Anda di halaman 1dari 29

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI

SUMATRA BARAT

SMA NEGERI 1 2X11 KAYU TANAM


Jalan Pasar Tangah Kayutanam Padang Pariaman
Telp. (0751)-7055655

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


Sekolah : SMA N 1 2X11 Kayu Tanam
Mata pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : X. MIPA/1
Materi Pokok : Pengukuran
Alokasi Waktu : 9 JP ( @ 45 menit)
Tahun Pelajaran : 2019/2020

A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja
sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerap-kan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator


3.2 Menerapkan 3.2.1 Membedakan antara besaran pokok dan besaran turunan
prinsip-prinsip 3.2.2 Menganalisis besaran dan satuan dalam fisika.
pengukuran 3.2.3 Melakukan analisis dimensi terhadap besaran-besaran
besaran fisis, fisika.
ketepatan, 3.2.4 Menerapkan konsep besaran dan satuan dalam
ketelitian, dan perhitungan fisika.
angka penting, 3.2.5 Mendeskripsikan pengukuran dalam fisika.
serta notasi ilmiah 3.2.6 Melakukan pengukuran secara langsung terhadap besaran
panjang, massa, dan waktu.
3.2.7 Melakukan pengukuran terhadap besaran turunan secara
langsung dan tidak langsung.
3.2.8 Menganalisis ketidakpastian dalam suatu proses
pengukuran.
3.2.9 Mengolah data yang telah dikumpulkan dari suatu
pengukuran.
3.2.10 Menjelaskan jenis-jenis ketidakpastian dalam pengukuran
3.2.11 Menjelaskan aturan penggunaan angka penting
3.2.12 Menghitung jumlah angka penting pada perkalian dalam
pengukuran
3.2.13 Menghitung jumlah angka penting pada pembagian dalam
pengukuran
3.2.14 Menghitung jumlah angka penting pada akar dalam
pengukuran
3.2.15 Menghitung jumlah angka penting pada pemangkatan
dalam pengukuran

4.2 Menyajikan hasil 4.2.1. Melakukan percobaan untuk mengukur panjang dengan
pengukuran besaran menggunakan mistar, jangka sorong, mikrometer sekrup
fisis berikut 4.2.2. Melakukan percobaan untuk mengukur massa dengan
ketelitiannya dengan menggunakan neraca dua lengan dan neraca Ohauss
menggunakan 4.2.3. Melakukan percobaan untuk mengukur waktu dengan
peralatan dan teknik menggunakan stopwatch dan arloji
yang tepat serta 4.2.4. Menganalisis hasil percobaan tentang pengukuran
mengikuti kaidah 4.2.5. Menyimpulkan dan mengkomunikasi -kan hasil percobaan
angka penting untuk
suatu penyelidikan
ilmiah
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui langkah discovery learning dan problem based learning dengan sintak:
stimulasi dan identifikasi masalah; mengumpulkan informasi; pengolahan informasi;
verifikasi hasil; dan generalisasi siswa dapat mencapai kompetensi pengetahuan
(memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi), keterampilan (mengamati,
mencoba, menyaji, dan menalar), dan sikap (jujur, tanggungjawab, dan peduli), serta rasa
syukur terhadap Allah SWT atas keteraturan prinsip-prinsip pengukuran besaran fisis,
ketepatan, ketelitian, dan angka penting, serta notasi ilmiah.

D. Materi Pembelajaran
 prinsip-prinsip pengukuran besaran fisis,
 ketepatan, ketelitian, dan angka penting,
 serta notasi ilmiah

- Nilai Agama
QS. Almutafiffin ayat 1-3
QS. (54) Al Qamar ayat 49

Nilai Budaya
1.“ Maukua samo panjang, manimbang samo barek, mambagi samo adia”
2. “lamak dek awak katuju dek urang”
3.“ pandai maatak maetokan, pandai maagak maagiahan”

E. Metode Pembelajaran

Pendekatan : Saintifik
Metode : Diskusi, tanta jawab, dan presentasi
Model : Discovery Learning / Problem Based Learning

F. Media Pembelaaran
Alat Bantu : projektor, komputer, papan tulis
Alat/Bahan : Mistar, Jangka Sorong, Mikrometer Sekrup
Bahan ajar : projektor, komputer, papan tulis

