Penyusun
Moh. Fahmi Kurniawan, S.Pd
ii
DESKRIPSI MATA PELAJARAN
2. Kompetensi Dasar
3. 7. Menerapkan perawatan sistem penerangan dan panel
instrumen
4. 7. Merawat berkala sistem penerangan dan panel instrumen
iii
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
C. Tujuan Pembelajaran
iv
DAFTAR ISI
v
BAB I
TROUBLESHOOTING
SISTEM PENERANGAN DAN PANEL INSTRUMEN
A. Deskripsi Singkat
Materi ini berisi tentang beberapa permasalahan yang sering terjadi
pada sistem penerangan dan panel instrumen dan cara
penanganannya.
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah memahami materi ini, peserta didik diharapkan dapat :
1. Mengetahui permasalahan apa saja yang sering terjadi pada sistem
penerangan dan panel instrumen.
2. Menyelesaikan permasalahan yang terjadi pada sistem penerangan
dan panel instrumen.
C. Uraian Materi
1
bisa mempengaruhi kinerja kendaraan itu sendiri. Salah satu sistem yang
sering mengalami permasalahan ialah sistem penerangan dan panel
instrumen karena selalu digunakan saat kendaraan berjalan, seperti lampu
kota, lampu jarak jauh, serta lampu tanda belok dan lampu hazard. Maka
dari itu sebagai orang yang berada di bidang otomotif harus mengetahui
permasalahan tersebut serta cara mengatasinya. Tak lupa juga cara
perawatan yang penting agar kondisi dari sistem penerangan dan panel
instrumen tetap terjaga dengan baik.
2
Berikut ini merupakan beberapa permasalahan yang sering terjadi
pada sistem penerangan dan panel instrumen beserta cara
memperbaikinya. Sebagai catatan bahwa sebelum melakukan
pengecekan dan perbaikan pada sistem penerangan dan panel
instrumen, pastikan kondisi baterai dalam keadaan baik dan normal
dari segi tegangan maupun elektrolit.
Kemungkinan penyebabnya :
➢ Saklar atau handle lampu kepala error.
➢ Soket lampu kepala lepas.
➢ Terdapat kabel yang putus.
➢ Relay Head rusak.
➢ Fuse/sekering headlamp putus/rusak.
➢ Filamen lampu kepala itu sendiri yang putus.
3
• Pastikan pula tidak ada kabel yang putus, terutama pada kabel
sambungan.
• Tes relay Head yang ada pada fuse box dengan menghubungkan
terminal 85 dan 86 pada relay ke positif dan negatif baterai,
pastikan ada bunyi klik.
• Tes terminal 30 dan 87 relay degan multitester, pastikan ada
hubungan dan jika tidak ada hubungan maka ganti relay Head.
• Cek pula sekering head lamp dalam keadaan baik tidak putus.
Sekering head lamp ada dua yaitu kanan dan kiri, biasanya jika
sekering head lamp kanan putus maka lampu kepala kanan
menyala redup tetapi tidak mati, demikian pula sebaliknya.
• Terakhir cek lampu kepala itu sendiri, apakah filamennya
terputus atau terbakar. Tes menggunakan multitester, jika
filamennya putus, ganti bola lampu kepala degan yang baru.
4
3. Lampu Kota Mati
Lampu kota
Kemungkinan penyebabnya :
➢ Saklar lampu kota rusak/kotor
➢ Soket lepas
➢ Terdapat kabel yang putus
➢ Sekering Tail putus
➢ Lampu kota itu sendiri yang rusak/mati
5
4. Lampu Rem Mati
Lampu rem
Kemungkinan penyebabnya :
➢ Switch rusak
➢ Soket lepas
➢ Sekering Stop putus
➢ Terdapat kabel yang putus
➢ Lampu rem mati atau rusak
6
5. Lampu Tanda Belok Mati
Kemungkinan penyebabnya :
➢ Saklar dan soket rusak
➢ Terdapat kabel yang putus
➢ Sekering IG1 putus
➢ Sekering IG1/Back putus
➢ Flasher rusak
➢ Lampu tanda belok mati
7
6. Lampu Hazard Mati
Kemungkinan penyebabnya :
➢ Sakelar lampu hazard rusak
➢ Soket terlepas
➢ Terdapat kabel yang putus
➢ Sekering IG1 putus
➢ Sekering Hazard putus
➢ Flasher mengalami kerusakan
➢ Lampu hazard dan lampu tanda belok mati.
8
7. Sekering Cepat Putus
Sekering
9
Panel Instrumen
10
Kemungkinan penyebabnya ialah :
➢ Gangguan kabel penggerak pengukur kecepatan.
➢ Alat pengukur kecepatan rusak.
11
BAB II
PERAWATAN SISTEM PENERANGAN DAN PANEL INSTRUMEN
A. Deskripsi Singkat
Materi ini merupakan materi lanjutan dari Bab I yang akan membahas
lebih detail mengenai cara perawatan dan perbaikan pada sistem
penerangan dan panel instrumen.
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah memahami materi ini, diharapkan :
1. Peserta didik dapat menyebutkan trouble yang terjadi pada sistem
penerangan dan panel instrumen
2. Peserta didik mampu melakukan perawatan dan perbaikan sistem
penerangan dan panel instrumen secara mandiri.
C. Uraian Materi
12
3. Periksa keadaan elektrolit baterai. Elektrolit baterai tidak boleh di
bawah lower dan tidak boleh di atas upper. Jika kurang dari batar
lower isi dengan air accu
4. Periksa tegangan baterai menggunakan Voltmeter dengan cara
menghubungkan kabel warna merah ke (+) baterai dan kabel hitam ke
(-) baterai. Apabila hasil pengukuran menunjukan nilai 12,4 V maka
baterai harus di charger sampai penuh.
5. Periksa berat jenis tiap sel pada baterai menggunakan
hydrometer. Lepaskan tutup ventilasi pada tiap sel, masukkan ujung
hydrometer ke dalam lubang sel yang paling dekat dengan terminal
(+) baterai. Tekan bola karet sampai pelampung terangkat. Tiap sel
harus memiliki berat jenis 1,230 atau lebih dan perbedaan tiap
sel tidak boleh melebihi 0,050. Jika perbedaan berat jenis tiap
sel melebihi 0,050 baterai perlu diganti.
Perawatan baterai
13
(ACC, IG, ST), putar kunci kontak untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan. Apabila tidak ada hubungan maka kunci kontak perlu
diganti
c. Memeriksa Sekering
Periksa keadaan sekering secara visual, apakah sekering masih
normal atau sudah putus. Jika sudah putus maka sekering perlu
diganti.
Memeriksa sekering
14
5. Lepas sekering yang akan diganti dengan menariknya
menggunakan catut sekering.
6. Jika tidak ditemukan catut gunakan tang lancip untuk melepas
sekering.
7. Periksa kondisi sekering.
8. Pastikan kapasitas sekering yang dipakai.
9. Pasang sekering baru dengan kapasitas yang sama dengan sekering
yang diganti. Tekan pelan – pelan hingga sekering duduk dengan tepat
pada slotnya.
10.Pasang tutup sekering.
15
e. Memeriksa Kondisi Relay
Periksa keadaan relay dengan menggunakan Ohm meter, tes lamp
dan baterai. Pertama kita hubungkan terminal 30 dan 86 relay ke (+)
baterai, terminal 85 relay ke (-) baterai dan hubungkan tes lamp
diantara terminal 87 relay dan (-) baterai. Apabila tes lamp menyala
maka relay masih bagus, tetapi jika tes lamp mati maka relay perlu
diganti.
Memeriksa relay
f. Mengecek Flasher
Periksa flasher dengan menggunakan tes lamp dan baterai dengan
cara menghubungkan terminal B flasher ke (+) baterai, terminal E
flasher ke (-) baterai dan hubungkan tes lamp diantara terminal L
flasher dengan (-) baterai. Apabila tes lamp menyala dan berkedip
maka flasher masih baik, apabila tes lamp mati maka flasher perlu
diganti.
16
g. Memeriksa Kondisi Konektor
Periksa konektor secara visual, apabila terjadi korosi/ karat maka
bersihkan konektor menggunakan amplas halus. Karat yang ada pada
konektor akan menyebabkan kebocoran arus sehingga arus yang
dihasilkan tidak optimal.
Memeriksa konektor
17
4. Keluarkan bohlam dari dudukannya dan siapkan bohlam baru.
5. Pasang bohlam halogen yang baru pastikan tepat pada
dudukannya. Pasang kembali klip pengikat pada tempatnya.
6. Pasang karet pelindung pada dudukannya.
7. Pasang soket lampu kepala (pastikan menancap dengan kuat)
8. Nyalakanlah lampu kepala untuk mengujinya.
Catatan :
1. Jangan pernah menyentuh kaca pada bohlam halogen.
2. Daya pada bohlam baru harus sama dengan bohlam lama.
3. Saat pemasangan bohlam baru pastikan bohlam duduk dengan
tepat pada tempatnya, persinggungan yang tidak tepat
mengakibatkan getaran yang menimbulkan panas sehingga bohlam
mudah putus.
i. Memperbaiki Kabel
Langkah perbaikan kabel :
1. Potong kabel yang rusak kemudian kupas kabel dengan tang
pengupas dengan panjang 10 mm
2. Ukur diameter kabel untuk menentukan ukuran kabel
penyambung yang akan digunakan.
3. Geser heat shrink tube ke kabel yang disambung, kemudian panasi
heat shrink tube dengan heater.
4. Potong kabel yang rusak kemudian kupas kabel dengan tang
pengupas dengan panjang 10 mm
5. Ukur diameter kabel untuk menentukan ukuran kabel
penyambung yang akan digunakan.
6. Buat kabel penyambung yang akan digunakan, masukkan heat
shrink tube ke kabel penyambung.
7. Sambung kedua kabel dengan Crimp mark, kemudian solder
sambungan.
8. Geser heat shrink tube ke kabel yang disambung, kemudian panasi
heat shrink tube dengan heater.
18
DAFTAR PUSTAKA
19