Anda di halaman 1dari 31

MODUL PEMBELAJARAN

PERENCANAAN INSTALASI TENAGA


LISTRIK 3 FASA

DI SUSUN OLEH :
MADY DEKA APRILIYA

SMK MUHAMMADIYAH 3 SAMARINDA


TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. Alhamdulillahi
Rabbil ’Aalamin, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan penyusunan modul ini. Shalawat dan salam dengan ucapan
Allahumma sholli ’ala Muhammad wa ’ala ali Muhammad penulis sampaikan
untuk junjungan kita Nabi besar Muhammad Saw.

Modul ini disusun untuk memenuhi kebutuhan peserta pendidikan dan


pelatihan (Diklat) PPG dalam rangka sertifikasi guru. Teknik penyajiannya
dilakukan secara terpadu tanpa pemilahan berdasarkan jenjang pendidikan. Hal
ini dilakukan untuk menghindari pengulangan sebuah topik hanya karena
penyajian yang berbeda berdasarkan jenjang pendidikan.

Seperti layaknya sebuah modul, maka pembahasan dimulai dengan


menjelaskan tujuan yang hendak dicapai dan disertai dengan soal yang
mengukur tingkat penguasaan materi setiap topik. Dengan demikian pengguna
modul ini secara mandiri dapat mengukur tingkat ketuntasan yang dicapainya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa modul ini tentu punya banyak


kekurangan. Untuk itu penulis dengan berlapang dada menerima masukan dan
kritikan konstruktif dari berbagai pihak demi kesempurnaannya di masa yang
akan datang. Akhirnya kepada Allah jualah penulis bermohon semoga semua ini
menjadi amal saleh bagi penulis dan bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, Oktober 2018

Penulis,

Mady Deka Apriliya,


DAFTAR ISI

MODUL PEMBELAJARAN ...................................................................................................... 1


KATA PENGANTAR ................................................................................................................. 2
DAFTAR ISI ................................................................................................................................ 3
1. PENDAHULUAN ................................................................................................................ 4
A. DESKRIPSI ................................................................................................................. 4
B. PRASYARAT .............................................................................................................. 4
C. PETUNJUK PENGGUNAAN ................................................................................... 5
D. TUJUAN AKHIR ......................................................................................................... 5
E. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR ................................................... 6
2. URAIAN MATERI ............................................................................................................... 7
A. Perencanaan Instalasi Tenaga Listrik Menurut PUIL ...................................... 7
B. Bahan Instalasi Tenaga Listrik 3 Fasa .............................................................. 10
C. Perencanaan Biaya Instalasi Tenaga Listrik 3 fasa....................................... 21
3. LATIHAN ........................................................................................................................... 22
4. RANGKUMAN .................................................................................................................. 23
5. TES FORMATIF ............................................................................................................... 24
6. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT ...................................................................... 27
7. KUNCI JAWABAN ........................................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 30
GLOSARIUM ............................................................................................................................ 31
1. PENDAHULUAN
A. DESKRIPSI
Kurikulum 2013 dirancang untuk memperkuat kompetensi peserta didik
dari sisi pengetahuan. Keterampilan dan sikap secara utuh. Proses
pencapaiannya melalui pembelajaran sejumlah mata pelajaran yang
dirangkai sebagai suatu kesatuan yang saling mendukung pencapaian
kompetensi tersebut. Buku bahan ajar dengan judul Perencanaan
Instalasi Listrik 3 fasa ini merupakan salah satu referensi yang digunakan
untuk mendukung pembelajaran pada paket keahlian Teknik Instalasi
Tenaga Listrik yang diberikan pada kelas XII
Buku ini menjabarkan usaha minimal yang harus dilakukan peserta didik
untuk mencapai kompetensi yang diharapkan, yang dijabarkan dalam
kompetensi inti dan kompetensi dasar. Sesuai dengan pendekatan yang
dipergunakan dalam kurikulum 2013, peserta didik ditugaskan untuk
mengeksplorasi ilmu pengetahuan dari berbagai sumber belajar yang
tersedia dan terbentang luas di sekitarnya. Peran guru sangat penting
untuk meningkatkan dan menyesuaikan daya serap peserta didik dengan
ketersediaan kegiatan pada buku ini. Guru dapat memperkayanya dengan
kreasi dalam bentuk kegiatan-kegiatan lain yang relevan bersumber dari
lingkungan sosial alam.
Buku peserta didik ini disusun di bawah koordinasi Direktorat Pembinaan
SMK, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, dan dipergunakan dalam
tahap awal penerapan kurikulum 2013. Buku ini merupakan “dokumen
hidup" yang senantiasa diperbaiki, diperbaharui dan dimutakhirkan sesuai
dengan dinamika kebutuhan dan perubahan zaman. Masukan dari
berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku ini.