G. Sumber Belajar
Sumber referensi : Pujianto, FISIKA Untuk SMA Kelas X, Intan Pariwara.
Kanginan, Marten. 2016. Fisika 1 Untuk SMA dan MA Kelas X.
Jakarta. Erlangga
H. Langkah Pembelajaran
1. Pertemuan 1 (3x45 menit)
Indikator pertemuan 1 (Discovery Learning)
3.2.1. Membedakan antara besaran pokok dan besaran turunan
3.2.2. Menganalisis besaran dan satuan dalam fisika.
3.2.3. Melakukan analisis dimensi terhadap besaran-besaran fisika.
3.2.4. Menerapkan konsep besaran dan satuan dalam perhitungan fisika
Kegiatan Deskripsi Waktu
Pendahuluan  Memberi salam, berdoa’, membaca asmaul husna dan 15 menit
membaca Al’Qur’an serta menyanyikan lagu Indonesia
Raya dan membaca dan menyimpulkan salah satu buku
yang berkaitan dengan sastra minang, Indonesia, dan
bahasa Inggris untuk hari tertentu maksimal selama 20
menit untuk kelas yang masuk di jam pertama;
 Mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan
(mengecek kehadiran peserta didik);
 Peserta didik mendengarkan dan menanggapi cerita guru
tentang manfaat belajar pengukuran
 Guru mengecek kemampuan prasyarat siswa dengan tanya
jawab berkaitan dengan hakikat Fisika
 Guru memotivasi siswa dengan memberikan pertanyaan
“Apakah ukuran jengkal, hasta, dan depa setiap manusia
sama? Apakah bisa alat ukur jengkal, hasta, dan depa
dipakai dalam pengukuran dimensi benda?
 Guru menghubungkan materi pengukuran dengan nilai
religi dan budaya
- Nilai Agama
Dalam ajaran agama Islam telah terlebih dahulu
mengajarkan tentang prinsip-prinsip pengukuran (lebih
dari 14 abad yang lalu) di dalam Al-Qur’an ; Nilai-nilai
jujur/tidak curang, dan ketelitian, keadilan)
QS. Almutafiffin ayat 1-3 yang artinya:
1. Celakalah bagi orang2 yg curang
2. Yaitu orang2 yg apabila menerima takaran dari orang
lain mereka minta dicukupkan
3. Dan apabila mereka menakar/menimbang untuk orang
lain mereka mengurangi
QS. (54) Al Qamar ayat 49: sesungguhkan kami
menciptakan segala sesuatu menurut ukuran ; Nilai-nilai
yang terkandung (jujur, tidak curang/adil)
- Nilai Budaya
Dalam Budaya adat minangkabau sudah mengajarkan
tentang prinsip-prinsip pengukuranyang sudah tertuang
dalam falsafah minangkabau
1.“ Maukua samo panjang, manimbang samo barek,
mambagi samo adia”
2. “lamak dek awak katuju dek urang”
3.“ pandai maatak maetokan, pandai maagak maagiahan”
Maksudnya 1. orang Minangkabau selalu bersikap adil
dan proporsional, 2. Allah pun menciptakan sesuatu
menurut ukurannya/proporsional)
 Guru mengomunikasikan tujuan belajar, dan hasil belajar
yang diharapkan akan dicapai;
 Guru menginformasikan cara belajar yang akan ditempuh.
Inti stimulasi dan identifikasi masalah; 20 menit
 Membagi siswa dalam kelompok @ 4 – 5 orang
 Peserta didik mengamati lingkungan sekitar mengenai
apa saja yang bisa diukur
 Peserta didik membaca bahan pembelajaran pengukuran 25 menit
yang disajikan melalui handout dalam kelompok masing-
masing.
Mengumpulkan informasi;
 Membimbing kelompok untuk bertanya tentang tentang 30 menit
konsep besaran pokok dan besaran turunan, satuan dalam
fisika, dimensi terhadap besaran-besaran fisika 15 menit
 Selama kegiatan, setiap kelompok mendokumentasikan
kegiatan dalam bentuk foto dan rekaman video. 15 menit
pengolahan informasi;
 Kelompok menjawab pertanyaan pada lembar kerja
verifikasi hasil;
 Perwakilan kelompok melakukan konfirmasi dan
verifikasi hasil kerja kepada guru
generalisasi
 Kelompok menyusun kesimpulan dan mendiskusikan
jawaban pertanyaan pada lembar kerja
Penutup  Peserta didik dan guru merangkum isi pembelajaran yaitu 15 menit
tentang besaran, satuan dan dimensi
 Peserta didik mengerjakan latihan individu ( 2 nomor )
 Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.
 Guru menginformasikan garis besar isi kegiatan pada
pertemuan berikutnya yakni tentang pengukuran dalam
fisika.
2. Pertemuan 2 (3x45 menit)
Indikator pertemuan 2 (Discovery Learning)
3.2.5 Mendeskripsikan pengukuran dalam fisika
3.2.6 Melakukan pengukuran secara langsung terhadap besaran panjang, masaa, dan
waktu
3.2.7 Melakukan pengukuran terhadap besaran turunan secara langsung dan tidak
langsung
3.2.8 Menganalisis ketidakpastian dalam suatu proses pengukuran.
3.2.9 Mengolah data yang telah dikumpulkan dari suatu pengukuran
3.2.10 Menjelaskan jenis-jenis ketidakpastian dalam pengukuran

