C. TujuanPembelajaran
Pertemuan ke-1
1. Melalui model pembelajaran discovery learning dan metode ceramah, tanya jawab,
dan diskusi secara berkelompok peserta didik dapat menjelaskan konsep besaran
pokok dan besaran turunan, menentukan satuan besaran pokok dalam Sistem
Internasional dengan kerjasama yang baik, percaya diri dan penuh tanggungjawab.
2. Melalui model pembelajaran discovery learning dan metode diskusi dan presentasi
secara berkelompok peserta didik dapat menyajikan hasil pengukuran besaran fisis
mengikuti kaidah angka penting dengan penuh rasa ingin tahu dan penuh kreativitas.
Pertemuan ke-2
1. Melalui model pembelajaran discovery learning dan metode diskusi dan presentasi
secara berkelompok peserta didik dapat menganalisis penggunaan alat ukur panjang,
alat ukur massa, dan alat ukur waktu dan menentukan nilai yang terbaca pada alat ukur
sesuai kaidah angka penting dengan benar.
2. Melalui model pembelajaran discovery learning dan metode eksperimen dan
presentasi secara berkelompok peserta didik dapat melakukan percobaan pengukuran
beberapa objek dengan menggunakan alat ukur dan menyimpulkan hasil interpretasi
data dalam laporan tertulis hasil kerja dengan kerjasama yang baik dan penuh rasa
ingin tahu.
D. Materi Pembelajaran
Pertemuan ke-1
Perkembangan konsep besaran pokok dan besaran turunan
Satuan besaran pokok dalam Sistem Internasional
Alat Ukur
Pertemuan ke-2
Penggunaan alat ukur panjang, alat ukur massa, dan alat ukur waktu
kaidah angka penting
Pemetaan Materi Pembelajaran dalam Dimensi Pengetahuan
Materi Dimensi Pengetahuan
Pembelajaran Faktual Konseptual Prosedural Metakognitif
1. Perkembangan Contoh Konsep Penentuan Identifikasi suatu
konsep besaran menerapkan besaran suatu besaran
pokok dan konsep bawah pokok dan besaran fisis merupakan
besaran turunan saat besaran adalah besaran pokok
menimbang turunan besaran atau besaran
badan itu pokok atau turunan
massa bukan besaran Menentukan
berat turunan satuan dan
dimensi dari
besaran fisis
tersebut
2. Satuan besaran Contoh saat Konsep Penentuan
pokok dalam membeli satuan satuan
Sistem tepung kita besaran besaran
Internasional akan bilang pokok dalam pokok dalam
1kg, bukan 1 Sistem Sistem
bungkus Internasional Internasional
3. Alat ukur Contoh Konsep alat Penentuan
penerapan alat ukur fungsi alat
ukur saat ukur
membeli buah,
pedagang akan
menimbangnya
dengan alat
ukur
4. Penggunaan Contoh alat Konsep Penentuan Identifikasi alat
alat ukur ukur panjang penggunaan penggunaan ukur panjang, alat
panjang, alat saat akan alat ukur alat ukur ukur massa, dan
ukur massa, dan membeli panjang, alat panjang, alat alat ukur waktu
alat ukur waktu sepetak tanah, ukur massa, ukur massa, Menentukan cara
penggunaan dan alat ukur dan alat ukur penggunaan alat
alat ukur waktu waktu ukur panjang, alat
waktu dalam ukur massa, dan
perlombaan alat ukur waktu
renang Menentukan cara
mengkalibrasi alat
ukur
mengidentifikasi
skala-skala yang
ada pada alat ukur
5. Kaidah angka Contoh angka Konsep Penentuan Mengukur
penting penting saat kaidah nilai yang panjang atau
mengerjakan angka terbaca pada massa suatu benda
soal, penting alat ukur Mengidentifikasi
menggunakan sesuai nilai yang terbaca
kaidah angka kaidah pada alat ukur
penting angka Menentukan
penting nilainya sesuai
kaidah angka
penting
*Materi Pembelajaran lengkap terdapat pada Lampiran 1 dan Lampiran 2
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Model Pembelajaran : Discovery Learning
Metode Pembelajaran : Diskusi, Eksperimen, presentasi, tanyajawab, dan ceramah
G. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama: (3x 45 menit)
Faktual
Penerapan besaran pokok dan besaran turunan dalam kehidupan sehari-hari terlihat pada
saat seseorang menimbang massa tubuhnya, kebanyakan orang menyebut berat badan, padahal
berat dan massa berbeda. Massa merupakan besaran pokok dan berat merupakan besaran turunan
karena sudah dipengaruhi gravitasi.