B. PRASYARAT

Untuk mengikuti pembelajaran ini, din harapkan peserta didik sudah


selesai mempelajari mata pelajaran matematika, fisika, gambar teknik,
dan dasar dan pengukuran listrik.
C. PETUNJUK PENGGUNAAN

Modul ini dapat digunakan siapa saja terutama siswa-siswa SMK


Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa, terutama untuk program studi
keahlian Teknik Ketenagalistrikan yang ingin mempelajari perencanaan
Instalasi Tenaga Listrik 3 fasa.

Modul ini berisi berisi Materi pembelajaran yaitu :


1. Perencanaan Instalasi Listrik menurut PUIL
2. Bahan Instalasi Tenga Listrik 3 fasa
3. Perencanaan Biaya Instalasi Tenaga Listrik 3 fasa

Setiap kegiatan belajar berisi informasi teori, tugas dan tes


formatif. Tugas-tugas merupakan kegiatan praktek. Informasi
pelaksanaan praktek dapat dibaca di lembar kerja peserta didik. Tes
formati berisi pertanyaan-pertanyaan baik

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah membaca modul ini, diharapkan peserta didik dapat :


1. Menghitung Jumlah dan jenis kabel, penghantar dan
perlengkapannya, jenis PHB

2. Menunjukkan dengan jelas letak gedung dan rencana


penyambungannya dengan sumber tenaga listrik

3. Merencana tata letak yang menunjukkan dengan jelas tata letak


perlengkapan listrik beserta sarana kendalinya (pelayanannya),
seperti titik lampu, kotak kontak, sakelar motor listrik, PHB, dan lain -
lain

4. Menghitung biaya pembelian bahan, biaya upah kerja, biaya PPN,dan


biaya pajak
E. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
 Kompetensi Inti
KI- 3.
Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang
pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif
sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Teknik Instalasi Tenaga
Listrik pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan
dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari
keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional,
dan internasional
KI- 4.
Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi,
dan prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah
sesuai dengan bidang kerja Teknik Instalasi Tenaga Listrik
Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas
yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja.
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara
efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan
solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di
bawah pengawasan langsung.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru,
membiasakan, gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah
konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung

 Kompetensi Dasar
3.12 Menganalisis jumlah bahan, tata letak dan rencana biaya
pada instalasi tenaga listrik 3 fasa
4.12 Menentukan jumlah bahan, tata letak dan rencana biaya pada
instalasi tenaga listrik 3 fasa
2. URAIAN MATERI

A. Perencanaan Instalasi Tenaga Listrik Menurut PUIL

Perencanaan instalasi listrik ialah berkas gambar Perencanaan dan uraian teknik,
yang digunakan sebagai pedoman untuk melaksanakan pemasangan suatu
instalasi listrik. Perencanaan instalasi listrik harus dibuat dengan jelas, serta
mudah dibaca dan dipahami oleh para teknisi listrik. Untuk itu harus diikuti
ketentuan dan standar yang berlaku.

Menurut PUIL 2011 Ketentuan Perencanaan instalasi listrik terdiri dari :

1. Gambar situasi, yang menunjukkan dengan jelas letak gedung atau


bangunan tempat instalasi tersebut akan dipasang dan Perencanaan
hubungannya dengan sumber tenaga listrik. Data yang perlu ditulis pada
gambar situasi adalah alamat lengkap, jarak terhadap sumber listrik terdekat (
tiang listrik/ bangunan yang sudah berlistrik ). Bila belum ada jaringan
listriknya, perlu digambarkan rencana pemasangan tiang tiang listrik.