Kegiatan Deskripsi Waktu


Pendahuluan  Memberi salam, berdoa’, membaca asmaul husna dan 15 menit
membaca Al’Qur’an serta menyanyikan lagu Indonesia
Raya dan membaca dan menyimpulkan salah satu buku
yang berkaitan dengan sastra minang, Indonesia, dan
bahasa Inggris untuk hari tertentu maksimal selama 20
menit untuk kelas yang masuk di jam pertama;
 Mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan
(mengecek kehadiran peserta didik);
 Peserta didik mendengarkan dan menanggapi cerita guru
tentang manfaat belajar pengukuran dan guru mengecek
kemampuan prasyarat siswa dengan tanya jawab dengan
pertanyaan, pernahkah kamu mengukur diameter
rambutmu?Pernahkah kamu mengukur tebal satu helai
kertas?
 Guru memberikan motivasi belajar awal dengan pertanyaan
“Pernahkah ananda mengamati penjual sayuran
menimbang sayur-sayuran dipasar? Pernahkah ananda
melihat siswa mengkur panjang meja, dan doketer
mengukur suhu pasiennya?”
 Guru mengomunikasikan tujuan belajar, dan hasil belajar
yang diharapkan akan dicapai;
 Guru menginformasikan cara belajar yang akan ditempuh.
Inti stimulasi dan identifikasi masalah; 20 menit
 Membagi siswa dalam kelompok @ 4 – 5 orang
 Meminta peserta didik memperhatikan beberapa alat ukur
yang ditampilkan guru serta video animasi mengenai
beberapa alat ukur panjang dan cara membaca skalanya
 Meminta peserta didik membuat pertanyaan mengenai
kegunaan dan ketelitian masing-masing alat ukur
 Peserta didik membaca bahan pembelajaran pengukuran
yang disajikan melalui handout dan lembar kerja dalam
kelompok masing-masing. 25 menit
Mengumpulkan informasi;
 Menuntun masing-masing kelompok melakukan
percobaan pengukuran suatu besaran menggunakan alat
ukur berdasarkan LKS yang diberikan guru
 Guru membimbing peserta didik melakukan tanya jawab
mengenai penulisan notasi ilmiah dan aturan angka
penting 30 menit
 Meminta masing-masing kelompok mencatat hasil
pengukuran yang telah dilakukan
 Guru membimbing peserta didik melakukan tanya jawab 15 menit
mengenai penulisan notasi ilmiah dan aturan angka
penting 15 menit
 Selama kegiatan, setiap kelompok mendokumentasikan
kegiatan dalam bentuk foto dan rekaman video.
pengolahan informasi;
 Kelompok mengolah data menjawab pertanyaan pada
lembar kerja
verifikasi hasil;
 Perwakilan kelompok melakukan konfirmasi dan
verifikasi hasil kerja kepada guru
generalisasi
 Kelompok menyusun kesimpulan dan mendiskusikan
jawaban pertanyaan pada lembar kerja
Penutup  Guru bersama peserta didik menyimpulkan konsep yang 15 menit
benar tentang penggunaan alat ukur yang tepat dan cara
membaca skala hasil pengukuran dengan tepat
 Guru membimbing peserta didik menyebutkan manfaat
alat ukur yang ada dilingkungan sekitarnya
 Guru memberikan evaluasi mencakup materi tentang alat
ukur dan ketelitian.
 Guru memberikan tugas terkait dengan materi tentang alat
ukur dan ketelitian.
 Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya tentang angka penting dan notasi
ilmiah
3. Pertemuan 3 (3x45 menit)
Indikator pertemuan3 (Problem Based Learning)
3.2.11. Menjelaskan aturan penggunaan angka penting
3.2.12. Menghitung jumlah angka penting pada perkalian dalam pengukuran
3.2.13. Menghitung jumlah angka penting pada pembagian dalam pengukuran
3.2.14. Menghitung jumlah angka penting pada akar dalam pengukuran
3.2.15. Menghitung jumlah angka penting pada pemangkatan dalam pengukuran
Kegiatan Deskripsi Waktu
Pendahuluan  Memberi salam, berdoa’, membaca asmaul husna dan 15 menit
membaca Al’Qur’an serta menyanyikan lagu Indonesia
Raya dan membaca dan menyimpulkan salah satu buku
yang berkaitan dengan sastra minang, Indonesia, dan
bahasa Inggris untuk hari tertentu maksimal selama 20
menit untuk kelas yang masuk di jam pertama;
 Mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan
(mengecek kehadiran peserta didik);
 Guru mengingatkan kembali materi tentang sebelumnya
tentang pengukuran dengan memberikan pertanyaan
“pengukuran apa saja yang telah kita pelajari pada
pertemuan sebelumnya?”
 Guru memberikan motivasi belajar awal dengan pertanyaan
“Pernahkah kalian mendengar berapa kg massa
planet jupiter? Atau pernahkah kalian mendengar
berapa kg massa dari sebuah electron?”
Guru memberikan penjelasan bahwa baik sebuah pelanet
yang besar Jupiter maupun electron memiliki deret angka
yang begitu panjang, Jupiter memiliki massa yang sangat
besar, sedangkan electron memiliki massa yang sangat
kecil
 Guru mengomunikasikan tujuan belajar, dan hasil belajar
yang diharapkan akan dicapai;
 Guru menginformasikan cara belajar yang akan ditempuh.
Inti Orientasi siswa pada masalah 20 menit
 Guru menampilkan sebuah video
- ”lalu bagaimana jika kita menuliskan nilai dari suatu
ukuran bintang misal, yang ukurannya miliyaran
triliun di buku? Akan menghabiskan lembaran-
lembaran buku bukan?
- Dan bagaimana jika kita ingin menghitung
(menjumlahkan, mengurangi, membagi dan
mengalikan) bilangan-bilangan yang sangat besar
atau bilangan-bilangan yang sangat kecil tadi?”
 Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
menanyakan hal yang terkait dengan video yang telah 15 menit
diamati
Mengorganisasi Peserta didik untuk belajar
 Guru membentuk kelompok siswa
 Guru membagikan LDPD kepada masing-masing siswa 30 menit
 Guru menuntun siswa untuk melakukan diskusi per
kelompok
Membimbing penyelidikan individual/kelompok; 20 menit
 Guru membimbing siswa berdiskusi dengan berjalan-jalan
mengelilingi kelompok diskusi
Mengembangkan dan menyajikan hail karya; 20 menit
 Guru menuntun siswa menganalisis jawaban dari hasil
diskusi terkait materi yang diberikan dalam kelompok
 Guru membimbing siswa menyimpulkan hasil diskusi.
 Guru memilih salah salah satu kelompok untuk
menampilkan hasil diskusi
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah;
 Guru mengarahkan kelompok lain untuk memberikan
tanggapan terhadap hasil diskusi kelompok yang tampil.
 Guru memberikan penjelasan untuk mengklarifikasi
pemahaman siswa mengenai materi kelompoknya dari
hasil diskusi.
 Guru bersama siswa menyimpulkan materi mengenai
jawaban hipotesis yang diajukan sebelumnya.
Penutup  Guru bersama peserta didik menyimpulkan konsep yang 15 menit
benar tentang angka penting dan notasi ilmiah
 Guru memberikan evaluasi mencakup materi tentang
angka penting dan notasi ilmiah
 Guru memberikan tugas terkait dengan materi yang telah
dipelaari
 Guru meminta siswa untuk mempersiapkan diri untuk
melaksanakan Ulangan Harian
I. Penilaian
1. Teknik Penilaian:
a) Penilaian Sikap : Observasi/pengamatan
b) Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis
c) Penilaian Keterampilan : Unjuk Kerja/ Praktik dan Proyek
2. Bentuk Penilaian :
1. Observasi : Lembar jurnal siswa
2. Tes tertulis : Uraian dan lembar kerja
3. Unjuk kerja : Lembar penilaian presentasi
4. Proyek : Lembar tugas proyek dan pedoman penilaian
3. Instrumen Penilaian (terlampir)
4. Remedial
- Pembelajaran remedial dilakukan bagi siswa yang capaian KD nya belum tuntas
- Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remidial teaching
(klasikal), atau tutor sebaya, atau tugas dan diakhiri dengan tes.
- Tes remedial, dilakukan sebanyak 3 kali dan apabila setelah 3 kali ters remedial
belum mencapai ketuntasan, maka remedial dilakukan dalam bentuk tugas tanpa
tes tertulis kembali.
5. Pengayaan
- Bagi siswa yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan pembelajaran
pengayaan sebagai berikut:
 Siwa yang mencapai nilai n(ketuntasan)  n  n(maksimum) diberikan
materi masih dalam cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan
tambahan
 Siwa yang mencapai nilai n  n(maksimum) diberikan materi melebihi
cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.

