Anda di halaman 1dari 15

BESARAN FISIKA DAN PENGUKURANNYA

BAHAN AJAR

FISIKA SMA
KELAS

X
NURUL JAMALIAH, S. Pd
KATA
PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan Rahmat dan
Ridho- Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas materi ajar fisika kelas X dengan baik dan
dapat digunakan oleh Guru Pendidikan Fisika.
Bahan Ajar ini diperuntukkan bagi para Guru yang mengajar bidang fisika untuk
mendapatkan kemudahan dalam mengajar. Harapan kami bahwa para guru dapat sungguh
menguasai materi ajar ini sehingga nantinya dapat membantu siswa-siswi SMA/SMK
menguasai bahan fisika yang dipelajari dengan benar. Dengan bantuan yang tepat itu
diharapkan nantinya akan banyak siswa yang tertarik dan senang untuk menekuni bidang
fisika lebih lanjut. Semoga materi ajar ini dapat membantu kemajuan guru fisika di
Indonesia dan akhirnya juga ikut membantu perkembangan pendidikan di Indonesia
terutama dalam bidang fisika.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari materi Besaran Fisika Dan
Pengukurannya ini. Untuk itu kritik dan saran yang konstruktif sangat penulis harapkan.
Semoga materi ajar ini bermanfaat bagi para pihak terkait.

Aceh, Januari 2021


Penulis,

Nurul Jamaliah,S. Pd
A. PETUNJUK BELAJAR

1. Membaca uraian materi dengan seksama dan memahaminya.


2. Mengerjakan Lembar Kerja Peserta Didik.
3. Mengerjakan soal latihan untuk mengukur pemahaman.
4. Mencocokkan hasil pengerjaan soal latihan dan bila masih ada hal yang salah
dan belum dipahamimaka perlu membaca ulang uraian materi agar semakin
paham.
5. Membaca referensi lain yang disarankan.
Selamat belajar peserta didik, semoga capaian pembelajaran dan sub capaian
pembelajaran dapat terpenuhi setelah menyelesaikan pembelajaran dalam materi ajar ini.
PETA KONSEP

BESARAN DAN
BESARAN PENGUKURAN

Terdiri dari

Notasi ilmiah
Pokok Turunan

Ditulis dengan

PENGUKURAN konversi satuan

Menggunakan

Alat ukur

Memiliki

Kesalahan

Menghasilkan

Ketidakpastian

Tediri dari

Mutlak Relatif
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN

Kompetensi Dasar

3.2 Menerapkan prinsip-prinsip pengukuran besaran fisis, ketepatan, ketelitian, dan


angka penting, serta notasi ilmiah

4.2 Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis berikut ketelitiannya dengan


menggunakan peralatan dan teknik yang tepat serta mengikuti kaidah angka
penting untuk suatu penyelidikan ilmiah

Indikator

3.2.1 Mengamati pembuatan daftar (tabel) nama besaran, alat ukur, cara mengukur
3.2.2 Membuat daftar (tabel) nama besaran, nama alat ukur, dan cara mengukur, dan satuan
yang digunakan secara individu, termasuk yang berlaku di daerah setempat
3.2.3 Menyebutkan beberapa alat ukur panjang, alat ukur massa dan alat ukur waktu
3.2.4 Menggunakan alat ukur panajang, alat ukur massa, dan alat ukur waktu
3.2.5 Menemukan cara membaca skala, dan menuliskan hasil pengukuran
3.2.6 Mendiskusikan prinsip-prinsip pengukuran (ketepatan, ketelitian, dan angka penting),
cara menggunakan alat ukur, cara membaca skala, cara menuliskan hasil pengukuran
3.2.7 Menyimpulkan aspek ketelitian, menerapkan aspek ketepatan, dan melaksanakan aspek
keselamatan kerja, serta memaksimalkan aspek alat yang digunakan dalam mengukur

4.2.1. Mengolah data hasil pengukuran berulang


4.2.2. Mengolah data hasil pengukuran dalam bentuk penyajian data, membuat grafik,
menginterpretasi data dan grafik, dan menentukan ketelitian pengukuran, serta
menyimpulkan hasil interpretasi data
4.2.3. Menyajikan hasil pengolahan data dalam bentuk grafik hasil pengukuran,
4.2.4. Menginterpretasi data dan grafik, dan menghitung kesalahan,
4.2.5. Menyimpulkan hasil interpretasi data dalam laporan tertulis hasil kerja
4.2.6. Membuat laporan tertulis dan mempresentasikan hasil pengukuran
C. TUJUAN

Setelah kegiatan pembelajaran ini diharapkan kalian mampu:


1. memahami berbagai jenis besaran fisika, dimensi, awalan satuan;
2. menggunakan analisis dimensi untuk menguji kebenaran rumus dan menentukan
rumus;
3. mengkonversi satuan dan menulis angka dengan notasi ilmiah;
4. menjelaskan cara menentukan nst alat ukur;
5. melakukan pengukuran panjang dengan jangka sorong dan mikrometer;
6. menerapkan aturan perhitungan angka penting.

