Anda di halaman 1dari 41

Instalasi Tenaga Listrik MODUL PEMBELAJARAN

KODE : LIST.ITL.014

PANEL TEGANGAN MENENGAH 20 KV


DAN TRAFO DAYA

BIDANG KEAHLIAN : TEKNIK KETENAGALISTRIKAN


PROGRAM KEAHLIAN : TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR


SMK NEGERI 2 BOJONEGORO
2018
Teknik Instalasi Tenaga Listrik
Instalasi Tenaga Listrik

DAFTAR ISI

Table of Contents
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.................................................................................................................................................4
I. PENDAHULUAN..........................................................................................................................................4
II. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR..............................................................................4
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL.............................................................................................................6
TUJUAN AKHIR MODUL...................................................................................................................................7
URAIAN PEMBELAJARAN...............................................................................................................................8
1. KEGIATAN BELAJAR 1.........................................................................................................................8
PANEL HUBUNG BAGI TEGANGAN MENENGAH (PHB TM)............................................................8
1. KOMPONEN PHB TM......................................................................................................................12
2. GARDU INDUK SISI 20 KV.............................................................................................................14
3. CUBICLE............................................................................................................................................15
4. PANEL TEGANGAN MENENGAH (PTM).....................................................................................17
2. KEGIATAN BELAJAR 2.......................................................................................................................24
1. TRANSFORMATOR DAYA.............................................................................................................24

Teknik Instalasi Tenaga Listrik


Instalasi Tenaga Listrik

KATA PENGANTAR

Profesi guru dan tenaga kependidikan harus dihargai dan dikembangkan sebagai profesi yang
bermartabat sebagaimana diamanatkan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen. Hal ini dikarenakan guru dan tenaga kependidikan merupakan tenaga profesional yang
mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat penting dalam mencapai visi pendidikan 2025
yaitu “Menciptakan Insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif”. Untuk itu guru dan tenaga kependidikan
yang profesional wajib melakukan pengembangan keprofesian berkelanjutan.
Modul Instalasi Panel Tegangan Menengah 20 KV dan Trafo daya merupakan pokok-pokok
materi pelajaran pada tingkat SMK Teknik Ketenagalistrikkan. Modul ini terdiri dari beberapa pokok
pembahasan, yaitu Komponen PHB TM, Komponen Trafo daya, pemeliharaan panel Distibusi, dan
pemeliharaan .Pokok bahasan diuraikan beberapa topik yang terkait dengan materi pada KD tersebut
dan pada bagian akhir setiap bab diberikan beberapa pertanyaan dalam soal essay sebagai indikator
penguasaan materi untuk pembuktian dari teori yang sudah dipelajari.
Akhirnya, kritik dan saran yang yang membangun dari para pembaca sangat diharapkan agar
proses pendidikan lebih berkualitas dan sebagai bahan pertimbangan revisi untuk bahan ini
berikutnya.

Bojonegoro, 2018
Penulis,

TIM

Teknik Instalasi Tenaga Listrik


Instalasi Tenaga Listrik

PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN

Kurikulum 2013 dirancang untuk memperkuat kompetensi peserta didik dari sisi pengetahuan.
Keterampilan dan sikap secara utuh. Proses pencapaiannya melalui pembelajaran sejumlah mata
pelajaran yang dirangkai sebagai suatu kesatuan yang saling mendukung pencapaian kompetensi
tersebut. Buku modul dengan judul Instalasi Panel Tegangan Menengah 20 KV dan Trafo Daya ini
merupakan salah satu referensi yang digunakan untuk mendukung pembelajaran pada paket
keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik yang diberikan pada kelas XII.
Modul ini secara formal diberi judul “Instalasi Panel Tegangan Menengah 20 KV dan Trafo Daya”
yang didalamnya memuat secara sistematis tentang Panel Hubung Bagi Tegangan Menengah, Gardu
Induk sisi 20 KV, Cubicle, Panel Tegangan Menengah, Trafo Tenaga, Pemeliharaan Panel Distribusi
Listrik. Diharapkan peserta didik setelah mempelajari struktur modul dengan benar dapat mempunyai
kompetensi yang memadai apabila nanti terjun praktik dalam pemasangan panel tegangan
menengah 20 KV.
Buku ini menjabarkan usaha minimal yang harus dilakukan peserta didik untuk mencapai
kompetensi yang diharapkan, yang dijabarkan dalam kompetensi inti dan kompetensi dasar. Sesuai
dengan pendekatan yang dipergunakan dalam kurikulum 2013, peserta didik ditugaskan untuk
mengeksplorasi ilmu pengetahuan dari berbagai sumber belajar yang tersedia dan terbentang luas di
sekitarnya. Peran guru sangat penting untuk meningkatkan dan menyesuaikan daya serap peserta
didik dengan ketersediaan kegiatan pada buku ini. Guru dapat memperkayanya dengan kreasi dalam
bentuk kegiatan-kegiatan lain yang relevan bersumber dari lingkungan sosial alam.

II. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR

1. Kompetensi Inti
KI 3 (pengetahuan) : Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang
pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan
metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Teknik
Instalasi Tenaga Listrik pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan
kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri
sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga
masyarakat nasional, regional, dan internasional.

Teknik Instalasi Tenaga Listrik


Instalasi Tenaga Listrik
KI 4 (Ketermpilan) : Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi,
dan prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan
masalah sesuai dengan bidang kerja Teknik Instalasi Tenaga Listrik
Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan
kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja.
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara
efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan
solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik
di bawah pengawasan langsung.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru,
membiasakan, gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah
konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.

2. Kompetensi Dasar : 3.19 Menerapkan fungsi panel tegangan menengah 20 kV dan trafo
daya
4.19 Mempraktekan fungsi panel tegangan menengah 20 kV dan
trafo daya off line

Teknik Instalasi Tenaga Listrik


Instalasi Tenaga Listrik

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

1. BAGI PESERTA DIDIK


 Unit modul ini hendaknya dipelajari sesuai urutan aktivitas yang diberikan yaitu setelah
mempelajari isi materi pelajaran pada kegiatan belajar, kerjakan soal, soal pada latihan
di bagian akhir setiap unit kegiatan belajar.
 Modul ini sebaiknya dipelajari secara berkelompok, tetapi jika tidak memungkinkan
dapat dipelajari sendiri.
 Siswa harus mempelajari modul ini secara sistematis artinya dapat terus mempelajari
unit berikutnya apabila bagian unit sebelumnya telah dipahami dengan benar.

2. BAGI GURU
Guru sebagai fasilitator perlu pula membaca modul dan memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
 Unit modul ini terdiri dari beberapa unit kegiatan belajar.
 Sebelum membaca modul ini perlu dipahami terlebih dahulu yaitu tujuan pembelajaran
dan satuan kompetensi yang harus dicapai.
 Struktur modul terdiri dari pendahuluan yang meliputi tujuan, ruang lingkup, prasyarat,
dan evaluasi. Kemudian bagian pemebelajaran yang memuat secara detail materi
yang harus diajarkan.

Teknik Instalasi Tenaga Listrik


Instalasi Tenaga Listrik

TUJUAN AKHIR MODUL

A. .Pengetahuan
1. Melalui diskusi dan menggali informasi siswa mampu menjelaskan pengertian panel
hubung bagi yang dipakai dalam sistem supply tenaga listrik secara bertanggung jawab
2. Melalui diskusi dan menggali informasi siswa mampu mengidentifikasi jenis-jenis panel
hubung bagi secara jujur
3. Melalui diskusi dan menggali informasi siswa mampu mengidentifikasi spesifikasi
komponen panel hubung bagi secara bertanggung jawab
4. Melalui diskusi dan menggali informasi siswa mampu mendeskripsikan Panel hubung bagi
tegangan menengah secara jujur
5. Melalui diskusi dan menggali informasi siswa mampu menjelaskan trafo daya secara baik
6. Melalui diskusi dan menggali informasi siswa mampu mengidentifikasikan trafo daya
secara bertanggung jawab

B. Keterampilan
1. Disediakan bahan dan peralatan siswa mampu merencanakan prosedur pemeliharaan
pada panel hubung bagi dengan percaya diri
2. Disediakan bahan dan peralatan siswa mampu melaksanakan prosedur pemeliharaan
panel hubung bagi dengan penuh tanggung jawab
3. Disediakan bahan dan peralatan siswa mampu merencanakan prosedur pemeliharaan
trafo daya dengan percaya diri
4. Disediakan bahan dan peralatan siswa mampu melaksanakan prosedur pemeliharaan
trafo daya dengan penuh tanggung jawab.

