DISUSUN OLEH:
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………….ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………iii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………………iv
A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi singkat………………………………………………………………1
2. Kompetensi inti………………………………………………………………..3
3. Kompetensi dasar dan Indikator………………………………………………3
4. Tujuan pembelajaran……………………………………………………….....4
5. Petunjuk Belajar……………………………………………………………….4
B. MATERI
1. Besaran, Satuan dan dimensi…………………………………………….……5
2. Notasi ilmiah…………………………………...………………………….….7
3. Pengukuran………………………………………………………….………..8
4. Angka Penting………………………..………………………………...…….15
5. Kesalahan dan Ketidakpastian………………………………………………..19
C. PENUTUP
1. Rangkuman…………………………………………………………………24
2. Evaluasi……………………………………………………………………..26
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….32
GLOSARIUM………………………………………………………………………...
ii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Menimbang massa badan,mengukur suhu dan mengukur panjang kayu…1
Gambar 2. Pantai Carocok……………………………………………………………..5
Gambar 3. Speedometer………..……………………………………………………..6
Gambar 4. Penjahit mengukur tubuh…………………………………………………8
Gambar 5. Mengukur dengan mistar………………………………………………….9
Gambar 6. Mistar dan Pensil…………………………………………………………10
Gambar 7. Mengukur bliok Silinder dengan jangka sorong…………………………10
Gambar 8. Jangka sorong dan bagian-bagiannya…………………………………... 11
Gambar 9. Jangka sorong dengan hasil pengukuranya…………………………….. 11
Gambar 10. Mengukur menggunakan Mikrometer Skrup…………………………...12
Gambar 11. Mikrometer Skrup dan bagian-bagiannya………………………………12
Gambar 12. Skala pada micrometer Skrup…………………………………………..12
Gambar 13. Micrometer skrup dengan hasil pengukuran……………………………13
Gambar 14. Siswa menimbang beban dengan neraca……………………………..…13
Gambar 15. Neraca………………………………………………………………...…13
Gambar 16. Cara membaca hasil pengukuran menggunakan neraca………………...14
Gambar 17. Siswa sedang praktek olah raga lari jarak pendek………………………15
Gambar 18. Stopwatch……………………………………………………………….15
Gambar 19. Paralak…………………………………………………………………..20
Gambar 20. Pengukuran diameter pohon…………………………………………....20
Gambar 21. Siswa mengukur blok silinder…………………………………………..21
ii
A.PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari – hari, manusia tidak akan lepas dari pengukuran,
contohnya, ketika belanja bawang ke pasar maka penjual akan menimbang bawang
tersebut terlebih dahulu sesuai permintaan pembeli. Ketika kita demam maka akan
mengukur suhu tubuh, menimbang massa badan, tukang perabot mengukur kayu dan
banyak lagi proses pengukuran dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam bahan ajar ini akan diuraikan tentang pengukuran suatu besaran
beserta satuannya. Bagian awal akan diuraikan tentang pengertian besaran, jenis-jenis
besaran, dan satuan yang sesuai, serta diuraikan juga tentang dimensi suatu besaran,
awalan satuan, dan notasi ilmiah. Selanjutnya dibahas tentang pengukuran, jenis-jenis
pengukuran yaitu pengukuran langsung, tidak langsung, pengukuran tunggal dan
pengukuran berulang, penentuan nilai skala terkecil alat ukur dan cara membaca alat
ukur panjang yaitu jangka sorong dan mikrometer skrup angka penting (angka hasil
pengukuran). Dalam pengukuran tidak akan dapat dihasilkan nilai yang benar tetapi
yang didapatkan adalah nilai yang terbaik, karena dalam pengukuran pasti terdapat
kesalahan (error). Adanya kesalahan pengukuran inilah maka akan muncul
ketidakpastian pengukuran.
1
Berikut peta konsep pengukuran:
BESARAN DAN
BESARAN
PENGUKURAN
Terdiri dari
Pokok Turunan
Memiliki
Menghasilkan
Kesalahan
Ketidakpastian
Tediri dari
Mutlak Relatif
2
KI 3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan
3.1 Menerapkan prinsip- 3.1.6 Menerapkan (C3) cara penggunaan alat ukur
prinsip pengukuran besaran panjang .
besaran fisis, ketepatan, 3.1.7 Menganalisis (C4) hasil pengukuran besaran
ketelitian dan angka panjang.
penting, serta notasi
Ilmiah
4.1 Menyajikan hasil 4.1.1 Melakukan percobaan untuk mengukur panjang
pengukuran besaran dengan menggunakan mistar, jangka sorong dan
fisis berikut mikrometer sekrup
ketelitiannya dengan 4.1.2 Menyajikan hasil pengukuran dengan menggunakan
menggunakan mistar, jangka sorong, dan mikrometer skrup.
peralatan dan teknik
yang tepat serta
mengikuti kaidah
angka penting untuk
suatu penyelidikan
ilmiah
Agar bahan ajar ini dapat digunakan secara maksimal maka pembaca diharapkan
melakukan langkah- langkah sebagai berikut:
1. Pelajari dan pahami peta materi yang disajikan.
2. Pelajari dan pahami tujuan yang tercantum.
3. Pelajari uraian materi secara sistematis dan mendalam dalam setiap kegiatan
pembelajaran.