D. POKOK – POKOK MATERI

1. Besaran dan Pengukuran


2. Ketidakpastian Pengukuran
E. URAIAN MATERI : BESARAN FISIKA DAN PENGUKURANNYA

A. BESARAN DAN PENGUKURAN

Fisika merupakan cabang sains yang mempelajari materi dan energi. Gejala alam seperti gerak,
fluida, kalor, gelombang, bunyi, cahaya, listrik dan magnet dikaji dalam fisika. Mempelajari alam
diawali dengan mengamati alam. Pengamatan yang dimaksud dalam fisika adalah pengamatan yang
menghasilkan data kuantitatif (berupa angka-angka). Data kuantitatif diperoleh dari pengukuran.

1. BESARAN DAN SATUAN

BESARAN
➢ Sesuatu yang dapat di ukur dan dapat dinyatakan dengan angka-angka. Ex : Panjang,
massa dan waktu
SATUAN
➢ Segala sesuatu yang menunjukkan banyaknya hasil pengukuran yang diperoleh. Ex :
meter, sekon dan kilometer

a. BESARAN POKOK
➢ Besaran – besaran yang telah di tetapkan terlebih dahulu

Tabel besaran – besaran pokok

b. BESARAN TURUNAN
➢ Besaran turunan adalah besaran yang satuan dan dimensinya diturunkan dari
satuan dan dimensi besaran pokok. Dimensi besaran turunan menyatakan
bagaimana besaran turunan itu diturunkan atau disusun dari besaran pokok.
Contoh :
𝑙𝑢𝑎𝑠 = 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 × 𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟
=𝑚 ×𝑚
= 𝑚2
= 𝐿2
Diturunkan dari 1 besaran pokok
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 =
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
𝑘𝑔
= 𝑚3

= 𝑘𝑔 𝑚−3
= 𝑀𝐿−3
Diturunkan dari 2 besaran pokok

𝑝𝑒𝑟𝑝𝑖𝑛𝑑𝑎ℎ𝑎𝑛
𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 =
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
𝑚
= 𝑠

= 𝑚𝑠 −1
= 𝐿𝑇 −1
Diturunkkan dari 2 besaran pokok

➢ Kegunaan dimensi di antaranya adalah sebagai berikut.


1. Untuk mengetahui apakah sebuah rumus benar atau salah.
2. Untuk menurunkan persamaan atau rumus.

2. PENGUKURAN
1. Alat Ukur Panjang
a. Mistar / Rule

Cara membaca skala penggaris:


1. Langkap pertama yaitu menempatkan skala nol pada penggaris yang
sejajar dengan salah satu ujung benda yang akan diukur.
2. Setelah itu perhatikan ujung benda lainnya dan kemudian bacalah skala
pada mistar penggaris tersebut yang memang sejajar dengan ujung
benda.
3. Untuk bisa membaca hasilnya dengan benar, Anda harus melihat
bagian tegak lurus dengan tanda garis skalanya. Pastikan untuk lebih
teliti dalam melihat hasilnya agar tidak terjadi kesalahan dalam
pengukuran
b. Jangka Sorong

Keterangan :
1. Rahang luar, digunakan untuk mengukur bagian luar benda.
2. Rahang dalam, digunakan untuk mengukur bagian dalam benda.
3. Pemeriksa kedalaman, digunakan untuk mengukur kedalaman
lubang.
4. Skala utama (centimeter)
5. Skala utama (inci)
6. Skala nonius (centimeter)
7. Skala nonius (inci)
8. Alat penahan, digunakan untuk menahan pergeseran.

Cara membaca jangka sorong :


1. Lihat angka pada skala utama yang sudah dilewati oleh angka 0 pada
skala nonius
2. Lihat angka pada skala nonius yang garis skalanya sejajar dengan
skala utama
3. Hitung Panjang benda dengan menggunakan rumus :
𝑥 = 𝑠𝑢 + (𝑠𝑛 × 0,01𝑐𝑚)
Contoh :
Hasil pengukuran dengan jangka sorong di bawah adalah ....