Mengetahui Diperiksa Oleh Padang, Juli 2019


Kepala SMAN 1 2X11 Kayu Tanam Wakil Kurikulum Guru Mata Pelajaran Fisika

Dra. Rahmawati,M.Si Yuli Hendri, S.Pd Yuli Hendri, S.Pd


NIP.196709231994032002 NIP.197307152006041003 NIP.197307152006041003
LAMPIRAN

Kisi-Kisi Penilaian Pengetahuan


Kelas/
Materi LOTS/ Bentuk Nomor
KD/IPK Semeste
Pembelajaran HOTS Soal Soal
r
1 2 3 4 5 6
3.2.1 Menjelaskan konsep Pengukuran: Tanya
LOTS 1, 2
pengukuran . 1. Ketelitian jawab
3.2.2 Mengidentifikasi alat- (akurasi)
alat ukur pada besaran dan Pilihan
LOTS 3
panjang, masaa dan ketepatan ganda
waktu (presisi)
3.2.3 menggunakan konsep 2. Penggunaan
ketelitian (akurasi) dan alat ukur Pilihan
LOTS 4,5
ketepatan (presisi) dalam 3. Kesalahan X MIPA ganda
pengukuran pengukuran /1
3.2.4. Menghitung kesalahan 4. Penggunaan
HOTS Uraian 5,6
pengukuran angka
3.2.5 Menggunakan aturan penting
angka penting dalam LOTS Uraian 7,8
pengukuran
3.2.6 Menggunakan aturan
notasi ilmiah dalam LOTS Uraian 9, 10
pengukuran

Pedoman Penilaian Pengetahuan:


Nilai = Skor perolehan x 100 %
Skor total
Lampiran Penilaian Pengetahuan
I. Pilihan Ganda
Pilihlah jawaban yang tepat
1. Untuk mengukur bagian dalam sebuah pipa digunakan ….
a. mikrometer sekrup
b. jangka sorong
c. meteran
d. mistar
e. stpowatch

2. Dari kelompok besaran dibawah ini yang hanya terdiri dari besaran turunan saja
adalah...
No Besaran Satuan
1 Panjang M
2 Kecepatan m/s
3 Gaya Newton
4 Massa Kg
5 Waktu s
6 Kuat arus Ampere
7 Momentum kg m/s
8 Percepatan m/s2
9 Jumlah zat mol
a. kuat arus, massa, gaya
b. suhu, massa, volume
c. waktu, percepatan, momentum
d. usaha, momentum, percepatan
e. kecepatan, suhu, jumlah zat

3. Berdasarkan pepatah Minang “Maukua samo panjang, manimbang samo


barek,mambagi samo adia”, maka yang termasuk besaran pokok dan turunan
berturut-turut adalah….
a. Panjang, dan adia
b. Panjang dan barek
c. Adia dan barek
d. Barek dan panjang
e. Adia dan panjang

4. Pernyataan berikut yang benar tentang kesalahan dalam pengukuran adalah ……


a. Kesalahan titik nol termasuk kesalahan acak
b. Pengkuran akurat adalah suatu pengukuran yang kesalahan acaknya relatif
kecil.
c. Kesalahan acak dapat diminimalkan dengan mengurangi pengukuran beberapa
kali.
d. Suatu kesalahan sistematis dapat terjadi karena kurangnya kepekaan (sensitivitas)
instrumen pengukur.
e. Kesalahan cara pandang membaca nilai-nilai skala jika ada jarak antara jarum dan
garis-garis skala termasuk kesalahan acak.

