Anda di halaman 1dari 21

BAHAN AJAR

LISTRIK DINAMIS
(RANGKAIAN HAMBATAN SERI DAN PARALEL, RANGKAIAN
SUMBER TEGANGAN SERIDAN PARALEL, SERTA GAYA GERAK
LISTRIK (GGL)

UNTUK KELAS IX MTS. MIFTAHUL HUDA

DISUSUN OLEH:

ANIK SUDARMI

213129764641

BIDANG STUDI ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena hanya dengan limpahan

rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan materi ajar berbasis masalah dalam rangka

mengikuti kegiatan Pendidikan Profesi Guru (PPG) di Universitas Negeri Malang. Dalam

penyelesaian tugas ini, penulis mendapat bantuan berupa dukungan dan masukan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Seluruh Panitia PPG di Universitas Negeri Malang, terutama Bapak Darmawan selaku admin

grup PPG Kemenag Universitas Negeri Malang dan Ibu Erti Hamimi selaku help desk Kelas

02 Program IPA PPG Kemenag Universitas Negeri Malang.

2. Dr. Muntholib, M.Si selaku dosen pembimbing.

3. Drs. Sutrisno, M.T selaku dosen pengajar di kelas 02.

4. Semua rekan PPG Daljab Kemenag Mapel IPA kelas 02 yang telah menjadi keluarga dan

kawan seperjuangan selama PPG ini.

Penulis berharap hasil karya ini dapat dimanfaatkan sebaik mungkin. Penulis menyadari

bahan ajar yang dibuat ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari penyusunan maupun tata

bahasa penulisan. Oleh karena itu, penulis dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari

pembaca demi perbaikan bahan ajar ini. Terima kasih.

Malang, 06 Oktober 2021

Penulis

2
Daftar Isi

A. Pendahuluan .........................................................................................................................4
1. Deskripsi Singkat ..............................................................................................................4
2. Relevansi ..........................................................................................................................4
3. Petunjuk Belajar ...............................................................................................................4
B. Inti .......................................................................................................................................5
1. Capaian Pembelajaran.......................................................................................................5
2. Sub Capaian Pembelajaran ................................................................................................5
3. Uraian Materi ....................................................................................................................6
a. Rangkaian Hambatan Listrik Seri ............................................................................. 6
b. Rangkaian Hambatan Listrik Paralel ..........................................................................7
c. Rangkaian Sumber Tegangan Seri .............................................................................8
d. Rangkaian Sumber Tegangan Paralel.........................................................................9
e. Rangkaian Baterai Tidak Searah .............................................................................. 10
f. Gaya Gerak Listrik (GGL) ....................................................................................... 11
g. Penerapan Rangkaian Hambatan Listrik Seri Paralel, Rangkaian Sumber Tegangan Seri
Paralel, dan Gaya Gerak Listrik dalam Kehidupan Sehari-hari .................................12
C. Penutup ..................................................................................................................................19
Rangkuman .................................................................................................................... 19
Evaluasi .......................................................................................................................... 20
Daftar Pustaka ................................................................................................................ 21

3
A. Pendahuluan

1. Deskripsi Singkat
Bahan ajar ini merupakan bahan ajar yang disusun berdasarkan Problem Based
Learning (PBL) pada pembelajaran materi Listrik Dinamis di kelas IX Semester 1. Materi ajar
ini menjabarkan usaha minimal yang harus dilakukan peserta didik untuk mencapai kompetensi
yang diharapkan. Sesuai dengan pendekatan yang digunakan dalam Kurikulum 2013, peserta
didik didorong untuk mencari sumber belajar lain yang tersedia dan terbentang luas di
sekitarnya. Peran guru sangat penting untuk meningkatkan dan menyesuaikan daya serap
peserta didik dengan ketersediaan kegiatan pada bahan ajar ini. Guru dapat memperkayanya
dengan kreasi dalam bentuk kegiatan-kegiatan lain yang sesuai dan relevan yang bersumber
dari lingkungan sosial dan alam.

2. Relevansi
Sebagai salah satu rumpun ilmu yang berperan penting dalam mempersiapkan dan
membekali siswa sebagai insan yang akan hidup di era abad 21, maka penyusunan materi ajar
ini juga berkaitan erat dengan pengembangan kemampuan-kemampuan abad 21. Selain itu
pula, proses mengukur kemajuan pendidikan suatu negara serta pemahaman peserta didik suatu
negaraterhadap IPA dibandingkan secara rutin sebagaimana dilakukan melalui TIMSS (The
Trends in International Mathematics and Science Study) dan PISA (Program for International
Student Assessment). Melalui penilaian internasional seperti ini kita dapat mengetahui kualitas
pembelajaran IPA dibandingkan dengan negara lain. Materi IPA pada Listrik Dinamis ini telah
disesuaikan dengan tuntutan penguasaan materi IPA relevan dengan TIMSS dan PISA.

3. Petunjuk Belajar
Sebelum Anda menggunakan materi ajar ini, kalian perlu membaca bagian petunjuk ini.
Halini bertujuan agar kalian dapat memperoleh manfaat yang maksimal dari bahan ajar ini.
Berikut adalah beberapa fitur yang ada di materi ajar ini:

4
 Ayo pahami ini berisi petunjuk untuk memakai alat ukur multimeter.

 Forum diskusi ini berisi suatu masalah yang berkaitan dengan konsep yang perlu untuk
dipecahkan melalui kelompok. Fitur ini dapat melatih kalian dalam mengungkapkan
pendapat atau berkomunikasi dan memecahkan masalah.
 Rangkuman berisi ringkasan materi dari bab yang telah dipelajari. Kalian dapat
mereview keseluruhan materi yang telah dipelajari melalui fitur ini.
 Evaluasi berisi soal-soal untuk mengevaluasi pemahaman dan penerapan konsep dalam
sub bab yang telah dipelajari.

B. Inti
1. Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan

 Menerapkan konsep rangkaian listrik, energi dan daya listrik, sumber energi listrik
dalam kehidupan sehari-hari termasuk sumber energi listrik alternatif.

 Menyajikan hasil rancangan berbagai rangkaian listrik

2. Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan

 Menerapkan konsep rangkaian listrik (rangkaian hambatan seri dan paralel,


rangkaian sumber tegangan seri dan paralel, dan Gaya GerakListrik).

 Menganalisis konsep rangkaian listrik (rangkaian hambatan seri dan paralel,


rangkaian sumber tegangan seri dan paralel, dan Gaya Gerak Listrik) dalam
kehidupan sehari-hari.

 Mengevaluasi penggunaan konsep rangkaian listrik (rangkaian hambatan seri dan


paralel, rangkaian sumber tegangan seri dan paralel, dan Gaya Gerak Listrik).

 Mengukur besaran-besaran yang ada pada rangkaian listrik (rangkaian


hambatan seri dan paralel, rangkaian sumber tegangan seri dan paralel, dan Gaya
Gerak Listrik).

 Merangkai rangkaian hambatan seri dan paralel, rangkaian sumber tegangan seri dan
paralel, dan Gaya Gerak Listrik.

 Menyajikan rancangan dan pengukuran dalam bentuk laporan.

5
3. Uraian Materi
a. Rangkaian Hambatan Listrik Seri
Jika kalian diberi seperangkat alat terdiri atas dua lampu pijar, baterai, dan
beberapa utas kabel, bagaimanakah cara untuk menyalakan dua lampu itu secara
bersamaan? Samakah terangnya?

Rangkaian hambatan seri adalah rangkaian yang disusun secara berurutan (segaris).
Pada rangkaian hambatan seri yang dihubungkan dengan suatu sumber tegangan, besar
kuat arus di setiap titik dalam rangkaian tersebut adalah sama. Jadi, semua hambatan yang
terpasang pada rangkaian tersebut dialiri arus listrik yang besarnya sama. Bila salah satu
hambatan ada yang putus, maka arus listrik pada rangkaian tersebut juga putus/tidak
mengalir.

Sumber: http://fisikazone.com/rangkaian-
hambatan-listrik/
Gambar 1 Rangkaian Hambatan Seri

Pada gambar diatas, terlihat dua buah lampu (sebagai hambatan) yang disusun
seri. Kuat arus yang mengalir melalui kedua lampu tersebut sama besarnya,
sedangkan tegangannya berbeda (VAB ≠ VBC). Dengan

6
menggunakan hukum Ohm dapat kita tuliskan secara matematis sebagaiberikut.
Jika VAB= I × R1, VBC = I × R2, VAC = VAB + VBC; maka:
VAC = VAB + VBC
VAC = I × R1 + I × R2
VAC = I (R1 + R2)
Jika kita ganti kedua hambatan yang dirangkai seri dengan sebuah hambatan
pengganti (Rs) lihat gambar (c) diatas, maka VAC = I × Rs , sehingga kita dapatkan
persamaan sebagai berikut.
VAC = I(R1 + R2)
I × Rs = I(R1 + R2)
Rs = R1 + R2
Jadi, bentuk umum hambatan pengganti yang dirangkai seri adalah sebagai
berikut.
Rs = R1 + R2 + R3 + … + Rn (n = banyaknya hambatan)
Hambatan pengganti pada kedua rangkaian ini selalu lebih besar karena
merupakan jumlah dari hambatan-hambatan yang dipasang.

b. Rangkaian Hambatan Listrik Paralel


Hambatan paralel adalah rangkaian yang disusun secara berdampingan/berjajar.
Jika hambatan yang dirangkai paralel dihubungkan dengan suatu sumber tegangan, maka
tegangan pada ujung-ujung tiap hambatan adalah sama. Sesuai dengan Hukum I Kirchoff,
jumlah kuat arus yang mengalir pada masing-masing hambatan sama dengan kuat arus
yang mengalir pada penghantar utama.

7
Sumber: http://fisikazone.com/rangkaian-hambatan-listrik/
Gambar 2 Rangkaian Hambatan Paralel

Pada gambar diatas, dua buah lampu (sebagai hambatan) dirangkai paralel. Kuat
arus yang mengalir pada lampu 1 (I1) dan lampu 2 (I2) besarnya tergantung nilai
hambatannya, sedangkan tegangan yang melewati kedua lampu tersebut besarnya sama.

𝑽𝟏 = 𝑽𝟐 = 𝑽𝒑𝒂𝒓𝒂𝒍𝒆𝒍
𝐼1 ≠ 𝐼2 ≠ 𝐼𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙 tetapi 𝑰𝒑𝒂𝒓𝒂𝒍𝒆𝒍 = 𝑰𝟏 + 𝑰𝟐

c. Rangkaian Sumber Tegangan Seri


a
Pada saat menggunakan beberapa baterai secara bersamaan, manakah yang lebih baik,
disusun secara seri ataukah paralel?

Sumber: Ekplorasi Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas IX SMP dan MTs, 2020
Gambar 3 Tiga buah Baterai dirangkai seri

Tiga buat baterai dapat dirangkai secara seri. Pada rangkaian ini, GGL total rangkaian
merupakan jumlah aljabar tiap-tiap baterai. Berdasarkan gambar 3, GGL totalnya adalah

8
E=E1+E2+E3
Jika ada n buah baterai sejenis yang dirangkai secara seri, maka:
Etot= nE
Jika baterai dirangkai secara seri, hambatan dalamnya otomatis terangkai secara seri.
Jika ada n buat baterai sejenis yang dirangkai seri, hambatan dalam totalnya adalah
Etot= nE

Jika baterai dirangkai secara seri, hambatan dalamnya otomatis terangkai secara seri.
jika ada n buah baterai sejenis yang dirangkai seri, hambatan dalam totalnya adalah
rtot= n r
dengan demikian, kuat arus (I) yang mengalir adalah

I= nE/(R+nr)

d. Rangkaian Hambaten paralel

Sumber: Ekplorasi Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas IX SMP dan MTs, 2020
Gambar 4 Tiga buah baterai dirangkai paralel

Tiga buah baterai dapat dirangkai secara paralel. Pada rangkaian ini, GGL tiap-
tiap baterai sama dengan GGL totalnya. Dari gambar 4 GGL-nya adalah
E1= E2=E3=EAB=E

Jika ada n buah baterai sejenis dirangkai paralel, hambatan dalamnya otomatis
juga terangkai secara paralel. Dengan demikian,

9
1 = 1 + 1 ...+ 1 ,
𝑟𝑝 𝑟1 𝑟2 𝑟𝑛

𝑟
Sehingga rp=
𝑛

Beberapa baterai yang dirangkai paralel, GGL-nya tetap. Akan tetapi,


kemampuan untuk menghasilkan arus listrik menjadi lebih besar. Hal itu terjadi karena
hambatan dalam totalnya menjadi lebih kecil. Dalam hal ini, kuat arus listrik yang
mengalir dalam rangkaian dirumuskan
I= 𝐸
𝑅+𝑟/𝑛

Keterangan:
E= GGL sumber tegangan (V)
I= kuat arus listrik (A)
R= hambatan luar (ohm)
r= hambatan dalam (ohm)
n= jumlah sumber tegangan

e. Rangkaian baterai tidak searah


Tiga buah baterai masing-masing mempunyai GGL E. Besar GGL rangkaian pada
gambar 5 di bawah ini adalah:

Sumber: Ekplorasi Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas IX SMP dan MTs, 2020
Gambar 5 Rangkaian Baterai Seri tidak searah

Es= E-E+E= E
Rangkaian baterai paralel dengan GGL E, tidak searah seperti gambar 6 dibawah ini
besar GGL rangkaian adalah

10
Sumber: Ekplorasi Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas IX SMP dan MTs, 2020
Gambar 6 Rangkaian Baterai paralel tidak searah
EAB= E-E=0

f. Gaya Gerak Listrik (GGL)


Mengapa voltmeter ketika digunakan untuk mengukur lampu yang dihubungkan
dengan sumber tegangan lalu diputus jarum voltmeter tetap menunjukkan hasil
pengukuran atau terjadi gerakan jarum voltmeter?
Perhatikan gambar di bawah ini!

Sumber: Ekplorasi Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas IX


SMP dan MTs, 2020

Gambar 7 Beda Potensial antara kutub sumber arus pada


rangkaian terbuka disebut GGL
Beda potensial antara kutub sumber arus jika tidak ada arus yang mengalir ke
rangkaian luar disebut GGL dari sumber. Besar GGL biasa diberi simbol ɛ. Dalam
kehidupan sehari-hari, GGL lebih sering disebut tegangan atau voltase. Sewaktu
elektron-elektron bergerak di dalam suatu sumber arus, sebenarnya juga mengalami
hambatan. Hambatan pada sumber arus itu disebut hambatan dalam. Hambatan inilah
yang
11
mengurangi energi elektron sehingga tegangan pada hambatan luar (lampu) akan
berkurang. Tegangan yang lebih kecil daripada GGL inilah yang disebut tegangan jepit.
Jarum petunjuk voltmeter menunjuk angka yang lebih besar ketika sakelar terbuka
(lampu tidak menyala). Angka yang ditunjukkan voltmeter ketika sakelar terbuka atau
ketika baterai tidak mengalirkan arus listrik disebut gaya gerak listrik (GGL). Adapun
angka ditunjukkan voltmeter ketika sakelar tertutup atau ketika baterai mengalirkan arus
disebut tegangan jepit.

g. Penerapan Rangkaian Hambatan Seri Paralel, Rangkaian Sumber Tegangan Seri


Paralel, dan Gaya Gerak Listrik (GGL) dalam kehidupan sehari-hari.
1) Contoh paling sederhana penerapan rangkaian listrik seri dalam kehidupan sehari-
hari (di rumah) :
 Lampu hias pohon Natal model lama (yang baru pakai rangkaian elektronik &
lampu LED) merupakan rangkaian seri beberapa lampu (12V di-seri 20 pcs)
sehingga dapat menerima tegangan sesuai dengan jala-jala (220V).
 Lampu TL (tube Lamp) atau orang bilang lampu neon, model lama yang masih
memakai ballast, di dalam box nya memakai rangkaian seri antara jala-jala dengan
ballastnya.
 Di dalam setrika listrik ada rangkaian seri dengan bimetal (temperatur kontrol),
demikian juga kulkas.
 Sakelar/switch merupakan penerapan rangkaian seri dengan beban. Sambungan
seri/deret yaitu sambungan ujung kaki yang satu Disambung dengan lain secara
beruntun.
2) Contoh paling sederhana penerapan rangkaian listrik paralel dalam kehidupan sehari-
hari (di rumah) :
 Distribusi Listrik PLN kerumah-rumah adalah paralel.
 Stop contact merupakan rangkaian paralel dengan jala-jala.
 Sambungan Parelel/ Jajar yaitu sambungan ujung kaki satu sama lain disambung
dengan lainnya saling disatukan
3) Contoh penerapan rangkaian sumber tegangan seri yaitu pada pemasangan baterai
pada senter.
4) Contoh penerapan rangkaian sumber tegangan paralel yaitu pada pemasangan baterai
pada remote televisi.
5) Contoh penerapan Gaya Gerak Listrik dalam kehidupan sehari hari yaitu dinamo AC-
12
DC, transformator, alat pemanas, dan generator.

Ayo Pahami!

Cara Membaca Amperemeter, Voltmeter dan Multimeter


Analog serta Menggunakannya

Cara Menggunakan dan Membaca Amperemeter, Voltmeter serta


Multimeter Analog?. Dalam dunia elektronika, sangat penting untuk kita
memahami cara menggunakan dan membaca amperemeter, voltmeter
ataupun multimeter. Karena alat-alat tersebut akan dapat membantu kita
menganalisis dan mengetahui nilai arus, tegangan serta nilai-nila komponen
seperti resistor dan kapasitor pada sebuah rangkaina listrik.

13
Kita bisa mengetahui berapa nilai input tegangan yang diberikan dan nilai
tegangan keluaran dari rangkaian yang dibuat. Selain itu kita juga bisa tahu
berapasih nilai arus yang mengalis pada rangakain atau pada bagian
tertentu. Kemudian hasil pengukuran tersebut kita bandingkan apakah
sudah sesuai dengan teori.

Baca Juga : Contoh Soal Hambatan Listrik Lengkap dengan Materi dan
Pembahasannya

Amperemeter, Voltmeter dan Multimeter merupakan alat yang paling sering


kita jumpai ketika praktikum elektronika dasar tentang rangkaian listrik.
Nah, pada praktikum tersebut biasanya kita diminta untuk mengukur nilai
arus dan tegangan pada sebuah rangkaian yang diberikan. Untuk bisa
mengetahu nilai arus dan tegangan yang diberikan telah sesuai atau tidak
maka penting bagi kita mengetahui cara menggunakan dan
membaca Amperemeter, Voltmeter serta Multimeter. Karena
setiap Amperemeter, Voltmeter dan Multimeter bisa saja berbeda dalam
pembacaan skala. Selain itu kita juga harus tahu fungsi dari masing-masing
alat tersebut.

Cara Membaca Amperemeter, Voltmeter dan Multimeter Analog

14
1. Cara Menggunakan dan Membaca Amperemeter

Amperemeter adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengukur arus


lintrik. Ada 2 jenis Amperemeter, yaitu Amperemeter AC dan DC.
Amperemeter AC digunakan untuk mengukur arus bolak-balik (AC) pada
sebuah rangkaian listrik. Sedangkan Amperemeter DC digunakan untuk
mengukur arus searah (DC).

Untuk mengukur besarnya arus pada sebuah komponen, maka


Amperemeter harus disusun secara seri dengan komponen tersebut.
Misalkan kita ingin mengukur arus pada sebuha resistor maka kita harus
hubungkan resistor dan amperemeter secara seri.

Perhatikan gambar diatas. Gambar bagian kiri adalah cara yang benar
untuk mengukur arus listrik pada yang mengalir pada komponen resistor
dan arus yang tersebut sama dengan arus rangkaian, karena tidak ada
percabangan. Sedangkan pada gambar bagian kanan adah cara yang salah
dalam mengukur arus listrik.

# Cara Membaca Amperemeter

Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana cara membaca nilai arus yang


ditunjunk pada skala ampeemeter tersebut?. Ingat : ada beberapa hal

15
penting yang arus kita perhatikan. Pertama kita harus tahu berapa skala
maksimum amperemeter yang kita gunakan untuk mengukur arus, berapa
nilai skala yang ditunjuk dan

Dari gambar di atas dapat kita lihat bahwa skala maksimum dari amperemeter
tersebut adalah 3 dan batas ukur arus sebesar 3A. Karena batas ukur 3A maka arus
yang dapat diukur dengan alat ini adalah kurang dari sama dengan 3A.

Cara Membeca Hasil Pengukuran Amperemeter

Hasil pengukuran dari amperemeter dapat dihitung dengan persamaa diatas.

Contoh :
Jika jarum penunjuk menunjukan sebuah nilai misalkan 2 dan skala maksimim
adalah 3 kemudian batas ukur dari alat tersebut adalah 3A. Maka nila hasil
pengukuran adalah

16
Dari hasil diatas maka kita bisa lihat bahwa, jika skala maksimum sama dengan
nilai batas ukur amperemeter, maka hasil ukur akan sama dengan nilai skala yang
ditunjuk.

Baca Juga : Contoh Soal Resistor Seri, Paralel Dan Kombinasi Seri-Paralel
Lengkap Dengan Konsep Dan Pembahasan

2. Cara Menggunakan dan Membaca Voltmeter

Voltmeter adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengukur nilai tegangan
pada sebuah komponen atau rangkalain tertentu. Sama halnya dengan
amperemeter, voltmeter juka ada 2 jenis yaitu voltmeter AC dan DC.

Antara voltmeter dan amperemeter memiliki cara mengukur yang berbeda. Untuk
mengukur nilai sebuah tegangan pada dua titik ab atau pada komponen tertentu
maka kita harus mengukurnya secara paralel. Maksudnya adalah merangkaikan
voltmeter dengan komponen yang ingin diukur secara paralel. Untuk lebih jelas
perhatikan gambar dibawah ini.

17
Dari gambar diatas : Cara Menggunakan Voltmeter yang BENAR adalah pada
gambar bagian kiri. Pada gambar bagian kiri, kita melakukan pengukuran nilai
tegangan pada resistor R1. Sedangkan pada gambar bagian kanan merupakan cara
yang SALAH dalam menggunakan voltmeter.

Cara Membeca Hasil Pengukuran Voltmeter

Cara membaca nilai hasil pengukuran Voltmeter sama dengan Amperemeter,


yaitu membandingkan skala yang ditunjuk dengan skala maksimum dan dikalikan
dengan nilai batas ukur.

Contoh :
Jika skala yang ditunjukan pada sebuah pengukuran oleh jarum penunjuk adalah
pada skala 5 dan skala maksimum volmeter 10V. Kemudian batas ukur tegangan
yang digunakan adalah 20V maka nilai hasil pengukuran adalah

3. Cara Menggunakan dan Membaca Multimeter

Multimeter adalah sebuah alat yang dapat digunakan untuk mengukur arus,
tegangan dan bahkan dilengkapi dengan alat pengukur hambatan dan kapasitansi.
Dari namanya saja multi (banyak) artinya dapat mengukur arus dan tegangan
hanya dengan 1 alat. Namun, kita tetap harus mengaturnya terlebih dahulu
sebelum menggunakan. Ketika kita ingin mengukur Arus maka kita harus set ke
alat ukur arus sedangkan ketika ingin mengukur tegangan maka set alat ke
tegangan.

Cara Menggunakan dan Membaca Multimeter


Untuk konsep cara menggunakan dan membaca multimeter sama dengan konsep
membaca amperemeter dan votmeter. Hal ini dikarenakan multimeter hanya
menggabungkan amperemeter dan voltmeter menjadi satu.
Seperti yang dijelaskan diatas : ketika kita ingin mengukur tegangan maka set
multimeter ke tegangan dan untuk mengukur tegangan kita tetap harus merangkai

18
alat secara paralel dengan komponen yang ingin diukur. Kemudian untuk
mengukur arus menggunakan multimeter, kita harus set multimeter ke arus dan
merangkai multimeter secara seri dengan komponen atau rangkaian.

Sumber: https://www.gammafisblog.com/2019/07/cara-membaca-amperemeter-
voltmeter-dan.html
Forum Diskusi
 Tentukan rumusan masalah berdasarkan tujuan praktikum!
 Tentukan rumusan hipotesis berdasarkan rumusan masalah!
 Tentukan cara pengambilan data yang benar dan teliti agar dapat menjawab
rumusan masalah yang telah dirumuskan!
 Bandingkan rumusan hipotesis dengan hasil praktikum yang telah dilakukan dan
bandingkan juga dengan teori yang ada!
 Buatlah kesimpulan terkait materi pelajaran pada hari tersebut!

C. Penutup
Rangkuman
 Rangkaian hambatan yang disusun berurutan atau berjajar disebut rangkaian seri.
Selanjutnya, Rt ditulis Rs (R seri) sehingga Rs= R1+R2+...+Rn, dengan n= jumlah
resistor.
 Rangkaian yang disusun vertikal disebut rangkaian paralel. Selanjutnya, Rt ditulis
Rp (Rp = Rparalel). Dengan demikian, diperoleh persamaan:
1/Rp= 1/R1+1/R2...+1/Rn, dengan n= jumlah resistor
Jika baterai dirangkai secara seri, hambatan dalamnya otomatis terangkai secara seri.
jika ada n buah baterai sejenis yang dirangkai seri, hambatan dalam totalnya adalah
rtot= n r
dengan demikian, kuat arus (I) yang mengalir adalah
I= nE/(R+nr)

 Beberapa baterai yang dirangkai paralel, GGL-nya tetap. Akan

19
tetapi, kemampuan untuk menghasilkan arus listrik menjadi lebih besar. Hal itu
terjadi karena hambatan dalam totalnya menjadi lebih kecil. Dalam hal ini, kuat
arus listrik yang mengalir dalam rangkaian dirumuskan
I= E/(R+r/n)
 Beda potensial sumber tegangan ketika sumber tegangan tersebut tidak
mengalirkan arus listrik disebut gaya gerak listrik (GGL), sedangkan beda
potensial ketika sumber tegangan mengalirkan arus listrik disebut tegangan jepit.
Besar gaya gerak listrik (GGL) selalu lebih besar daripada tegangan jepit.

Evaluasi

1. Kita akan membuat rangkaian seri pada 4 buah lampu untuk dipasang sebagai hiasan kamar.
Jika hambatan pada lampu tersebut masing-masing 1 Ω, 2 Ω, 3 Ω, dan 4 Ω. Berapa minimal
baterai yang memiliki tegangan 1,5 V yang akan kita gunakan agar keempat lampu tersebut
dapat nyala?
2. Kita akan membuat rangkaian paralel pada 2 buah lampu untuk dipasang di sepeda. Jika
hambatan pada lampu tersebut masing-masing 10 Ω dan 30 Ω. Berapa minimal baterai yang
diperlukan agar lampu tersebut dapat nyala?
3. Jika kita memasang 3 buah baterai 1,5 V ke dalam senter dengan kita memasang 4 buah
baterai 1,5 V ke dalam senter. Lampu yang dirangkai dengan baterai yang mana yang akan
menyala lebih terang? Jelaskan?
4. Pemasangan batu baterai pada remote tv biasanya dipasang tidak sejajar. Termasuk rangkaian
apakah itu?
5. Batu baterai yang tertulis 1,5 V itu ketika dirangkai dalam rangkaian dan diukur
menggunakan voltmeter, tegangan hasil pengukuran tidak akan sama dengan ukuran 1,5 V
yang tertera pada baterai. Mengapa demikian?

20
Daftar Pustaka

https://akbaralzaini.wordpress.com/rangkaian-seri-dan-pararel/

http://fisikazone.com/rangkaian-hambatan-listrik/

https://www.gammafisblog.com/2019/07/cara-membaca-amperemeter-voltmeter-
dan.html
Nugroho, Arianto dan Budi Purwanto, 2020, Eksplorasi Ilmu Pengetahuan Alam
untuk Kelas IX SMP dan MTs, Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

Prima, Eka Cahya, 2019, Pendalaman Materi IPA Modul 5 (Gelombang, Optik,
dan Listrik Magnet), Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

21

Anda mungkin juga menyukai