4. Perhatikalah langakah – langkah dalam setiap penyelesaian contoh soal yang ada.
5. Kerjakanlah latihan soal yang ada disetiap akhir kegiatan pembelajaran, cocokkan
jawaban kalian dengan kunci jawaban yang tersedia pada bahan ajar dan lakukan
penghitungan skor hasil belajar kalian.
6. Lakukan penilaian diri disetiap akhir kegiatan pembelajaran untuk mengetahui batas
kemampuan menurut diri kalian.
7. Lakukan uji kompetensi dengan mengerjakan soal evaluasi di bagian akhir modul
untuk mengetahui tingkat penguasaan materi.
8. Diskusikan dengan guru atau teman jika mengalami kesulitan dalam pemahaman
materi. Lanjutkan pada modul berikutnya jika sudah mencapai ketuntasan yang
diharapkan.
4
PERTEMUAN 2
PENGUKURAN
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan aktivitas pembelajaran melalui model problem based
learning di harapkan peserta didik mampu :
1. Melalui kegiatan pratikum, peserta didik mampu menjelaskan cara
penggunaan jangka sorong dan mikrometer skrup dengan benar.
2. Melalui kegiatan pratikum, peserta didik mampu mengukur panjang dengan
menggunakan mistar, jangka sorong dan mikrometer sekrup dengan benar
3. Melalui kegiatan pratikum, peserta didik mampu menyajikan hasil percobaan
menggunakan mistar, jangka sorong dan micrometer skrup dengan benar
B. Permasalahan
Jangka sorong adalah alat ukur panjang yang dapat digunakan untuk mengukur
panjang, ketebalan, kedalaman, dan diameter luar maupun dalam suatu benda
dengan batas ketelitian 0,1 mm. Jangka sorong mempunyai dua rahang yaitu rahang
tetap dan rahang sorong. Pada rahang tetap terdapat skala utama, sedngkan pada
rahang sorong terdapat skala nonius. Skala nonius mempunyai panjang 9 mm yang
terbagi menjadi 10 skala dengan tingkat ketelitian 0,1 mm.
Bagian-bagian dari jangka sorong
7
Gambar 9. Jangka sorong dengan hasil pengukuranya.
c. Micrometer sekrup
Seseorang menggunakan micrometer skrup
untuk mengukur diameter timah. Manakah
yang lebih teliti, mengukur diameter
menggunakan jangka sorong atau dengan
micrometer skrup? Berapakah skala terkecil
micrometer skrup?
Gambar 10. Mengukur menggunakan Mikrometer Skrup
Mikrometer sekrup adalah alat ukur panjang yang berfungsi untuk mengukur
panjang/ketebalan/diameter dari benda-benda yang cukup kecil seperti lempeng
baja, aluminium, diameter kabel, kawat, lebar kertas, dan masih banyak lagi.
mikrometer sekrup punya ketelitian 10 kali lebih teliti dari jangka sorong. Kalau
jangka sorong 0,1 mm, mikrometer sekrup memiliki tingkat ketelitian 0,01 mm
8
Gambar 11. Mikrometer Skrup dan bagian-bagiannya.
1. Bacalah skala utama terakhir yang terlihat didepan skala poros putar (ingat Skala
utama mempunyai skala terkecil 0,5 mm).
2. Bacalah skala nonius yang terletak segaris atau berimpit dengan sumbu poros tetap
(skala nonius terdapat 50 skala) dikalikan 0,01mm
9
= 7,5 mm + 0,22 mm
= 7,72 mm
= 0,772 cm
Pada zaman sekarang, telah ada alat ukur panjang meteran laser
Pembahasan permasalahan :
10
Rangkuman
1. Mengukur adalah membandingkan suatu besaran dengan besaran sejenis yang dijadikan
acuan.
2. Ada 3 alat ukur panjang yaitu mistar yang memiliki nst 1 mm, jangka sorong yang
memiliki nst 0,1 mm, 0,02 mm, dan 0,05 mm, dan mikrometer skrup yang memiliki nst
0,01 mm
3. Setiap pengukuran selalu diikuti dengan ketidakpastian adapun faktor penyebab
munculnya ketidakpastian hasil pengukuran adalah kesalahan umum (faktor manusia),
kesalahan acak (faktor lingkungan), dan kesalahan sistematik (faktor alat ukur).
