Anda di halaman 1dari 14

MATERI AJAR BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING

RANGKAIAN ARUS SEARAH

SMA KELAS XII SEMESTER 1

SUSUNAN HAMBATAN LISTRIK

PENYUSUN
NANDA KHAIRANI, S.PD
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat, hidayah dan inayah-
Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Materi Ajar Berbasis Problem Based Learning
bidang studi Fisika dengan pokok bahasan “Rangkaian Arus Searah”. Sholawat beriring salam
penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW karena beliau telah membawa kita dari alam
yang penuh dengan kejahilan menuju alam yang penuh dengan keimanan seperti yang kita rasakan
sekarang ini.

Materi Ajar Berbasis Problem Based Learning ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas
dan tagihan mahasiswa PPG Dalam Jabatan tahun 2021 Universitas Bengkulu. Dengan adanya
Materi Ajar Berbasis Problem Based Learning ini, penulis berharap dapat membantu teman-teman
mahasiswa PPG dalam mengajar pokok bahasan Rangkaian Arus Searah di sekolah nantinya.

Dalam pengembangan materi ajar ini penulis banyak mendapat kendala. Namun berkat bantuan
dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan materi ajar ini dengan baik. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, membimbing dan
memberikan banyak masukan berharga.

Penulis menyadari dalam penyajian pengembangan materi ajar ini masih terdapat banyak
kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dari pembaca, agar penulis dapat
memperbaiki kesalahan tersebut pada pembuatan materi-materi ajar selanjutnya.

Akhir kata, semoga materi ajar ini bermanfaat sebagaimana yang diharapkan. Amin.

Aceh, Juli 2021


Penulis

Nanda Khairani
DAFTAR ISI
A. Pendahuluan
1. Deskripsi Singkat
2. Relevansi
3. Petunjuk Belajar
B. Inti
1. Capaian Pembelajaran
A. Kompetensi Inti
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
C. Tujuan Pembelajaran
2. Uraian Materi Rangkaian Hambatan
3. Rangkuman
C. Penutup
1. Evaluasi
2. Kunci Jawaban
3. Daftar Pustaka
A. Pendahuluan
1. Deskripsi singkat
Indonesia yang saat ini sudah memasuki babak baru sebagai sebuah negara berkembang
yang sudah tentu akan semakin banyak menggunakan listrik untuk kebutuhan industri
maupun untuk kebutuhan masyarakat sehari-hari. Hampir semua kebutuhan selalu
menggunakan listrik, seperti untuk penerangan, memasak nasi, menaikkan air dari dalam
sumur, membuat makanan, minuman jus demikian juga untuk mengecas telepon pintar dan
menonton televisi juga menggunakan listrik. Oleh karena itu topik ini merupakan salah
satu yang paling menarik untuk benar-benar dikuasai, sehingga peserta didik dapat
menggunakan listrik dengan baik dan bijaksana. Pada materi ajar listrik arus searah ini,
materi yang dikembangkan sesuai dengan panduan dari silabus kurikulum K13 Revisi yang
dipakai di sekolah. Pada silabus diharapkan peserta didik akan mampu menguasai
kompetensi dasar untuk menganalisis prinsip kerja peralatan listrik searah (DC) dalam
kehidupan sehari-hari. Mampu mendiskusikan dan menganalisis prinsip kerja peralatan
listrik searah (DC) dalam kehidupan sehari-hari. Yang akhirnya peserta didik mampu
menerapkan ilmunya dalam kehidupannya sehari-hari
2. Relevansi

Adapun pembahasan dalam materi ajar ini mencakup bahasan tentang Rangkaian arus
searah yaitu arus listrik dan pengukurannya, hukum Ohm, hambatan listrik, hukum I dan
II Kirchoff, susunan hambatan listrik, prinsip kerja peralatan listrik searah dalam
kehidupan sehari-hari, serta daya dan energi listrik.
3. Petunjuk Belajar
Untuk mempelajari bahan ajar Rangkaian Arus Searah ini, disarankan untuk membaca
uraian materi dan berusaha memahaminya, mempelajari contoh penyelesaian soal,
menyelesaikan tugas terstruktur, melakukan diskusi dan kemudian menyelesaikan soal
sumatif yang diberikan.
B. INTI
1. Capaian Pembelajaran :
A. Kompetensi Inti (KI)

Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya


KI. 1

Menunjukkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, gotong


royong, kerja sama, toleran, cinta damai, santun, responsif dan pro-aktif)
dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
KI. 2 permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia

Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan


faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
KI. 3
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah

Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
KI. 4 secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

No Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi


3.1 Menganalisis prinsip kerja • Menganalisis rangkaian hambatan
peralatan listrik searah (DC) listrik
berikut keselamatannya dalam
kehidupan sehari-hari
4.1 Melakukan percobaan prinsip • Membuat percobaan tentang
kerja rangkaian listrik searah rangkaian hambatan listrik
(DC) dengan metode ilmiah • Menyajikan hasil percobaan tentang
berikut presentasi hasil percobaan rangkaian baik lisan maupun tulisan
secara sistematis

C. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui eksperimen menggunakan laboratorium virtual berbasis Phet dan diskusi
peserta didik dapat menganalisis (C4) sifat-sifat rangkaian seri dan paralel pada resistor
dengan benar.
2. Melalui diskusi tanya jawab peserta didik dapat menerapkan persamaan (C3) rangkaian
seri dan paralel pada permasalahan rangkaian seri dan paralel dengan tepat
3. Melalui diskusi peserta didik dapat menyimpulkan dan mempresentasikan (C4) hasil
percobaan tentang rangkaian hambatan listrik
2. Materi Pembelajaran :
Susunan Hambatan Listrik

Ketika kita melakukan perjalanan ke kota, hampir semua kita pernah melihat lampu
lalu lintas, ketika lampunya berwarna merah kita harus berhenti sejenak dan ketika
sudah berwarna hijau baru kita boleh melanjutkan lagi perjalanan kita. Pernahkah kamu
terpikir bagaimana cara kerja lampu tersebut? Mengapa lampunya tidak menyala secara
bersamaan? Apakah tegangan yang berpengaruh atau sistim rangkaiannya?
Menurut kamu hal apa yang paling berpengaruh?
Listrik merupakan salah satu kebutuhan pokok yang wajib ada di era serba digital seperti
sekarang ini. Listrik dari pembangkit-pembangkit besar disalurkan ke masyarakat
melalui beberapa cara. Dengan adanya listrik bisa menghidupkan seluruh peralatan di
rumahmu, misalnya saja lampu. Listrik harus dialirkan melalui kabel-kabel yang
keseluruhannya dihubungkan ke sumber tegangan listrik berupa colokan. Kabel-kabel
tersebut dirangkai secara seri, paralel, atau campuran. Inilah penjelasan masing-masing
rangkaian.
a) Rangkaian seri
Rangkaian seri merupakan rangkaian listrik yang hambatannya disusun secara
bersebelahan/sejajar. Contohnya, rangkaian pada gambar berikut:

Pada rangkaian seri, kuat arus (I) akan mengalir dari sumber energi (baterai)
yang ada dari satu hambatan ke hambatan lain melewati satu kabel. Perhatikan
gambar di atas. Lalu, bayangkan ada aliran listrik yang mengalir mulai dari
baterai, menuju hambatan/resistor 1, ke hambatan 2, lalu berputar dan kembali
ke baterai.
Setelah membayangkannya, kamu pasti jadi sadar kalau untuk arus listrik yang
melewati hambatan 1, nilainya akan sama besar dengan arus yang melewati
hambatan 2. Alirannya nggak mungkin ke mana-mana lagi.
Sehingga kuat arus total sama dengan kuat arus yang ada di hambatan 1, maupun
hambatan 2. Secara matematis dapat ditulis menjadi:
Itot = I1 = I2 = I…
Di sisi lain, tegangan yang mengalir di hambatan 1, tidak sama dengan yang ada
di hambatan 2. Tetapi, apabila seluruh tegangan yang ada di hambatan pada
rangkaian itu dijumlahkan, hasilnya akan sama dengan tegangan yang ada di
sumber. Atau dengan kata lain;
Vtot = V1 + V2 + V…
Sehingga, hambatan totalnya sama dengan jumlah dari seluruh hambatan yang
ada di rangkaian itu.
Rtot = R1 + R2 + R…
Ingat ya, maksud dari tanda titik-titik (...) di rumus itu untuk menandakan kalau
ada resistor lain. Jadi, kalau resistor/hambatannya lebih dari 2, tinggal
dilanjutinkan saja

b) Rangkaian Paralel
Rangkaian paralel adalah rangkaian listrik yang hambatannya disusun secara
bertingkat/bercabang. Perhatikan gambar berikut:

