BAHAN AJAR
FISIKA SMA
KELAS
X
NURUL JAMALIAH, S. Pd
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan Rahmat dan
Ridho- Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas materi ajar fisika kelas X dengan baik dan
dapat digunakan oleh Guru Pendidikan Fisika.
Bahan Ajar ini diperuntukkan bagi para Guru yang mengajar bidang fisika untuk
mendapatkan kemudahan dalam mengajar. Harapan kami bahwa para guru dapat sungguh
menguasai materi ajar ini sehingga nantinya dapat membantu siswa-siswi SMA/SMK
menguasai bahan fisika yang dipelajari dengan benar. Dengan bantuan yang tepat itu
diharapkan nantinya akan banyak siswa yang tertarik dan senang untuk menekuni bidang
fisika lebih lanjut. Semoga materi ajar ini dapat membantu kemajuan guru fisika di
Indonesia dan akhirnya juga ikut membantu perkembangan pendidikan di Indonesia
terutama dalam bidang fisika.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari materi Besaran Fisika Dan
Pengukurannya ini. Untuk itu kritik dan saran yang konstruktif sangat penulis harapkan.
Semoga materi ajar ini bermanfaat bagi para pihak terkait.
Nurul Jamaliah,S. Pd
A. PETUNJUK BELAJAR
BESARAN DAN
BESARAN PENGUKURAN
Terdiri dari
Notasi ilmiah
Pokok Turunan
Ditulis dengan
Menggunakan
Alat ukur
Memiliki
Kesalahan
Menghasilkan
Ketidakpastian
Tediri dari
Mutlak Relatif
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Kompetensi Dasar
Indikator
3.2.1 Mengamati pembuatan daftar (tabel) nama besaran, alat ukur, cara mengukur
3.2.2 Membuat daftar (tabel) nama besaran, nama alat ukur, dan cara mengukur, dan satuan
yang digunakan secara individu, termasuk yang berlaku di daerah setempat
3.2.3 Menyebutkan beberapa alat ukur panjang, alat ukur massa dan alat ukur waktu
3.2.4 Menggunakan alat ukur panajang, alat ukur massa, dan alat ukur waktu
3.2.5 Menemukan cara membaca skala, dan menuliskan hasil pengukuran
3.2.6 Mendiskusikan prinsip-prinsip pengukuran (ketepatan, ketelitian, dan angka penting),
cara menggunakan alat ukur, cara membaca skala, cara menuliskan hasil pengukuran
3.2.7 Menyimpulkan aspek ketelitian, menerapkan aspek ketepatan, dan melaksanakan aspek
keselamatan kerja, serta memaksimalkan aspek alat yang digunakan dalam mengukur
Fisika merupakan cabang sains yang mempelajari materi dan energi. Gejala alam seperti gerak,
fluida, kalor, gelombang, bunyi, cahaya, listrik dan magnet dikaji dalam fisika. Mempelajari alam
diawali dengan mengamati alam. Pengamatan yang dimaksud dalam fisika adalah pengamatan yang
menghasilkan data kuantitatif (berupa angka-angka). Data kuantitatif diperoleh dari pengukuran.
BESARAN
➢ Sesuatu yang dapat di ukur dan dapat dinyatakan dengan angka-angka. Ex : Panjang,
massa dan waktu
SATUAN
➢ Segala sesuatu yang menunjukkan banyaknya hasil pengukuran yang diperoleh. Ex :
meter, sekon dan kilometer
a. BESARAN POKOK
➢ Besaran – besaran yang telah di tetapkan terlebih dahulu
b. BESARAN TURUNAN
➢ Besaran turunan adalah besaran yang satuan dan dimensinya diturunkan dari
satuan dan dimensi besaran pokok. Dimensi besaran turunan menyatakan
bagaimana besaran turunan itu diturunkan atau disusun dari besaran pokok.
Contoh :
𝑙𝑢𝑎𝑠 = 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 × 𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟
=𝑚 ×𝑚
= 𝑚2
= 𝐿2
Diturunkan dari 1 besaran pokok
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 =
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
𝑘𝑔
= 𝑚3
= 𝑘𝑔 𝑚−3
= 𝑀𝐿−3
Diturunkan dari 2 besaran pokok
𝑝𝑒𝑟𝑝𝑖𝑛𝑑𝑎ℎ𝑎𝑛
𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 =
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
𝑚
= 𝑠
= 𝑚𝑠 −1
= 𝐿𝑇 −1
Diturunkkan dari 2 besaran pokok
2. PENGUKURAN
1. Alat Ukur Panjang
a. Mistar / Rule
Keterangan :
1. Rahang luar, digunakan untuk mengukur bagian luar benda.
2. Rahang dalam, digunakan untuk mengukur bagian dalam benda.
3. Pemeriksa kedalaman, digunakan untuk mengukur kedalaman
lubang.
4. Skala utama (centimeter)
5. Skala utama (inci)
6. Skala nonius (centimeter)
7. Skala nonius (inci)
8. Alat penahan, digunakan untuk menahan pergeseran.
Jawabanya :
𝑥 = 𝑠𝑢 + (𝑠𝑛 × 0,01𝑐𝑚)
𝑥 = 0,3 + (2 × 0,01𝑐𝑚)
𝑥 = 0,3 + 0,02 𝑐𝑚)
𝑥 = 0,32 𝑐𝑚)
c. Mikrometer Sekrup
Keterangan :
1. Rangka (bingkai)
2. Poros tetap (landasan)
3. Poros gerak
4. Cincin pengunci
5. Roda penghenti (ratchet stop)
6. Skala nonius
7. Skala utama
Cara membaca Mikrometer Sekrup :
1. Lihat angka pada skala utama
2. Lihat angka pada skala nonius yang garis skalanya sejajar dengan
skala utama
3. Hitung Panjang benda dengan menggunakan rumus :
𝑥 = 𝑠𝑢 + (𝑠𝑛 × 0,01𝑚𝑚)
Contoh :
Berapakah nilai dari pengukuran mikrometer dibawah?
Jawabannya :
𝑥 = 𝑠𝑢 + (𝑠𝑛 × 0,01𝑚𝑚)
𝑥 = 1 + (47 × 0,01𝑚𝑚)
𝑥 = 1 + 0,47𝑚𝑚)
𝑥 = 1,47𝑚𝑚)
Panjang Massa
➢ 1 inci = 2,54 kaki ➢ 1 slug = 14,59 kg
-27
➢ 1m = 39,37 inci = 3,281 kaki ➢ 1 amu = 1,66 X 10 kg
➢ 1 ton = 1000 kg
➢ 1 yd = 0,9144 m -3
➢ 1g = 10 kg
3
➢ 1 km =0,621 mil = 10 m
➢ 1 mil = 5280 kaki
-10
➢ 1Å = 10 m
-2
➢ 1 cm = 10 m
Waktu
➢ 1 menit = 60 sekon
➢ 1 jam = 3600 sekon
➢ 1 hari = 86 400 sekon
➢ 1 tahun = 3,16 X 107 sekon
Contoh soal :
Kelajuan suara di udara sama dengan 340 m/s. nyatakan dalam satuan
km/jam !
Sehingga:
340 𝑚 1 𝑘𝑚 3600 𝑠
𝑣 = 340 𝑚ൗ𝑠 = ∙ ∙
1 𝑠 1000 𝑚 1 𝑗𝑎𝑚
3600 𝑘𝑚
= 340 ∙ 1000 𝑗𝑎𝑚
= 1224 𝑘𝑚/𝑗𝑎𝑚
4. NOTASI ILMIAH
Notasi Ilmiah
Cara penulisan bilangan secara ilmiah. Dalam notasi ilmiah dirumuskan awalan dan
symbol untuk bilangan 10 berpangkat.
1 100 - -
10 101 Deka da
1. Ketidakpastian Pengukuran
Secara umum faktor munculnya ketidakpastian hasil pengukuran disebabkan karena
adanya kesalahan (error).
Ada 3 kategori kesalahan yaitu
a. Kesalahan Umum Kesalahan-kesalahan umum (gross errors) disebabkan kesalahan
manusia, antara lain kesalahan pembacaan alat ukur, penyetelan yang tidak tepat,
pemakaian instrumen yang tidak sesuai, kesalahan penaksiran dan paralaks
(kesalahan yang timbul apabila pada waktu membaca skala posisi mata pengamat
tidak tegak lurus terhadap skala tersebut).
b. Kesalahan-kesalahan yang tidak disengaja/kesalahan acak (random errors)
Kesalahan acak disebabkan oleh gejala yang tidak dapat secara langsung diketahui
sehingga tidak mungkin dikendalikan secara pasti atau tidak dapat diatasi secara
tuntas, seperti: fluktuasi tegangan listrik, gerak Brown molekul udara, getaran
landasan
c. Kesalahan kesalahan sistematis (systematic errors) Bersumber dari alat ukur yang
digunakan atau kondisi yang menyertai saat pengukuran. Yang termasuk
ketidakpastian sistematik antara lain:
➢ Kesalahan kalibrasi alat Kesalahan yang terjadi karena cara memberi nilai
skala pada saat pembuatan alat tidak tepat, sehingga berakibat setiap kali
alat digunakan suatu kesalahan melekat pada hasil pengukuran.
➢ Kesalahan nol Ketidaktepatan penunjukan alat pada skala nol.
➢ Waktu respon yang tidak tepat Akibat dari waktu pengukuran (pengambilan
data) tidak bersamaan dengan saat munculnya data yang seharusnya diukur.
➢ Kondisi yang tidak sesuai Kondisi alat ukur dipengaruhi oleh kejadian yang
hendak diukur.
➢ Kesalahan pandangan/paralak Kesalahan ini timbul apabila pada waktu
membaca skala, mata pengamat tidak tegak lurus di atas jarum
penunjuk/skala.
Ada dua jenis ketidakpastian dalam pengukuran yaitu:
a. Ketidakpastian mutlak.
b. Ketidakpastian relatif.
Sumber : https://repositori.kemdikbud.go.id/21883/1/X_Fisika_KD-3.2_Final.pdf
C. RANGKUMAN
1. Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan memiliki nilai.
2. Dalam satuan sistem Internaional (SI) ada tujuh besaran pokok yaitu panjang (m), massa
(Kg), waktu (s), kuat arus (A), suhu (K), jumlah zat (mol) dan intensitas cahaya (Cd).
Besaran yang diturunkan dari besaran pokok disebut besaran turunan, contohnya luas (m2),
kecepatan (ms-1), percepatan (ms-2), gaya (N) dan usaha (J) dan lain-lain.
3. Satuan internasional dapat diubah-ubah dari satuan satu ke satuan yang lain, hal ini
dikenal dengan istilah Konversi Satuan.
4. Dimensi sutu besaran merupakan pengungkapan besaran dengan besaran pokok. Dimensi
besaran-besaran pokok dinyatakan dengan symbol huruf sebagai berikut: Panjang [L],
massa [M], waktu [T], suhu [q], kuat arus [I], intensitas cahaya [J], dan jumlah zat [N]. 5.
Mengukur adalah membandingkan suatu besaran dengan besaran sejenis yang dijadikan
acuan.
5. Ada 3 alat ukur panjang yaitu mistar yang memiliki nst 1 mm, jangka sorong yang
memiliki nst 0,1 mm, 0,02 mm, dan 0,05 mm, dan mikrometer skrup yang memiliki nst
0,01 mm 7. Angka penting adalah angka yang diperoleh dari hasil mengukur.
6. Setiap pengukuran selalu diikuti dengan ketidakpastian adapun faktor penyebab
munculnya ketidakpastian hasil pengukuran adalah kesalahan umum (faktor manusia),
kesalahan acak (faktor lingkungan), dan kesalahan sistematik (faktor alat ukur).