Teknik Instalasi Tenaga Listrik


Instalasi Tenaga Listrik

URAIAN PEMBELAJARAN

1. KEGIATAN BELAJAR 1

PANEL HUBUNG BAGI TEGANGAN MENENGAH (PHB TM)

Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari kegiatan ini peserta didik diharapkan dapat :
a) menjelaskan pengertian panel hubung bagi yang dipakai dalam sistem supply
tenaga listrik secara bertanggung jawab
b) mengidentifikasi jenis-jenis panel hubung bagi secara jujur

URAIAN MATERI PEMBELAJARAN 1

Untuk mengalirkan energi listrik dari pusat atau gardu induk step down (GI Step down) ke
beban Listrik (konsumen) harus melewati panel daya dan panel distribusi listrik. Panel daya
adalah tempat untuk menyalurkan dan mendistribusikan energi listrik dari gardu listrik step down
ke panel-panel distribusinya. Sedangkan yang dimaksud panel distribusi daya adalah tempat
menyalurkan dan mendistribusikan energi listrik dari panel daya ke beban (konsumen) baik untuk
instalasi tenaga maupun untuk instalasi penerangan.

Teknik Instalasi Tenaga Listrik


Instalasi Tenaga Listrik

Gambar 1. Diagram satu garis Panel Daya dan Panel distribusi daya listrik

Panel daya maupun panel distribusi daya merupakan keharusan, hal tersebut akan memudahkan
dalam

1. Pembagian energi listrik secara merata dan tepat

2. Pengamanan instalasi dan pemakaian listrik

3. Pemeriksaan, perbaikan atau pemeliharaan

Untuk itu didalam pembuatan panel harus diperhatikan hal-hal yang penting agar:

1. Mudah dilayani dan aman

2. Dipasang pada tempat yang mudah dicapai

3. Di depan panel ruangannya harus bebas

4. Panel tidak boleh di tempatkan pada tempat yang lembab

Perlu diketahui juga dalam pemasangan instalasi panel ditribusi listrik harus memperhatikan
persyaratan sesuai dengan PUIL.

1. Semua penghantar/kabel harus disusun rapi

2. Semua komponen harus dipasang rapi

3. Semua bagian yang bertegangan harus terlindung

Teknik Instalasi Tenaga Listrik


Instalasi Tenaga Listrik
4. Semua komponen terpasang dengan kuat

5. Jika tejadi gangguan tidak akan meluas

6. Mudah diperluas/dikembangkan jika diperlukan

7. Mempunyai keandalan yang tinggi

Untuk memudahkan dalam pemilihan panel hubung bagi yang akan dipakai dalam sistem, ada
beberapa pedoman yang dapat dipakai, yaitu :

a. Membuat Panel Hubung Induk induk :

1. Rating arus peralatan harus sampai dengan 4000 A


2. Bahan selungkup dari plat baja
3. Tinggi 2200 mm
4. Metode pemasangan peralatan PHB dengan sistem pemasangan tetap atau tidak
tetap (withdrawable)
5. Kemampuan menahan arus hubungan singkat sampai dengan 176 kA
6. Tingkat pengamanan untuk selungkup IP 40 atau IP 54

b. Panel Hubung Bagi distribusi :

1. Rating arus peralatan sampai dengan 2000 A


2. Bahan selungkup berupa bahan isolasi, plat logam dan baja tuang
3. Penggunaan PHB box tinggi < 1000 mm
4. Pemasangan peralatan dalam panel dipasang secara tetap
5. Kemampuan menahan arus hubungan singkat sampai dengan 80 kA
6. Tingkat pengaman sampai dengan IP 65

Untuk mendapatkan keterangan yang lengkap data-data teknis diperlukan dalam pemilihan panel
hubung bagi dapat diperoleh dari buku katalog pabrik pembuat komponen Panel hubung bagi.

a. Kemampuan Menahan Arus Hubung Singkat

Arus hubung singkat prospektif yang mengalir pada instalasi antara saluran masuk menuju PHB
induk atau PHB distribusi dan kabel yang menuju ke beban tidak boleh melebihi kemampuan
menahan arus hubung singkat dari peralatan yang terpasang di PHB.

b. Derajat Pengamanan

Derajat pengaman ini tergantung oleh kondisi lokasi pemasangan dan kondisi sekelilingnya,
panel harus dilengkapi dengan pengaman yang dapat mencegah terjadinya tegangan sentuh,
benturan benda asing dan air.

Perlengkapan Hubung Bagi dan Kendali (PHBK) menurut PUIL 2011 (511.1.1) mengatur
persyaratan PHBK yang meliputi pemasangan, sirkit, ruangan pelayanan, penandaan untuk

Teknik Instalasi Tenaga Listrik


Instalasi Tenaga Listrik
semua jenis PHBK, baik tertutup, terbuka, dan pasangan dalam, maupun pasangan luar.
Perangkat hubung bagi menurut definisi PUIL 2011, adalah suatu perlengkapan untuk
mengendalikan dan membagi tenaga listrik dan atau mengendalikan dan melindungi sirkit dan
pemanfaat tenaga listrik. Adapun bentuknya dapat berupa box, panel, atau lemari. Perangkat
hubung bagi ini merupakan bagian dari suatu sistem suplai. Sistem suplai itu sendiri pada
umumnya terdiri atas pembangkitan (generator), transmisi (penghantar), pemindahan daya
(transformator). Sebelum tenaga listrik sampai ke peralatan konsumen seperti motor- motor,
katup solenoid, pemanas, lampu-lampu penerangan, AC dan sebagainya, biasanya melalui PHB
terlebih dahulu.

Di dalam memilih PHB yang akan dipakai dalam sistem, terdapat empat katagori yang dapat
dipakai sebagai kriteria dalam pemilihan yaitu:

a. Arus Listrik Yang dimaksud dengan arus ini adalah erat kaitannya dengan kapasitas PHB
itu sendiri yang dipakai untuk melayani sejumlah beban yang sudah diperhitungkan
sebelumnya, sehingga dalam pemilihan PHB itu perlu mempertimbangkan besarnya arus
yang akan mengalir di PHB tersebut. Yang berkaitan dengan arus ini hal-hal yang perlu
dipertimbangkan adalah:
 Rating arus rel
 Rating arus saluran masuk
 Rating arus saluran keluar
 Rating kemampuan rel dalam menahan arus hubungan singkat

b. Proteksi dan Instalasi

Di dalam memilih PHB perlu dipertimbangkan pula kriteria pengaman dan


pemasangannya yaitu antara lain :

 Tingkat pengamanan
 Metode instalasinya
 Jumlah muka operasinya
 Peralatan ukur untuk proteksi
 Bahan selungkupnya

Setiap PHB dibuat satu atau beberapa bagian yang mana untuk mengakomodasi jumlah item
dari peralatan. Beberapa bagian PHB itu dibuat untuk memudahkan dalam perencanaan, dan
rancang bangun.

Teknik Instalasi Tenaga Listrik


Instalasi Tenaga Listrik
1. KOMPONEN PHB TM

Berikut ini adalah Komponen Utama PH B-TM yang sudah terpasang/terangkai secara
lengkap yang lazim disebut dengan Cubicle-TM, yaitu :
1. Disconnecting Switch (DS) (pemisah)
Berfungsi sebagai pemisah atau penghubung instalasi listrik 20 KV. Pemisah hanya
dapat dioperasikan dalam keadaan tidak berbeban.

2. Load Break Switch (LBS) (pemutus beban)


Berfungsi sebagai pemutus atau penghubung instalasi listrik 20 kV. Pemutus beban
dapat dioperasikan dalam keadaan berbeban dan terpasang pada kabel masuk atau
keluar gardu distribusi.
Cubicle LBS dilengkapi dengan sakelar pembumian yang bekerja secara interlock
dengan LBS. Untuk pengoperasian jarak jauh (remote control), Remote Terminal Unit
(RTU) harus dilengkapi catu daya penggerak.

Teknik Instalasi Tenaga Listrik


Instalasi Tenaga Listrik
3. Circuit Breaker (CB) (pemutus tenaga)
Berfungsi sebagai pemutus dan penghubung arus listrik dengan cepat dalam keadaan
normal maupun gangguan hubung singkat. Peralatan Pemutus Tenaga (PMT) ini
sudah dilengkapi degan rele proteksi arus lebih (Over Current Relay) dan dapat
difungsikan sebagai alat pembatas beban. Komponen utama PHB-TM tersebut diatas
sudah terakit dalam kompartemen kompak (lengkap), yang sering disebut Cubicle
Pembatas Beban Pelanggan.

4. LBS - TP (Transformer Protection)


Transformator distribusi dengan daya ≤ 630 KVA pada sisi primer dilindungi pembatas
arus dengan pengaman lebur jenis H RC (High Rupturing Capacity). Peralatan kubikel
proteksi transformator, dilengkapi dengan LBS yang dipasang sebelum pengaman
lebur. Untuk gardu kompak, komponen proteksi dan LBS dapat saja sudah terangkai
sebagai satu kesatuan, dan disebut Ring Main Unit (RMU).

Teknik Instalasi Tenaga Listrik


Instalasi Tenaga Listrik
2. GARDU INDUK SISI 20 KV

Gardu Induk sisi 20KV merupakan instalasi system penyaluran tenaga listrik dengan tegangan
menengah (20.000 Volt) ke pusat - pusat beban. Di dalamnya terdapat cubicle/panel bagi yaitu
panel In comming, Out going, Kopel, Panel Pengukuran dan panel Trafo Pemakaian Sendiri.
Panel In comming disuplay dari out put Trafo Tenaga (sisi Sekunder) yang berfungsi
mentranformasikan tegangan tinggi menjadi tegangan menengah. Panel In Comming merupakan
Induk dari Out Going. Panel Kopel berfungsi untuk memaralel/menghubungkan dua sumber atau
trafo yang berbeda. Panel Out Going yang berfungsi menghubung dan memutus sumber ke
gardu distribusi/pelanggan. Panel pengukuran berfungsi untuk mengukur energi listrik yang berisi
peralatan ukur serta suplay trafo tegangan (VT). Panel Trafo Pemakaian Sendiri (PS) biasanya
menggunakan LBS/Load Breaker Swicth yang berfungsi untuk menghubung dan memutus
sumber Trafo PS.

Type Cell Gardu Induk sisi 20KV


1. Open type/konvensional
Cel kubikel terbuka, konstruksi busbar rell terlihat dan biasa terpasang di
atas .Menggunakan sekat tembok sebagi pembatas cel yang satu dengan cel
lainnya. Cel kubikel terbuka memungkinkan binatang masuk sehingga
menyebabkan gangguan yang mengganggu system.
2. Close type
Cel kubikel tertutup plat panel, busbar rell tidak terlihat dan pemasangannya
ada yang di atas dan ada yang dibawah. Sekat plat sebagai pembatas cel yang
satu dengan cel lainnya. Karena semuannya tertutup sehingga binatang tidak
bisa masuk dalam cel kubikel sehingga aman. Namun tidak menutup
kemungkinan binatang dapat masuk dalam cel bila lalai menutup lobang lobang
cable in door.

Teknik Instalasi Tenaga Listrik


Instalasi Tenaga Listrik
3. CUBICLE
Cubicle merupakan seperangkat panel hubung bagi dengan tegangannya 20.000 Volt
yang dipasang dalam gardu induk berfungsi sebagai pembagi, pemutus, penghubung,
pengontrol dan proteksi system penyaluran tenaga listrik ke pusat pusat beban.

Bagian – bagian Cubicle :

1. Compartemen Rell
Berfungsi sebagai tempat kedudukan busbar/rell. Dilengkapi dengan isolator
penyangga yang berfungsi untuk menyangga kedudukan rell agar kuat.
2. Compartemen Lemari Control
Berfungsi sebagai pusat terminal control, sumber dc dan peralatan pendukung
seperti Ampermeter, Relay Proteksi, Kwhmeter tombol close/open dan juga
pusat wirring control. Panel ini sering disebut dengan lemari LV (Low Voltage)
karena tegangannya yang ada adalah tegangan rendah.
3. Pemisah Rell
Berfungsi untuk membuka dan menutup aliran listrik tanpa beban kontak
penghubung Pemisah Rell tidak dilengkapi dengan media peredam busur api.
4. Pemutus Tenaga PMT/CB

Teknik Instalasi Tenaga Listrik


Instalasi Tenaga Listrik
Berfungsi untuk membuka dan menutup aliran listrik dalam keadaan berbeban
atau tidak berbeban, termasuk memutus pada saat terjadi gangguan hubung
singkat. Kontak penghubung PMT dilengkapi dengan media peredam busur api.
Closing Coil berfungsi menggerakkan mekanik untuk menghubung/close kontak
utama PMT, sedangkan tripyng coil berfungsi menggerakkan mekanik untuk
membuka/open kontak utama PMT. Motor berfungsi untuk mengisi pegas/spring
charge mekanik PMT yang siap dieksekusi closing coil/tripyng coil. Motor dalam
PMT ada yang sumber powernya AC 220 V atau ada juga yang menggunakan
DC 110 V.
5. Pemisah Kabel
Berfungsi untuk membuka dan menutup aliran listrik tanpa beban, kontak
penghubung Pemisah cabel tidak dilengkapi dengan media peredam busur api.
6. Compartemen Kabel
Sebagai ruang tempat kedudukan cabel in door.
7. Trafo Arus (CT)
Trafo Arus (CT) merupakan alat pendukung yang digunakan dalam instalasi
Gardu Induk Sisi 20 KV. Alat ini untuk mendukung dalam pengukuran arus yaitu
sebagai pengukuran dan sebagai proteksi terhadap arus lebih. Trafo arus ini
berfungsi untuk menurunkan arus yang bekerja/mengalir berdasarkan prinsip
induksi elektromagnet, yaitu timbulnya arus dalam suatu sirkit listrik (sisi
sekunder) akibat dari pengaruh sirkit yang lain (sisi primer) secara fisik tidak
saling berhubungan dalam rangkaian tertutup. Peristiwa ini terjadi karena
adanya perpotongan garis medan magnet yang berubah – ubah memotong
penghantar tersebut.
Fungsi Trafo Arus :
a) Mentransformasikan besaran arus dari nilai arus yang besar ke arus yang
kecil digunakan untuk pengukuran dan proteksi. Arus primer ke arus
sekunder yang digunakan untuk pengukuran yaitu Ampermeter dan
KWhmeter serta untuk proteksi yaitu relay proteksi.
b) Sebagai isolasi antara sisi tegangan yang diukur/diproteksi dengan alat
ukurnya atau alat proteksinya.

8. Trafo Tegangan (PT)


Trafo Tegangan merupakan suatu peralatan listrik yang digunakan dalam
instalasi Gardu Induk Sisi 20kV. Alat ini membantu dalam pengukuran tegangan
dan digunakan untuk pengukuran tegangan pada KWhmeter. Alat ini juga
membantu dalam system proteksi yaitu untuk relay UFR (Under Frekwensi
Relay) mendeteksi frekwensi dari tegangan tersebut.
Fungsi trafo tegangan :
a) Mentranformasikan besaran tegangan dari nilai tegangan yang besar ke
tegangan yang kecil digunakan untuk pengukuran dan proteksi.
b) Sebagai isolasi antara sisi tegangan yang diukur/diproteksi dengan alat
ukurnya atau alat proteksinya.

Teknik Instalasi Tenaga Listrik


Instalasi Tenaga Listrik

4. PANEL TEGANGAN MENENGAH (PTM)

Panel Tegangan Menengah (PTM) atau Medium Voltage Distribution Panel (MVDP)
merupakan unit switching tegangan menengah yang mendistribusikan listrik tegangan menengah
ke transformator step down untuk didistribusikan ke Low Voltage Main Distribution Panel
(LVMDP).
Panel Tegangan Menengah (PTM) atau Medium Voltage Distribution Panel (MVDP) disebut
juga dengan Cubicle 20 KV atau Switchgear 20 kV. Di dalam Cubicle 20 kV terdiri dari 3 (tiga)
bagian yaitu Incoming Switchgear, Metering Panel dan Outgoing.

1. Incoming Switchgear
Bagian-bagian Incoming Switchgear antara lain :

a. Lightning Arrester 24 KV

Lightning Arrester (LA) juga disebut sebagai penangkal petir, merupakan alat
pelindung peralatan sistem tenaga listrik terhadap tegangan petir. Cell Lightning
Arrester pada umumnya terpisah dari incoming, tetapi Lightning Arrester dapat
digabung ke dalam incoming agar lebih menghemat tempat dan lebih efisien secara
harga.

b. Pemutus dan Penyambung Tegangan


Pemutus dan penyambung tegangan di incoming ada beberapa jenis, antara lain :
 Load Break Switch (LBS)

Load Brak Switch (LBS) merupakan pemutus dan penyambung tegangan


dalam keadaan berbeban. LBS tidak mempunyai proteksi arus sehingga
apabila beban yang melewatinya terlalu tinggi akan terbakar. LBS biasanya
dilengkapi dengan SF6, dimana SF6 merupakan media isolasi yang
berfungsi untuk meredam bunga api yang terjadi pada saat Switching.

 Circuit Breaker (CB)


Teknik Instalasi Tenaga Listrik
Instalasi Tenaga Listrik
Circuit Breaker (CB) mempunyai proteksi arus. Circuit Breaker yang
digunakan pada panel tegangan menengah yaitu Gas Circuit Breaker (GCB)
dan Air Circuit Breaker (ACB).

 Gas Circuit Breaker (GCB)

adalah breaker utama yang berfungsi sebagai penghubung dan


pemutus arus (power supply) dari PLN. GCB ini memakai isolasi
SF6 yang berfungsi meredam bunga api jika terjadi Switching. SF6
ini sendiri merupakan gas yang tidak berbau dan tidak mudah
terbakar.

 Air Circuit Breaker (ACB)

merupakan saklar utama yang berfungsi sebagai pemutus dan


penghubung arus (power supply) dari PLN. Berbeda dengan GCB,
pada ACB ini menggunakan media isolasi dengan udara. Media
isolasi ini berfungsi untuk meredam bunga api.

 Disconnect Switch (DS)


Disconnect Switch (DS) pada saat switching tidak boleh berbeban.

 Coupling Capacitor

Teknik Instalasi Tenaga Listrik


Instalasi Tenaga Listrik
Dalam penandaan, cubicle membutuhkan lampu tanda dengan tegangan
kerja 400 V. Karena pada cubicle mempunyai tegangan kerja 20 kV, maka
tegangan tersebut harus diturunkan hingga 400 V menggunakan coupling
capacitor dengan 5 cincin yang menghasilkan output tegangan.

 Current Transformer (CT)

Current Transformer (CT) atau Trafo Arus memiliki fungsi utama, yaitu :
 Sebagai alat listrik yang berfungsi untuk mengubah atau
mentransformasikan besaran listrik (arus) dari besar menjadi
kecil.
 Gunanya untuk pengukuran dan proteksi.
 Sebagai isolasi dari tegangan pada sistem dengan alat ukur atau
alat proteksi.

 Incoming Available Light


Incoming Available Light adalah lampu indikasi yang akan menyala jika ada
power dari PLN (bertegangan).

 DC Control Source Light


DC Control Source Light adalah lampu indikator yang fungsinya sebagai
indikator power supply DC untuk kontrol Panel Tegangan Menengah.

 Circuit Breaker On Light


Circuit Breaker On Light adalah lampu indikator yang menunjukan breaker
dalam posisi On.

 Circuit Breaker Off Light


Circuit Breaker Off Light adalah lampu indikator yang menunjukan breaker
dalam posisi Off.

Teknik Instalasi Tenaga Listrik


Instalasi Tenaga Listrik
 Circuit Breaker Trip Light
Circuit Breaker Trip Light adalah lampu indikator yang menunjukan breaker
dalam posisi trip atau terdapat gangguan

 Circuit Breaker Spring Changed Light


Circuit Breaker Spring Changed Light adalah lampu indikator yang fungsinya
untuk mengetahui apakah pompa Circuit Breaker bekerja atau tidak.

 Emergency Stop Button


Emergency Stop Button adalah saklar tekan untuk memutuskan hubungan
power supply apabila dalam keadaan emergency/darurat.

 Alarm Reset Button


Alarm Reset Button adalah saklar tekan untuk mereset alarm.

2. Metering Panel
Di dalam metering panel terdapat komponen sebagai berikut :

a. Ampere Meter

Ampere Meter adalah sebuah alat yang berfungsi sebagai pengukur arus listrik yang
mengalir melalui fasa.

Teknik Instalasi Tenaga Listrik


Instalasi Tenaga Listrik
b. Power Factor Meter

Power Factor Meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur faktor daya (cos j)
dari PLN.

c. KWh Meter

KWh Meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur daya yang digunakan.

d. Frequency Meter

Teknik Instalasi Tenaga Listrik


Instalasi Tenaga Listrik
Frequency Meter adalah alat yang berfungsi untuk mengukur frekuensi tegangan yang
disupply dari PLN.

e. Wattmeter

Watt Meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur daya yang disupply dari PLN.

f. Alarm Stop Button


Alarm Stop Button adalah tombol (saklar) tekan yang berfungsi untuk mematikan
alarm pada saat terjadi gangguan.

g. Reset Button
Reset Button adalah tombol (saklar) tekan yang fungsinya agar posisi kontak saklar
otomatis kembali ke kondisi normal.

h. Buzzer
Buzzer adalah alat yang berfungsi untuk mengubah gelombang listrik menjadi getaran
suara. Buzzer ini berfungsi sebagai alarm (peringatan).

i. Earth Fault Relay

Earth Fault Relay adalah saklar yang otomatis akan trip jika terdapat arus bocor ke
tanah.

Teknik Instalasi Tenaga Listrik


Instalasi Tenaga Listrik
j. Over Current Relay

Over Current Relay adalah saklar circuit breaker yang akan trip jika kelebihan arus.

k. Current Test Terminal (CTT)


Current Test Terminal adalah terminal yang berfungsi untuk mengetahui ada atau
tidaknya arus listrik pada Metering Panel.

l. Volt Test Terminal (VTT)


Volt Test Terminal adalah terminal yang digunakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya tegangan listrik di Metering Panel.

3. Outgoing
Sama halnya seperti Incoming didalam Outgoing juga terdapat LBS atau Circuit Breaker.
Di Outgoing ini biasanya dipasang Fuse untuk proteksi. Pada outgoing juga terdapat
Heater yang digunakan sebagai pemanas dalam kubikel. Sumber listrik heater ini berdiri
sendiri 220 V-AC. Difungsikan untuk menghindari flash over akibat embun yang
ditimbulkan oleh kelembaban di sekitar kubikel. Fuse/Sekering Outgoing LBS untuk Trafo
2500 (maksimal trafo distribusi umumnya ini) adalah 125 A. Selebihnya dari ini namanya
Circuit Breaker. Ada Gas Circuit Breaker (GCB) ada Vacum Circuit Breaker (VCB).

Teknik Instalasi Tenaga Listrik


Instalasi Tenaga Listrik
2. KEGIATAN BELAJAR 2

1. TRANSFORMATOR DAYA

Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari kegiatan ini peserta didik diharapkan dapat :
a) menjelaskan trafo daya secara baik
b) mengidentifikasikan trafo daya secara bertanggung jawab

URAIAN MATERI PEMBELAJARAN 2

Transformator daya atau Trafo daya adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi
untuk menyalurkan tenaga/daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya
(mentransformasikan tegangan) dengan frekuensi sama. Dalam pengoperasiannya,
transformator-transformator daya pada umumnya ditanahkan pada titik netralnya sesuai dengan
kebutuhan, untuk kebutuhan pengamanan dan proteksi.Pada transformator 150/70 kV yang
ditempatkan pada gardu induk,ditanahkan secara langsung di sisi netral 150 kV, sedangkan
transformator 70/20 kV ditanahkan dengan tahanan di sisi netral 20 kV nya.

a. Bagian Dalam Transformator b. Bagian Luar Transformator

1. Komponen Transformator Daya dan Fungsinya

Teknik Instalasi Tenaga Listrik


Instalasi Tenaga Listrik
Sebuah transformator dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yang terdiri atas :
a. Bagian utama transformator
b. Peralatan bantu
c. Peralatan proteksi

A. Bagian utama transfomator

a. Inti besi

Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalannya fluks, yang ditimbulkan oleh arus
listrik yang melalui kumparan.terbuat dari lempengan-lempengan baja tipis yang
saling diisolasi, untuk mengurangi rugi rugi daya (dalam bentuk thermal) yang
ditimbulkan oleh adanya rugi rugi hysteresis dan rugi rugi akibat arus pusar (eddy
current).

b. Kumparan/ Lilitan Transformator

Beberapa lilitan kawat berisolasi membentuk suatu kumparan, dan kumparan


tersebut diisolasi, baik terhadap inti besi maupun terhadap kumparan lain dengan
menggunakan isolasi padat seperti karton, pertinax dan lain-lain.
Pada transformator terdapat kumparan primer dan kumparan sekunder. Jika
kumparan primer dihubungkan dengan tegangan/arus bolak-balik maka pada
kumparan tersebut timbul fluksi yang menimbulkan induksi tegangan, bila pada
rangkaian sekunder ditutup (rangkaian beban) maka mengalir arus pada kumparan
tersebut, sehingga kumparan ini berfungsi sebagai alat transformasi tegangan dan
arus.
Selain itu ada kumparan tertier dimana fungsi kumparan tertier diperlukan adalah
untuk memperoleh tegangan tertier atau untuk kebutuhan lain. Untuk kedua
keperluan tersebut, kumparan tertier selalu dihubungkan delta atau segitiga.
Kumparan tertier sering digunakan juga untuk penyambungan peralatan bantu

Teknik Instalasi Tenaga Listrik


Instalasi Tenaga Listrik
seperti kondensator synchrone, kapasitor shunt dan reactor shunt, namun demikian
tidak semua transformator daya mempunyai kumparan tertier.

 Hubungan Kumparan Transformator


Ada dua metoda hubungan kumparan primer dan kumparan sekunder.
Pertama hubungan Bintang, kedua hubungan Segitiga. Pada Gambar 1, baik
kumparan primer dan sekunder dihubungkan secara Bintang. Kumparan
primer terminal 1U, 1V dan 1W dihubungkan dengan supply tegangan tiga
fasa. Kumparan sekunder terminal 2U, 2V dan 2W disambungkan dengan
sisi beban. Hubungan kumparan Segitiga baik pada kumparan primer
maupun kumparan sekunder Gambar 2. Pada hubungan Bintang tidak ada
titik netral, yang diperoleh ketiganya merupakan tegangan line ke line, yaitu
L1, L2 dan L3.

Gambar 1: Kumparan Primer dan Sekunder Hubungan Bintang

Gambar 2: Kumparan Primer dan Sekunder Hubungan Segitiga

c. Minyak Transformator
Untuk mendinginkan transformator saat beroperasi maka kumparan dan inti
transformator direndam di dalam minyak transformator,minyak juga berfungsi
sebagai isolasi.
Di dalam sebuah transformator terdapat dua komponen yang secara aktif
“membangkitkan” energi panas, yaitu besi (inti) dan tembaga (kumparan). Bila energi
panas tidak disalurkan melalui suatu sistem pendinginan akan mengakibatkan besi
maupun tembaga akan mencapai suhu yang tinggi, yang akan merusak nilai
isolasinya. Oleh karena itu minyak transformator harus memenuhi persyaratan,
sebagai berikut :
 Mempunyai kekuatan isolasi (Dielectric Strength);
 Penyalur panas yang baik dengan berat jenis yang kecil, sehingga partikel-
partikel kecil dapat mengendap dengan cepat;
 iskositas yang rendah agar lebih mudah bersikulasi dan kemampuan
pendinginan menjadi lebih baik;
 tidak nyala yang tinggi, tidak mudah menguap;
 Sifat kimia yang stabil.

Teknik Instalasi Tenaga Listrik


Instalasi Tenaga Listrik
d. Tangki Transformator
Tangki transformator berfungsi untuk menyimpan minyak transformator dan sebagai
pelindung bagian-bagian transformator yang direndam dalam minyak. Ukuran tangki
disesuaikan dengan ukuran inti dan kumparan.

Terdapat beberapa jenis tangki, diantaranya adalah:

 Jenis sirip (tank corrugated)


Badan tangki terbuat dari pelat baja bercanai dingin yang menjalani
penekukan, pemotongan dan proses pengelasan otomatis, untuk membentuk
badan tangki bersirip dengan siripnya 456 Pembangkitan Tenaga Listrik
berfungsi sebagai radiator pendingin dan alat bernapas pada saat yang
sama. Tutup dan dasar tangki terbuat dari plat baja bercanai panas yang
kemudian dilas sambung kepada badan tangki bersirip membentuk tangki
corrugated ini. Umumnya transformator di bawah 4000 kVA dibuat dengan
bentuk tangki corrugated.

 Jenis tangki Conventional Beradiator


Jenis tangki terdiri dari badan tangki dan tutup yang terbuat dari mild steel
plate (plat baja bercanai panas) ditekuk dan dilas untuk dibangun sesuai
dimensi yang diinginkan, sedang radiator jenis panel terbuat dari pelat baja
bercanai dingin (cold rolled steel sheets). Transformator ini umumnya
dilengkapi dengan konservator dan digunakan untuk 25.000,00 kVA

 Hermatically Sealed Tank With N2 Cushined


Tipe tangki ini sama dengan jenis conventional tetapi di atas permukaan
minyak terdapat gas nitrogen untuk mencegah kontak antara minyak dengan
udara luar

e. Konservator Transformator
Konservator merupakan tabung berisi minyak transformator yang diletakan pada
bagian atas tangki. Fungsinya adalah :

 Untuk menjaga ekspansi atau meluapnya minyak akibat pemanasan;


 Sebagai saluran pengisian minyak.

f. Bushing

Bushing transformator adalah sebuah konduktor yang berfungsi untuk


menghubungkan kumparan transformator dengan rangkaian luar yang diberi
selubung isolator. Isolator juga berfungsi sebagai penyekat antara konduktor dengan
tangki transformator. Bahan bushing adalah terbuat dari porselin yang tengahnya
berlubang

Teknik Instalasi Tenaga Listrik


Instalasi Tenaga Listrik
B. Peralatan Bantu

a. Sistem Pendinginan Transformator

Pada inti besi dan kumparan-kumparan akan timbul panas akibat rugi-rugi besi dan
rugi-rugi tembaga. Bila panas tersebut mengakibatkan kenaikan suhu yang
berlebihan, akan merusak isolasi (di dalam transformator). Maka untuk mengurangi
kenaikan suhu transformator yang berlebihan maka perlu dilengkapi dengan alat/
sistem pendingin untuk menyalurkan panas keluar transformator.

Sistem pendinginan transformator dapat dibagi menurut jenis trafo,

1. Oil Cooling (Oil Immersed Transformator)


2. Air Cooling (Dry Tipe Transformator)

Metode pendinginan untuk oil immersed transformator dapat berbentuk:

a. Oil Natural Cooling


b. Oil Natural-Air Blast Cooling
c. Water-Oil Cooling

Pada Oil Natural Cooling, panas yang timbul diserap oleh minyak kemudian
ditransfer melalui dinding tangki, selanjutnya diteruskan keluar malalui udara di
sekitar trafo. Transfer panas ini terbantu pula oleh adanya sirkulasi alami pada
minyak dalam tangki.Untuk menambah disipasi panas pada udara, maka pada
permukaan tangki transformator dilengkapi dengan tubular tank (tangki pipa) atau
radiator dalam bentuk kumpulan pipa baja (Bank of steel tube).

Pada Oil Natural-Air Blast Cooling, Untuktrafo dengan kapasitas besar penggunaan
natural oil cooling tidak efisien, untuk itu sistem pendinginannya dikombinasi dengan
forced air (udara paksa) atau air blast cooling. Pada air blast cooling, tube bank
radiator didinginkan secara paksa melalui hembusan udara menggunakan motor-fan
yang ditempatkan dalam ruang radiator tube.
Kipas-kipas tersebut dapat di switch out jika temperature ambient turun atau beban
pada transformator turun, selain itu untuk transformator dengan kapasitas besar,
kipas-kipas tersebut dapat dikontrol secara otomatis menggunakan relay.
Air blast cooling dapat dioperasikan sebagai natural oil cooling tanpa air blast, jika
beban sama dengan atau lebih rendah dari 70% dari rating air blast, demikian pula
ketika beban yang dipikul berada antara 70-
100.Dalam hal ini temperature minyak tidak melebihi 55 C.

Teknik Instalasi Tenaga Listrik


Instalasi Tenaga Listrik

b. Alat Pernafasan

Karena pengaruh naik turunnya beban trafo dan suhu udara luar, maka suhu minyak
dalam trafo akan berubah mengikuti keadaan tersebut. Bila suhu minyak tinggi,
maka minyak akan memuai dan mendesak udara di atas permukaan minyak keluar
dari dalam tangki, sebaliknya apabila suhu minyak turun, maka minyak menyusut
dan udara akan masuk dan mengisi ruang di atas permukaan minyak. Proses keluar
masuknya udara ke dalam tangki disebut sebagai pernapasan trafo.
Pernapasan trafo,menyebabkan permukaan minyak akan selalu bersinggungan
dengan udara luar. Udara luar yang lembab akan memperburuk isolasi atau
menurunkan nilai tegangan tembus minyak. Untuk mencegah masuknya udara
lembab ke dalam minyak, maka pada ujung pipa penghubung udara luar dilengkapi
sebuah tabung kaca yang berisi Kristal zat higroskopis (bahan yang dapat menyerap
kadar air yang ada dalam udara dan dapat berubah warna).

c. Tap Changer

Tap changer adalah alat yang berfungsi untuk mengubahmperbandingan lilitan


transformator untuk mendapatkan tegangan operasi pada sisi sekunder sesuai yang
dibutuhkan oleh tegangan jaringan (beban) atau karena tegangan sisi primer yang
berubah-ubah. Tap changer (perubahan tap) dapat dilakukan dalam keadaan
berbeban (on load) atau keadaan tidak ber-beban(off load). Untuk tranformator
distribusi perubahan tap changer dilakukan dalam keadaan tanpa beban.

Teknik Instalasi Tenaga Listrik


Instalasi Tenaga Listrik
Ada dua cara mengubah tegangan transformator dalam keadaan berbeban:

a. Memasang pengatur tegangan berbeban (On Load Voltage Regulator)


secara seri dan terpisah dari transformator utama.
b. Memasang transformator dengan pengubah tap (On Load Tap Changer)

kekurangan dari on load Voltage regulator, keandalannya rendah dan harus selalu
diperiksa dan dipelihara. Dengan membaiknya keandalan dari on load tap changer,
maka kebanyakan dipakai adalah on Load tap changer sekaligus sebagai pengganti
dari on load Voltage regulator.

d. Alat Indikator
Alat Indikator digunakan untuk memonitor kondisi komponen utama atau media
bantu yang ada didalam transformator saat transformator beroperasi, seperti :
 suhu minyak ;
 permukaan minyak ;
 sistem pendinginan ;
 posisi tap.

Indikator Level Minyak

Teknik Instalasi Tenaga Listrik


Instalasi Tenaga Listrik

Indikator Temperatur

C. Peralatan Proteksi

a. Relai Bucholz (Bucholz Relay)

Rele Buchholz biasa disebut juga rele gas, karena bekerjanya digerakan oleh
pengembangan gas. Tekanan gas akan timbul bila minyak mengalami kenaikan
temperatur yang diakibatkan oleh :
 Hubung singkat antar lilitan pada atau dalam fasa;
 Hubung singkat antar fasa;
 Hubung singkat antar fasa ke tanah;
 Busur api listrik antar laminasi;
 Busur api listrik karena kontak yang kurang baik.

Gas yang mengembang akan menggerakan kontak-kontak rangkaian alarm atau


rangkaian pemutus.

b. Relai Tekanan Lebih

Relai ini berfungsi hampir sama seperti Relai Bucholz. Fungsinya adalah
mengamankan terhadap gangguan di dalam transformator. Bedanya relai ini hanya
bekerja oleh kenaikan tekanan gas yang tiba-tiba dan langsung mentripkan pemutus
tenaga (PMT).

Teknik Instalasi Tenaga Listrik


Instalasi Tenaga Listrik
c. Relai Differensial

Berfungsi mengamankan transformator terhadap gangguan di dalam transformator,


antara lain adalah kejadian flash over antara kumparan dengan kumparan atau
kumparan dengan tangki atau belitan dengan belitan di dalam kumparan ataupun
beda kumparan

d. Relai Arus Lebih

Berfungsi mengamankan transformator arus yang melebihi dari arus yang


diperkenankan lewat dari transformator tersbut dan arus lebih ini dapat terjadi oleh
karena beban lebih atau gangguan hubung singkat.

3. KEGIATAN BELAJAR 3

PEMELIHARAAN PHB TM DAN TRAFO DAYA

Tujuan Pembelajaran :

Teknik Instalasi Tenaga Listrik


Instalasi Tenaga Listrik
Setelah mempelajari kegiatan ini peserta didik diharapkan dapat :
a) Merencanakan prosedur pemeliharaan pada PHB TM
b) Melaksanakan prosedur pemeliharaan pada PHB TM
c) Merencanakan prosedur pemeliharan trafo daya
d) Melaksanakan prosedur pemeliharaan trafo daya

URAIAN MATERI PEMBELAJARAN 5

A. Pemeliharaan Panel Hubung Bagi

Pemeliharaan peralatan listrik panel adalah rangkaian tindakan atau proses kegiatan untuk
mempertahankan kondisi dan meyakinkan bahwa peralatan panel dapat berfungsi
sebagaimana mestinya sehingga dapat dicegah terjadinya gangguan yang menyebabkan
kerusakan pada panel listrik.
Faktor yang paling dominan dalam pemeliharaan peralatan listrik pada panel adalah pada
sistem isolasi. Isolasi disini meliputi isolasi keras/padat. Suatu peralatan akan sangat mahal
bila isolasinya sangat bagus, dari isolasi inilah dapat ditentukan sebagai dasar
pengoperasian peralatan. Dengan demikian isolasi merupakan bagian yang terpenting dan
sangat menentukan umur peralatan. Untuk itu kita harus memper-hatikan/memelihara sistem
isolasi sebaik mungkin, baik terhadap isolasinya maupun penyebab kerusakan isolasi.
Dalam pemeliharaan perlatan listrik pada panel kita membedakan antara
pemeriksaan/monitoring (melihat, mencatat, meraba serta mendengar) dalam keadaan
operasi dan memelihara (pengujian, koreksi serta memperbaiki, membersihkan) dalam
keadaan padam/ panel tidak bekerja.

B. Jenis-jenis Pemeliharaan Panel Listrik

a. Predective Maintenance (Conditional Maintenance)

Adalah pemeliharaan yang dilakukan dengan cara mempredeksi kondisi suatu perlatan
listrik. Apakah dan kapan kemungkinan peralatan listrik tersebut menuju kegagalan.
Dengan mempredeksi tersebut dapt diketahui gejala kerusakan secara dini. Cara ini biasa
dipakai adalah monitor kondisi secara online baik dalam peralatan beroperasi maupun
tidak beroperasi. Untuk ini diperlukan peralatan dan personil untuk analisa. Pemeliharaan
ini disebut juga pemeliharaan berdasarkan kondisi (Conditional Base Maintenance).

b. Preventive Maintenance (Time Base Maintenance)

Adalah pemeliharaan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya peralatan secara tiba-
tiba dan untuk memepertahankan unjuk kerja peralatan yang optimum sesuai umur teknis
peralatannya. Kegiatan ini dilakukan secara berkala dengan berpedoman kepada:
Instructional Manual dari pabrik, Standar-standar yang ada dan pengalaman operasi

Teknik Instalasi Tenaga Listrik


Instalasi Tenaga Listrik
dilapangan. Pemeliharaan ini disebut juga pemeliharaan berdasarkan waktu (Time Base
Maintenance).

c. Corrective Maintenance

Adalah pemeliharaan yang dilakukan secara berencana pada waktu-waktu tertentu, ketika
peralatan listrik mengalami kelainan atau unjuk kerja rendah pada saat menjalankan
fungsinya dengan tujuan untuk mengembalikan pada kondisi semula disertai perbaikan
dan penyempurnaan instalasi. Pemeliharaan ini disebut juga Currative Maintenance, yang
berupa Trouble Shooting atau penggantian part/bagian yang rusak atau kurang berfungsi
yang dilaksanakan secara terencana.

d. Breakdown Maintenance

Adalah pemeliharaan yang dilaksanakan setelah terjadi kerusakan mendadak yang


waktunya tidak tertentu dan sifatnya darurat.

Pelaksanaan pemeliharaan peralatan dilakukan menjadi 2 macam:


1. Pemeliharaan yang berupa monitoring, yang dilakukan oleh petugas operator
pada panel-panel listrik
2. Pemeliharaan yang berupa pembersihan dan pengukuran yang dilakukan oleh
petugas pemeliharaan peralatan listrik

C. Pemeliharaan Komponen Panel Distribusi Listrik

a. Pemeliharaan saat tidak bertegangan

Dalam pemeliharaan panel distribusi listrik perlu diketahui prosedur/langkah yang


ditempuh sebelum petugas memulai pekerjaan. Prosedur pemeliharaan saat tidak
bertegangan yaitu:
1. Perlu dikoordinasikan dengan pimpinan instansi terkait
2. Berikan informasi bagi konsumen atau pengguna tentang waktu atau hari serta
jam, bahwa akan ada pemutusan tenaga listrik untuk pemeriksaan pane, jauh
sebelum pekerjaan dilaksanakan
3. Siapkan petugas dalam melakukan pemeliharaan
Siapkan peralatan pendukung dalam melaksanakan pemeliharaan misalnya alat
tangan, alat ukur, tulisan-tulisan yang perlu ”ADA PERBAIKAN PANEL”, “AWAS
JANGAN MASUKAN ARUS LISTRIK”, “MAAF ALIRAN LISRIK TERGANGGU”
dan sebagainya sesuai kondisi
4. Letakan tulisan tersebut pada tempat yang tepat, sehingga pelaksanaan
pemeliharaan berjalan dengan lancar
5. Mulailah bekerja dengan langkah sebagi berikut:
6. Putuskan aliran listrik yang masuk dengan memposisikan saklar utama panel
pada OFF dan kuncilah tuas saklar utama agar tidak berubah posisi (segel
pengaman)
7. Ceklah dan yakinkan bahwa semua komponen dalam panel bebas tegangan
8. Posisikan MCB dan yang lain dalam posisi off/tidak bekerja
9. Lakukan pemeriksaan semua komponen panel seperti tabel berikut ini:

Teknik Instalasi Tenaga Listrik


Kondisi
No Komponen Cara Pelaksanaan
Ya Tidak
 Periksa apakah masih kuat dan kokoh
Instalasi Tenaga Listrik  Periksa apakah tempat pemasangan
masih memenuhi standar / sesuai PUIL
 Periksa apakah masih dalam keadaan
bersih, jika kotor bersihkan
 Periksa apakah kabel grounding masih
terpasang kuat dan baik
 Periksa apakah semua komponen masih
terpasang lengkap dan kokoh
1 Box Panel
 Periksa apakah diagaram rangkaian panel
masih di tempel pada bagian dalam pintu
panel
 Periksa kunci panel masih berfungsi
dengan baik
 Periksa apakah masih ada petunjuk
pengaman panel
 Periksa keadaan panel bila ada kotoran
atau binatang bersihkan

 Coba cek kontak-kontaknya masih


Saklar utama / bekerja sesuai fungsinya atau tidak
2
masuk  Bila kontak terminal korosi, bersihkan
dengan clear contact
 Coba periksa masih kuat kokoh atau tidak
3 Busbar  Periksa sekrup penguatnya masih kokoh
atau tidak
4 Rel Omega  Coba periksa masih kokoh kuat atau tidak
5 MCB 1 phase  Coba periksa fungsinya saat ON dan OFF
 Coba periksa fungsinya saat ON dan OFF
6 MCB 3 phase  Cek tahanan isolasi antara MCB satu
dengan yang lainnya
 Coba cek kontak-kontaknya masih
bekerja sesuai dengan fungsinya atau
tidak
 Bila terminal kontak korosi, bersihkan
7 Kontaktor magnet dengan clear contact
 Periksa lilitan magnet masih baik atau
tidak
 Cek tahanan isolasi antara kontak satu
dengan kontak urutan phase yang lain
 Periksa kontak-kontak masih baik atau
tidak
8 ELCB
 Bila korosi bersihkan dengan clear contact
 Periksa sambungan groundnya
 Coba cek kontak-kontaknya masih
bekerja sesuai dengan fungsinya atau
9 Tombol ON
tidak
 Bila korosi bersihkan dengan clear contact
 Coba cek kontak-kontaknya masih
bekerja sesuai dengan fungsinya atau
10 Tombol OFF
tidak
 Bila korosi bersihkan dengan clear contact
 Periksa masih kuat dan kokoh
11 Terminal  Coba cek kontak-kontaknya masih
bekerja dan berfungsi
 Periksa kelengkapan armaturnya
12 Lampu Indikator
 Periksa filamen lampu atau lektode lampu
 Periksa sambungan kabel masih kuat dan
kokoh
13 Sambungan kabel
 Periksa sepatu kabel masih kuat Teknik dan Instalasi Tenaga Listrik
kokoh
 Periksa sambungan kabel grounding
Sambungan masih kuat dan kokoh
Instalasi Tenaga Listrik
b. Pemeliharaan saat bertegangan

Dalam pemeliharaan panel distribusi listrik perlu diketahui prosedur/ langkah yang
ditempuh sebelum petugas memulai pekerjaan.Terlebih pemeliharaan saat panel dalam
kondisi kerja.
Prosedur pemeliharaan saat bertegangan yaitu:
1. Perlu dikoordinasikan dengan pimpinan instansi terkait secara vertikal misal
pimpinan industri, PLN.
2. Berikan informasi kepada konsumen/pengguna listrik, waktu dan jam akan ada
pemeliharaan/pemeriksaan panel lsitrik
3. Siapkan petugas pemeliharaan dengan baik
4. Siapkan peralatan untuk mengadakan pemeriksaan panel saat bertegangan
misalnya sarung tangan dari karet, tespen dan alat tangan lainnya yang
mendukung harus dalam kondisi tahanan isolasinya baik
5. Siapkan tulisan/informasi untuk umum yang dipasang dekat panel saat melakukan
pengecekan panel, misal” HATI-HATI ADA TEGANGAN LISTRIK”, “AWAS
BAHAYA LISTRIK” dll.
6. Hidupkan saklar masukan/utama panel
7. Periksa dan cek terminal setiap saklar dan semua komponen dalam panel masih
kerja baik atau tidak
Bila sudah siap lakukan pekerjaan pengecekan panel sesuai tabel pengamatan dibawah
ini:

PERLATAN
KOMPONEN CARA PELAKSANAAN
KERJA

 Periksa tegangan bocor/sentuh masih


Box panel memenuhi standar/tidak Earth meter

Tespen,
Saklar Utama/  Ukurlah tegangan masuk dan keluar pada
saklar utama Volmeter,
masuk  Bila tegangan output masih normal artinya Sarung tangan
saklar utama masih bekerja baik karet

Tespen,
 Tes tegangan antara busbar satu dengan yang Volmeter,
Busbar lain, bila tegangan normal berarti kontak-kontak
kabel tersam-bung baik dengan busbar Sarung tangan
karet

MCB 1 phase  Periksa tegangan antara terminal MCB dengan Tespen,


hantaran netral, bila tegangan normal berati
MCB masih dapat kontak sempurna Volmeter,

Sarung tangan

Teknik Instalasi Tenaga Listrik


Instalasi Tenaga Listrik
karet

 Periksa tegangan antara terminal MCB dengan Tespen,


hantaran netra, bila tegangan normal berati
MCB masih dapat kontak sempurna Volmeter,
MCB 3 phase
 Periksa tegangan antar terminal MCB, bila Sarung tangan
tegangan normal, bearti MCB masih dapat karet
kontak dengan baik
 Ukurlah tegangan kerja pada kum-paran
magnetnya, masih aman sesuai standar/tidak Tespen,
 Periksa tegangan antar terminal utama baik
masuk maupun terminal keluaran. Bila Voltmeter,
Kontaktor
tegangan normal berarti kontaktor masih dapat Sarung tangan
bekerja baik karet
 Periksa apakah ada suara dengung saat
bertegangan
Tespen,