Jawabanya :
𝑥 = 𝑠𝑢 + (𝑠𝑛 × 0,01𝑐𝑚)
𝑥 = 0,3 + (2 × 0,01𝑐𝑚)
𝑥 = 0,3 + 0,02 𝑐𝑚)
𝑥 = 0,32 𝑐𝑚)
c. Mikrometer Sekrup

Keterangan :
1. Rangka (bingkai)
2. Poros tetap (landasan)
3. Poros gerak
4. Cincin pengunci
5. Roda penghenti (ratchet stop)
6. Skala nonius
7. Skala utama
Cara membaca Mikrometer Sekrup :
1. Lihat angka pada skala utama
2. Lihat angka pada skala nonius yang garis skalanya sejajar dengan
skala utama
3. Hitung Panjang benda dengan menggunakan rumus :
𝑥 = 𝑠𝑢 + (𝑠𝑛 × 0,01𝑚𝑚)
Contoh :
Berapakah nilai dari pengukuran mikrometer dibawah?

Jawabannya :
𝑥 = 𝑠𝑢 + (𝑠𝑛 × 0,01𝑚𝑚)
𝑥 = 1 + (47 × 0,01𝑚𝑚)
𝑥 = 1 + 0,47𝑚𝑚)
𝑥 = 1,47𝑚𝑚)

2. Alat Ukur Massa


a. Neraca ohaus 3 lengan
Timbangan atau neraca adalah alat yang dipakai dalam melakukan
pengukuran massa suatu benda

3. Alat Ukur Waktu


a. Stopwatch
Stopwatch adalah alat yang digunakan
untuk melakukan pengukuran durasi
waktu yang diperlukan maupun yang
sudah berlalu
3. KONVERSI SATUAN
Sistem satuan yang digunakan dalam fisika adalah sistem MKS atau Sistem Internasional
(SI). Satuan-satuan seperti : inchi, kaki, yard, pound, libus, mil, depa, hasta dan lain-lain
tidak digunakan, walaupun dalam teknik atau kehidupan sehari-hari masih dijumpai.
Berikut ini adalah tabel konversi satuan-satuan bukan SI.

Panjang Massa
➢ 1 inci = 2,54 kaki ➢ 1 slug = 14,59 kg
-27
➢ 1m = 39,37 inci = 3,281 kaki ➢ 1 amu = 1,66 X 10 kg
➢ 1 ton = 1000 kg
➢ 1 yd = 0,9144 m -3
➢ 1g = 10 kg
3
➢ 1 km =0,621 mil = 10 m
➢ 1 mil = 5280 kaki
-10
➢ 1Å = 10 m
-2
➢ 1 cm = 10 m

Waktu
➢ 1 menit = 60 sekon
➢ 1 jam = 3600 sekon
➢ 1 hari = 86 400 sekon
➢ 1 tahun = 3,16 X 107 sekon

Contoh soal :
Kelajuan suara di udara sama dengan 340 m/s. nyatakan dalam satuan
km/jam !

Dik : 1 km = 1000 m 1 km / 1000 m = 1

1 jam = 3600 s 3600 s / 1 jam =1

Sehingga:
340 𝑚 1 𝑘𝑚 3600 𝑠
𝑣 = 340 𝑚ൗ𝑠 = ∙ ∙
1 𝑠 1000 𝑚 1 𝑗𝑎𝑚
3600 𝑘𝑚
= 340 ∙ 1000 𝑗𝑎𝑚

= 360 ∙ 3,6 𝑘𝑚/𝑗𝑎𝑚

= 1224 𝑘𝑚/𝑗𝑎𝑚
4. NOTASI ILMIAH
Notasi Ilmiah
Cara penulisan bilangan secara ilmiah. Dalam notasi ilmiah dirumuskan awalan dan
symbol untuk bilangan 10 berpangkat.

Bilangan 10 Berpangkat Awalan Simbol

0,000 000 000 001 10-12 Piko P

0,000 000 001 10-9 Nano n

0,000 001 10-6 Mikro μ

0,001 10-3 Mili m

0,01 10-2 Senti c

0,1 10-1 Desi d

1 100 - -

10 101 Deka da

100 102 Hekto h

1000 103 Kilo K

1000 000 106 Mega M

1000 000 000 109 Giga G

1000 000 000 000 1012 tera T

Sumber : buku fisika untuk SMA/MA kelas X. marthen kanginan


B. KETIDAK PASTIAN PENGUKURAN

Hasil suatu pengukuran harus dilaporkan bersama dengan ketidakpastianya.