Bayangkan ada aliran listrik yang berjalan dari baterai, berjalan ke arah ke arah
bawah menuju hambatan 1. Sesaat dia berada di persimpangan, si aliran listrik
akan "memecah". Ada yang masuk ke resistor 1, ada juga yang berjalan ke
resistor 2. Itu artinya, kuat arus di kedua hambatan itu akan berbeda.
Karena terdapat “percabangan”, kuat arus listrik yang diterima oleh hambatan 1
dan hambatan 2 tidak akan sama. Alhasil, kuat arus sumber energinya akan sama
dengan jumlah dari seluruh kuat arus semua hambatan. Oleh karena itu, kita
dapat menuliskannya menjadi:
Itot = I1 + I2 + I…
Di sisi lain, tegangan yang ada pada hambatan 1 dan hambatan 2 akan bernilai
sama besar. Maka, kita dapat menuliskannya menjadi:
Vtot = V1 = V2 = V…
Lalu, bagaimana cara kita menghitung hambatan listrik untuk rangkaian paralel?
Kalau kamu perhatikan, konsep antara seri dan paralel tadi terbalik. Maka, cara
mencari hambatannya adalah sebagai berikut:
𝟏 𝟏 𝟏
= + + .…
𝑹𝒕𝒐𝒕 𝑹𝟏 𝑹𝟐
c) Rangkaian hambatan campuran
Rangkaian hambatan campuran adalah rangkaian yang merupakan
gabungan dari rangkaian hambatan seri dan paralel. Rangkaian hambatan
campuran sering disebut sebagai rangkaian hambatan gabungan atau
kombinasi. Ada juga yang menyebutnya rangkaian hambatan seri paralel.
Mengenai rumus dan ketentuan yang digunakan sama dengan rumus dan
ketentuan yang digunakan dalam rangkaian hambatan seri dan paralel.
Contoh Rangkaian Hambatan Campuran

Dalam gambar contoh rangkaian hambatan campuran di atas terdapat sebanyak


5 buah hambatan yang disusun secara campuran/gabungan seri dan paralel.
Untuk menentukan berapa total hambatan pengganti rangkaian tersebut bisa kita
peroleh dengan langkah-langkah berikut ini:
• R2 dan R3 seri maka hambatan penggantinya yaitu Rs = R2 + R3
• Rs, R4, dan R5 paralel maka hambatan penggantinya yaitu
1 1 1 1
= + +
𝑅𝑃 𝑅𝑆 𝑅4 𝑅5
• R1 dan Rp ialah seri maka Rtotal = R1 + Rp
Untuk mempermudah perhitungan dahulukan menghitung yang seri dulu,
kemudian hitunglah yang paralel. Terakhir lakukanlah penjumlahan dari
rangkaian total keduanya (tergantung dari bentuk rangkaian campurannya)

d) Perbedaan rangkaian seri dan paralel


Secara penggunaan, kedua jenis rangkaian ini jelas berbeda. Pada rangkaian seri,
karena hambatannya disusun bersebelahan, artinya, apabila satu hambatan
tersebut mati, maka hambatan lainnya juga akan ikut mati. Kamu pasti pernah
tahu lampu LED yang biasa digantung dijadikan hiasan itu kan?
Dengan menggunakan rangkaian seri, kita dengan memudah mematikan seluruh
lampu dengan satu pencetan. Bayangkan kalau kita harus matikan semuanya satu
per satu.
Di sisi lain, rangkaian paralel bisa kita temukan di instalasi lampu rumah kita
sendiri. Dengan memasang hambatan pada kabel yang bertingkat/cabang seperti
di rangkaian paralel, kita bisa memisahkan saklar untuk masing-masing lampu.
Coba kalau lampu di rumah kamu semuanya menggunakan rangkaian seri.
Sekali pencet saklar, semua lampu di rumah nyala. Yang ada malah boros dan
tidak efektif.
Dengan demikian, komponen listrik yang akan dihitung nantinya adalah nilai
hambatan pengganti total dalam rangkaian.

Rangkaian seri memiliki sifat-sifat tertentu yang membedakannya dengan


rangkaian paralel.
Adapun sifat-sifat rangkaian seri adalah sebagai berikut.
1. Besarnya kuat arus yang mengalir pada masing-masing komponen atau
beban adalah sama.
2. Rangkaian seri disebut juga rangkaian pembagi tegangan. Hal itu karena
sumber tegangan akan dibagi ke dalam banyaknya komponen yang
dirangkai secara seri.

Rangkaian seri memiliki kelebihan dan kekurangan.


1. Kelebihan rangkaian seri
▪ Jumlah kabel penghantar yang dibutuhkan pada rangkaian seri lebih
sedikit atau hemat kabel.
▪ Biaya pemasangan lebih murah.
▪ Meskipun hambatan pada masing-masing beban tidak sama, beban
tetap dilalui besar arus yang sama.
2. Kekurangan rangkaian seri
▪ Apabila salah satu beban putus atau padam, maka beban yang lain
akan ikut padam.
▪ Lampu yang dirangkai secara seri tidak bisa menyala sama terang.
Hal itu karena tegangan yang ada di setiap lampu berbeda-beda,
bergantung besarnya hambatan.