Voltmeter,
ELCB  Periksa besar tegangan/arus apakah sesuai
standar Ampermeter,

Sarung tangan

Tespen,

 Periksa keadaan tegangan antara masing- Volmeter,


Tombol on
masing terminal tombol tekan on Sarung tangan
karet

Tespen,

 Periksa keadaan tegangan antara masing- Volmeter,


Tombol Off
masing terminal tombol tekan off Sarung tangan
karet

Tespen,
 Periksa tegangan kerja pada terminal lampu
indikator Volmeter,
Lampu indikator
 Periksa menyala/tidak lampu indikator sesuai Sarung tangan
fungsinya karet

Tespen,
 Periksa arus/tegangan pada masing-masing Volmeter,
Terminal terminal input mapun output pada komponen
listrik Sarung tangan
karet

Tespen,

Sambungan  Periksa dan ukurlah tegangan pada titik setelah Volmeter,


Kabel sambungan kabelnya, bila ada tegangan berarti
sambungannya baik Sarung tangan
karet

Sambungan  Ukurlah besar tegangan/arus goundingnya, Tespen,


Grounding masih memenuhi sesuai standar/tidak
Volmeter,

Teknik Instalasi Tenaga Listrik


Instalasi Tenaga Listrik
Earth meter

Sarung tangan
karet

 Periksa dan ukur besar tegangan pada masing- Tespen,


masing terminal alat ukur masih normal sesuai
fungsi standar/tidak Volmeter,
Alat Ukur
 Periksa skala meter masih baik atau tidak Sarung tangan
 Periksa jarum penunjukan skala masih presisi karet
atau ada kesalahan

Rangkuman
Pemeliharaan peralatan listrik panel adalah rangkaian tindakan atau proses kegiatan untuk
mempertahankan kondisi dan meyakinkan bahwa peralatan panel dapat berfungsi sebagaimana
mestinya sehingga dapat dicegah terjadinya gangguan yang menyebabkan kerusakan pada panel
listrik.

Ada empat jenis pemeliharaan, yaitu :

A. Predective Maintenance (Conditional Maintenance)


Adalah pemeliharaan yang dilakukan dengan cara mempredeksi kondisi suatu perlatan
listrik. Apakah dan kapan kemungkinan peralatan listrik tersebut menuju kegagalan.
Dengan mempredeksi tersebut dapt diketahui gejala kerusakan secara dini.

B. Preventive Maintenance (Time Base Maintenance)


Adalah pemeliharaan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya peralatan secara tiba-
tiba dan untuk memepertahankan unjuk kerja peralatan yang optimum sesuai umur teknis
peralatannya.

C. Corrective Maintenance
Adalah pemeliharaan yang dilakukan secara berencana pada waktu-waktu tertentu, ketika
peralatan listrik mengalami kelainan atau unjuk kerja rendah pada saat menjalankan
fungsinya dengan tujuan untuk mengembalikan pada kondisi semula disertai perbaikan
dan penyempurnaan instalasi.

D. Breakdown Maintenance
Adalah pemeliharaan yang dilaksanakan setelah terjadi kerusakan mendadak yang
waktunya tidak tertentu dan sifatnya darurat.

Pemeliharaan panel distribusi daya dan panel kontrol dapat dilakukan saat tegangan kerja sedang
aktif, dengan menggunakan alat ukur listrik, atau saat panel dalam keadaan bebas tegangan/tanpa
tegangan. Untuk itu perlu diperhatikan prosedur dan K3 yang harus dipersiapkan sebelum memulai
pekerjaan pemeliharaan.

TUGAS

Periksalah panel distribusi daya dan panel kontrol di bengkel masing-masing, kemudian lakukanlah :

Teknik Instalasi Tenaga Listrik


Instalasi Tenaga Listrik
1. Panel dalam keadaan kerja bertegangan ;
a. Tes tegangan pada semua komponen dalam panel distribusi dan panel kontrol
b. Buatlah tabel pengujian/pengamatan yang telah dilakukan

2. Panel dalam keadaan OFF, lakukanlah :


a. Pemeriksaan kontak-kontak terminal komponen
b. Uji tahanan isolasi antara komponen
c. Uji tahanan pentanahan/grounding
d. Butlah tabel pemeriksaan yang telah dilakukan
e. Buatlah laporan bahwa pelaksanaan pengujian dan pemeriksaan sudah selesai.

TES FORMATIF

1. Apakah yang dimaksud dengan pemeliharaan panel distribusi listrik ?


2. Jelaskan fungsi pemeliharaan panel distribusi dan panel kontrol ?
3. Ada berapa jenis pemeliharaan panel distribusi dan panel kontrol, jelaskan ?
4. Jelaskan langkah-langkah yang ditempuh sebelum melakukan pemeliharaan panel distribusi ?
5. Peralatan apa saja yang diperlukan saat melakukan pemeliharaan panel bertegangan ?

KUNCI JAWABAN

1. Pemeliharaan peralatan listrik adalah rangkaian tindakan atau proses kegiatan untuk
mempertahankan kondisi dan menyakinkan bahwa peralatan panel dapat berfungsi
sebagaimana mestinya sehingga dapat mencegah terjadinya gangguan yang menyebabkan
kerusakan pada panel listrik
2. Tujuan pemeliharaan perlatan panel daya listrik adalah untuk menjamin kontinyuitas
penyaluran tenaga listrik dan keandalan antara lain :
a. Untuk meningkatkan reliability, availability, dan effisiensi
b. Untuk memperpanjang umur peralatan
c. Mengurangi resiko terjadinya kegagalan atau kerusakan peralatan
d. Meningkatkan safety peralatan
e. Mengurangi lama waktu padam akibat adanya gangguan pada panel

3. Ada empat jenis pemeliharaan, yaitu :


A. Predective Maintenance (Conditional Maintenance)
Adalah pemeliharaan yang dilakukan dengan cara mempredeksi kondisi suatu perlatan
listrik. Apakah dan kapan kemungkinan peralatan listrik tersebut menuju kegagalan.
Dengan mempredeksi tersebut dapt diketahui gejala kerusakan secara dini.

B. Preventive Maintenance (Time Base Maintenance)


Adalah pemeliharaan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya peralatan secara tiba-
tiba dan untuk memepertahankan unjuk kerja peralatan yang optimum sesuai umur teknis
peralatannya.

Teknik Instalasi Tenaga Listrik


Instalasi Tenaga Listrik
C. Corrective Maintenance
Adalah pemeliharaan yang dilakukan secara berencana pada waktu-waktu tertentu, ketika
peralatan listrik mengalami kelainan atau unjuk kerja rendah pada saat menjalankan
fungsinya dengan tujuan untuk mengembalikan pada kondisi semula disertai perbaikan
dan penyempurnaan instalasi.

D. Breakdown Maintenance
Adalah pemeliharaan yang dilaksanakan setelah terjadi kerusakan mendadak yang
waktunya tidak tertentu dan sifatnya darurat.
4. Prosedur yang harus ditempuh sebelum melaksanakan pemeliharaan panel distribusi aya dan
panel kontrol adalah :
a. Lapor ke instansi terkait, PLN bagian distribusi
b. Menginformasikan pada pimpinan industri dan konsumen yang bersangkutan
c. Siapkan tulisan / petunjuk / informasi umum yang diperlukan
d. Siapkan peralatan yang diperlukan
e. Pahami langkah kerja dan K3 yang berkaitan dengan panel
5. Peralatan yang diperlukan saat pemeliharaan panel bertegangan adalah : alat ukur, sarung
tangan karet, tespen, clear contact, pengaman untuk melindungi badan dari sentuhan listrik,
bila saat panel dalam keadaan tidak bertegangan dengan alat pembersih panel, obeng,
megger, clear contact dan alat tangan lainnya.

Teknik Instalasi Tenaga Listrik


Instalasi Tenaga Listrik

Teknik Instalasi Tenaga Listrik

Anda mungkin juga menyukai