5. Pada 23 September 1999, pesawat antariksa yang mengorbit planet Mars secara tiba-
tiba menghilang. Pengatur NASA di Laboratorium Pendorong Jet telah mengirim
instruksi numerik yang salah. Sebagai agen pemerintah, NASA bekerja dalam satuan
SI (dimana gaya dinyatakan dalam satuan Newton), tetapi kontraktor, Lackheed
Martin Astronoutics, bekerja dalam satuan U.S Customary, memberikan data gaya
dorong dalam pound. Pesawat antariksa seharga 125 juta dolar (1,125 triliun rupiah)
itu akhirnya hancur di planet Mars hanya gara-gara kesalahan menerjemahkan satuan
dari data numerik yang diberikan.
1. Harus ada kalibrasi antara besaran yang dinyatakan dalam SI dan satuan yang
dinyatakan dengan US standar
2. Satuan dari gaya Newton adalah Kg m/ss dan satuan dari besaraN pound adalah lb
m/s2
3. Kesalahan pengaturan alat yang digunakan NASA bekerja dalam satuan SI namun
kontraktor bekerja dalam satuan US Customary
Pernyataan yang benar , merujuk pada kasus di atas adalah
A. 1,2 dan 3
B. 1 dan 2
C. 1 dan 3
D. 2 dan 3
E. 2 saja

6. Sebuah sajadah memiliki panjang 1,0 m dan lebar 50 cm, Tentukanlah luas sajadah
tersebut sesuai aturan angka peting adalah……..
a. 0,2 m2
b. 0,5 m2
c. 200 cm2
d. 2000 cm2
e. 50000 cm2

7. Dimensi dari gaya adalah ...


a. [M][L][T]-2 d. [M][L]2[T]-2
b. [M][L]-1[T]-2 e. [M][L]2[T]-3
c. [M][L][T]-1

8. Hasil pengukuran di bawah ini memiliki 3 angka penting, kecuali ...


a. 0,00580 km d. 87,0 g
b. 0,0903 A e. 34540,0 cm
c. 3,50 L
9. Suatu pengukuran menghasilkan nilai 0,02302. Banyaknya angka penting pada nilai
tersebut adalah ...
a. Lima d. Dua
b. Empat e. Satu
c. Tiga

10. Jarak matahari ke bumi kurang lebih 149600000000 m. Notasi ilmiah yang tepat
adalah ...

a. 1,496 x 105 m
b. 149,6 x 107 m
c. 14,96 x 108 m
d. 1,496 x 1011 m
e. 14,96 x 1011 m

11. 72 km/jam = ... m/s Konversi satuan yang tepat adalah ...
a. 10 m/s d. 40 m/s
b. 20 m/s e. 50 m/s
c. 30 m/s

II. Uraian
1. Lengkapilah titik-titik berikut ini!
No. Nama Besaran Satuan
1 ... Kg
2 Intensitas cahaya ...
3 ... kgms-2
4 Impuls ...
5 Daya ...

2. Tuliskan dimensi dari besaran-besaran berikut!


a. Momen gaya (  ) = massa x jarak2
b. Momentum (p) = massa x kecepatan
c. Energi potensial (Ep) = massa x percepatan gravitasi bumi x ketinggian
d. Luas (A) = panjang x lebar

3. Tuliskanlah nilai ukuran panjang yang ditunjukkan skala jangka sorong dan mikrometer
sekrup pada gambar di bawah ini
a. b.
4. Hitunglah dengan berpedoman pada angka penting!
a. 187,89 gram – 25,2 gram
b. 56,43 cm : 24 cm
c. 169cm2

5. Hitunglah dengan berpedoman pada angka penting!


a. 143,56 gram + 22,5 gram
b. 0,346 m x 3 m
c. (4,3 cm)

Observasi Penilaian Sikap

Lembar Observasi Penilaian Sikap


Aspek penilain Deskripsi
No Nama Jujur Disiplin Kerjasama Nilai Prediket Dalam
Rapor
1
2
3

Pedoman penilaian Sikap :


Sikap yang dinilai
1. Jujur, dengan aspek penilaian :
a. Tidak menyalin hasil kerja kelompok lain.
b. Tidak menyalin pekerjaan rumah teman
2. Disiplin, dengan aspek penilaian :
a. Sudah hadir dalam kelas saat guru memasuki ruangan
b. Meminta izin ketika mau keluar kelas.
3. Kerja sama, dengan aspek penilaian :
a. Aktif diskusi dalam kelompok
b. Terlibat saat presentasi hasil diskusi
Pedoman rubrik penskoran
Skor Kriteria Nilai Prediket
4 Selalu 91 - 100 Sangat Baik (SB)
3 Sering 81 - 90 Baik (B)
2 Kadang-kadang 75 - 80 Cukup (C)
1 Tidak pernah < 75 Kurang (K)
Jurnal
Butir
No Waktu Nama Kejadian/Perilaku Pos/Neg Tindak Lanjut
Sikap
1. 
2.
3.
4.
Dst … … … … … …

Penilaian Keterampilan

Format Penilaian Tes Praktek


Penilaian
No Aspek yang dinilai
1 2 3
1 Merangkai alat
2 Pengamatan
3 Data yang diperoleh
4 kesimpulan

Pedoman/Rubrik Penilaian Keterampilan


Penilaian
Aspek yang dinilai
1 2 3
Merangkai alat Rangkaian alat Rangkaian alat benar, Rangkaian alat
tidak benar tetapi tidak rapi atau tidak benar, rapi, dan
memperhatikan memperhatikan
keselamatan kerja keselamatan kerja
Pengamatan Pengamatan Pengamatan cermat, tetapi Pengamatan cermat
tidak cermat mengandung interpretasi dan bebas
interpretasi
Data yang diperoleh Data tidak Data lengkap, tetapi tidak Data lengkap,
lengkap terorganisir,atau ada yang terorganisir, dan
salah tulis ditulis dengan benar
kesimpulan Tidak benar Sebagian kesimpulan ada Semua benar atau
atau tidak yang salah atau tidak sesuai tujuan
sesuai tujuan sesuai tujuan
Lembar Kerja Peserta Didik

