air. Oksigen yang masuk digunakan tubuh untuk melakukan proses respirasi,
yaitu proses pemecahan zat-zat makanan untuk menghasilkan energi. Energi
tersebut digunakan makhluk hidup untuk melakukan seluruh aktivitas
kehidupannya.
Ketika mekanisme respirasi berlangsung, Otot antar tulang rusuk luar
berkontraksi (mengerut), tulang rusuk terangkat ke atas dan rongga dada
membesar yang mengakibatkan tekanan udara dalam dada kecil sehingga
udara masuk ke dalam badan. Setiap manusia jumlah mekanisme respirasi
yang berlangsung selama waktu tertentu (respiration rate) berbeda-beda.
Rata-rata jumlah respirasi per menit dapat dihitung berdasarkan data
perubahan tegangan akibat perubahan tekanan dengan menggunakan sensor
tekanan berupa piezoelektrik. Perubahan tegangan dari sensor dapat
dipandang sebagai sinyal tegangan bolak-balik yang dapat diproses oleh
komputer melalui soundcard. Pada sound card akan terjadi perubahan sinyal
analog ke digital 16 bit dengan Fsampling ≥ 2 Fmax . Pengujian alat akan
dilakukan dengan cara menempelkan sensor pada dada bagian kanan atau
sebelah kanan taju pedang. Output dari tugas akhir ini adalah mengetahui
variability sinyal respirasi, jumlah respirasi permenit dan tergolong respirasi
normal atau tidak. Sebagai pembanding tingkat akurasi alat akan dilakukan
perhitungan respirasi secara manual.
Istilah pernafasan sering di sama artikan dengan istilah Respirasi,
walaupun sebenarnya kedua istilah tersebut secara harfiah
berbeda. Pernafasan (breathing) berarti menghirup dan menghembuskan
nafas. Bernafas berarti memasukkan udara dari lingkungan luar ke dalam
tubuh dan mengeluarkan udara sisa dari dalam tubuh ke lingkungan luar.
Sedangkan respirasi(respiration) berarti suatu proses pembakaran (oksidasi)
senyawa organik (bahan makanan) di dalam sel guna memperoleh energi.
Pada hewan-hewan tingkat tinggi terdapat alat untuk proses
pernafasan, yakni berupa paru-paru, insang atau trakea, sementara pada
hewan-hewan tingkat rendah dan tumbuhan proses pertukaran udara tersebut
dilakukan secara langsung dengan difusi melalui permukaan sel-sel
tubuhnya. Dari alat pernafasan, oksigen masih harus di angkut oleh darah
atau cairan tubuh ke seluruh sel tubuh yang membutuhkan. Selanjutnya
oksigen tersebut akan dimanfaatkan untuk oksidasi di dalam sel guna
menghasilkan energi. Sel-sel tubuh terus menerus menggunakan oksigen
untuk reaksi metabolisme yang melepaskan energy dari molekul nutrien dan
menghasilkan ATP.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari Praktikum biokimia acara Respirasi adalah sebagai
berikut:
1. Mengetahui cara mencari kecepatan respirasi bahan nabati.
C. Manfaat
Adapun manfaat dari Praktikum biokimia acara Respirasi yaitu sebagai
berikut:
1. Agar praktikan dapat mengetahui proses respirasi aerob pada tumbuhan
2. Praktikan dapat mengetahui faktor–faktor yang mempengaruhi banyak
sedikitnya oksigen yang dihirup tumbuhan pada proses respirasi aerob.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Respirasi
Respirasi tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk
memperoleh makanan sebagai kebutuhan pokoknya agar tetap bertahan
hidup, tumbuhan tersebut harus melakukan suatu proses yang dinamakan
proses sintesis karbohidrat yang terjadi di bagian daun satu tumbuhan yang
memiliki klorofil, dengan menggunakan cahaya matahari. Cahaya matahari
merupakan sumber energi yang diperlukan tumbuhan untuk proses tersebut.
Tanpa adanya cahaya matahari tumbuhan tidak akan mampu melakukan
proses fotosintesis, hal ini disebabkan klorofil yang berada di dalam daun
tidak dapat menggunakan cahaya matahari karena klorofil hanya akan
berfungsi bila ada cahaya matahari (Dwidjoseputro, 2006).
