Anda di halaman 1dari 14

BENTUK DAN UKURAN

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM


SIFAT FISIK HASIL PERTANIAN

Disusun Oleh :
ANUGRAH PRATAMA PUTRA
18/19998/THP-STPK-B

SARJANA TEKNOLOGI PENGOLAHAN KELAPA SAWIT


DAN TURUNANNYA
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahan-bahan hasil pertanian mempunyai bentuk dan ukuran yang tidak
seragam, maka dari itu diperlukan ilmu untuk mengukur dan menganalisa
bentuk dan ukuran bahan hasil pertanian untuk mengklasifikasinya kedalam
keseragaman bentuk. Dalam dunia industri penanganan hasil pertanian
merupakan salah satu komponen penting dalam proses pasca panen
penanganan ini dapat dilakukan dengan teknik grading atau sortase sehingga
diperlukan pengetahuan tentang karakteristik bahan tersebut, selain itu dalam
penanganan hasil pertanian dibutuhkan juga beberapa alat dan mesin yang bisa
mempermudah proses penanganan. Mesin-mesin yang akan di buat
berdasarkan karakteristik dari bahan itu sendiri khususnya memperhatikan
karakteristik hasil pertanian dari sisi bentuk.
Konsumen tertentu memiliki penerimaan tertentu mempertimbangkan
karakteristik fisik. Bentuk dan ukuran berat dan warna yang seragam menjadi
pilihan konsumen. Untuk mencegah kerusakan seminimal mungkin,
diperlukan pengetahuan tentang karakteristik watak sifat teknik bahan hasil
pertanian yang berkaitan dengan karakteristik fisik, mekanik dan termis. Oleh
sebab itulah kami melakukan praktikum mengenai karakteristik fisik bahan
hasil pertanian untuk klasifikasi standar bentuk dan ukuran produk hasil
pertanian.
Dalam proses pengolahan suatu bahan hasil pertanian, bentuk dan ukuran
suatu komoditi merupakan parameter yang penting didalam penilaian. Bentuk
dan ukuran merupakan 2 hal yang tidak dapat dipisahkan pada suatu obyek.
Pada umumnya bentuk dan ukuran ini digunakan untuk menggambarkan
obyek secara fisual. Dalam penggolongan tingkat mutu (grading) biasanya
ukuran dan bentuk merupakan faktor mutu yang pertama kali di lihat.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Memahami arti dan bentuk ukuran suatu bahan pangan, maupun non
pangan.
2. Mengerti dan dapat menera ukuran pangan benbentuk padat dalam
berbagai bentuk.
3. Memahami penggunaan bentuk dan ukuran suatu bahan pangan dalam
penanganan dan pengolahannya.
C. Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum ini adalah :
1. Dapat memahami arti dan bentuk ukuran suatu bahan pangan, maupun
non pangan.
2. Dapat mengerti dan dapat menera ukuran pangan benbentuk padat dalam
berbagai bentuk.
3. Dapat memahami penggunaan bentuk dan ukuran suatu bahan pangan
dalam penanganan dan pengolahannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Bentuk dan Ukuran
Bentuk dan ukuran bahan hasil pertanian merupakan dua karakteristik
yang tidak dapat dipisahkan dalam hal objek fisik suatu bahan dan keduanya
diperlukan untuk mendeskripsikan karakteristik fisik suatu bahan secara jelas.
Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk menjelaskan bentuk dan
ukuran bahan hasil pertnian diantaranya bentuk acuan, kebundaran, kebulatan,
dimensi sumbu bahan, serta kemiripan bahan hasil pertanian terhadap benda-
benda geometri tertentu. Bentuk Acuan (charted standard), dalam metode ini,
pemerian bahan dilakukan melalui pengamatan terhadap keadaan permukaan
dari potongan memanjang dan melintangnya atau mengukur parameter-
parameter bahan kemudian membandingkannya dengan bentuk-bentuk yang
sudah ada pada bentuk acuan standard (chart standard). Dalam bentuk acuan
dikenal beberapa istilah yang dapat digunakan untuk memeriksa suatu objek
(Zikri, 2016).
Dalam proses pengolahan suatu bahan hasil pertanian, bentuk dan
ukuran suatu komoditi merupakan parameter yang penting didalam
penilaian. Bentuk dan ukuran merupakan 2 hal yang tidak dapat dipisahkan
pada suatu obyek. Pada umumnya bentuk dan ukuran ini digunakan untuk
menggambarkan obyek secara fisual. Dalam penggolongan tingkat mutu
(grading) biasanya ukuran dan bentuk merupakan faktor mutu yang pertama
kali di lihat. Beberapa kriteria yang termasuk ukuran adalah bobot,volume,
panjang, lebar, diameter, kerapatan, dan luas bidang (Moehsin. 1980).