Keterbatasan skala alat ukur dan keterbatasan ketrampilan pengamatan serta banyak
sumber kesalahan lain mengakibatkan hasil pengukuran selalu dihinggapi
ketidakpastian. Ada dua jenis ketidakpastian dalam pengukuran

1. Ketidakpastian Pengukuran
Secara umum faktor munculnya ketidakpastian hasil pengukuran disebabkan karena
adanya kesalahan (error).
Ada 3 kategori kesalahan yaitu
a. Kesalahan Umum Kesalahan-kesalahan umum (gross errors) disebabkan kesalahan
manusia, antara lain kesalahan pembacaan alat ukur, penyetelan yang tidak tepat,
pemakaian instrumen yang tidak sesuai, kesalahan penaksiran dan paralaks
(kesalahan yang timbul apabila pada waktu membaca skala posisi mata pengamat
tidak tegak lurus terhadap skala tersebut).
b. Kesalahan-kesalahan yang tidak disengaja/kesalahan acak (random errors)
Kesalahan acak disebabkan oleh gejala yang tidak dapat secara langsung diketahui
sehingga tidak mungkin dikendalikan secara pasti atau tidak dapat diatasi secara
tuntas, seperti: fluktuasi tegangan listrik, gerak Brown molekul udara, getaran
landasan
c. Kesalahan kesalahan sistematis (systematic errors) Bersumber dari alat ukur yang
digunakan atau kondisi yang menyertai saat pengukuran. Yang termasuk
ketidakpastian sistematik antara lain:
➢ Kesalahan kalibrasi alat Kesalahan yang terjadi karena cara memberi nilai
skala pada saat pembuatan alat tidak tepat, sehingga berakibat setiap kali
alat digunakan suatu kesalahan melekat pada hasil pengukuran.
➢ Kesalahan nol Ketidaktepatan penunjukan alat pada skala nol.
➢ Waktu respon yang tidak tepat Akibat dari waktu pengukuran (pengambilan
data) tidak bersamaan dengan saat munculnya data yang seharusnya diukur.
➢ Kondisi yang tidak sesuai Kondisi alat ukur dipengaruhi oleh kejadian yang
hendak diukur.
➢ Kesalahan pandangan/paralak Kesalahan ini timbul apabila pada waktu
membaca skala, mata pengamat tidak tegak lurus di atas jarum
penunjuk/skala.
Ada dua jenis ketidakpastian dalam pengukuran yaitu:
a. Ketidakpastian mutlak.
b. Ketidakpastian relatif.
Sumber : https://repositori.kemdikbud.go.id/21883/1/X_Fisika_KD-3.2_Final.pdf
C. RANGKUMAN
1. Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan memiliki nilai.
2. Dalam satuan sistem Internaional (SI) ada tujuh besaran pokok yaitu panjang (m), massa
(Kg), waktu (s), kuat arus (A), suhu (K), jumlah zat (mol) dan intensitas cahaya (Cd).
Besaran yang diturunkan dari besaran pokok disebut besaran turunan, contohnya luas (m2),
kecepatan (ms-1), percepatan (ms-2), gaya (N) dan usaha (J) dan lain-lain.
3. Satuan internasional dapat diubah-ubah dari satuan satu ke satuan yang lain, hal ini
dikenal dengan istilah Konversi Satuan.
4. Dimensi sutu besaran merupakan pengungkapan besaran dengan besaran pokok. Dimensi
besaran-besaran pokok dinyatakan dengan symbol huruf sebagai berikut: Panjang [L],
massa [M], waktu [T], suhu [q], kuat arus [I], intensitas cahaya [J], dan jumlah zat [N]. 5.
Mengukur adalah membandingkan suatu besaran dengan besaran sejenis yang dijadikan
acuan.
5. Ada 3 alat ukur panjang yaitu mistar yang memiliki nst 1 mm, jangka sorong yang
memiliki nst 0,1 mm, 0,02 mm, dan 0,05 mm, dan mikrometer skrup yang memiliki nst
0,01 mm 7. Angka penting adalah angka yang diperoleh dari hasil mengukur.
6. Setiap pengukuran selalu diikuti dengan ketidakpastian adapun faktor penyebab
munculnya ketidakpastian hasil pengukuran adalah kesalahan umum (faktor manusia),
kesalahan acak (faktor lingkungan), dan kesalahan sistematik (faktor alat ukur).

Anda mungkin juga menyukai