Nama Peserta Didik : ………………………


………………………
………………………
………………………
Kelas : ………………………
Tanggal : ……………………….
Materi Pokok : Pengukuran

1. Tabel pengamatan
No Hasil Pengamatan

2. Tabel Besaran, Satuan, Cara pengukuran, Alat Ukur


No Besaran Satuan Cara Mengukur Alat Ukur
Dari Kemasan
1
2
3
4
Dari Daerah Setempat
1
2
3
4

3. Diskusi:
1. Apakah yang dimaksud dengan Besaran ?
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
2. Ada berapa kelompok Besaran ?
…………………………yaitu :
a.……………………………………………………………………………………
b.……………………………………………………………………………………
3. Apakah yang dimaksud dengan Satuan ?
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
4. Apakah yang dimaksud dengan Alat Ukur ?
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
5. Besaran-besaran yang sama tetapi memiliki satuan yang berbeda antara lain :
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
6. Mengapa hal itu bisa terjadi?
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
7. Perlukah dibuatkan suatu standart satuan yang diakui secara internasional?
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………

4. Kesimpulan Akhir :
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
MATERI AJAR

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


3.2 Menerapkan prinsip-prinsip 3.2.1. Menjelaskan konsep pengukuran
pengukuran besaran fisis, ketepatan, 3.2.2. Mengidentifikasi alat-alat ukur pada
ketelitian dan angka penting, serta besaran panjang, massa dan waktu
notasi ilmiah 3.2.3. Menggunakan konsep ketelitian
(akurasi) dan ketepataan (presisi)
dalam pengukuran
3.2.4. Menghitung kesalahan pengukuran
3.2.5. Menggunakan aturan angka penting
dalam pengkuran
3.2.6. Menggunakan aturan notasi ilmiah
dalam pengukuran
4.2 Menyajikan hasil pengukuran 4.2.1. Merancang pengukuran besaran
besaran fisis berikut ketelitiannya panjang, massa dam waktu
dengan menggunakan peralatan dan 4.2.2. Menyiapkan alat dan benda yang akan
teknik yang tepat serta mengikuti diukur
kaidah angka penting untuk suatu 4.2.3. Melakukan melakukan besaran
penyelidikan ilmiah panjang, massa dan waktu
4.2.4. Menyajikan hasil pengukuran

Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran model discovery learning dengan metode eksperimen
siswa dapat menerapkan prinsip-prinsip pengukuran besaran fisis, ketepatan, ketelitian, dan
angka penting, serta notasi ilmiah dan mampu menyajikan hasil pengukuran besaran fisis
berikut ketelitiannya dengan menggunakan peralatan dan teknik yang tepat serta mengikuti
kaidah angka penting untuk suatu penyelidikan sehingga terbentuk sikap jujur,
tanggungjawab, dan peduli

Materi
1. Besaran dan Satuan
Besaran merupakan segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan
angka.Besaran menurut arahnya dibedakan menjadi besaran skalar dan besaran
vektor.Besaran skalar merupakan besaran yang hanya memiliki nilai sedangkan
besaran vektor merupakan besaran yang memiliki nilai dan arah.Besaran juga
dibedakan menjadi besaran pokok dan besaran turunan.
a. Besaran Pokok dan Satuannya
Ada besaran Fisika yang hanya dapat didefinisikan melalui penggambaran
bagaimana mengukurnya, sehingga besaran tersebut dapat berdiri sendiri tanpa
menurunkannya dari besaran lainnya.Besaran yang demikian disebut dengan
besaran pokok.Ada tujuh besaran pokok dalam Fisika.
Defenisi satuan standar untuk 3 besaran pokok yang pertama, yaitu meter untuk
besaran panjang, kilogram untuk besaran massa, dan sekon untuk besaran waktu.
1) Meter Standar
Satu meter adalah jarak yang ditempuh cahaya dalam vakum selama selang
waktu 1/299 792 458 sekon.
2) Kilogram Standar
Satu kilogram adalah massa silinder campuran platina-iridium yang
ditempatkan di Biro Pengukuran Internasional di Sevres-Paris.
3) Sekon Standar
Satu sekon adalah selang waktu yang diperlukan oleh atom sesium-133 untuk
melalukan getaran sebanyak 9 192 631 770 kali

Besaran Pokok Satuan SI Singkatan


Panjang Meter m
Massa Kilogram kg
Waktu Sekon s
Suhu Kelvin K
Kuat Arus Listrik Ampere A
Intensitas Cahaya Candela cd
Jumlah Zat Mol mol

b. Besaran Turunan dan Satuannya


Besaran turunan adalah besaran yang dapat diturunkan atau diperoleh dari besaran-
besaran pokok.Satuan dari besaran turunan juga dijabarkan melalui satuan-satuan
dari besaran pokok yang terkait. Contoh besaran turunan, antara lain:

Besaran Turunan Satuan SI Singkatan


Luas meter persegi m2
Volume meter kubik m3
Percepatan meter/sekon m/s
Gaya Newton N
Massa Jenis kilogram/meter kubik kg/m3
Kecepatan Meter/sekon kuadrat m/s2
Tekanan Pascal Pa
Usaha Joule J
Daya Watt W

2. Pengukuran
Pengukuran merupakan proses membandingkan suatu besaran dengan besaran
lainnya. Pada materi ini akan dipelajari pengukuran tiga besaran pokok, yaitu:
panjang, massa, dan waktu.
a. Alat Ukur Panjang dan Ketelitiannya
1) Mistar
Skala terkecil mistar adalah 1 mm atau 0,1 cm. Ketelitian mistar adalah 0,5 mm
atau 0,05 cm