Fotosintesis juga terjadi proses metabolisme lain yang disebut
respirasi. Respirasi merupakan proses katabolisme atau penguraian senyawa
organik menjadi senyawa anorganik. Respirasi sebagai proses oksidasi
bahan organik yang terjadi didalam sel dan berlangsung secara aerobik
maupun anaerobik. Dalam respirasi aerob diperlukan oksigen dan dihasilkan
karbondioksida serta energi. Sedangkan dalam respirasi anaerob dimana
oksigen tidak atau kurang tersedia dan dihasilkan senyawa selain
karbondiokasida, seperti alkohol, asetaldehida atau asam asetat dan sedikit
energi (Lovelles, 2010).
B. Laju Respirasi
Laju respirasi dapat dipengaruhi beberapa faktor antara lain
ketersediaan substrat, ketersediaan oksigen, suhu, tipe dan umur tumbuhan.
Ketersediaan substrat, karbohidrat merupakan substrat respirasi utama yang
terdapat dalam sel tumbuhan tinggi. Tumbuhan dengan kandungan substrat
yang rendah akan melakukan respirasi dengan laju yang rendah pula.
Demikian sebaliknya bila substrat yang tersedia cukup banyak maka laju
respirasi akan meningkat. Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju
respirasi, namun besarnya pengaruh tersebut berbeda bagi masing-masing
spesies dan bahkan antara organ pada tumbuhan yang sama.
Suhu, semakin tinggi suhu, semakin tinggi laju respirasi. Laju reaksi
respirasi akan meningkat untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10oC, namun
hal ini tergantung pada masing-masing spesies. Tipe dan umur tumbuhan,
masing-masing spesies tumbuhan memiliki perbedaan metabolisme, dengan
demikian kebutuhan tumbuhan untuk berespirasi akan berbeda pada masing-
masing spesies. Tumbuhan muda menunjukkan laju respirasi yang lebih
tinggi dibanding tumbuhan yang tua. Demikian pula pada organ tumbuhan
yang sedang dalam masa pertumbuhan (Luqman, 2012).
C. Faktor Respirasi
Ada dua faktor yang mempengaruhi respirasi yang terjadi pada
tumbuhan. Faktor tersebut digolongkan atas faktor dalam dan faktor luar.
Faktor dalam yaitu umur, tipe jaringan atau organ, bentuk pertumbuhan dari
suatu spesies. Umur mempengaruhi laju respirasi, dimana sel atau jaringan
muda lebih cepat dari umur dewasa, sebab aktifitas metabolisme, yang
memerlukan energi dan rangka karbon untuk pertumbuhannya. Faktor luar
diantaranya adalah kosentrasi oksigen, suhu dan cahaya. Oksigen sangat
penting dalam respirasi, karena oksigen adalah penerima electron terakhir
yang menentukan keberhasilan terbentuknya ATP. Suhu sangat
mempengaruhi respirasi karena respirasi adalah reaksi enzim. Pada reaksi
metabolisme berlaku Q10 yaitu bila suhu naik 100oC maka laju reaksi naik
2-3 lipat. Tapi pada organisme baerlaku sampai suhu optimum. Cahaya
secara tidak lansung mempengaruhi respirasi sehubungan ketersediaan
substrat. Jika cahaya cukup maka proses fotosintesis tinggi mengakibatkan
tersedianya sewnyawa karbohidrat sebagai substrat respirasi (Sahputra,
2016).
D. Respirator
Respirometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur laju
respirasi pada organisme atau tumbuhan yang berukuran kecil. Konsep
tentang respirasi tersebut dapat diperoleh melalui praktikum dengan
mengukur kecepatan respirasi makhluk hidup. Biasanya pada praktikum ini
menggunakan respirometer buatan pabrik. Namun bagi sekolah tertentu
yang tidak memiliki peralatan laboratorium yang memadahi, maka kegiatan.
praktikum respirasi ini cenderung diabaikan. Sehingga pemahaman konsep
tentang kecepatan respirasi makhluk hidup tidak utuh. Oleh karena itu,
diperlukan adanya peralatan alternatif yang dapat digunakan siswa untuk
mengukur laju respirasi secara akurat (Nur, 2018).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Tanggal dan Tempat Praktikum