2. Gambar instalasi yang meliputi:


a) Perencanaan tata letak yang menunjukkan dengan jelas letak
perlengkapan listrik beserta sarana kendalinya (pelayanannya), seperti
titik lampu, kotak kontak, sakelar, motor listrik, PHBK dan lain-lain.
b) Perencanaan hubungan perlengkapan listrik dengan gawai pengendalinya
seperti hubungan lampu dengan sakelarnya, motor dengan pengasutnya,
dan dengan gawai pengatur kecepatannya, yang merupakan bagian dari
sirkit akhir.
c) Gambar hubungan antara bagian sirkit akhir tersebut dalam butir b) dan
PHBK yang bersangkutan, ataupun pemberian tanda dan keterangan
yang jelas mengenai hubungan tersebut.
d) Tanda ataupun keterangan yang jelas mengenai setiap perlengkapan
listrik.

3. Diagram garis tunggal, yang meliputi :


a) Diagram PHBK lengkap dengan keterangan mengenai ukuran dan
besaran pengenal komponennya;
b) Keterangan mengenai jenis dan besar beban yang terpasang dan
pembagiannya;
c) Pembumian sistem dengan mengacu kepada 312.2;
d) Ukuran dan jenis konduktor yang dipakai.
4. Gambar rinci yang meliputi :
a) Perkiraan ukuran fisik PHBK;
b) Cara pemasangan perlengkapan listrik;
c) Cara pemasangan kabel;
d) Cara kerja instalasi kendali.
Gambar rinci dapat juga diganti dan atau dilengkapi dengan keterangan atau
uraian.

5. Perhitungan teknis bila dianggap perlu, yang meliputi antara lain :


a. Drop voltase;
b. Perbaikan faktor daya;
c. Beban terpasang dan kebutuhan maksimum;
d. Arus hubung pendek dan daya hubung pendek;
e. Tingkat pencahayaan;
f. Keseimbangan beban.
6. Tabel bahan instalasi, yang meliputi :
a. Jumlah dan jenis kabel, konduktor dan perlengkapan;
b. Jumlah dan jenis perlengkapan bantu;
c. Jumlah dan jenis PHBK;
d. Jumlah dan jenis luminer lampu.
7. Uraian teknis, yang meliputi :
a. Ketentuan tentang sistem proteksi dengan mengacu kepada Lampiran F
Bagian 4-41;
b. Ketentuan teknis perlengkapan listrik yang dipasang dan cara
pemasangannya;
c. Cara pengujian;
d. Jadwal waktu pelaksanaan.
8. Perkiraan biaya

B. Bahan Instalasi Tenaga Listrik 3 Fasa


1. Perlengkapan Perangkat Hubung Bagi (PHB) 3 Fasa
Untuk pemakaian tenaga listrik system pembagianya arusnya berbeda
dengan pembagian arus pada rumah biasa untuk itu dipergunakan PHB 3
Fasa yang terdiri dari satu grup atau lebih.

Perlengkapan PHB 3 Fasa terdiri dari.

a. Rumah PHB
b. Sakelar penghubung Utama
c. Sekering utama
d. Rel pembagi
e. Sakelar pembagi
f. Sekering pembagi
g. Sambungan tanah ( grounding)
h. Perlengkapan alat ukur listrik.
Perangkat hubung bagi menurut definisi PUIL, adalah suatu perlengkapan
untuk mengendalikan dan membagi tenaga listrik dan atau mengendalikan
dan melindungi sirkit dan pemanfaat tenaga listrik. Adapun bentuknya dapat
berupa box, panel, atau lemari.

Perangkat hubung bagi ini merupakan bagian dari suatu sistem suplai. Sistem
suplai itu sendiri pada umumnya terdiri atas : pembangkitan (generator),
transmisi (penghantar), pemindahan daya (transformator). Sebelum tenaga
listrik sampai ke peralatan konsumen seperti motor-motor, katup solenoid,
pemanas, lampu-lampu penerangan, AC dan sebagainya, biasanya melalui
PHB terlebih dahulu.

PHB adalah panel hubung bagi / papan hubung bagi / panel berbentuk
lemari (cubicle), yang dapat dibedakan sebagai :

 Panel Utama / MDP : Main Distribution Panel


 Panel Cabang / SDP : Sub Distribution Panel
 Panel Beban / SSDP : Sub-sub Distribution Panel
Untuk PHB sistem tegangan rendah, hantaran utamanya merupakan kabel
feeder dan biasanya menggunakan NYFGBY. Di dalam panel biasanya
busbar / rel dibagi menjadi dua segmen yang saling berhubungan dengan
saklar pemisah, yang satu mendapat saluran masuk dari APP (pengusaha
ketenagalistrikan) dan satunya lagi dari sumber listrik sendiri (genset).

Dari kedua busbar didistribusikan ke beban secara langsung atau melalui


SDP dan atau SSDP. Tujuan busbar dibagi menjadi dua segmen ini adalah
jika sumber listrik dari PLN mati akibat gangguan ataupun karena
pemeliharaan, maka suplai ke beban tidak akan terganggu dengan adanya
sumber listrik sendiri (genset) sebagai cadangan.

2. Peralatan Pengaman Arus Listrik


Peralatan pengaman arus listrik untuk penghubung dan pemutus terdiri dari

A. Circuit Breaker (CB) MCB (Miniatur Circuit Breaker)


MCB adalah suatu rangkaian pengaman yang dilengkapi dengan
komponen thermis (bimetal) untuk pengaman beban lebih dan juga
dilengkapi relay elektromagnetik untuk pengaman hubung singkat.MCB
banyak digunakan untuk pengaman sirkit satu fasa dan tiga fasa.
Keuntungan menggunakan MCB, yaitu :

1. Dapat memutuskan rangkaian tiga fasa walaupun terjadi hubung


singkat pada salah satu fasanya.
2. Dapat digunakan kembali setelah rangkaian diperbaiki akibat hubung
singkat atau beban lebih.
3. Mempunyai respon yang baik apabila terjadi hubung singkat atau beban
lebih.
Pada MCB terdapat dua jenis pengaman yaitu secara thermis dan
elektromagnetis, pengaman termis berfungsi untuk mengamankan
arus beban lebih sedangkan pengaman elektromagnetis berfungsi
untuk mengamankan jika terjadi hubung singkat. Pengaman thermis
pada MCB memiliki prinsip yang sama dengan thermal overload yaitu
menggunakan dua buah logam yang digabungkan (bimetal),
pengamanan secara thermis memiliki kelambatan, ini bergantung pada
besarnya arus yang harus diamankan, sedangkan pengaman
elektromagnetik menggunakan sebuah kumparan yang dapat menarik
sebuah angker dari besi lunak.
MCB dibuat hanya memiliki satu kutub untuk pengaman satu fasa,
sedangkan untuk pengaman tiga fasa biasanya memiliki tiga kutub
dengan tuas yang disatukan, sehingga apabila terjadi gangguan pada
salah satu kutub maka kutub yang lainnya juga akan ikut terputus.
Berdasarkan penggunaan dan daerah kerjanya, MCB dapat
digolongkan menjadi 5 jenis ciri yaitu :
 Tipe Z (rating dan breaking capacity kecil) Digunakan untuk
pengaman rangkaian semikonduktor dan trafo-trafo yang sensitif
terhadap tegangan.
 Tipe K (rating dan breaking capacity kecil) Digunakan untuk
mengamankan alat-alat rumah tangga.
 Tipe G (rating besar) untuk pengaman motor.
 Tipe L (rating besar) untuk pengaman kabel atau jaringan.
 Tipe H untuk pengaman instalasi penerangan bangunan

a.MCB 1 Fasa b.MCB 3 Fasa


Gambar 2.1 MCB

B. MCCB (Mold Case Circuit Breaker)


MCCB merupakan salah satu alat pengaman yang dalam proses
operasinya mempunyai dua fungsi yaitu sebagai pengaman dan
sebagai alat untuk penghubung.
Jika dilihat dari segi pengaman, maka MCCB dapat berfungsi sebagai
pengaman gangguan arus hubung singkat dan arus beban lebih. Pada
jenis tertentu pengaman ini, mempunyai kemampuan pemutusan yang
dapat diatur sesuai dengan yang diinginkan.