2) Jangka Sorong
Jangka sorong dapat alat yang gunakan untuk mengukur ketebalan suatu plat
logam, mengukur garis tengah bagian luar dan dalam pipa, atau kedalaman
lubang. Terdapat beberapa bagian penting yang perlu kita ketahui dari jangka
sorong, yaitu rahang tetap dan rahang geser.Rahang tetap memiliki skala yang
disebut skala utama.Satu bagian terkecil skala utama jangka sorong memiliki
panjang 1 mm. Adapun rahang geser memiliki skala yang disebut skala nonius
atau sering juga disebut dengan skala vernier. Pada skala nonius, panjang 20
skalanya adalah 1 mm atau dapat dikatakan pula bahwa satu bagian nonius

adalah 0,05 mm yang berarti pula bahwa skala terkecilnya juga 0,05 mm atau
0,005 cm

3) Mikrometer Sekrup
Micrometer Skrup merupakan panjang yang memiliki tingkat akurasi yang lebih
tinggi jika dibandingkan dengan jangka sorong atau apalagi mistar. Skala
terkecil Micrometer Skrup mencapai 0,001 cm atau 0,01 mm
b. Alat Ukur Waktu dan Ketelitiannya
Stopwatch memiliki tingkat ketelitian lebih tinggi dibandingkan jam tangan.
Sebagaimana jam, Stopwatch juga ada yang berbentuk jarum dan adapula yang
digital. Stopwatch jarum memiliki ketidak pastian pada skala 0,1 sekon sedangkan
Stopwatch digital memiliki nilai ketidakpastian sebesar 0,01 sekon.

c. Alat Ukur Massa dan Ketelitiannya


Untuk mengukur massa suatu benda, biasanya digunakan alat berupa neraca atau
lebih akrab ditelinga kita dengan istilah timbangan. Neraca sendiri memiliki
beberapa jenis. Dan itu semua dibedakan berdasarkan perbedaaan cara kerja,
ketelitian, ataupun teknologi yang digunakan. Salah satu neraca yang kita kenal
antara lain adalah neraca Ohaus.

3. Ketidakpastian pada Pengukuran


a. Kesalahan
Kesalahan (error) adalah penyimpangan nilai yang diukur dari nilai yang benar.
Ada tiga macam kesalahan: (1) Kesalahan umum (keteledoran), (2) Kesalahan
acak, dan (3) Kesalahan sistematis.
b. Melaporkan Hasil Pengukuran
Hasil pengukuran suatu besaran dilaporkan sebagai
𝑥 = 𝑥0 ± ∆𝑥
Dengan x adalah nilai pendekatan terhadap nilai benar x0 dan x adalah
ketidakpastiannya.

4. Angka Penting
a. Notasi Ilmiah
Pengukuran dalam Fisika terbentang mulai dari ukuran partikel yang sangat kecil,
seperti massa elektron, sampai dengan ukuran sangat besar, seperti massa Bumi.
Penulisan hasil pengukuran massa sangat kecil maupun sangat besar ini
memerlukan tempat yang lebar dan sering salah dalam penulisannya. Untuk
mengatasi masalah tersebut, dapat digunakan notasi ilmiah atau notasi baku. Dalam
notasi ilmiah, hasil pengukuran dinyatakan sebagai
𝑎, … . 𝑥 10𝑛
Dimana : a adalah bilangan asli mulai dari 1 sampai dengan 9, dan n disebut
dengan eksponen dan merupakan bilangan bulat. a disebut dengan bilangan
penting,dan 10n disebut orde besar.
b. Aturan Angka Penting
Aturan angka penting adalah
1) Semua angka bukan nol adalah angka penting
2) Angka nol yang terletak diantara dua angka bukan nol termasuk angka penting
3) Semua angka nol yang terletak pada deretan akhir pada angka-angka yang
ditulis di belakang koma desimal termasuk angka penting
4) Angka-angka nol yang digunakan hanya untuk tempat titik desimal adalah
bukan angka penting
5) Bilangan-bilangan puluhan, ratusan, ribuan, dan seterusnya yang memiliki
angka-angka nol pada deretan akhir harus dituliskan dalam notasi ilmiah agar
jelas apakah angka-angka nol tersebut termasuk angka penting atau bukan
c. Berhitung dengan Angka Penting
Dalam penjumlahan (berlaku juga untuk pengurangan), hasilnya hanya boleh
mengandung satu angka taksiran.

5. Ketidakpastian pada Hasil Percobaan


a. Aspek-aspek Pengukuran
Aspek-aspek pengukuran adalah ketelitian (akurasi) dan ketepatan (presisi).
b. Ketidakpastiaan Mutlak dan Relatif
Makin kecil ketidakpastian mutlak, makin tepat pengukuran tersebut.Makin kecil
ketidakpastian relatif, makin tinggi ketelitian pengukuran tersebut.