Praktikum ini dilakukan pada hari Kamis, 22 April 2019 di
Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian
STIPER (INSTIPER) Yogyakarta.
B. Alat dan Bahan
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu gelas ukur,
timbangan, pipet tetes, buret, statif, respirator, dan erlenmeyer.
Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu larutan
Ca(OH)2, tauge, indikator pp, HCl, dan KOH.
C. Cara Kerja
1. Teoritis
a. Menyiapka alat dan bahan dalam keadan bersih dan kering.
b. Mengambil dan menimbang bahan nabati sebanyak 100-200 gram.
c. Mengisi tabung penangkap CO2 dengan Ca(OH)2 yang diketahui
volumenya.
d. Mengecek alat apakah udara yang masuk dalam respirator masih
mengandung C, maka tabung penangkap CO2 masih keruh usahakan
udara yang masuk respirator bebas CO2.
e. Memanaskan bahan yang telah ditimbang ke dalam tabung
respirator. Kemudian menghidupkan pompa udara dan mengukur
kekuatan kecepatan respirator selama 5 menit dan 10 menit dengan
cara titrasi larutan Ca(OH)2.
f. Membuat blangko yaitu larutan KOH 0,01 N dengan volume yang
sama dengan respirator tanpa bahan kemudian titrasi HCl 0,02 N.
2. Diagram Alir
Diambil dan ditimbang bahan nabati sebanyak 100-200 gram