B. Kriteria Bentuk dan Ukuran


Pada umumnya bentuk dan ukuran ini digunakan untuk menggambarkan
obyek secara fisual. Dalam penggolongan tingkat mutu (grading) biasanya
ukuran dan bentuk merupakan faktor mutu yang pertama kali di lihat.
Beberapa kriteria yang termasuk ukuran adalah bobot, volume, panjang, lebar,
diameter, kerapatan, dan luas bidang (Dadan, 2013).
Pada pemasakan buah, kandungan zat-zat terlarut dan oleh karena itu berat
jenis bertambah. Itulah sebabnya mengapa telah diusulkan kemungkinan
menggunakan berat jenis sebagai metode pengujian kemasakan secara cepat.
Buah-buah yang mengapung di atas air mempunyai berat jenis lebih kecil, jadi
masih belum masak. Buah-buah yang tenggelam mempunyai berat jenis lebih besar
dari 1, total zat terlarut lebih banyak dan oleh karena itu berarti sudah matang
(Pantastico, 1989).
C. Fungsi Bentuk dan Ukuran
Mempelajari bentuk dan ukuran bahan pangan sangat dipelajari untuk
mensortasi buah dan sayur. Aplikasi tentang bentuk dan ukuran suatu bahan
hasil pertanian sangat dibutuhkan didalam proses pengolahan. Semakin kecil
bentuk dan ukuran suatu bahan hasil pertanian maka akan memudahkan dalam
proses penyimpanan dan pengemasan (Liza, 2010).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Tanggal dan Tempat Praktikum
Praktikum dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 30 Agustus 2019 di
Laboratorium Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian STIPER
Yogyakarta.
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum kali inin adalah jangka sorong,
penggaris, gelas beker, dan kotak kertas. Bahan yang digunakan pada
praktikum kali ini adalah air, biji kakao, kacang tanah, dan kacang kedelai.
C. Cara Kerja
1. Teoritis
a. Menentukan panjang, ukuran dan isi bahan pangan atau wadahnya
1) Diukur panjang, lebar, tinggi, atau garis tengah bahan yang
bentuknya teratur.
Kubus kotak : Isi = Panjang x Lebar x Tinggi
Lebar =
Silindris : Isi = π r2 + 2. π.r.t
2) Diukur bahan yang tidak teratur menggunakan jangka sorong,
isi gelas ukur dengan air 20 mL, kemudian masukkan bahan
kedalam gelas ukur. Catat besar kenaikan cairan.
3) Dimasukkan hasil yang rendah yang diperoleh pada tabel yang
disediakan.
b. Menentukan isi relatif bahan pangan
1) Ditentukan isi wadah dengan tepat.
2) Dimasukkan bahan sampai penuh
3) Ditentukan isi relatif bentuk 1 kg bahan.
4) Ditentukan pula isi relative butir bahan.
5) Dimasukkan data yang diperoleh pada tabel yang disediakan.
2. Skematis
a. Menentukan panjang, ukuran dan isi bahan pangan atau wadahnya

Pengukuran panjang, lebar, tinggi, atau garis tengah bahan


yang bentuknya teratur.
V
Pengukuran bahan yang tidak teratur menggunakan jangka
sorong, isi gelas ukur dengan air 20 mL, kemudian masukkan
bahan kedalam gelas ukur. Catat besar kenaikan cairan.

Pemasukan hasil yang rendah yang diperoleh pada tabel yang


disediakan.

Gambar 1. Diagram alir judul perlakuan 1


b. Menentukan isi relatif bahan pangan

Penentuan isi wadah dengan tepat.

V
Pemasukan bahan sampai penuh.

V
Penentuan isi relatif bentuk 1 kg bahan.

V
Penentuan isi relatif butir bahan.