4. Ketidakpastian mutlak pengukuran tunggal dirumuskan
Δx =1/2 nst (nilai skala terkecil)
dan penulisan hasil pengukuran dinyatakan dengan pola (x ± Δx)
5. Ketidakpastian mutlak pengukuran berulang dirumuskan
6. Setiap pengukuran selalu diikuti dengan ketidakpastian adapun faktor penyebab
munculnya ketidakpastian hasil pengukuran adalah kesalahan umum (faktor manusia),
kesalahan acak (faktor lingkungan), dan kesalahan sistematik (faktor alat ukur).
7. Ketidakpastian mutlak pengukuran tunggal dirumuskan
Δx =1/2 nst (nilai skala terkecil)
dan penulisan hasil pengukuran dinyatakan dengan pola (x ± Δx)
11
EVALUASI
1. Perhatikan gambar skala utama dan skala nonius yang dimiliki oleh sebuah jangka sorong
berikut!
cm
4. Dari hasil sekali pengukuran panjang balok dituliskan dengan (2,460 0,005) cm.
Penulisan ini memiliki arti:
A. nst alat ukur=0,005 cm dan 2,455 cm ≤ panjang balok ≤ 2,465 cm
B. nst alat ukur=0,005 cm dan panjang balok =2,465 cm
C. nst alat ukur=0,01 cm dan 2,455 cm ≤ panjang balok ≤ 2,465 cm
D. nst alat ukur=0,01 cm dan 2,45 cm ≤ panjang balok ≤ 2,46 cm
12
E. nst alat ukur=0,01 cm dan panjang balok =2,46 cm
5. Sekelompok peserta didik bermaksud mengukur massa jenis suatu bahan. Kubus dari bahan
tersebut, Panjang sisinya diukur dengan jangka sorong dan dihasilkan pengukuran sebagai
berikut.
9. Seseorang bermaksud mengetahui massa jenis zat. Menggunakan bantuan alat ukur panjang
dan neraca ia memperoleh data volume zat tersebut (20,50 ± 0,25) cm3 dan massanya (125,80
± 0,05) gram. Pelaporan hasil pengukuran massa jenis zat tersebut berikut ketidakpastiannya
yang tepat adalah….
A. (6,137 ± 1,25%) g/cm3 atau (6,137 ± 0,077) g/cm3
B. (6,137 ± 1,25%) g/cm3 atau (6,13 ± 0,08) g/cm3
C. (6,137 ± 1,25%) g/cm3 atau (6,14 ± 0,077) g/cm3
D. (6,14 ± 1,25%) g/cm3 atau (6,14 ± 0,08) g/cm3
E. (6,14 ± 1,25%) g/cm3 atau (6,14 ± 0,07) g/cm3
No Kunci
Soal Jawaban
1 E
2 D
3 D
4 E
5 E
6 E
7 C
8 B
9 D
14
DAFTAR PUSTAKA
Pujianto, dkk.2016. Buku Siswa FISIKA untuk SMA/MA Kelas XI. Klaten: Intan Pariwara
Lasmi, Niketut.2016. Mandiri FISIKA untuk SMA/MA kelas XI. Jakarta: Erlangga
Nugroho, Aris Prasetyo.2016.Modulku Fisika Peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu
Alam.Surakarta: Mediatama
15
GLOSARIUM
Besaran fisis : sesuatu yang dapat dinyatakan keberadaannya dengan suatu angka atau
nilai.
Besaran turunan : besaran fisis yang terdiri dari dua atau lebih besaran yang dapat
diturunkan dari beberapa besaran pokok.
Hyperfine : struktur halus yang banyak digunakan pada efek Zeeman.
Pengukuran : proses mengukur suatu besaran, yaitu membandingkan nilai
besaran yang sedang kita ukur dengan besaran lain sejenis yang dipakai
sebagai acuan.
Satu ampere : arus tetap yang mana jika dipasang dua penghantar sejajar lurus
panjang tanpa batas, yang panampang-lintang lingkarnya diabaikan, dan
ditempatkan 1 meter terpisah di dalam ruang hampa, akan dihasilkan
antara konduktor ini suatu gaya sebesar 2 × 10 Newton per meter di
antara kedua kawat.
Satuan standar : satuan yang menyatakan nilai suatu besaran supaya dapat dimengerti
oleh semua kalangan.
Dimensi : jenis satuan untuk suatu besaran fisis.
Analisis dimensional : cara menentukan jenis satuan dari suatu besaran turunan.
Termometer : alat yang dapat digunakan untuk mengukur
suhu
16