Diisi tabung penangkap CO2 dengan Ca(OH)2 yang diketahui


volumenya

Dicek alat apakah udara yang masuk dalam respirator masih


mengandung C, maka tabung penangkap CO2 masih keruh usahakan
udara yang masuk respirator bebas CO2

Dipanaskan bahan yang telah ditimbang ke dalam tabung respirator.


Kemudian menghidupkan pompa udara dan mengukur kekuatan
kecepatan respirator selama 5 menit dan 10 menit dengan cara titrasi
larutan Ca(OH)2

Dibuat blangko yaitu larutan KOH 0,01 N dengan volume yang sama
dengan respirator tanpa bahan kemudian titrasi HCl 0,02 N

Gambar Diagram Alir 1. Respirasi


BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan dari praktikum Respirasi adalah sebagai
berikut:
A. Tabel Kecepatan Respirasi
No Bahan Volume HCl Berat CO2
1 Tauge 15 mL 100 gr
B. Perhitungan Kecepatan Respirasi
1. Berat CO2 yang dihasilkan
= N HCl × V HCl × Mr CO2
= 0,02 N × 15 mL × 44
= 13,2 mg
2. Kecepatan Respirasi
V HCl
= B CO2 ×
0,1
44
= 13,2 ×
0,1

= 5,8 mg/liter/jam
B. Pembahasan
Praktikum ini telah mengamati proses respirasi pada tauge. Alasan
mengapa bahan yang digunakan adalah tauge, karena tumbuhan ini
merupakan suatu organisme yang walaupun ia masih belum berkembang
dengan sempurna tetapi sudah bisa melakukan pernapasan, hal ini terbukti
dari hasil percobaan yang telah diamati dimana tauge sebagai bahan
percobaan mampu melakukan respirasi.
Tauge melakukan pernapasan untuk mendapatkan energi yang
dilakukan dengan melibatkan gas oksigen sebagai bahan yang diserap atau
diperlukan dan menghasilkan gas karbondioksida (CO2), air (H2O) dan
sejumlah energi.
Proses respirasi bertujuan untuk mendapatkan energi yang digunakan
dalam metabolisme dan proses pertumbuhan serta perkembangan untuk
menjadi sebuah tanaman dewasa. Semakin besar suatu tanaman, maka
makin besar pula kebutuhannya akan energi sehingga dalam respirasinya
memerlukan oksigen yang banyak pula.
Pengamatan ini digunakan alat yang disebut respirometer, alat ini
berfungsi untuk mengukur jumlah oksigen yang diperlukan dalam respirasi.
Di dalam tabung respirometer diletakkan kapas yang sudah dibasahi larutan
KOH dan ada juga yang dibasahi dengan aquadest di bawah kecambah
kacang hijau. Kapas yang sudah dibasahi larutan KOH ini akan mengikat
oksigen yang ada di dalam tabung respirometer, sehingga di dalam tabung
respirometer terjadi perebutan oksigen antara larutan KOH dengan tauge.
Tauge tidak bisa mengikat oksigen yang dibebaskan oleh larutan KOH
karena yang diperlukan tauge adalah oksigen bebas, bukan oksigen yang
terikat sehingga lama-kelamaan oksigen yang ada di dalam tabung
respirometer habis dan akhirnya oksigen dari luar akan tertarik masuk ke
dalam tabung respirometer melalui selang karet. Masuknya oksigen dari luar
ini ditandai dengan naiknya larutan eosin yang dimasukkan dalam pipa kaca.
Praktikum kali ini mengamati respirasi yang terjadi pada tauge segar,
yang dilakukan sebanyak dua kali dengan memberi perlakuan yang berbeda.
Pada perlakuan yang pertama, kapas dibasahi dengan larutan KOH.
Sedangkan pada perlakuan kedua, kapas dibasahi dengan akuades. Pada
kapas yang dibasahi dengan akuades, terlihat permukaan air pada alat
respirometer ganong menjadi turun maka nilainya positif karena adanya
O2 yang merupakan penguraian dari H2O selain H2, yang membantu tauge
dalam respirasi. Dan pada perlakuan kedua, permukaan air pada
respirometer ganong menjadi naik berarti nilainya negatif karena terdapat
KOH yang apabila bereaksi dengan CO2 akan menghambat respirasi pada
kecambah. Hal ini dapat terjadi karena KOH lebih bersifat basa jika
dibandingkan dengan aquades.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses respirasi suatu organisme
antara lain: umur/usia organisme tersebut, bobot dari kegiatan yang
dilakukan, ukuran organisme itu sendiri, keadaan lingkungan sekitar, serta
cahaya juga mempengaruhi rata-rata pernapasan. Untuk mengetahui bahwa
kecambah kacang hijau melakukan respirasi atau tidak, maka kita dapat
mengamati tabung respirometer. Jika kecambah kacang hijau dalam tabung
berespirasi maka kita akan menemukan uap air yang menempel dalam
tabung respirometer, tetapi jika tidak ada uap air itu artinya kecambah
kacang hijau tidak berespirasi. Adanya uap air dijadikan indikator respirasi
karena dalam proses respirasi akan dilepaskan karbon dioksida dan uap air.
Dalam pengamatan ini kita harus teliti dalam mengoleskan vaselin pada
sumbat, jangan sampai ada rongga udara yang masih terbuka karena hal ini
bisa mengganggu pengamatan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil praktikan setelah melakukan
kegiatan praktikum Respirasi antara lain :
1. Pada peristiwa respirasi menghasilkan karbondioksida, air, dan
sejumlah energi.
2. Respirasi bertujuan menghasilkan energi yang dibutuhkan untuk
memperoleh makanan berupa air dan karbondioksida.
3. Botol respirometer tidak boleh dipegan karena akan merubah suhu pada
respirometer tersebut.
4. Fungsi KOH adalah untuk mengikat molekul CO2 pada tabung
respirometer tersebut, agar proses respirasi terbantu olehnya.
5. Faktor – faktor yang mempengaruhi banyak sedikitnya O2 yang dihirup
tumbuhan pada proses respirasi aerob ialah jumlah kecambah, jumlah
substrat yang ada di sekitar lingkungan, suhu,plastisin, dan jumlah air
yang masuk.
B. Saran
Untuk saat praktikum alat-alat dan bahan harus lengkap dan pada saat
praktikum praktikan agar tetap tertib. Pada saat praktikum diharapkan
ruangan tidak gaduh dan bagi praktikan agar bisa tertib mengikuti dan
memperhatikan apa yang diarahkan atau diberitahu oleh co.ass.
Mengembalikan alat-alat yang di pinjam dan diletakan ditempatnya.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2019. Buku Panduan Praktikum Biokimia Institut Pertanian STIPER


Yogyakarta.Yogyakarta: INSTIPER
Lovelles, 2010. Respirasi Tumbuhan. Solo: UNNES.
Luqman, 2012. Laju Respirasi. Medan: Universitas Islam Sumatera Utara.
Nur, Sholikah. 2018. Respirometer Sederhana. Magelang: Universitas Tidar.
Sahputra, 2016. Faktor Yang Mempengaruhi Respirasi. Semarang: UNDIP.

Yogyakarta, 30 April 2019


Mengetahui,
Co. Ass Praktikan

(Romi Siroj) (Anugrah Pratama Putra)

Anda mungkin juga menyukai