V
Pemasukan data yang diperoleh pada tabel yang disediakan

Gambar 2. Diagram alir perlakuan 2


BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan praktikum bentuk dan ukuran dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :
Tabel 1. Judul perlakuan 1
No Nama Bahan Spesifikasi Ukuran Gambar
1. Kakao Isi =3
Panjang = 2,76
Lebar =1,44

2. Kotak Kertas Isi = 416,5


Luas = 406

3. Gelas beker Isi = 254,34


Luas =226,16

Perhitungan perlakuan 1

1. Kakao
- Isi = V. Akhir – V. Awal
= 23 - 20
=3
- Panjang = Skala Utama = 2,7
0,06
Skala Nonius = +
2,76

- Lebar = Skala Utama = 1,4


0,04
Skala Nonius = +
1,44

2. Kotak Kertas
- Isi =pxlxt
= 17 x 7 x 3,5
= 416,5

- Luas = (2.p.l) + (2.p.t) + (2.l.t)


= (2.17.7) + (2.17.3,5) + (2.7.3,5)
= 238 + 69 + 49
= 406
3. Gelas beker
- Isi = π . r2 . t
= 3,14 x 9 x 9
= 254,34
- Luas = (2.π.r2) + (2.π.r.t)
= (2.3,14.9) + (2.3,14.3.9)
= 55,69 + 169,56
= 226,16

Tabel 2. Judul perlakuan 2


Wadah Bahan Isi Relatif
V Jenis Berat Per Per
Bentuk (cm³) (nama) (gram) Jumlah Gram Butir
Kubus 416,5 Kacang 166,93 500 249 0,03
tanah
Silindris 254,34 Kacang 182,35 500 2,87 0,04
tanah
Perhitungan perlakuan 2
1.Isi Relatif Silindris
𝐼𝑠𝑖 𝑤𝑎𝑑𝑎ℎ 254,34
- Per kg = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 = = 2,87
182,55
𝐼𝑠𝑖 𝑤𝑎𝑑𝑎ℎ 254,34
- Per butir = = = 0,509
𝑃𝑒𝑟 𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟 500
2. Isi Relatif Kotak
𝐼𝑠𝑖 𝑤𝑎𝑑𝑎ℎ 416,5
- Per kg = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 = = 2,49
166,43
𝐼𝑠𝑖 𝑤𝑎𝑑𝑎ℎ 416,5
- Per butir = = = 0,83
𝑃𝑒𝑟 𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟 500

