Anda di halaman 1dari 18

MATERI AJAR

BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING

BESARAN DAN PENGUKURAN

DISUSUN OLEH:

NAMA: LIZA OKWAN ADMAS, S.Pd


Nomor Peserta : 201500156376
PendidikanProfesi Guru Angkatan 2
FISIKA
UNIVERSITAS BENGKULU
Tahun 2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbilalamin, puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberi


rahmat dan karuniaNya, sehingga materi ajar ini bisa diselesaikan dengan tepat waktu. Materi
ajar ini didesain untuk digunakan oleh peserta didik tingkat sekolah menengah atas (SMA)
jurusan Ilmu Pengetahuan Alam.
Materi ajar ini berisikan materi Pengukuran, harapan penulis, peserta didik dapat
menguasai materi ajar ini sehingga nantinya dapat membantu peserta didik memahami materi
fisika dengan benar. Semoga materi ajar ini dapat membantu kemajuan peserta didik di
Indonesia terutama Fisika menjadi salah satu pelajaran favorit di Indonesia.
DalamModul Pembelajaran ini tentang B e s a r a n , S a t u a n d a n P e n g u k u r a n .
Modul Pembelajaran ini dikembangkan dengan mengedepankan pendekatan Higher Order
Thinking Skill (HOTS) dan mengintegrasikan kerangka berpikir technological, pedagogical,
content knowledge(TPACK).
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyempurnaan materi ajar ini, Kepada para Dosen
1. Drs. Indra Sakti, M.PdselakuDosenPembimbing.
2. Andik Purwanto, S.Pd., M.Si selakuDosenPembimbing
3. Penanggung jawab dan Tim IT PPG Universitas Bengkulu.
Akhir kata semoga materi ajarini bermanfaat bagi Mahasiswa PPG dan teman – teman
seperjuangan PPG Fisika angkatan 2 Universitas Bengkulu. Atas segala bantuan yang telah
diberikan, hanya doa yang dapat penulis panjatkan semoga Tuhan Yang Maha Esa
memberikan balasan dan menjadikan amal ibadah yang mulia. Selanjutnya sebagai manusia
biasa yang tidak lepas dari segala kekurangan, untuk itu penulis mohon maaf yang setulus-
tulusnya. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang membangun akan sangat membantu
penulis dalam penyempurnaan penyusunan selanjutnya.
Bayang, Juni 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………….ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………iii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………………iv
A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi singkat………………………………………………………………1
2. Kompetensi inti………………………………………………………………..3
3. Kompetensi dasar dan Indikator………………………………………………3
4. Tujuan pembelajaran……………………………………………………….....4
5. Petunjuk Belajar……………………………………………………………….4

B. MATERI
1. Besaran, Satuan dan dimensi…………………………………………….……5
2. Notasi ilmiah…………………………………...………………………….….7
3. Pengukuran………………………………………………………….………..8
4. Angka Penting………………………..………………………………...…….15
5. Kesalahan dan Ketidakpastian………………………………………………..19

C. PENUTUP
1. Rangkuman…………………………………………………………………24
2. Evaluasi……………………………………………………………………..26

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….32
GLOSARIUM………………………………………………………………………...

ii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Menimbang massa badan,mengukur suhu dan mengukur panjang kayu…1
Gambar 2. Pantai Carocok……………………………………………………………..5
Gambar 3. Speedometer………..……………………………………………………..6
Gambar 4. Penjahit mengukur tubuh…………………………………………………8
Gambar 5. Mengukur dengan mistar………………………………………………….9
Gambar 6. Mistar dan Pensil…………………………………………………………10
Gambar 7. Mengukur bliok Silinder dengan jangka sorong…………………………10
Gambar 8. Jangka sorong dan bagian-bagiannya…………………………………... 11
Gambar 9. Jangka sorong dengan hasil pengukuranya…………………………….. 11
Gambar 10. Mengukur menggunakan Mikrometer Skrup…………………………...12
Gambar 11. Mikrometer Skrup dan bagian-bagiannya………………………………12
Gambar 12. Skala pada micrometer Skrup…………………………………………..12
Gambar 13. Micrometer skrup dengan hasil pengukuran……………………………13
Gambar 14. Siswa menimbang beban dengan neraca……………………………..…13
Gambar 15. Neraca………………………………………………………………...…13
Gambar 16. Cara membaca hasil pengukuran menggunakan neraca………………...14
Gambar 17. Siswa sedang praktek olah raga lari jarak pendek………………………15
Gambar 18. Stopwatch……………………………………………………………….15
Gambar 19. Paralak…………………………………………………………………..20
Gambar 20. Pengukuran diameter pohon…………………………………………....20
Gambar 21. Siswa mengukur blok silinder…………………………………………..21

