Anda di halaman 1dari 4

JURNAL BELAJAR

SISTEM REPRODUKSI PADA HEWAN

1. Identitas

Nama : Syarief Hidayat

Nim : 201810070311113

Dosen : Dr. Rr Eko Susetyarini

Kelas : Biologi 5B

Pertemuan : Senin, 29 Desember 2020

Topik : Sistem Reproduksi pada Hewan

2. Konsep yang dipelajari (Tuliskan secara umum)

Sistem reproduksi pada hewan dibagi menjadi dua yaitu reproduksi secara seksual
dan reproduksi secara aseksual :
A. Reproduksi aseksual :
1. Pembelahan: menghasilkan sel anakan yang sama besar, dengan jumlah kromosom yang
sama dengan induknya. Contohnya: protozoa dan amoeba.
2. Fragmentasi: menghasilkan sel anakan yang tidak sama besar. Contohnya: hydra
dan polychaeta.
3. Budding: pembentukan individu baru untuk membentuk koloni, berbentuk lebih kecil dari
induk dan terletak di samping dan dibentuk dari sekelompok sel embroinal.

Spermatogenesis

Proses pembentukan sperma (gamet jantan). Pembentukan terjadi di tubulus


seminiferous (didalam testis). Ditemukan spermatogonia, paling dekat dengan dinding
tubulus seminiferous. Spermatogonia > sel pembentuk sperma, bersifat diploid dan
belum terdifirensiasi. Spermiogenesis: proses berdiferensiasinya spermatid menjadi
spermatozoom. Prosesnyavterjadi di dekat lumen tubulus. Spermiogenesis melalui 4 fase: fase
golgi, fase cap, fase akrosom, dan fase maturasi. Spermatogonia berkembangbiak dengan
membelah dan menghasilkan spermatid. Kemudian spermatid berdiferensiasi dan mengalami
maturasi. Lalu terbentuk sperma (spermatozoon haploid). Setelah itu, spermatozoon dilepas
ke lumen tubulus seminiferous.

Diferensiasi spermatid menjadi spermatozoon berlangsung di dalam sel sertoli. Sel


sertoli adalah sel yang berukuran besar yang berperan sangat penting, yaitu
dalam menyediakan makanan bagi sperma yang sedang berkembang sebagai sel perawat atau
nurse cells. Kerja sel sertoli dirangsang oleh FSH (Follicle Stimulating Hormone) yang
dihasilkan oleh kelenjar pituitari bagian depan. Pengeluaran FSH dirangsang oleh GnRH
(Gonadotropin Releasing Hormone). Gonadotropin pada manusia meliputi FSH dan LH, pada
mulanya FSH merangsang sel spermatogenia untuk membelah secara mitosis beberapa kali
dan diakhiri dengan pembelahan meiosis sehingga dihasilkan spermatid yang bersifat haploid.
FSH dapat merangsang sel sertoli untuk melepaskan zat tertentu yang dapat menstimulasi
proses spermatogenesis (diferensiasi spermatid menjadi sperma). Sel sertoli juga dirangsang
oleh testosteron atua androgen (hormon yang dikeluarkan oleh sle Leydig). Pelepasan
testosteron dikendalikan oleh hormon pitutari anterior yang lain, yaitu LH (Luteinizing
Hormone) yang pengeluarannya juga dikendalikan oleh GnRH.

Fase atau Periode Estrus:

1. Fase folikuler: proestrus dan estrus.

∙ Proestrus: fase sebelum estrus. Fase dimana folikel tumbuh di bawah pengaruh FSH dan
menghasilkan estradiol. Sistem reproduksi memulai persiapan untuk pelepasan ovum dari
overium. Akhir dari fase ini, betina memperlihatkan perhatian pada jantan.

∙ Estrus: folikel de graaf membesar dan matang. Ovum mengalami pematangan. Estradiol dari
fol de graaf menyebabkan perubahan pada saluran reproduksi (bengkak, merah, tegang,
berlendir). Terjadi penerimaan terhadap pejantan. Pada akhir fase estrus terjadi ovulasi.

2. Fase luteal: matestrus dan diestrus.


∙ Matestrus: fase setelah estrus. Corps luteum (CL) tumbuh cepat dari sel-sel granulosa folikel
yang telah pecah di bawah pengaruh LH. Fase ini di bawah pengaruh progesteron yang
dihasilkan oleh CL. Progesteron menghambat sekresi FSH, sehingga menghambat
pembentukan fol de graaf (mencegah terjadinya estrus). Terjadi persiapan uterus untuk
menerima dan memberi makan embrio.
∙ Diestrus: fase terakhir dan terlama siklus estrus. CL menjadi matang dan
pengaruh progesteron sangat nyata terhadap saluran reproduksi. Endometrium menebal,
cervix tertutup, mucosa vagina pucat. Mulai terjadi perkembangan fol primer dan
sekunder dan akhirnya kembali ke proestrus.

Ciri-ciri dari fase siklus estrus:

1. Proestrus: terdapat sel epitel biasa

2. Estrus: terdapat sel menanduk (cornified)

3. Diestrus: terdapat sel epitel biasa dan banyak lekosit

4. Matestrus (kalau ada): terdapat banyak sel epitel menanduk dan lekosit, kemudian ada juga
sel epitel biasa.

Sesuai dengan siklus estrusnya, hewan dapat dibagi menjadi 3 golongan :

1. Hewan monoestrus: hanya memiliki 1 siklus estrus per tahun (hewan liar)

2. Hewan polyestrus: mempunyai siklus estrus secara periodik per tahun (sapi, babi,
dan kuda)
3. Hewan Polyestrus bermusim yaitu mempunyai siklus estrus periodik hanya selama
musim tertentu dalam setahun (domba)

Oogenesis

cara umum, dalam tahap awal oogenesis, oogonia mengalami pembelahan secara
mitosis dan menghasilkan oosit primer. Pada perkembangan fetus selanjutnya, semua oosit
primer membelah secara miosis, tetapi hanya sampai fase profase. Pembelahan miosis tersebut
berhenti hingga bayi dilahirkan, ovariumnya mampu menghasilkan sekitar 2juta oosit
primer mengalami kematian setiap hari sampai masa pubertas. Memasuki masa pubertas,
oosit melanjutkan pembelahan miosis I. Hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid,
satu sel yang besar disebut oosit sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil disebut badan
kutub primer.
Selanjutnya, oosit sekunder dan badan kutub primer akan mengalami
pembelahan miosis II. Oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel, satu sel berukuran
normal disebut ootid dan yang lain berukuran lebih kecil disebut badan polar sekunder. Badan
kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder lainnya yang berasal dari
pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh 3 badan kutub sekunder. Ootid mengalami
perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang. Sedangkan, ketiga badan kutub mengalami
degenerasi. Hasil akhirnya disimpulkan bahwa oogenesis hanya menghasilkan ovum.

Siklus Metruasi

Perkembangan folikel diawali oleh hormon FSH dari kelenjar pitutari bagian
depan. Folikel yang berkembang akan mengeluarkan esterogen. Esterogen akan
merangsang endometrium untuk menebal. Setelah ovulasi, kelenjar pada endometrium mulai
mengumpar dan mulai mensekresikan cairan jernih. Cairan ini disekresikan sebagai persiapan
terjadinya implantasi embrio. Ketika ovum yang dilepaskan saat ovulasi tidak mengalami
pembuahan, corpus luteum mulai degenerasi dan menyebabkan turunnya produksi estrogen
dan progesteron. Hal ini mengakibatkan turunnya hormone bagi ensometrium.
Sehingga menyebabkan pecahnya pembuluh darah endometrium dan terkelupas bersama
darah dari kapiler meninggalkan uterus menuju serviks dan keluar dari tubuh melalui vagina
sebagai cairan menstruasi

3. Konsep yang difahami

Konsep yang saya pahami yaitu pada sub materi mengenai mekanisme reproduksi, susunan
fungsional, spermatogenesis, oogenesis.

4. Konsep yang belum di fahami


1. Fase dalam siklus estrus.
5. Relfleksi diri

Saya harus lebih banyak membaca untuk menambah pengetahuan agar diskusi berjalan
dengan lancar dan menyenangkan.

Anda mungkin juga menyukai