Konseptual
Prosedural
Besaran fisika, Besaran Pokok dan Turunan
Sesuatu yang dapat diukur dan hasilnya dapat dinyatakan dengan nilai dan satuan disebut
Besaran Fisika. Jadi suhu, massa, kuat arus merupakan besaran fisika, karena dapat diukur.
Suhu dapat diukur dengan termometer, massa diukur dengan neraca timbangan, kuat arus listrik
dapat diukur dengan ampermeter, Sedangkan sedih, gembira, lelah bukan besaran fisika karena
tidak dapat diukur.
Menurut Bueche besaran menurut arahnya dibedakan menjadi dua, yaitu besaran skalar
yang hanya memiliki besar, dan besaran vektor yang selain memiliki besar memiliki arah pula.
Besaran vektor akan dibahas lebih mendalam pada bab 2 buku ini. Sedangkan besaran Fisika
menurut cara penurunannya dikelompokkan menjadi Besaran Pokok dan Besaran Turunan.
Besaran pokok adalah besaran yang sudah ditetapkan
terlebih dahulu dan merupakan besaran dasar. Besaran pokok meliputi tujuh macam
besaran seperti pada tabel :
NO. BESARAN KETERANGAN SATUAN LAMBANG
POKOK SATUAN
1. Panjang Panjang dari suatu benda meter m
2. Massa Jumlah materi dalam benda kilogram kg
3. Waktu Lama atau selang waktu sekon sKA
4. Suhu Derajat panas dingin suatu benda kelvin Cd
5. Kuat Arus Jumlah muatan listrik yang mengalir amper Mol
6. Intensitas Cahaya Daya pancaran cahaya per luas candela
7. Jumlah Zat Jumlah partikel dalam benda mol
Besaran turunan diartikan sebagai besaran yang dijabarkan atau diturunkan dari besaran-
besaran pokok ataupun besaran turunan lainnya. Seringkai besaran turunan diistilahkan sebagai
besaran terjabar.
Metakognitif
Pengukuran
Mengukur adalah membandingkan suatu besaran dengan satuan yang sudah baku. Dalam
melakukan pengukuran orang selalu berhadapan dengan benda atau objek yang diukur, alat ukur,
dan satuan yang digunakan baik yang baku maupun yang tidak baku. Satuan yang tak baku
merupakan satuan yang nilainya tidak tetap dan tidak standart.
Pengertian Satuan dan Satuan Internasional
Kebanyakan masyarakat kita tidak terbiasa menggunakan besaran secara lengkap dalam
komunikasi lesan atau tulisan. Sebagai contoh, orang menyebut jarak suatu tempat hanya dengan
jauh atau dekat. Semestinya besaran jarak yang dikomunikasikan itu diikuti dengan nilai besaran
beserta satuannya. Satuan adalah sesuatu yang menyatakan hasil pengukuran. Umpamanya
dikatakan bahwa, sekolah saya berjarak 850 meter dari rumah, bukan sekedar sekolah saya
jaraknya jauh. 850 merupakan nilai jarak dan meter satuan dari besaran jarak.nKomunikasi
menggunakan besaran secara kuantitatif itu sangat penting dibiasakan sejak dini dari pada
sekedar komunikasi kualitatif. Bukankah lebih enak rasanya mengatakan bahwa, tadi pagi saya
mandi dengan air bersuhu 33 oC daripada mengatakan tadi pagi mandi dengan air panas.
Disamping itu sering kita jumpai masyarakat banyak yang menyatakan hasil pengukuran
dengan menggunakan satuan sehari-hari yang berlaku lokal di daerahnya masing-masing.