B. Pembahasan
Pada praktikum bentuk dan ukuran, praktikan diharapkan dapat
memahami arti dan bentuk ukuran suatu bahan pangan maupun non pangan,
mengerti dan dapat menera ukuran bahan pangan berbentuk padat dalam
berbagai produk, serta memahami penggunaan bentuk dan ukuran bahan
pangan dalam penanganan dan pengolahannya.
Bentuk dan ukuran merupakan hal yang sangat krusial untuk diketahui
dalam segala bidang kehidupan yaitu untuk menggambarkan obyek secara
fisual. Bahan hasil pertanian mempunyai bentuk dan ukuran yang tidak
seragam, maka dari itu diperlukan ilmu untuk mengukur dan menganalisa
bentuk dan ukuran bahan hasil pertanian untuk mengklasifikasinya dalam
keseragaman bentuk.
Pada kegiatan mengenal bentuk, ukuran, dan isi bahan, sampel bahan
pertanian yang praktikan gunakan adalah biji kakao dan kacang merah. Biji
kakao serta kacang merah antara satu dengan yang lainnya pasti memiliki
ukuran yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena komoditas pertanian
merupakan komoditas hidup (makhluk hidup) yang memiliki sistem
metebolisme dan pemecahan sel yang berbeda-beda di setiap bijinya.
Dengan adanya penanganan bentuk dan ukuran, seseorang dapat melakukan
sistem sortasi sehingga mulai dari dini dapat dibedakan manakah varietas
unggul dan biasa serta seseorang dapat merancang secara tepat kebutuhan-
kebutuhan yang akan diperlukan dalam produksinya nanti.
Pengukuran dilakukan pada masing-masing bahan dan wadah. Pada biji
kakao dan kacang merah panjang dan lebar dapat diketahui dengan diukur
menggunakan jangka sorong. Untuk mengetahui volumenya masing-masing
bahan dimasukkan dalam gelas ukur yang telah berisi air sebanyak 20 mL.
Selisih antara volume awal (sebelum dimasukkan bahan) dengn volume
akhir (sesudah dimasukkan bahan) merupakan volume dari bahan tersebut.
Adapun hasil dari pengukuran untuk biji kakao yaitu panjang 2,76 cm, lebar
1,44 cm, dan volume 3 mL.
Pengukuran untuk masing-masing wadah juga dilakukan dengan jangka sorong.
Adapun hasil pengukuran untuk kubus yaitu panjang 17 cm, lebar 7 cm, dan
tinggi 3,5 cm. Perhitungan volume kubus menggunakan rumus p×ℓ×t didapatkan
hasil 416,5 cm³. Hasil pengukuran bisa jadi berubah lebih panjang untuk
beberapa waktu setelah pengukuran, karena wadah kubus yang digunakan
terbuat dari kertas sehingga bisa melebar melebihi dari pengukuran awal.
Penggunaan wadah kertas ini rentan basah dan sobek sehingga menjadikan hasil
praktikum ini tidak kuantitatif. Penggunaan wadah kertas ini terpaksa dilakukan
karena adanya keterbatasan alat di dalam laboratorium. Sedangkan hasil
pengukuran untuk silindris yaitu diameter 9 cm dan tinggi 9 cm. Perhitungan
volume silindris menggunakan rumus π×r²×t didapatkan hasil 254,34 cm³.Wadah
silindris yang praktikan gunakan adalah gelas beker. Wadah ini sudah tepat hanya
saja gelas beker yang tersedia dalam keadaan kotor dan ada tempelan label
sehingga pengukuran berat beker nantinya dapat bertambah.
Pada kegiatan menentukan isi relatif, terlebih dahulu praktikan harus
mengetahui berat kacang merah yang ditimbang dengan neraca analitik beserta
jumlah butir kacang merah yang ada pada setiap wadah. Hasil praktikum
menunjukkan bahwa wadah kubus mempunyai berat kacang tanah sebesar
166,93 gram dengan jumlah 500 butir dan untuk wadah silindris mempunyai berat
kacang tanah sebesar 182,35 gram dengan jumlah 500 butir.
Penentuan isi relatif per gram dilakukan dengan cara membagi volume wadah
dengan berat kacang tanah, untuk wadah kubus didapatkan hasil 2,49 cm³/gram
dan untuk wadah silindris didapatkan hasil 2,87 cm³/gram. Sedangkan untuk
penentuan isi relatif per butir dilakukan dengan cara membagi volume wadah
dengan jumlah butir kacang tanah, untuk wadah kubus didapatkan hasil 0,83
cm³/butir dan untuk wadah silindris didapatkan hasil 0,509 cm³/gram.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada praktikum bentuk dan ukuran ini adalah sebagai
berikut:
1. Bentuk dan ukuran bahan hasil pertanian merupakan dua karakteristik
yang tidak dapat dipisahkan dalam hal objek fisik suatu bahan dan
keduanya diperlukan untuk mendeskripsikan karakteristik fisik suatu
bahan secara jelas.
2. Dalam penggolongan tingkat mutu (grading) biasanya ukuran dan
bentuk merupakan faktor mutu yang pertama kali di lihat. Beberapa
kriteria yang termasuk ukuran adalah bobot, volume, panjang, lebar,
diameter, kerapatan, dan luas bidang.
3. Mempelajari bentuk dan ukuran bahan pangan sangat dipelajari untuk
mensortasi buah dan sayur. Aplikasi tentang bentuk dan ukuran suatu
bahan hasil pertanian sangat dibutuhkan didalam proses pengolahan.
4. Penentuan isi relatif per gram dilakukan dengan cara membagi volume
wadah dengan berat kacang tanah, untuk wadah kubus didapatkan hasil
2,49 cm³/gram dan untuk wadah silindris didapatkan hasil 2,87
cm³/gram.
5. Pada kegiatan menentukan isi relatif, terlebih dahulu praktikan harus
mengetahui berat kacang merah yang ditimbang dengan neraca analitik
beserta jumlah butir kacang merah yang ada pada setiap wadah.
B. Saran
Saran saya pada praktikum kali ini dan kedepannya adalah ketika
menjelaskan materi mohon diperjelas kembali.
DAFTAR PUSTAKA

Dadan. 2013. Ilmu Pengetahuan Karakteristik Fisik Hasil Pertanian. http:// dadan
hamdanimuslih .blogspot. com/2013/11/ilmu-pengetahuan-karakteristik-
fisik-hasil-pertanian. html. Diakses pada Jum’at, 30 Agustus 2019, pukul
23.45 WIB.
Liza. 2010. Kebundaran Buah. www. wikipedia. com. Diakses pada jum’at, 30
Agustus 2019, pukul 00.00 WIB.
Mohsein. 1980. Physical Properties of Plant and Animal Materials. New York:
Gordon and Breach
Pantastico. 1989. Fisiologi Pasca Panen dan Pemanfaatan Buah-buahan dan
Sayuran-Sayuran Tropika dan Subtropika. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press
Zikri, Ihsanul. 2016. Laporan Praktikum Sifat Fisik Produk Pertanian.
http://zikrisixx. blogspot. com/2016/05/laporan-praktikum-sifat-fisik-
produk. Html. Bengkulu: Universitas Bengkulu

Yogyakarta, 4 September 2019


Mengetahui,
Co.ass Praktikan

(Heru Suprianto) (Anugrah Pratama Putra)


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai