Anda di halaman 1dari 22

MODUL PEMBELAJARAN

MATA PELAJARAN INSTALASI TENAGA LISTRIK


KD. 3.13 MEMAHAMI SINKRONISASI SISTEM TENAGA LISTRIK

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK

DISUSUN OLEH :
DWI MARYANTO
KATA PENGANTAR

Pada setiap pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan tertentu diperlukan penyusunan
modul pembelajaran yang tepat dan secara sistematik. Untuk SMK, modul merupakan media
informasi yang dirasakan efektif, karena isinya singkat, padat informasi dan mudah dipahami bagi
peserta didik, sehingga proses pembelajaran yang tepat guna akan dapat dicapai. Modul ini
merupakan pokok-pokok materi pelajaran pada tingkat SMK Program Keahlian Teknik
Ketenagalistrikkan yang digunakan sebagai sumber belajar dan sebagai panduan pembelajaran
peserta didik SMK untuk membentuk pemahaman salah satu kompetensi dasar pada mata pelajaran
Instalasi Tenaga Listrik
.
Dalam penggunaan modul ini tetap mengharapkan keaktifan dan keluwesan peserta didik
dalam menyesuaikan dengan karakteristik peserta, kondisi fasilitas dan tujuan kurikulum. Modul ini
terdiri dari satu pokok pembahasan, yaitu Sinkronisasi Sistem Tenaga Listrik yang diuraikan
beberapa topik yang terkait dengan materi pada KD tersebut dan pada bagian akhir setiap Bab
diberikan berapa pertanyaan dalam bentuk soal essay dan tes sumatif dengan soal objektif sebagai
indikator penguasaan materi dari teori yang sudah dipelajari.

Demikianlah modul ini dibuat, sebagai panduan peserta didik untuk dapat memahami
sinkronisasi sistem tenaga instalasi tenaga listrik dengan baik sebagai dasar dalam pelajaran
instalasi tenaga listrik selanjutnya, mudah-mudahan modul ini juga dapat bermanfaat dalam
mendukung pengembangan modul pembelajaran selanjutnya.

Sungai Penuh, Oktober 2021

Penulis,

DWI MARYANTO
DAFTAR ISI

Cover
Kata Pengantar
Daftar Isi
A. Pendahuluan......................................................................................................................
I. Deskripsi....................................................................................................................
II. Prasyarat awal...........................................................................................................
III. Petunjuk penggunaan modul.....................................................................................
IV. Tujuan akhir...............................................................................................................
V. Kompetensi inti dan kompetensi dasar......................................................................
VI. Cek kemampuan........................................................................................................
B. Pembelajaran....................................................................................................................
I. Materi Pelajaran.........................................................................................................
II. Tujuan Pembelajaran.................................................................................................
III. Uraian Materi.............................................................................................................
1. Dasar Sistem Tenaga Listrik.............................................................................
2. Generator..........................................................................................................
3. Sistem sinkronisasi tenaga listrik......................................................................

C. Latihan..............................................................................................................................
D. Rangkuman......................................................................................................................
E. Tes Formatif......................................................................................................................
F. Kunci Jawaban..................................................................................................................
G. Penutup............................................................................................................................
H. Daftar Pustaka...................................................................................................................
I. Glosarium..........................................................................................................................
A. Pendahuluan:
I. Deskripsi
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dirancang untuk membangun kompetensi
peserta didik dari sisi spiritual, sikap, pengetahuan dan keterampilan dan sikap secara utuh.
Proses pencapaiannya melalui pembelajaran sejumlah mata pelajaran yang dirangkai sebagai
suatu kesatuan yang saling mendukung pencapaian kompetensi tersebut. Modul KD 3.13
Sinkronisasi sistem tenaga pada mata pelajaran Intalasi tenaga listrik merupakan salah satu
referensi yang digunakan untuk mendukung pembelajaran pada paket keahlian Teknik Instalasi
Tenaga Listrik yang diberikan pada kelas XII.
Modul ini menjabarkan usaha minimal yang harus dilakukan peserta didik untuk
mencapai kompetensi yang diharapkan, yang dijabarkan dalam kompetensi inti dan
kompetensi dasar. Sesuai dengan pendekatan yang dipergunakan dalam kurikulum 2013,
peserta didik ditugaskan untuk mengeksplorasi ilmu pengetahuan dari berbagai sumber belajar
yang tersedia dan terbentang luas di sekitarnya khususnya yang terkait dengan sinkronisasi
teanga lsitrik dari pembangkit, jaringan transmisi, jaringan distribusi sampai ke jaringan listrik
perusahaan dan rumah tinggal.
Peran guru sangat penting untuk meningkatkan dan menyesuaikan daya serap
peserta didik dengan ketersediaan kegiatan pada buku ini. Guru dapat memperkayanya
dengan kreasi dalam bentuk kegiatan-kegiatan lain yang relevan bersumber dari lingkungan
sosial alam.
Buku peserta didik ini disusun di bawah koordinasi Direktorat Pembinaan SMK,
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, dan dipergunakan dalam tahap awal penerapan
kurikulum 2013. Buku ini merupakan “dokumen hidup" yang senantiasa diperbaiki, diperbaharui
dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan dan perubahan zaman. Masukan dari
berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku ini

II. Prasyarat awal


Untuk dapat memahami dan menguasai modul pemeliharaan peralatan panel distribusi dan
panel kontrol listrik, memerlukan kemampuan awal yang harus dimiliki bagi setiap peserta
diklat antara lain:
a. Peserta didik telah mengetahui dan memahami tentang K3
b. Peserta diklat telah mengetahui tentang pengetahuan kelistrikan dan komponen listrik
c. Peserta diklat telah mampu menggunakan peralatan tangan ringan
d. Peserta diklat telah mampu menggunakan alat ukur listrik.

III. Petunjuk Penggunaan Modul


1. Pelajari daftar isi serta pahami modul sinkronisasi sistem tenaga listrik
2. Pahami setiap langkah dan teori dasar setiap materi yang menunjang dalam penguasaan
suatu materi dengan membaca dengan teliti, kemudian kerjakan soal-soal latihan.
3. Coba kerjakan soal-soal tes formatif untuk mengukur sampai sejauh mana pengetahuan
peserta didik miliki modul sinkronisasi sistem tenaga listrik
4. Apabila jawaban kalian dari soal tes kemampuan dapat anda kerjakan 70 % terjawab
dengan benar, maka kalian dapat langsung menuju evaluasi. Namun bila kurang dari 70 %
kalian harus mempelajari modul ini dengan teliti dan ikuti tahapan pembelajaran sampai
selesai.
5. Dalam menjawab tes sumatif usahakan memberi jawaban yang singkat, jelas dan kerjakan
sesuai dengan kemampuan kalian setelah mempelajari modul ini.
6. Catatlah kesulitan yang kalian dapatkan selama mempelajari modul ini dan kemudian
tanyakan pada guru.
IV. Tujuan Akhir
Setelah mempelajari modul ini diharapkan peserta didik dapat:
1. Memahami mengenai dasar sistem tenaga listrik
2. Memahami dasar generator
3. Memahami sinkronisasi sistem tenaga listrik

V. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar


1. Kompetensi Inti (KI)
KI 3 (Pengetahuan) :
Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasitentang pengetahuan faktual,
konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kerja
Teknik Instalasi Tenaga Listrik pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan
dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks
pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga
masyarakat nasional, regional, dan internasional.
KI 4 (Keterampilan) :
Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja
yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang kerja Teknik
Instalasi Tenaga Listrik Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan
kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja. Menunjukkan
keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis,
mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas
spesifik di bawah pengawasan langsung. Menunjukkan keterampilan mempersepsi,
kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah
konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
2. Kompetensi Dasar (KD)
3.13 Memahami prinsip kerja sinkronisasi sistem tenaga listrik
4.13 Mencontohkan prinsip kerja sinkronisasi sistem tenaga listrik
3. Unit kompetensi
KTL.PH21.3526.01 : Menginspeksi Pusat Pembangkit Listrik

VI. Cek Kemampuan

TINGKAT PENGUASAAN
DAFTAR PERTANYAAN
(Skor 0-100)
1. Apakah siswa sudah memahami prinsip kerja
sinkronisasi sistem tenaga listrik?
2. Apakah siswa mampu menjelaskan prinsip kerja
sinkronisasi sistem tenaga listrik?
3. Apakah siswa mampu memahami dasar
sinkronisasi sistem tenga listrik?
4. Apakah siswa mampu menjelaskan prosedur
sinkronisasi sistem tenaga listrik?
5. Apakah siswa mampu memahami proses
pengujian sinkronisasi sistem tenaga listrik?
6. Apakah siswa mampu melakukan pengujian
sinkronisasi sistem tenaga listrik?
B. Pembelajaran
I. Materi Pelajaran
Instalasi Tenaga Listrik

KD :
3.13 Memahami prinsip kerja sinkronisasi sistem tenaga listrik
4.13 Mencontohkan prinsip kerja sinkronisasi sistem tenaga listrik

Kegiatan pembelajaran :
Sinkronisasi sistem tenaga listrik

II. Tujuan Pembelajaran


1. Melalui kegiatan diskusi dan pembelajaran kelompok, peserta didik dapat menjelaskan
dasar inslalasi tenaga listrik sesuai dengan teori secara mandiri.
2. Melalui kegiatan diskusi dan pembelajaran kelompok, peserta didik dapat menjelaskan
prinsip kerja sinkronisasi sistem tenaga listrik sesuai dengan teori secara mandiri.
3. Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat menerapkan
sinkronisasi sistem tenaga listrik dengan benar

III. Uraian Materi


1. Dasar Sistem Tenaga Listrik
a. Konsep sistem tenaga listrik
Teknik Tenaga Listrik ialah ilmu yang mempelajari konsep dasar kelistrikan dan
pemakaian alat yang asas kerjanya berdasarkan aliran elektron dalam konduktor (arus
listrik). Dalam Teknik Tenaga Listrik dikenal dua macam arus :
 Arus searah dikenal dengan istilah DC (Direct Current)
 Arus bolak balik dikenal sebagai AC (Alternating Current)
Dalam menghasilkan arus searah atau arus bolak balik, dikenal sistem pengadaan
energi listrik sebagai berikut : Pembangkit : Sebagai sumber energi listrik yang antara
lain berupa; PLTA, PLTU, PLTN, PLTG, PLTD, dan ENERGI DARI ANGIN, SURYA,
GEOTHERMAL, OMBAK, CHEMICAL,dan sebagainya.
Transmisi : Sebagai jaringan untuk menyalurkan energi listrik dari pembangkit ke beban
atau ke jaringan distribusi (gardu-gardu listrik).
Distribusi : Sebagai jaringan yang menyalurkan energi listrik ke konsumen pemakai.
Secara blok diagram sistem tenaga listrik dapat digambarkan seperti bagan berikut ini.

Dalam sistem tenaga listrik dimulai dari bagian pembangkitan kemudian disalurkan
melalui sistem jaringan transmisi kepada gardu induk dan dari gardu induk ini disalurkan
serta dibagi-bagi kepada pelanggan melalui saluran distribusi. Ada pula pelanggan yang
mendapat pelayanan langsung dari saluran transmisi biasanya pelanggan ini
membutuhkan tegangan yang besar dan daya yang besar pula
Dalam pembangunan pembangkit tenaga listrik, secara umum ada beberapa
pertimbangan dan tahapan yang harus diperhatikan, yaitu :
 Studi analisa mengenai dampak lingkungan (amdal). Di sini dianalisa dan
diperhitungkan mengenai berbagai dampak yang mungkin akan timbul pada saat
pembangunannya dan pada saat pembangkit tenaga listrik tersebut dioperasikan.
 Memperhitungkan dan memprekdisikan tersedianya sumber daya penggerak (air,
panas bumi dan bahan bakar), sehingga benar-benar feasible untuk penggunaan
dalam jangka waktu yang lama dan bisa mendukung kontinyuitas operasional
pembangkit tersebut.
 Tersedianya lahan beserta prasarana dan sarananya, baik untuk pembangkit tenaga
listrik itu sendiri maupun untuk penyalurannya, karena hal ini merupakan satu
kesatuan untuk melayani beban.
 Pertimbangan dari segi pemakaian pembangkit tenaga listrik tersebut, apakah untuk
melayani dan menanggung beban puncak, beban yang besar, beban yang kecil atau
sedang, beban yang bersifat fluktuatif atau hanya untuk stand by saja.
 Biaya pembangunannya harus ekonomis dan diupayakan memakan waktu sesingkat
mungkin. Selain itu juga harus dipertimbangkan dari segi operasionalnya tidak boleh
terlalu mahal.
 Pertimbangan dari segi kemudahan dalam pengoperasian, keandalan yang tinggi,
mudah dalam pemeliharaan dan umur operasional (life time) pembangkit tenaga listrik
tersebut harus panjang.
 Harus dipertimbangkan kemungkinan bertambahnya beban, karena hal ini akan
berkaitan dengan kemungkinan perluasan pembangkit dan penambahan beban
terpasang pada pembangkit.
 Berbagai pertimbangan sosial, teknis dan lain sebagainya yang mungkin akan
menghambat dalam pelaksanaan pembanguna serta pada pembangkit tenaga listrik
tersebut beroperasi. Dari berbagai pertimbangan tersebut, ada satu hal yang dijadikan
pedoman dan filosofi dalam membangun pembangkit tenaga listrik yaitu
pembangunan paling murah dan investasi paling sedikit (least cost generation and
least invesment).

b. Prinsip Kerja berbagai jenis pembangkitan


Seperti telah diterangkan sebelumnya bahwa prinsip dasar pembangkitan tenaga listrik
terdapat pada pengubahan energi mekanik ke dalam energi listrik. Gambar 2 berikut ini
memperlihatan bagan sistem pembangkitan, yang terdiri dari berbagai jenis
pembangkitan.
Masing-masing jenis pembangkit tenaga listrik mempunyai prinsip kerja yang berbeda-
beda, sesuai dengan penggerak mulanya (prime mover). Satu hal yang sama dari
beberapa jenis pembangkit tenaga listrik tersebut yaitu semuanya samasama berfungsi
merubah energi mekanik menjadi energi listrik, dengan cara mengubah potensi energi
mekanik dari air, uap, gas, panas bumi, nuklir, kombinasi gas dan uap, menggerakkan
atau memutar turbin yang porosnya dikopel dengan generator selanjutnya dengan
sistem pengaturannya generator tersebut akan menghasilkan daya listrik. Khusus untuk
pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD), prinsip kerjanya berbeda dengan pembangkit
listrik lainnya. Sebenarnya energi penggerak PLTD ini adalah bahan bakar minyak
karena bahan bakar merupakan bagian yang tak terpisahkan dari mesin diesel tersebut,
maka disebut juga pembangkit tenaga diesel. Diesel ini merupakan satu unit lengkap
yang langsung menggerakkan generator dan menghasilkan energi lsitrik.
c. Jenis Pembangkit Tenaga Listrik
Secara umum pembangkit tenaga listrik dikelompokkan menjadi dua bagian besar yaitu :
pembangkit listrik thermis dan pembangkit listrik non thermis.
Pembangkit listrik thermis mengubah energi panas menjadi energi listrik, panas disini
bisa dihasilkan oleh panas bumi, minyak, uap dan yang lainnya. Hal ini dikatakan bahwa
pembangkit thermis yang dihasilkan dari panas bumi mempunyai penggerak mula panas
bumi biasanya disebut pembangkit panas bumi. Sedangkan pembangkit non thermis
penggerak mulanya bukan dari panas, seperti pada pembangkit thermis penggerak mula
inilah yang menentukan nama/jenis pembangkit tenaga listrik tersebut misalnya apabila
penggerak mulanya berupa air maka air inilah yang menentukan jenis pembangkit
tenaga non thermis tersebut biasanya disederhanakan sebutannya menjadi pembangkit
tenaga air (PLTA), dan lain sebagainya Dari dua bagian besar ini dapat dikelompokkan
menjdi beberapa jenis yaitu :

Pembangkit Listrik Thermis :


1). Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP).
2). Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD).
3). Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
4). Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG).
5). Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU).
6). Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
Pembangkit Listrik Non Thermis :
1). Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
2). Pembangkit Listrik Tenaga Angin.(PLTAngin)
3). Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
Selain beberapa jenis yang disebutkan di atas, masih terdapat jenis pembangkit tenaga
listrik yang lain, misalnya pembangkit listrik yang digerakkan oleh tenaga surya, energi
gelombang laut dan energi angin, saat ini masih dikembangkan secara terbatas di
Indonesia. Sedangkan dari delapan jenis yang disebutkan di atas, tujuh jenis telah
terpasang di Indonesia. Satu jenis pembangkit tenaga listrik, yaitu PLTN, sampai saat ini
masih dalam tahap perencanaan pembangunan dan direncanakan akan dibangun di
lereng Gunung Muria Jawa Tengah. Namun sampai saat ini banyak ditemui hambatan
non teknis di lapangan, yaitu banyak dari masyarakat di sekitar lokasi tersebut
menyatakan keberatan. Mereka mengkawatirkan timbulnya radiasi pada saat
pembangkit tenaga listrik tersebut beroperasi, misalnya dengan timbulnya kebocoran
pada instalasi nuklirnya seperti yang terjadi di Uni Soviet.
2. Generator
a. Pengertian
Generator adalah suatu alat yang memanfaatkan tenaga gerak dan mengubahnya
menjadi energi listrik dengan prinsip kerja induksi electromagnetic.Generator
menghasilkan energi listrik dengan menggunakan tenaga gerak dari beberapa sumber
antara lain : Mesin diesel, turbin uap, tenaga gerak air, tenaga angin, tenaga gas, dan
lainnya.Sebenarnya untuk sebutan pembangkit listrik yang sering kita sebut adalah
Genset (Generator Set).. Mengoperasikan beberapa unit Genset secara bersamaan
sehingga didapat daya sebesar total daya dari masing-masing genset tersebut biasa di
sebut sinkron (SYNCHRONIZING GENERATOR) atau Paralel Genset. Synchronizing
atau paralel generator adalah mengoperasikan secara bersamaan dan diparalelkan dua
buah generator atau lebih untuk mendapatkan daya sebesar jumlah daya generator-
generator tersebut dengan syarat syarat yang telah ditentukan. Contohnya: Jika Instalasi
listrik yang kita miliki membutuhkan daya sebesar 800 kilowatt (800 kw) , sedangkan
Genset yang kita miliki adalah Genset 500 Kw sebanyak dua unit. Kalau genset yang
kita operasikan hanya 1 unit, tentunya 1 unit genset 500 kw tersebut tidak akan mampu
menanggung beban daya listrik sebesar 800 kw. Kalau genset yang kita operasikan
hanya 1 unit, tentunya 1 unit genset 500 kw tersebut tidak akan mampu menanggung
beban daya listrik sebesar 800 kw. Cara yang dapat kita lakukan adalah
mengoperasikan dua unit Genset 500 kw secara bersamaan sehingga didapat daya
genset sebesar jumlah daya dari masing-masing genset tersebut. Genset 500 kw
diparalel atau disinkron dengan genset 500 kw akan menghasilkan kemampuan daya
sebesar 1000 kw. (500 kw + 500 kw) sama dengan 1000 kw. Karena kedua genset
tersebut menghasilkan daya sebesar 1000 kw, maka daya listrik yang kita miliki sebesar
800 kw mampu ditanggung oleh kedua genset yang diparalel tersebut.
b. Jenis generator berdasarkan letak kutubnya dibagi menjadi :
 Generator kutub dalam : generator kutub dalam mempunyai medan magnet yang
terletak pada bagian yang berputar (rotor).
 Generator kutub luar : generator kutub luar mempunyai medan magnet yang terletak
pada bagian yang diam (stator)
c. Jenis generator berdasarkan putaran medan dibagi menjadi :
 Generator sinkron
 Generator asinkron
d. Jenis generator berdasarkan jenis arus yang dibangkitkan
 Generator arus searah (DC)
 Generator arus bolak balik (AC)
e. Jenis generator dilihat dari fasanya
 Generator satu fasa
 Generator tiga fasa
f. Jenis generator berdasarkan bentuk rotornya :
 Generator rotor kutub menonjol biasa digunakan pada generator dengan rpm rendah
seperti PLTA dan PLTD
 Generator rotor kutub rata (silindris) biasa digunakan pada pembangkit listrik /
generator dengan putaran rpm tinggi seperti PLTG dan PLTU
Gambar skema genertor

3. Sistem sinkronisasi tenaga listrik


1) Tujuan Sinkronisasi
Sinkronisasi merupakan suatu cara untuk menghubungkan dua sumber atau beban Arus
Bolak-Balik (AC). Sumber AC tersebut antara lain generator dan beban adalah
transformer yang akan digabungkan atau diparalel dengan tujuan untuk meningkatkan
keandalan dan kapasitas sistem tenaga listrik.
Pada gambar 1 diperlihatkan 2 buah generator pada satu busbar, generator #1 dalam
keadaan terbuka dan akan diparalel atau disinkronkan ke busbar dimana generator #2
telah masuk (telah sinkron dengan jaringan/busbar).\

Gambar 1 generator dalam satu busbar.

Tujuan Sinkronisasi generator adalah :


a. Mendapatkan daya yang lebih besar
b. Menjamin ketersediaan suply ke beban
c. Membagi beban pada generator

2) Jenis Sinkronisasi
Seperti telah dijelaskan diawal, bahwa sinkronisasi adalah proses untuk menyamakan
tegangan, frekuensi, sudut phase dan sequence phase antara 2 sumber daya AC. Maka
berdasarkan arah atau susunan peralatan pada sistem tenaga listrik, sinkronisasi dibagi
menjadi 2 jenis, yaitu:
a. Forward Synchronization (sinkronisasi maju), yaitu proses sinkronisasi generator
kedalam sistem atau busbar.

b. Reverse Synchronization atau backward synchronization (sinkronisasi terbalik),


biasanya terjadi pada sistem tenaga listrik disuatu pabrik, dimana suatu jaringan
suplai akan digabungkan kedalam suatu jaringan sistem atau busbar yang ada. Pada
kondisi ini tidak dimungkinkan untuk mengatur parameter sinkron pada sisi incoming
(jaringan yang akan disinkronkan), yang terpenting CB (PMT) dari beban-beban pada
jaringan suplai (grid supply) dalam keadaan terbuka.

3) Peralatan Instrumentasi Untuk Proses Sinkronisasi Double Voltmeter


a. Adalah voltmeter dengan tampilan 2 pengukuran tegangan yaitu tegangan dari
peralatan yang akan disinkron (generator) dan tegangan sistem yang bekerja
simultan.
b. Double Frequency Meter
Menampilkan nilai frekuensi dari kedua sumber AC.

c. Synchroscope
Alat yang digunakan untuk mengetahui sudut phase dari kedua sumber. Terdiri dari
jarum berputar (rotating pointer), jika jarum berputar tersebut berada pada posisi
tepat di jam 12, maka sudut phase dari kedua sumber sama dengan nol dan dapat
dikatakan kedua sumber “sefase”, dalam sudut phase yang sama.

d. Phase Sequence Indikator


Alat ini sama dengan yang digunakan untuk mengetahui sequence phase dari motor
induksi. Dilengkapi dengan jarum berputar (rotating pointer), jika jarum berputar
searah jarum jam, maka dapat dikatakan memiliki sequence positif RST dan jika
berputar sebaliknya ber-sequence negative atau RTS.

4) Syarat-syarat proses Sinkronisasi


Operasi paralel pusat-pusat tenaga listrik pada dasarnya merupakan perluasan bekerja
paralel satu generator dengan generator lain, dengan tambahan resistansi dan
reaktansi saluran-saluran interkoneksi proses menghubungkan paralel satu generator
dengan generator lainnya dinamakan sinkronisasi, atau dapat juga dikatakan bahwa
Sinkronisasi pada generator adalah memparalelkan kerja dua buah generator atau
lebih untuk mendapatkan daya sebesar jumlah generator tersebut dengan syarat syarat
yang telah ditentukan.
Sinkronisasi atau menghubungkan paralel atau sejajar perlu dipenuhi empat syarat
untuk tegangan system-sistem yang akan diparalelkan yaitu:
1. Harus adanya amplitude Tegangan yang sama.
2. Frekuensi harus sama (mempunyai frekuensi yang sama).
3. Sefasa.
4. Mempunyai sudut phase yang sama.

Penjabaran dari keempat syarat tersebut adalah sebagai berikut:


a. Mempunyai tegangan kerja yang sama
Dengan adanya tegangan kerja yang sama diharapkan pada saat diparalel
dengan beban kosong power faktornya 1. Dengan power factor 1 berarti tegangan
antara 2 generator persisi sama .jika 2 sumber tegangan itu berasal dari dua
sumber yang sifatnya statis misal dari battery atau transformator maka tidak akan
ada arus antara kedunya. Namun karena dua sumber merupakan sumber
tegangan yang dinamis (generator) Maka power factornya akan terjadi deviasi
naik dan turun secara periodic bergantian dan berlawanan.
Hal ini terjadi karena adanya sedikit perbedaan sudut phase yang sesekali
bergeser karena factor gerak dinamis dari penggerak.Itu bisa dibuktikan dengan
membaca secara bersamaan Rpm dari misal dua Generator dalam keadaan
sinkron Generator 1 mempunyai kecepatan putar 1500 dan generator 2.
mempunyai kecepatan putar 1501 maka terdapat selisih 1 putaran / menit Dengan
perhitungan 1/1500 x 360 derajat maka terdapat beda fase 0,24 derajat dan jika
dihitung selisih teganan sebesar cos phi 0,24 derajat x tegangan nominal (400 V)
tegangan nominal (400 V) dan selisihnya sekitar V dan selisih tegangan yang kecil
cukup mengakibatkan timbulnya arus sirkulasi antara 2 buah generator tersebut
dan sifatnya tarik menarik. Dan itu tidak membahayakan. Dan pada saat dibebani
bersama sama maka power faktornya akan relative sama sesuai dengan power
faktor beban. Memang sebaiknya dan idealnya masing masing generator
menunjukkan power factor yang sama. Namun jika terjadi power factor yang
berbeda dengan selisih tidak terlalu banyak tidak terjadi akibat apa apa. Akibatnya
salah satu generator yang mempunyai nilai power.
Factor rendah akan mempunyai nilai arus yang sedikit lebih tinggi. Yang penting
diperhatikan adalah tidak melebihi arus nominal dan daya nominal dari generator.
Pada generator yang akan diparalel biasanya didalam alternatornya ditambahkan
peralatan yang dinamakan Droop kit . Droop kit ini berupa current transformer
yang dipasang. disebagian lilitan dan outputnya disambungkan ke AVR. Droop kit
ini berfungsi untuk mengatur power factor berdasarkan besarnya arus beban,
Sehingga pembagian beban KVAR diharapkan sama pada KW yang sama.
b. Mempunyai urutan phase yang sama
Yang dimaksud urutan phase adalah arah putaran dari ketiga phase. Arah urutan
ini dalam dunia industri dikenal dengan nama CW (clock wise) yang artinya searah
jarum jam dan CCW (counter clock wise) yang artinya berlawanan dengan jarum
jam. Hal ini dapat diukur dengan alat phase sequence type jarum.Dimana jika
pada saat mengukur jarum bergerak berputar kekanan dinamakan CW dan jika
berputar kekiri dinamakan CCW. Disamping itu dikenal juga urutan phase ABC
dan CBA. ABC identik dengan CW sedangkan CBA identik dengan CCW.
c. Mempunyai frekuensi kerja yang sama
Didalam dunia industri dikenal 2 buah system frekuensi yaitu 50 hz dan 60 hz
Dalam operasionalnya sebuah generator bisa saja mempunyai frekuensi yang
fluktuatif (berubah ubah) karena factor factor tertentu. Pada jaringan distribusi
dipasang alat pembatas frekuensi yang membatasi frekuensi pada minimal 48,5
hz dan maksimal 51,5 Hz. Namun pada Generator pabrik over frekuensi dibatasi
sampai 55 Hz sebagai overspeed.Pada saat hendak paralel, dua buah generator
tentu tidak mempunyai frekuensi yang sama persis. Jika mempunyai frekuensi
yang sama persis maka generator tidak akan bisa parallel karena sudut phasanya
belum Sesuai, salah satu harus dikurang sedikit atau dilebihi sedikit untuk
mendapatkan sudut phase yang tepat. Setelah dapat disinkron dan berhasil
sinkron baru kedua generator mempunyai frekuensi yang sama-sama persis.
d. Mempunyai sudut phase yang sama
Mempunyai sudut phase yang sama bisa diartikan , kedua phase dari 2 Generator
mempunyai sudut phase yang berhimpit sama atau 0 derajat. Dalam
kenyataannya tidak memungkinkan mempunyai sudut yang berhimpit karena
genset yang berputar meskipun dilihat dari parameternya mempunyai frekuensi
yang sama namun jika dilihat menggunakan synchronoscope pasti bergerak labil.
kekiri dan kekanan, dengan kecepatan sudut radian yang ada sangat sulit untuk
mendapatkan sudut berhimpit dalam jangka waktu 0,5 detik. Breaker butuh waktu
tidak kurang dari 0,3 detik untuk close pada saat ada perintah close pada proses
sinkron masih diperkenankan perbedaan sudut maksimal 10 derajat. Dengan
perbedaan sudut maksimal 10 derajat selisih tegangan yang terjadi berkisar 4
Volt. Peralatan modul untuk mengakomodasi kebutuhan synhcrone Generator,
yaitu Load sharing, Synchronizing, Dependent start stop, dan lain lain.

Gambar Generator Bekerja Paralel (Sinkron)

Bilamana salah satu syarat diatas tidak dipenuhi, maka antara kedua system yang
diparalelkan akan terjadi selisih-selisih tegangan yang dapat menyebabkan arus-
arus yang cukup besar sehingga dapat menimbulkan kerusakan-kerusakan pada
mesin-mesin. Dalam praktek ada suatu alat yang dapat mengecek ketiga syarat
tersebut diatas yaitu yang disebut sinkronoskop. Diantara sinkronoskop dapat
disebut : sinkronoskop lampu, pengukur volt nol, dan osilograf elektron yang dapat
dipergunakan sebagai sinkronoskop.
5) Prosedur Proses Sinkronisasi
Prosedur untuk melakukan proses Sinkronisasi dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Hidupkan Sychronizing Switch untuk memulai proses parallel;
 Untuk proses paralel secara manual, Synchronizing Switch dipoisikan pada
posisi manual.
 Untuk proses Paralel secara otomatis, Synchronizing Switch diposisikan pada
posisi auto.
b. mengatur Voltage Adjuster untuk menyamakan tegangan Line dengan generator
sambil mengatur Diff. Voltage meter.
c. mengatur Speed Adjuster untuk menyamakan frekuensi Line dengan generator
sambil mengamati jarum Synchronizing meter sampai bergerak searah jarum jam
dengan putaran lambat 0,2 Hz (1 putaran dlam 5 detik).
 Jika dilakukan dengan manual, maka pada saat jarum Syncron berada pada
posisi 5 s/d 10° sebelum mencapai titik puncak (posisi jam 12) dengan
menggerakkan tuas CB pada posisi ON untuk melakukan Paralel.
 Jika dilakukan secara Automatic, maka proses sinkronisasi (paralel) akan
bekerja sendiri.
VII. Latihan
Soal :
1. Sebutkan dan Jelaskan beberapa sistem pengadaan energi listrik sebagai tenaga listrik!
2. Jelaskan pengertian generator dan sinkronisasi generator!
3. Jelaskan 2 jenis sinkronisasi berdasarkan arah atau susunan peralatan pada sistem tenaga
listrik!
4. Jelaskan Syarat-syarat proses Sinkronisasi untuk tegangan system-sistem yang akan
diparalelkan!
VIII. Rangkuman

Teknik Tenaga Listrik ialah ilmu yang mempelajari konsep dasar kelistrikan dan pemakaian alat
yang asas kerjanya berdasarkan aliran elektron dalam konduktor (arus listrik). Dalam Teknik
Tenaga Listrik dikenal dua macam arus :
1. Arus searah dikenal dengan istilah DC (Direct Current)
2. Arus bolak balik dikenal sebagai AC (Alternating Current)
Dalam menghasilkan arus searah atau arus bolak balik, dikenal sistem pengadaan energi listrik
sebagai berikut :
- Pembangkit sebagai sumber energi listrik yang antara lain berupa; PLTA, PLTU, PLTN, PLTG,
PLTD, dan ENERGI DARI ANGIN, SURYA, GEOTHERMAL, OMBAK, CHEMICAL,dan
sebagainya.
- Transmisi sebagai jaringan untuk menyalurkan energi listrik dari pembangkit ke beban atau ke
jaringan distribusi (gardu-gardu listrik).
- Distribusi: Sebagai jaringan yang menyalurkan energi listrik ke konsumen pemakai.
Generator adalah suatu alat yang memanfaatkan tenaga gerak dan mengubahnya menjadi energi
listrik dengan prinsip kerja induksi electromagnetic. Generator menghasilkan energi listrik dengan
menggunakan tenaga gerak dari beberapa sumber antara lain : Mesin diesel, turbin uap, tenaga
gerak air, tenaga angin, tenaga gas, dan lainnya
Sinkronisasi merupakan suatu cara untuk menghubungkan dua sumber atau beban Arus Bolak-
Balik (AC). Sumber AC tersebut antara lain generator dan beban adalah transformer yang akan
digabungkan atau diparalel dengan tujuan untuk meningkatkan keandalan dan kapasitas sistem
tenaga listrik.
Jenis Sinkronisasi
1. Forward Synchronization (sinkronisasi maju)
2. Reverse Synchronization atau backward synchronization (sinkronisasi terbalik)
Peralatan Instrumentasi Untuk Proses Sinkronisasi Double Voltmetel
1. Voltmeter dengan tampilan 2 pengukuran tegangan
2. Double Frequency Meter
3. Synchroscope
4. Phase Sequence Indikator
Sinkronisasi Pada Sistem Pembangkit Listrik merupakan proses menghubungkan paralel satu
generator dengan generator pembangkit lainnya
Syarat-syarat proses Sinkronisasi atau menghubungkan paralel atau sejajar perlu dipenuhi tiga
syarat untuk tegangan system-sistem yang akan diparalelkan yaitu:
1. Harus adanya amplitude Tegangan yang sama.
2. Frekuensi harus sama (mempunyai frekuensi yang sama).
3. Sefasa.
4. Mempunyai sudut phase yang sama.
IX. Tes Formatif

1. Sebutkan dua macam arus!


a. Arus AC dan Arus DC
b. Arus AC dan Arus elektron
c. Arus elektron dan Arus DC
d. Arus elektron dan Arus listrik
2. Sebagai jaringan untuk menyalurkan energi listrik dari pembangkit ke beban atau ke jaringan
distribusi (gardu-gardu listrik) adalah...
a. Distribusi
b. Transmisi
c. Pembangkit
d. Gardu induk
3. Sebagai jaringan yang menyalurkan energi listrik ke konsumen pemakai adalah....
a. Distribusi
b. Transmisi
c. Pembangkit
d. Gardu induk
4. Pengertian dari generator adalah
a. Perubahan tenaga gerak menjadi tenaga listrik
b. Perubahan tenaga listrik menjadi tenaga gerak
c. Perubahan tenaga panas menjadi tenaga lsitrik
d. Perubahan tenaga gerak menjadi tenaga panas
5. Dibawah ini generator dilihat berdasarkan fasanya adalah....
a. 1 fasa dan 2 fasa
b. 2 fasa dan 3 fasa
c. 1 fasa dan 3 fasa
d. 1 fasa dan 4 fasa
6. Berdasarkan arah atau susunan peralatan pada sistem tenaga listrik, sinkronisasi dibagi
menjadi 2 jenis adalah :
a. sinkronisasi maju dan sinkronisasi mundur
b. sinkronisasi mundur dan sinkronisasi terbalik
c. sinkronisasi maju dan sinkronisasi terbalik
d. sinkronisasi maju dan sinkronisasi searah
7. Peralatan Instrumentasi Untuk Proses Sinkronisasi Double Voltmeter kecuali...
a. Voltmeter
b. Double Frequency Meter
c. Synchroscope
d. Ampermeter
8. Yang dimaksud Sinkronisasi pada generator adalah
a. memparalelkan kerja dua buah generator atau lebih
b. serikan kerja dua buah generator atau lebih
c. seri – paralel kerja dua buah generator atau lebih
d. memparalelkan kerja satu buah generator atau lebih
9. Salah satu Syarat-syarat proses Sinkronisasi pada generator sebagai sistem tenaga listrik
adalah....
a. Harus adanya daya Tegangan yang sama
b. Harus adanya arus Tegangan yang sama
c. Harus adanya amplitude Tegangan yang sama
d. Harus adanya sinusoida Tegangan yang sama
10. mengatur Speed Adjuster untuk menyamakan frekuensi Line dengan generator sambil
mengamati jarum Synchronizing meter sampai bergerak searah jarum jam adalah ....
a. dengan putaran lambat 0,2 Hz (1 putaran dlam 5 detik)
b. dengan putaran lambat 0,3 Hz (1 putaran dlam 5 detik)
c. dengan putaran lambat 0,4 Hz (1 putaran dlam 5 detik)
d. dengan putaran lambat 0,5 Hz (1 putaran dlam 5 detik)
X. Penutup

Materi pembelajaran pada modul ini merupakan materi bidang keahlian lanjutan yang harus
dimiliki oleh setiap siswa yang mengambil keahlian di bidang teknik instalasi tenaga listrik, pada
materi instalasi tenaga listrik. Mintalah pada guru untuk melakukan evaluasi dengan sistem
penilaiannya dilakukan langsung dan untuk peserta didik diharapkan menguasai modul ini dan
dilihat dari nilai yang dicapai pada setiap tes lulus (mendapatkan nilai minimal 76), maka siswa
yang bersangkutan akan semakin mudah di dunia industri karna telah memiliki kompetensi yang
baik. Anda telah menyelesaikan suatu kompetensi tertentu.
XI. Daftar Pustaka

Zuhal. Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronik Daya. Jakarta. PT Gramedia
Pustaka Utama. 1995
Kadir, Abdul, 1995. Energi; Sumber daya, inovasi, tenaga listrik, potensi ekonomi. Cet 1. Edisi
Kedua/ Revisi- Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia ( UI-Press).
Thomas E. Kissell (1990), Modern Industrial/Electrical Motor Controls : Operation, Installation,
and Troubleshooting, Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey.
Adista Ayu Widiasanti, November 2012, “Operasi HMXT-200 Generator sebagai Penghasil
Hidrogen pada H2 Plant PLTGU, PT. Indonesia Power UBP Semarang”
Arismunandar,A,DR. 1979. Teknik Tenaga Listrik III Gardu Induk. Jakarta:
PT. Pradya Pratama
XII. Glosarium
1. Synchronization = Hubungan
2. Forward Synchronization = sinkronisasi maju
3. Reverse Synchronization = sinkronisasi terbalik
4. DC = Direct Current
5. AC = Alternating Current
6. Voltage Adjuster = tegangan Line
7. Speed Adjuster = frekwensi Line
8. Generator = Tenaga gerak ke tenaga listrik
9. Voltmeter = alat ukur tegangan
10. Double Frequency Meter = alat ukur frekuensi ganda
11. Fluksi = garis-garis gaya magnet (ggm)
12. frekuensi = jumlah periode dalam satu detik

Anda mungkin juga menyukai