Gambar 2.2 MCCB

C. ACB (Air Circuit Breaker)


ACB (Air Circuit Breaker) merupakan jenis circuit breaker dengan
sarana pemadam busur api berupa udara. ACB dapat digunakan pada
tegangan rendah dan tegangan menengah. Udara pada tekanan
ruang atmosfer digunakan sebagai peredam busur api yang timbul
akibat proses switching maupun gangguan.
Gambar 2.3 ACB

Air Circuit Breaker dapat digunakan pada tegangan rendah dan


tegangan menengah. Rating standar Air Circuit Breaker (ACB) yang
dapat dijumpai dipasaran seperti ditunjukkan pada data diatas.
Pengoperasian pada bagian mekanik ACB dapat dilakukan dengan
bantuan solenoid motor ataupun pneumatik. Perlengkapan lain yang
sering diintegrasikan dalam ACB adalah :

 Over Current Relay (OCR)


 Under Voltage Relay (UVR)

D. OCB (Oil Circuit Breaker)


Oil Circuit Breaker adalah jenis CB yang menggunakan minyak
sebagai sarana pemadam busur api yang timbul saat terjadi
gangguan. Bila terjadi busur api dalam minyak, maka minyak yang
dekat busur api akan berubah menjadi uap minyak dan busur api akan
dikelilingi oleh gelembung-gelembung uap minyak dan gas.

Gas yang terbentuk tersebut mempunyai sifat thermal conductivity


yang baik dengan tegangan ionisasi tinggi sehingga baik sekali
digunakan sebagi bahan media pemadam loncatan bunga api.

Gambar 2.4 OCB


E. VCB (Vacuum Circuit Breaker)
Vacuum circuit breaker memiliki ruang hampa udara untuk
memadamkan busur api, pada saat circuit breaker terbuka (open),
sehingga dapat mengisolir hubungan setelah bunga api terjadi, akibat
gangguan atau sengaja dilepas. Salah satu tipe dari circuit breaker
adalah recloser. Recloser hampa udara dibuat untuk memutuskan dan
menyambung kembali arus bolak-balik pada rangkaian secara
otomatis. Pada saat melakukan pengesetan besaran waktu
sebelumnya atau pada saat recloser dalam keadaan terputus yang
kesekian kalinya, maka recloser akan terkunci (lock out), sehingga
recloser harus dikembalikan pada posisi semula secara manual.

a. tampak dalam b.tampak luar

Gambar 2.5 VCB

3. Stecker dan Stop Kontak 3 Fasa


Stop kontak merupakan material instalasi listrik yang berfungsi sebagai
muara penghubung antara arus listrik dengan peralatan listrik. Di bawah ini
adalah gambar stop kontak out bow yang dipasang di luar tebok (tidak ditanam
di dalam tembok) dan memiliki beberapa colokan sehingga sering disebut
terminal.

Stop kontak, sebagian mengatakan outlet, merupakan komponen listrik yang


berfungsi sebagi muara hubungan antara alat listrik dengan aliran listrik. Agar
alat listrik terhubung dengan stop kontak, maka diperlukan kabel dan steker atau
colokan yang nantinya akan ditancapkan pada stop kontak.
Macam dan jenis stop kontak di pasaran ada 2 jenis, yaitu stop kontak 1 fasa
dan stop kontak 3 fasa

Gambar 3.1 Stop Kontak dan Stecker 3 Fasa

4. Peralatan tambahan
Peralatan tambahan dalam PHB antara lain :
 Rele proteksi
 trafo tegangan, trafo arus
 alat-alat ukur besaran listrik : amperemeter, voltmeter, frekuensi meter,
cos ij meter - lampu-lampu tanda - dll

5. Kabel
Kabel listrik adalah merupakan komponen listrik yang berfungsi untuk

menghantarkan energi listrik ke sumber-sumber beban listrik atau alat-alat

listrik.

a. Jenis kabel listrik yang umum dipakai dan nomenklatur-nya

Dalam instalasi listrik , paling tidak ada 3 jenis kabel listrik yang paling

umum digunakan yaitu kabel jenis NYA, NYM dan NYY.berarti kabel

standar berpenghantar tembaga (huruf “N”) dan berselubung isolasi dari

PVC (Poli Vinil Chlorid) (huruf “Y”)

1. Kabel NYA
Kabel tipe NYA Merupakan kabel berisolasi PVC dan berinti
kawat tunggal. Warna isolasinya ada beberapa macam yaitu merah,
kuning, biru dan hitam. Jenisnya adalah kabel udara (tidak untuk
ditanam dalam tanah). Karena isolasinya hanya satu lapis, maka
mudah luka karena gesekan, gigitan tikus atau gencetan. Dalam
pemasangannya, kabel jenis ini harus dimasukkan dalam suatu konduit
kabel.

Konduit adalah suatu selubung pelindung, ada yang berupa pipa besi,
tetapi yang paling umum digunakan adalah pipa PVC (tetapi berbeda
dengan pipa PVC untuk air).

2. Kabel NYM

Kabel tipe NYM yang terpasang di peralatan listrik rumah Kabel


jenis ini mempunyai isolasi luar jenis PVC berwarna putih (cara
mengenalinya bisa dengan melihat warna yang khas putih ini) dengan
selubung karet di dalamnya dan berinti kawat tunggal yang jumlahnya
antara 2 sampai 4 inti dan masing-masing inti mempunyai isolasi PVC
dengan warna berbeda. Jadi seperti beberapa kabel NYA yang
dijadikan satu dan ditambahkan isolasi putih dan selubung karet.

Kabel ini relative lebih kuat karena adanya isolasi PVC dan selubung
karet. Pemasangannya pada instalasi listrik dalam rumah bisa tanpa
konduit (kecuali dalam tembok sebaiknya menggunakan konduit seperti
yang dijelaskan sebelumnya). Kabel ini dirancang bukan untuk
penggunaan di bagian luar (outdoor).

3. Kabel NYY

Warna khas kabel ini adalah hitam dengan isolasi PVC ganda
sehingga lebih kuat. Karena lebih kuat dari tekanan gencetan dan air,
pemasangannya bisa untuk outdoor, termasuk ditanam dalam tanah.
Kabel untuk lampu taman dan di luar rumah sebaiknya menggunakan
kabel jenis ini. Harganya tentu lebih mahal dibanding dua jenis kabel
sebelumnya.

b. Kuat Hantar Arus (KHA)

Kabel listrik mempunyai ukuran luas penampang inti kabel yang


berhubungan dengan kapasitas penghantaran arus listriknya. Dalam
istilah PUIL, besarnya kapasitas hantaran kabel dinamakan dengan Kuat
Hantar Arus (KHA).
Besar kapasitas daya listrik dalam suatu instalasi listrik rumah
berhubungan dari berapa besar langganan listrik dari PLN. Dalam hal ini
adalah berapa besar rating MCB yang terpasang di kWh meter (lihat dalam
artikel “MCB sebagai Proteksi dan Pembatas Daya Listrik (2)” untuk
detailnya). Besarnya KHA kabel harus lebih besar dari rating MCB, karena
prinsipnya adalah MCB harus trip sebelum kabelnya terkena masalah.

Arus listrik yang melebihi KHA dari suatu kabel akan menyebabkan
kabel tersebut menjadi panas dan bila melebihi daya tahan isolasinya,
maka dapat menyebabkan rusaknya isolasi. Kerusakan isolasi bisa
menyebabkan kebocoran arus listrik dan akibatnya bisa fatal seperti
kesetrum pada manusia atau bahkan meng akibatkan terjadinya
kebakaran..Faktor lain dalam menentukan pemilihan kabel dengan KHA-
nya adalah mengenai peningkatan kebutuhan daya listrik di masa depan.