ii
A. PENDAHULUAN

A. DESKRIPSI BAHAN AJAR

Gambar.1. menimbang massa badan, mengukur suhu, dan mengukur kayu.

Dalam kehidupan sehari – hari, manusia tidak akan lepas dari pengukuran,
contohnya, ketika belanja bawang ke pasar maka penjual akan menimbang bawang
tersebut terlebih dahulu sesuai permintaan pembeli. Ketika kita demam maka akan
mengukur suhu tubuh, menimbang massa badan, tukang perabot mengukur kayu dan
banyak lagi proses pengukuran dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam bahan ajar ini akan diuraikan tentang pengukuran suatu besaran beserta
satuannya. Bagian awal akan diuraikan tentang pengertian besaran, jenis-jenis besaran,
dan satuan yang sesuai, serta diuraikan juga tentang dimensi suatu besaran, awalan
satuan, dan notasi ilmiah. Selanjutnya dibahas tentang pengukuran, jenis-jenis pengukuran
yaitu pengukuran langsung, tidak langsung, pengukuran tunggal dan pengukuran
berulang, penentuan nilai skala terkecil alat ukur dan cara membaca alat ukur panjang
yaitu jangka sorong dan mikrometer skrup angka penting (angka hasil pengukuran).
Dalam pengukuran tidak akan dapat dihasilkan nilai yang benar tetapi yang didapatkan
adalah nilai yang terbaik, karena dalam pengukuran pasti terdapat kesalahan (error).
Adanya kesalahan pengukuran inilah maka akan muncul ketidakpastian pengukuran.

1
Berikut peta konsep pengukuran:

BESARAN DAN
BESARAN
PENGUKURAN

Terdiri dari

Pokok Turunan

Langsung Tidak Langsung


Notasi ilmiah
Tunggal Berdasarkan
metodenya Ditulis dengan

PENGUKURAN Angka penting


Berdasarkan Hasilnya

banyaknya Tediri dari


Menggunakan
Berulang
Angka pasti Angka taksiran
Alat ukur

Memiliki

Menghasilkan
Kesalahan
Ketidakpastian

Tediri dari
Mutlak Relatif

2
KI 3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR

3.1 Menerapkan prinsip- 3.1.1 Memilih nama besaran, satuan dan alat ukur yang
prinsip pengukuran besaran digunakan pada tabel, yang ada dalam kehidupan
fisis, ketepatan, ketelitian sehari-hari dan berlaku pada daerah setempat.
dan angka penting, serta 3.1.2 Menganalisis dimensi dari suatu besaran
notasi Ilmiah 3.1.3 Menerapkan ketepatan dan ketelitian pada proses
pengukuran
3.1.4 Menentukan hasil pengukuran dalam angka penting.
3.1.5 Menerapkan aturan angka penting dalam operasi
perhitungan hasil pengukuran
3.1.6 Menerapkan notasi ilmiah dalam menyajikan hasil
pengukuran
4.1 Menyajikan hasil 4.1.1 Mengoperasikan alat ukur panjang, massa dan waktu
pengukuran besaran 4.1.2 Melakukan percobaan untuk mengukur panjang
fisis berikut dengan menggunakan mistar, jangka sorong dan
ketelitiannya dengan mikrometer sekrup
menggunakan 4.1.3 Melakukan percobaan untuk mengukur massa dengan
peralatan dan teknik menggunakan neraca dua lengan dan neraca Ohauss
yang tepat serta 4.1.4 Melakukan percobaan untuk mengukur waktu dengan