Misalnya untuk satuan panjang masih menggunakan : bahu, jengkal, depa, bata dan sebagainya,
untuk satuan massa masih digunakan : pikul, gayung, tumbu dan lain-lain. Sistem satuan pada
dasarnya memiliki satuan standar atau baku. Satuan baku tersebut harus memenuhi syarat-syarat
antara lain bersifat tetap, berlaku universal, mudah digunakan setiap saat dengan tepat. Bila
syarat-syarat itu dipenuhi boleh dikatakan satuan yang bersangkutan sudah baik dan baku.
Sistem satuan yang dipakai standar sejak tahun 1960 melalui pertemuan para ilmuwan di
Sevres, Paris menyepakati, terutama digunakan dalam dunia pendidikan dan pengetahuan
dinamakan sistem metriks yang dikelompokkan menjadi sistem matriks besar atau MKS (Meter
Kilogram Second) yang disebut sistem internasional atau disingkat SI dan sistem metriks kecil
atau CGS (Centimeter Gram Second). Satuan beberapa besaran pokok dapat dilihat dalam tabel
berikut ini.
LAMPIRAN 2 : Materi Pembelajaran Pertemuan Ke-2
Faktual
Penggunaan alat ukur banyak terlihat dikehidupan sehari-hari, pengukuran panjang saat
kita akan mengukur tinggi badan. Pengukuran waktu terdapat saat dalam perlombaan renang dan
lari, dll. Selain itu pada kendaraan yang kita gunakan juga terdapat alat ukur yaitu speedometer,
untuk mengukur kelajuan kita dalam berkendara.
Konseptual
Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat ukur yang
digunakan sebagai satuan.
Jenis-jenis satuan
a. Satuan baku : merupakan suatu pembanding yang memberikan hasil yang sama apabila
dilakukan oleh beberapa orang. Contoh satuan baku : m, cm, kg, gram, dll.
b. Satuan tidak baku : merupakan suatu pembanding yang akan memberikan haasil berbeda
apabila dilakukan oleh beberapa orang. Contoh : jangkal, hasta, kaki, yard
Berdasarkan nilai dan arahnya besaran dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Besaran skalar
Besaran skalar adalah besaran yang hanya mempunyai nilai (besar) saja dan tidak
mempunyai arah. Contoh besaran skalar : massa, waktu, suhu, luas,volume
2. Besaran vektor
Besaran vektor adalah besaran yang mempunyai nilai dan mempunyai arah. Sesuai
kesepakatan apabila besaran vektor tersebut arahnya ke kiri dan ke bawah maka besaran
tersebut bernilai negatif (-) sedangkan apabila besaran vektor tersebut arahnya ke kanan
dan ke atas maka besaran tersebut bernilai positif (+)
Contoh besaran vektor : kecepatan, percepatan, gaya.
Sedangkan besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah didefinisikan terlebih dahulu dan
besaran turunan adalah besaran yang satuannya diperoleh dari besaran pokok.
Prosedural
A. Pengukuran panjang
1. Mistar/ penggaris
3. Mikrometer Sekrup
B. Pengukuran massa
1. Neraca dua lengan
Untuk menentukan hasil pengukuran massa benda dengan neraca dua lengan baik itu
timbangan dacin, Ohauss, timbangan pasar, cukup dengan cara meletakkan beban
pada salah satu lengan, dan meletakkan massa kalibrasi standar pada lengan satunya,
Amati sampai punggung lengan pada posisi sama mendatar.
AVO meter bahkan dapat dipakai untuk mengukur besaran listrik lainnya seperti
hambatan listrik atau beda potensial listrik.
2. Voltmeter/Amperemeter
D. Pengukuran waktu
1. Stop watch
Stop watch digunakan untuk mengukur interval waktu yang pendek. Ada dua jenis
stopwatch yaitu, digital dan manual atau analog. Stop watch digital memiliki
pengukuran yang lebih teliti dibandingkan dengan jenis analog. Batas ketelitian stop
watch ± 0,1 sekon – 0,01 sekon.
2. Jam
Contoh 1:
Nyatakan satuan kecepatan 36 Km/jam kedalam satuan m/s ?