Jika diperhatikan, input masing-masing lampu berasal dari sumber tegangan


yang sama. Artinya, masing-masing beban akan mendapatkan tegangan yang
sama, sehingga arus yang mengalir pada setiap beban akan berbeda-beda. Itulah
mengapa rangkaian paralel disebut sebagai rangkaian pembagi arus. Sifat
rangkaian paralel sebagai berikut :
1. Masing-masing beban akan mendapatkan tegangan yang sama.
2. Besarnya arus yang mengalir pada beban bergantung pada besar
kecilnya hambatan.
3. Hambatan total rangkaian paralel bernilai lebih kecil dari hambatan seri.
Akibatnya, arus total yang mengalir akan semakin besar.
Sama seperti rangkaian seri, rangkaian paralel juga memiliki kelebihan dan
kekurangan.
1. Kelebihan rangkaian paralel
▪ Seluruh lampu yang dirangkai paralel akan menyala sama terang.
▪ Jika salah satu lampu padam, lampu yang lain tidak akan
terpengaruh.
2. Kelemahan rangkaian paralel
▪ Kabel yang dibutuhkan lebih banyak, sehingga biaya yang
dibutuhkan lebih besar daripada instalasi rangkaian seri.
▪ Besarnya arus yang mengalir di setiap beban tidak sama, bergantung
besarnya hambatan pada beban.

Contoh soal
1. Tiga buah hambatan listrik di susun secara seri seperti pada gambar di
bawah ini :

Tentukan :
a. Besar hambatan total
b. Besar arus pada rangkaian
c. Beda potensial pada ujung masing-masing hambatan
d. Beda potensial antara titik A dan titik B
Penyelesaian
a. Hanbatan total
Rtotal = R1 + R2 + R3
Rtotal = 2 + 3 + 4 = 9 Ω
b. Arus pada rangkaian
𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 9
𝐼= = = 1𝐴
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 9
c. Beda potensial pada ujung masing-masing hambatan
V1 = I × R1 = 1 × 2 = 2 volt
V2 = I × R2 = 1 × 3 = 3 volt
V3 = I × R3 = 1 × 4 = 4 volt
d. Beda potensial antara titik A dan titik B
VAB = VA + RB = 2 + 3 = 5 volt

Setelah peserta didik melakukan eksperimen dan mnyimpulkan hasil pembelajaran, guru bertanya
kepada peserta didik tentang pemecahan masalah dari permasalahan di atas

1. Rangkuman
• Rangkaian seri merupakan rangkaian listrik yang hambatannya disusun secara
bersebelahan/sejajar
• Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :
Itot = I1 = I2 = I…
Vtot = V1 + V2 + V…
Rtot = R1 + R2 + R…
• Rangkaian paralel adalah rangkaian listrik yang hambatannya disusun secara
bertingkat/bercabang
• Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :
Itot = I1 + I2 + I…
Vtot = V1 = V2 = V…
𝟏 𝟏 𝟏
= + + .…
𝑹𝒕𝒐𝒕 𝑹𝟏 𝑹𝟐
C. Penutup
1. Evaluasi :
1. Tiga buah hambatan identik dirangkai secara paralel. Jika nilai hambatan totalnya
0,75 Ohm, tentukan besarnya masing-masing hambatan!
A. 1,25 Ω
B. 2,25 Ω
C. 3,05 Ω
D. 4,0 Ω
E. 5,25 Ω
2. Perhatikan rangkaian berikut.

Diketahui besarnya R1 = 2 Ohm, R2 = 3 Ohm, dan R3 = 5 Ohm. Jika tegangan


totalnya 24 Volt, tentukan besarnya arus yang mengalir dalam rangkaian!
A. 2,4 A
B. 2,0 A
C. 1,5 A
D. 10 A
E. 5 A

3. Diketahui 5 buah resistor dengan besar resistor R1 = 1 KΩ, R2 = R3 = 8 KΩ dan R4


= R5 = 12 KΩ yang tersusun seperti pada gambar di bawah ini. Hitunglah berapa
besar ke-5 resistor tersebut jika diukur dari titik ab.

A. 8 KΩ
B. 6 KΩ
C. 4 KΩ
D. 3 KΩ
E. 1 KΩ

2. Kunci Jawaban : Terlampir


3. Daftar Pustaka
Kanginan, Marten. 2015. Fisika untuk SMA/MA Kelas XII. Cimahi. Erlangga. Purwanto,
Budi. 2009. Theory and Application of Physic 1. Solo. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Rosyid, M. Farchani. 2018. Kajian Konsep Fisika. Solo. PT Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri.

Teek, Foo Seng. 20017. Success Physics. Malaysia. Herald printers Sdn. Bhd, Selangor
Darul Ehsan
www.Google.com

Anda mungkin juga menyukai