PUIL 2000 memberikan ketentuan mengenai besarnya diameter dari


penghantar kabel dan maksimum KHA terus-menerus yang diperbolehkan
pada kabel tipe NYA, NYM dan NYY.

Tabel Kuat Hantar Arus Kabel dan Jenis NYA

Tabel kuat hantar arus yang terus menerus diperbolehkan dan


proteksi untuk kabel berisolasi PVC pada suhu keliling 30 derajat celcius
dan suhu penghantar maksimum 70 derajat celcius.
Catatan : (x) = untuk satu atau kabel lebih kabel tunggal tanpa selubung
(xx)= untuk kabel tunggal dengan jarak sekurang kurangnya sama
dengan diameternya

Tabel Kuat Hantar Arus Kabel Jenis NYM

(PUIL 2000/Hal 302 )


Tabel Kuat Hantar Arus Kabel Jenis NYY
CATATAN : KHA terus menerus kabel tanah ini dihitung berdasarkan ondisi
tersebut dalam 7.3.4.2 dan 7.3.4.4
Sumber : PUIL 2000 / Hal 304

6. Pipa

Pipa instalasi semua penghantar dalam instalasi dimasukan dalam

pipa PVC dengan ukuran-ukuran agar penghantar aman dari benturan

makanis, disamping itu juga penghantar akan terisolasi serta mudah dalam

perawatan apabila terjadi kerusakan dalam perbaikan.

C. Perencanaan Biaya Instalasi Tenaga Listrik 3 fasa


3. LATIHAN

1) Menurut PUIL 2011 dalam perencanaan instalasi tenaga listrik ada


beberapa ketentuan. Jelaskan ketentuan yang dimaksud ?
2) Pada MCB terdapat dua jenis pengaman yaitu secara thermis dan
elektromagnetis. Apakah fungsi dua pengaman tersebut ?
3) Apakah yang terjadi jika Arus listrik yang melebihi KHA ( Kuat Hantar Arus
) dari suatu kabel ?
4) Perangkat hubung bagi menurut definisi PUIL, adalah suatu perlengkapan
untuk mengendalikan dan membagi tenaga listrik dan atau mengendalikan
dan melindungi sirkit dan pemanfaat tenaga listrik. Sebutkan
perlengkapan dalam PHB 3 fasa ?
4. RANGKUMAN

a. Ketentuan Perencanaan instalasi listrik menurut PUIL 2011 terdiri dari :


a. Gambar Situasi
b. Gambar Instalasi
c. Diagram garis Tunggal
d. Gambar Rinci
e. Perhitungan teknis
f. Tabel Bahan
g. Uraian Teknis
h. Rincian Biaya
b. Bahan Instalasi tenaga listrik 3 fasa
1) Perlengkapan hubung bagi
2) Peralatan Pengaman arus Listrik
3) Steker dan Stop Kontak 3 fasa
4) Peralatan Tambahan
5) Penghantar ( kawat dan kabel
6) Pipa
c. Perencanaan Biaya Instalasi Tenaga Listrik 3 Fasa
1) Bahan
2) Ongkos Kerja

5. TES FORMATIF

1) Pemasangan sambungan jaringan tegangan rendah pada saat


bertegangan harus menggunakan perlengkapan standart, kecuali …
A. sepatu
B. masker
C. sarung tangan
D. sabuk pengaman
E. helm

2) Bila pemakai listrik tersengat arus, agar aman dan arus terputus dalam
waktu mili detik maka pada instalasi listrik dipasang …
a. kotak APP
b. PHB
c. MCB
d. ELCB
e. NFB

3) Spesifikasi bahan listrik berdasarkan sifat kelistrikannya adalah …


A. Tegangan, arus, tahanan
B. Resistor, inductor, kapasitor
C. Konduktor, resistor, isolator
D. Motor, generator, transformator
E. Tembaga, aluminium, baja

4) Agar hasil diagnosa dan pencarian kesalahan dapat lebih cepat dan
tepat diperlukan pengetahuan tentang peralatan yang didiagnosa antara
lain
a. Spesifikasi peralatan
b. Jenis peralatan
c. Cara kerja peralatan
d. Merk peralatan
e. Bahan peralatan

5) Pipa yang cocok dipasang diruang lembab, adalah …


A. pipa union
B. pipa PVC
C. pipa galvanis
D. pipa union dan galvanis
E. semua jenis pipa dapat digunakan

6) Jenis pemasangan kabel instalasi di kamar hotel yang paling cocok


adalah …
A. menempel pada tembok tanpa pipa
B. menempel pada dinding dalam pipa
C. ditanam dalam tembok dalam pipa
D. dengan rak kabel
E. dibawah lantai
7) Jenis sambungan dalam kotak sambung adalah sambungan …
a. simpul
b. ekor babi
c. cabang datar
d. turn back
e. western union

8) Komponen utama untuk mengendalikan motor listrik 3 fasa dengan


metode elektromekanik adalah
a. MCB
b. NFB
c. kontaktor
d. overload
e. timer

9) Komponen panel daya yang berfungsi untuk memutuskan rangkaian


apabila terjadi beban lebih adalah …
A. NFB
B. FUSE
C. kontaktor
D. grounding system
E. measurement equipment

10) Persyaratan dalam pemasangan panel daya adalah kecuali :


a. Kotak panel terbuat dari bahan mika agar tidak mengalirkan arus listrik
b. Panel tidak boleh di tempatkan pada tempat yang lembab
c. Dipasang pada tempat yang mudah dicapai
d. Di depan panel ruangannya harus bebas
e. Mudah dilayani dan aman
6. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT
7. KUNCI JAWABAN

a. Latihan
1) Ketentuan Perencanaan instalasi listrik menurut PUIL 2011 terdiri dari :
a. Gambar Situasi
b. Gambar Instalasi
c. Diagram garis Tunggal
d. Gambar Rinci
e. Perhitungan teknis
f. Tabel Bahan
g. Uraian Teknis
h. Rincian Biaya
2) pengaman termis berfungsi untuk mengamankan arus beban lebih
sedangkan pengaman elektromagnetis berfungsi untuk mengamankan
jika terjadi hubung singkat
3) Arus listrik yang melebihi KHA dari suatu kabel akan menyebabkan kabel
tersebut menjadi panas dan bila melebihi daya tahan isolasinya, maka
dapat menyebabkan rusaknya isolasi. Kerusakan isolasi bisa
menyebabkan kebocoran arus listrik dan akibatnya bisa fatal seperti
kesetrum pada manusia atau bahkan meng akibatkan terjadinya
kebakaran
4) Perlengkapan PHB 3 Fasa terdiri dari.
a. Rumah PHB
b. Sakelar penghubung Utama
c. Sekering utama
d. Rel pembagi
e. Sakelar pembagi
f. Sekering pembagi
g. Sambungan tanah ( grounding)
h. Perlengkapan alat ukur listrik.

b. Formatif

1. B 6. A

2. D 7. C

3. E 8. A

4. B 9. E

5. D 10. B
DAFTAR PUSTAKA

Laras BT, Djoko (2010), Modul “ Perencanaan Instalasi Listrik” , UNY, bisa di
akses di: http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/dr-djoko-laras-
budiyo-taruno/bhn-ajar-peerencanaan-inst-listrik.pdf

Sumarjati, Prih dkk (2008), Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik Jilid 1 ,


Kementrian Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Jakarta

PUIL 2011

Theraja B L and AK Theraja (2002), A Text Book of Electrical Technology, New


Delhi India.
Thomas E. Kissell (1990), Modern Industrial/Electrical Motor Controls :
Operation, Installation, and Troubleshooting, Prentice Hall, Englewood
Cliffs, New Jersey.

GLOSARIUM

Anda mungkin juga menyukai