Jawab :
Kecepatan =jarak/waktu
Kecepatan 36 Km/jam = 1 jam(waktu)
36Km(jarak)
= 36000m/ 3600sekon
= 10 m/s
Kelompok : ...........................................
2. ................................ 5. ................................
3. ............................... 6. ................................
Kelas :...........................................
A. Petunjuk Belajar
1. Baca secara cermat petunjuk langkah-langkah sebelum Anda melakukan kegiatan
2. Baca buku-buku Fisika kelas X SMA dan buku lain yang relevan berkaitan dengan
materi pengukuran besaran fisis untuk memperkuat konsep dan pemahaman Anda.
Tanyakan pada guru jika ada hal-hal yang kurang jelas.
B. Kompetensi Dasar
3.2 Menerapkan prinsip-prinsip pengukuran besaran fisis, ketepatan, ketelitian dan angka
penting, serta notasi ilmiah
4.2 Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis berikut ketelitiannya dengan
menggunakan peralatan dan teknik yang tepat serta mengikuti kaidah angka penting
untuk suatu penyelidikan ilmiah
C. Indikator Pembelajaran
1. Menganalisis penggunaan alat ukur besaran fisis
2. Menganalisis prinsip-prinsip pengukuran
D. Tujuan Percobaan
1. Menentukan panjang, lebar, dan tinggi suatu benda dengan menggunakan mistar,
jangka sorong, dan mikrometer sekrup
2. Menentukan massa suatu benda dengan menggunakan neraca teknis
E. Dasar Teori
Pengukuran
Mengukur adalah membandingkan suatu besaran dengan sebuah satuan standar
yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam setiap pengukuran kita harus selalu
menggunakan alat ukur yang sesuai. Misalkan untuk mengukur panjang digunakan
meteran, mengukur massa digunakan timbangan, mengukur gaya digunakan
dinamometer, mengukur kecepatan atau kelajuan digunakan spedometer.
Prosedur Pengukuran
Pada saat kita melakukan pengukuran suatu besaran, kita dapat melakukan dengan
2 prosedur pengukuran yang berbeda. Prosedur yang kita gunakan dalam suatu
pengukuran sangat tergantung pada obyek yang sedang kita ukur. Adapun prosedur
pengukuran yang dapat digunakan dalam pengukuran sebagai berikut :
1. Pengukuran Tunggal
Adalah pengukuran yang dilakukan hanya satu kali terhadap satu obyek/benda kerja.
Untuk menuliskan hasil pengukuran tunggal, dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut.
1
𝑥 = 𝑥̅ ± ∆𝑥 dan ∆𝑥 = 2 𝑛𝑠𝑡
dimana: NST adalah nilai skala terkecil dari alat ukur yang digunakan dalam
pengukuran tersebut.
2. Pengukuran Berulang
Adalah pengukuran yang dilakukan beberapa kali terhadap satu obyek/benda kerja
atau terhadap beberapa obyek/benda kerja identik.
F. Alat dan Bahan
1. Mistar, jangka sorong, mikrometer sekrup
2. Neraca teknis
3. Benda yang akan diukur
G. Langkah Kerja
Percobaan 1 : Mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup
1. Siapkan mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup.
2. Catat ketelitiannya
3. Siapkan 5 buah benda yang bentuknya beraturan
4. Catat ketelitian mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup, gunakan jangka
sorong tersebut untuk menentukan panjang, lebar, dan kedalaman setiap benda yang
telah disediakan.
5. Masukan hasil pengukuran ke dalam tabel percobaan
Percobaan 2 : Neraca Analitik
1. Siapkan 5 buah benda yang akan ditimbang.
2. Atur neraca teknis di atas meja yang datar
3. Lakukan kalibrasi sampai neraca teknis siap digunakan.
4. Letakan secara bergantian pada benda yang akan ditimbang pada piring neraca.
5. Catat secara cermat setiap penunjukan anak timbangan pada kolom yang disediakan
6. Lakukan hal yang sama untuk menimbang benda berikutnya
7. Tentukan massa total dari setiap benda pada tabel.
H. Tabel Pengamatan
Percobaan 1 : Mistar, Jangka Sorong, dan Mikrometer Sekrup
Ketelitian Mistar, Jangka Sorong, dan Mikrometer Sekrup : ....
Jenis Alat Nama Hasil Pengukuran
No.
Ukur Benda Panjang (mm) Lebar (mm) Tinggi (mm)
1.
2.
3. Mistar
4.
5.
6.
7.
Jangka
8.
Sorong
9.
10.
11.
12.
Mikrometer
13.
Sekrup
14.
15.
I. Pertanyaan Akhir
1. Samakah skala terkecil pada masing-masing alat?
2. Apakah kelebihan dan kekurangan alat pengukuran besaran panjang ?
3. Apakah kelebihan dan kekurangan alat pengukuran besaran massa ?
4. Bandingkan hasil pengukuran dari masing-masing alat!
J. Kesimpulan
INSTRUMEN PENIALIAN UNJUK KERJA
No Aspek yang Dinilai Kategori Skor
Sempurna 3
1 Membawa alat Kurang sempurna 2
Salah 1
Sempurna 3
2 Melakukan Percobaan Kurang sempurna 2
Salah 1
Sempurna 3
3 Merapikan alat/ bahan Kurang sempurna 2
Salah 1
Sempurna 3
4 Menjawab pertanyaan Kurang sempurna 2
Salah 1
SkorPerolehan
Nilai = 100
12
A. PENILAIAN SIKAP
1. Kisi-kisi Instrumen Afektif
Tingkat Affective/ No.
Kompetensi Dasar Indicator Butir Jumlah
A1 A2 A3 A4 A5
3.2 Menerapkan prinsip Mensyukuri nikmat
prinsip pengukuran besaran Tuhan Yang Maha Esa
fisis, ketepatan, ketelitian Mematuhi peraturan di
dan angka penting, serta kelas (disiplin)
notasi ilmiah. Mempunyai sikap
4.2 Menyajikan hasil kerjasama dengan
pengukuran besaran fisis kelompok
dengan menggunakan Menunjukkan rasa ingin
peralatan dan teknik yang tahu
tepat untuk penyelidikan Menunjukkan sikap
ilmiah objektif
Menunjukkan sikap aktif
A1 menerima, A2 menanggapi, A3 menilai, A4 mengelola, dan A5 menghayati.
2. Instrumen Penilaian
TUGAS
1. Tulislah nama alat ukur dan hitunglah hasil pengukuran alat ukur dibawah ini
2. Temukan dimensi usaha dan energi potensial! Apakah usaha dan energi potensial
memiliki dimensi yang sama? Buktikan menggunakan analisis dimensi
3. a. 4 ap b. 3 ap c. 5 ap d. 3 ap e. 3 ap f. 3 ap g. 1 ap h. 7 ap i. 5 ap
4. a. 2,3 x 107 b. 1,25 x 106 c. 3,754 x 105 d. 1,25 x 10-5 e. 1,0 x 10-4
f. 1,0 x 105
5. a. 5,0 x 10-3 b. 2 x103 c. 2 x 10-9 d. 5,0 x 105 e. 5 x 10-2
f. 3 x 102
C. PENILAIAN PSIKOMOTORIK
1. Lembar Penilaian
No Butir Psikomotorik Jumlah Nilai
No Nama
P1 P2 P3 P4 P5 P6
Jumlah
𝑱𝑼𝑴𝑳𝑨𝑯 𝑺𝑲𝑶𝑹 × 𝟏𝟎
𝑵𝑰𝑳𝑨𝑰 𝑷𝑺𝑰𝑲𝑶𝑴𝑶𝑻𝑶𝑹𝑰𝑲 =
𝟐𝟒
2. Instrumen Penilaian
Penilaian
No
Indikator 4 3 2 1 Jumlah
Kode
point point point point
Jumlah total
Rubrik pengamatan Tes Unjuk Kerja Praktikum :
1 = jika peserta didik sangat kurang konsisten menguasai kegiatan yang tertera dalam
indikator
2 = jika peserta didik kurang konsisten menguasai kegiatan yang tertera dalam
indikator, tetapi belum konsisten
3 = jika peserta didik konsisten menguasai kegiatan yang tertera dalam indikator
4 = jika peserta didik selalu konsisten menguasai kegiatan yang tertera dalam
indikator