3
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR

mengikuti kaidah menggunakan stopwatch dan arloji


angka penting untuk 4.1.5 Menyajikan laporan hasil percobaan dengan benar
suatu penyelidikan
ilmiah

Melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem Based


Learning peserta didik mampu Menerapkan prinsip-prinsip pengukuran besaran fisis,
ketepatan, ketelitian dan angka penting, serta notasi Ilmiah dan, Menyajikan hasil
pengukuran besaran fisis berikut ketelitiannya dengan menggunakan peralatan dan
teknik yang tepat serta mengikuti kaidah angka penting untuk suatu penyelidikan
ilmiah beserta presentasi hasil percobaan dan pemanfatannya, serta mengembangkan
nilai karakter berpikir kritis, kreatif (kemandirian), kerjasama (gotong royong) dan
kejujuran (integritas).

PETUNJUK PENGGUNAAN BAHAN AJAR

Agar bahan ajar ini dapat digunakan secara maksimal maka pembaca diharapkan
melakukan langkah- langkah sebagai berikut:
1. Pelajari dan pahami peta materi yang disajikan.
2. Pelajari dan pahami tujuan yang tercantum.
3. Pelajari uraian materi secara sistematis dan mendalam dalam setiap kegiatan
pembelajaran.
4. Perhatikalah langakah – langkah dalam setiap penyelesaian contoh soal yang ada.
5. Kerjakanlah latihan soal yang ada disetiap akhir kegiatan pembelajaran, cocokkan
jawaban kalian dengan kunci jawaban yang tersedia pada bahan ajar dan lakukan
penghitungan skor hasil belajar kalian.
6. Lakukan penilaian diri disetiap akhir kegiatan pembelajaran untuk mengetahui batas
kemampuan menurut diri kalian.
7. Lakukan uji kompetensi dengan mengerjakan soal evaluasi di bagian akhir modul untuk
mengetahui tingkat penguasaan materi.
8. Diskusikan dengan guru atau teman jika mengalami kesulitan dalam pemahaman materi.
Lanjutkan pada modul berikutnya jika sudah mencapai ketuntasan yang diharapkan.

PERTEMUAN 3 4
NOTASI ILMIAH DAN ANGKA PENTING
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan aktivitas pembelajaran melalui model problem based learning
di harapkan peserta didik mampu :
1. Menyajikan hasil perhitungan berdasarkan notasi ilmiah dengan benar
2. Menyajikan hasil perhitungan dengan aturan angka penting dengan benar.
B. Permasalahan

PERMASALAHAN 1

Pak Bayu dan pak Darman adalah pengrajin


kayu. Mereka menerima pesanan untuk
membuat pintu rumah. Pada saat mengukur,
pak Bayu memperoleh hasil 215,14 cm
sedangkan pak Darman memperoleh hasil
pengukuran 215,1. Berdasarkan hasil
tersebut maka hasil pengukuran siapa yang
paling tepat? Manakah dari hasil
pengukuran tersebut yang merupakan
angka pasti dan angka taksiran? Bagaimana
cara menentukan angka penting pada
pengukuran tersebut?

PERMASALAHAN 2

Pada hari kamis kemarenYoga belajar


mengenai tata surya . Yoga diminta guru
untuk menyebutkan massa planet Venus
yang massanya sangat besar yaitu
4.820.000.000.000.000.000.000.000 kg.
Bagaimana caranya Yoga menyebutkan
massa Venus tersebut agar lebih mudah?

5
Notasi Ilmiah
Penulisan sepuluh berpangkat pada contoh di atas disebut notasi ilmiah atau
penulisan baku atau notasi pangkat 10. Format penulisannya adalah a x 10n, dengan
ketentuan 0< a <10 dan n bilangan bulat, a disebut mantisa sedangkan 10n disebut orde.
Contohnya jarak bumi ke bulan 384.000.000 m ditulis 3,84 x 108 m, tidak boleh ditulis
38,4 x 107 m atau 0,384 x 109 m walaupun ketiga penulisan tersebut bernilai sama.
Contoh Soal:
1. Massa seekor nyamuk 0,00002 kg, tuliskan dalam notasi ilmiah!
Penyelesaian:
0,000021 kg ditulis 2,1 x 10-5 kg.

2. Massa elektron adalah 910 x 10-33 kg, nyatakan dalam notasi ilmiah yang benar!
Penyelesaian:
910 x 10-33 kg ditulis 9,1 x 10-31 kg. (catatan: Ketika mantisanya diubah menjadi lebih
kecil maka ordenya diperbesar)

Angka Penting (Angka Berarti)

Angka dapat diperoleh dari mengukur dan membilang. Untuk mengetahui luas tanah
perkebunan misalnya, maka harus dilakukan pengukuran. Sedangkan untuk mengetahui
jumlah pohon yang tertanam di kebun maka diperoleh dengan cara membilang. Angka yang
diperoleh dari hasil megukur disebut angka penting (berarti). Sedangkan angka hasil
membilang disebut angka eksak (pasti).
Angka penting terdiri dari angka pasti dan angka yang diragukan (angka taksiran).
Angka taksiran pada angka penting (angka hasil pengukuran) terletak digit terakhir.
Misalkan hasil pengukuran tebal buku menggunakan jangka sorong adalah 1,25 cm. Angka
1 dan 2 adalah angka pasti, sedangkan angka 5 adalah taksiran.

a. Aturan penentuan jumlah digit pada angka hasil pengukuran (angka penting)
1. Semua angka bukan nol adalah angka penting.
Contoh:
 245, 5 memiliki 4 (empat) angka penting.
2. Angka nol yang digunakan hanya untuk tempat titik desimal (angka nol di sebelah
kiri angka bukan nol) bukanlah angka penting
6
Contoh:
 0, 0000012 hanya memiliki 2 (dua) angka penting.
Enam angka 0 yang berada di kiri angka 12 tidaklah penting karena angka taksiran tidak
mungkin berada di digit awal, melainkan selalu berada di digit bagian akhir.
(Catatan: Angka 0,0000012 dapat dituliskan dalam notasi ilmiah sebagai 1,2 × 10-6.
Jumlah angka dalam mantisanya ada 2, ini menunjukkan untuk menentukan jumlah angka
penting dari angka yang dituliskan dalam notasi ilmiah cukup dilihat mantisanya).

3. Angka nol dibelakang angka bukan nol dalam desimal merupakan angka penting.
Contoh:
 2,0 memiliki dua angka penting
 2,0300 memiliki lima angka penting
4. Angka nol di sebelah kanan angka bukan nol tetapi tanpa tanda desimal bukanlah angka
penting, kecuali ada tanda khusus, misal garis bawah
Contoh:
 34000 hanya memiliki dua angka penting
 34000 memiliki tiga angka penting
 34000 memiliki empat angka penting
5. Angka nol di antara angka bukan nol adalah angka penting.
Contoh:
 560, 2 memiliki empat angka penting.

b. Aturan perhitungan angka penting


1. Penjumlahan dan pengurangan
Penulisan hasil penjumlahan atau pengurangan angkanya hanya boleh memiliki 1 angka
taksiran.
Contoh soal:
Seseorang mengukur panjang 3 buah batang kayu. Masing-masing memiliki panjang
3,219 cm, 15,5 cm, dan 8,43 cm. Jika ketiga batang tersebut disambung, berapakah
panjangnya?

Pembahasan:
Untuk menghitung panjang sambungan batang dapat dilakukan dengan menjumlahkan
panjang ketiga batang tersebut.
7
3,219 9 adalah angka taksiran
15,5 5 adalah angka taksiran
8,43 3 adalah angka taksiran
+
27,149 (memiliki 3 angka taksiran yaitu angka 1, 4, dan 9).
Karena hasil akhir harus memiliki 1 angka taksisan, maka dituliskan menjadi 27,1 cm

2. Perkalian dan Pembagian


Penulisan hasil perkalian atau pembagian jumlah angka pentingnya sama dengan jumlah
angka penting yang paling sedikit dari bilangan-bilangan yang dioperasikan.
Contoh soal:

Seseorang melakukan pengukuran luas benda kecil berbentuk persegi panjang. Didapatkan
data panjangnya 2,2 cm dan lebarnya 0,6283 cm. Berapakah luas benda tersebut?

Pembahasan:

Untuk menentukan luas benda tersebut, dapat menggunakan rumus panjang dikalikan
lebar.
0,6283 memiliki 4 angka penting
2,2 memiliki 2 angka penting
x
1,8226

Karena hasil akhirnya harus memiliki 2 angka penting, maka ditulis menjadi 1,8 cm2
Catatan:

Untuk perkalian angka hasil pengukuran dengan angka hasil membilang, hasil akhirnya
harus memiliki jumlah angka penting tersedikit dari angka hasil pengukuran.

Contoh soal:
Keramik lantai memiliki panjang 50,25 cm dan lebar 20,1 cm. Jika terdapat 25 buah
keramik tersebut ditata untuk menutup lantai, berapakah luas lantai yang tertutup
keramik?

Pembahasan:

Angka 50,25 (terdiri dari 4 angka penting) dan 20,1 (terdiri dari 3 angka penting) adalah
angka hasil pengukuran dan angka 25 adalah angka hasil membilang.
Untuk menentukan luas lantai yang tertutup keramik, maka ketiga angka terebut harus
8
dikalikan sebagai berikut:

50,25 x 20,1 x 25 = 25.250,625. Karena hasil akhirnya harus memilki 3 angka penting
maka harus ditulis menjadi 25200 cm2 atau 2,52 x 104 cm2 (Keterangan: Untuk
penulisan notasi ilmiah jumlah angka penting yang diperhitungkan hanya di mantisanya
dan perhatikan pula aturan pembulatan angka 5)

 Aturan Pembulatan angka 5


Jika sebelum angka 5 bilangan ganjil maka dibulatkan ke atas. Tetapi jika sebelum
angka 5 bilangan genap angka 5 dihilangkan.
Contoh:
2,25 dibulatkan 2,2
2,35 dibulatkan 2,4
2,75 dibulatkan 2,8
2,85 dibulatkan 2,8
2,95 dibulatkan 3,0

3. Pangkat dan Akar


Penulisan hasilnya harus memiliki jumlah angka penting yang sama dengan jumlah angka
penting yang dioperasikan.

Contoh:

√2,25 = 1,5 hasilnya ditulis menjadi 1,50


(2,5)2 = 6,25 hasilnya ditulis menjadi 6,2 (Perhatikan aturan pembulatan angka 5)
Catatan:
1. Penulisan hasil operasi penjumlahan dan pengurangan dapat menggunakan patokan
jumlah angka penting paling sedikit dibelakang desimal.
2. Penulisan hasil akhir operasi angka penting selalu diikuti dengan pembulatan (semisal
2,145 akan dituliskan menjadi 3 angka penting maka dibulatkan menjadi 2,14)
3. Penulisan hasil akhir operasi angka penting tidak boleh merubah nilai bilangan
(semisal 8790,56 akan dituliskan menjadi 2 angka penting maka penulisannya adalah
8800 atau 8,8 . 102)
Pembahasan Permasalahan:

Bilangan berpangkat adalah notasi ilmiah yang


digunakan untuk bilangan yang besar, sehingga apabila
tidak di buat notasi iliah akan menampilkan digit
bilangan yang banyak

9
Rangkuman
1. Angka penting adalah angka yang diperoleh dari hasil mengukur.
2. Semua angka atau nilai dari hasil pengukuran adalah angka penting, baik itu angka yang
pasti maupun angka taksiran. Terdapat aturan-aturan dalam penulisan hasil operasi
matematis yaitu (1) Penjumlahan dan Pengurangan, hasil operasi angka penting hanya
boleh mengandung satu angka taksiran atau diragukan. (2) Perkalian dan Pembagian,
penulisan angka penting hasil perkalian atau pembagian jumlah angka pentingnya sama
dengan jumlah angka penting paling sedikit dari bilangan-bilangan yang dioperasikan.

10
EVALUASI

1. Penulisan data 0,0001350 kg dalam dua angka penting dan sesuai aturan penulisan
notasi ilmiah yang benar adalah.…
A. 1,4 x 104 kg
B. 1,4 x 10-4 kg
C. 1,3 x 10-4 kg
D. 14 x 10-5 kg
E. 0,14 x 10-3 kg

2. Hasil pengukuran di bawah ini memiliki 3 angka penting, kecuali ... A.


0,00580 km
B. 0,0903 A
C. 3,50 L
D. 870 g
E. 454,0 cm

3. Dua buah benda saat ditimbang masing-masing bermassa 20,45 kg dan 15,2 kg. Jika dua
benda tersebut dijadikan satu masanya adalah ….
A. 35,65 kg
B. 35,7 kg
C. 35,6 kg
D. 36,0 kg
E. 36 kg

4. Hasil pengukuran kubus didapatkan panjang 25,0 cm, lebar 10,0 cm dan tingginya 2,0 cm.
Volume kubus tersebut (sesuai aturan angka penting) adalah....
A. 50 cm3
B. 500 cm3
C. 0,005 m3
D. 0,0005 m3
E. 0,00050 m3

5. Sebuah tongkat panjangnya 12,25 cm. Jika 15 tongkat sejenis disambung, maka panjang
hasil sambungannya sesuai aturan perhitungan angka penting adalah ….
A. 67 cm
B. 6,7 x 102 cm
C. 673,7 cm
D. 673,75 cm
E. 673,8 cm

6. Penulisan data 0,0001350 kg dalam dua angka penting dan sesuai aturan penulisan notasi
ilmiah yang benar adalah .…
A. 1,4 x 104 kg
B. 1,4 x 10-4 kg
C. 1,3 x 10-4 kg
D. 14 x 10-5 kg
E. 0,14 x 10-3 kg

7. Seseorang bermaksud mengukur luas segitiga dan didapatkan data, panjang alasnya 12,55
cm dan tinnginya 3,50 cm. Luas segitiga tersebut adalah….
A. 21,9 cm2
11
B. 21,96 cm2
C. 21,963 cm2
D. 21,9625 cm2
E. 22,0 cm2

8. Keramik lantai memiliki panjang 50,25 cm dan lebar 20,1 cm. Jika terdapat 25 buah
keramik ditata untuk menutup lantai, luas lantai yang tertutup keramik adalah….
A. 252 cm2
B. 2,5 x 104 cm2
C. 2,52 x 104 cm2
D. 2,520 x 104 cm2
E. 25.250,625 cm2

KUNCI JAWABAN EVALUASI

No Kunci
Soal Jawaban
1 B
2 E
3 C
4 E
5 E
6 B
7 E
8 C

12
DAFTAR PUSTAKA

Pujianto, dkk.2016. Buku Siswa FISIKA untuk SMA/MA Kelas XI. Klaten: Intan Pariwara
Lasmi, Niketut.2016. Mandiri FISIKA untuk SMA/MA kelas XI. Jakarta: Erlangga
Nugroho, Aris Prasetyo.2016.Modulku Fisika Peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu
Alam.Surakarta: Mediatama

13
GLOSARIUM

Besaran fisis : sesuatu yang dapat dinyatakan keberadaannya dengan suatu angka atau
nilai.
Besaran turunan : besaran fisis yang terdiri dari dua atau lebih besaran yang dapat
diturunkan dari beberapa besaran pokok.
Hyperfine : struktur halus yang banyak digunakan pada efek Zeeman.
Pengukuran : proses mengukur suatu besaran, yaitu membandingkan nilai
besaran yang sedang kita ukur dengan besaran lain sejenis yang dipakai
sebagai acuan.
Satu ampere : arus tetap yang mana jika dipasang dua penghantar sejajar lurus
panjang tanpa batas, yang panampang-lintang lingkarnya diabaikan, dan
ditempatkan 1 meter terpisah di dalam ruang hampa, akan dihasilkan
antara konduktor ini suatu gaya sebesar 2 × 10 Newton per meter di
antara kedua kawat.
Satuan standar : satuan yang menyatakan nilai suatu besaran supaya dapat dimengerti
oleh semua kalangan.
Dimensi : jenis satuan untuk suatu besaran fisis.
Analisis dimensional : cara menentukan jenis satuan dari suatu besaran turunan.
Termometer : alat yang dapat digunakan untuk mengukur
suhu

14

Anda mungkin juga menyukai