Pengetahuan 1. Siswamemperhatikan beberapa contoh alat ukur seperti mistar, jangka


faktual sorong, mikrometer sekrup, neraca dan stopwatch
2. Siswa memperhatikan cara menggunakan alat ukur seperti
mistar,jangka sorong, mikrometer sekrup, neraca dan stopwatch
3. Siswa mencoba mengukur panjang meja dengan mistar
Siswa mempraktekkan cara mengukur kedalaman,diameter luar,
diameter dalam pada tabung reaksi menggunakan jangka sorong
Konseptual 1. Variabel pengukuran
- Mengukur adalah membandingkan suatu besaran dengan besaran
yang telah ditetapkan sebagai standar pengukuran
- Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan
angka.
- Besaran dikelompokkan menjadi dua yaitu :
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan
terlebih dahulu dan tidak diturunkan dari besaran lain
Besaran turunan adalah besaran yang satuannya diturunkan dari
besaran pokok
Dalam SI, ada tujuh besaran pokok seperti dalam tabel berikut ini :
Tabel 1: Besaran pokok, satuan dan dimensinya
No Besaran Satuan Singkatan Dimensi
Pokok
1. Panjang Meter m [L]
2. Massa Kilogram kg [M]
3. Waktu Sekon s [T]
4. Kuat Ampere A [I]
arus
listrik
5. Suhu Kelvin K [θ]
6. Jumlah Mole mol [N]
zat
7. Intensitas Candela cd [J]
cahaya
2. Dimensi
Dimensi suatu besaran menunjukkan cara besaran itu terssusun dari
besaran-besaran pokok. Dimensi besaran pokok dinyatakan dengan
lambang huruf tertentu (ditulis huruf besar) dan diberi kurung persegi,
seperti yang diperlihatkan pada tabel 1.
Contoh : Tentukan dimensi dari besaran volume!
Volume adalah hasil kali panjang, lebar dan tinggi yang ketiganya
memiliki dimensi panjang yaitu[L]. Oleh karena itu, dimensi volume:
[volume] = [panjang][lebar][tinggi]
= [L][L][L] = [L]3
3. Angka penting
Angka penting adalah semua angka yang diperoleh dari hasil
pengukuran, yang terdiri dari angka eksak satu angka terakhir yang
ditaksir ( atau diragukan).
4. Alat Ukur

a. Mistar

Mistar adalah alat ukur panjang dengan skala terkecil 1 mm.


Ketelitian pengukuran menggunakan mistar adalah setengah dari nilai
skala terkecilnya (0,5 mm). Dalam setiap pengukuran, usahakan
menggunakan mistar dengan kedudukan mata pengamat tegak lurus
dengan skala yang diukur agar tidak terjadi kesalahan
paralaks.Kesalahan paralaks adalah kesalahan yang terjadi di saat
membaca alat ukur karena kedudukan mata pengamat yang tidak
tepat.

b. Jangka sorong
Jangka sorong adalah alat ukur panjang yang dapat digunakan untuk
mengukur panjang, ketebalan, kedalaman, dan diameter luar maupun
dalam suatu benda dengan batas ketelitian 0,1 mm. Jangka sorong
mempunyai dua rahang yaitu rahang tetap dan rahang sorong. Pada
rahang tetap terdapat skala utama, sedngkan pada rahang sorong
terdapat skala nonius. Skala nonius mempunyai panjang 9 mm yang
terbagi menjadi 10 skala dengan tingkat ketelitian 0,1 mm.
Bagian-bagian dari jangka sorong

c. Micrometer sekrup
Mikrometer sekrup adalah alat ukur panjang yang berfungsi untuk
mengukur panjang/ketebalan/diameter dari benda-benda yang cukup
kecil seperti lempeng baja, aluminium, diameter kabel, kawat, lebar
kertas, dan masih banyak lagi. Mikrometer sekrup punya ketelitian 10
kali lebih teliti dari jangka sorong. Kalau jangka sorong 0,1 mm,
mikrometer sekrup memiliki tingkat ketelitian 0,01 mm
Bagian-bagian mikrometer sekrup:
d. Neraca
Neraca adalah alat ukur besaran massa yg memiliki ketelitian 1/100
gram

 Cawan beban yang digunakan untuk menempatkan benda yang akan


diukur.
 Tombol kalibrasi yang digunakan untuk mengkalibrasi neraca ketika
neraca tidak dapat digunakan untuk mengukur.
 Lengan neraca untuk neraca 3 lengan berarti terdapat tiga lengan dan
untuk neraca ohauss 4 lengan terdapat empat lengan.
 Pemberat (anting) yang diletakkan pada masing-masing lengan yang
dapat digeser-geser dan sebagai penunjuk hasil pengukuran.
 Titik 0 atau garis kesetimbangan, yang digunakan untuk menentukan
titik kesetimbangan
e. Stopwatch

Stopwatch adalah alat ukur waktu yang sering digunakan dalam


percobaan fisika, terdiri atas dua jenis, yaitu jenis analog dan digital.
Stopwatch digital mampu menampilkan hasil pengukuran secara
langsung pada layar stopwatch, sedangkan stopwatch analog memiliki
jarak antar dua goresan sebesar 2 sekon. Jarak tersebut dibagi atas 20
skala sehingga skala terkecilnya adalah 2/20 sekon atau setara dengan 0,1
sekon. Dengan demikian ketelitian dari stopwatch adalah setengah dari
skala terkecilnya atau bernilai 0,05 sekon
5. Kesalahan pengukuran
Ketidakpastian pada pengukuran bersumber dari beberapa hal :
a. Kesalahan alat ukur : kesalahan kalibrasi; kesalahan paralaks;
kesalahan titik nol; Kesalahan komponen alat.
b. Kesalahan acak : terjadi karena adanya fluktuasi-fluktuasi yang
halus pada saat pengukuran.
Kesalahan umum : terjadi karena keterbatasan pengamat sendiri
Prinsipal 1. Menentukan hasil pengukuran pada beberapa alat ukur
a. Jangka Sorong
Hasil pengukuran menggunakan jangka sorong dinyatakan dengan
menambahkan skala utama dengan skala nonius yang telah dikalikan
dengan ketelitiannya.Skala utama di baca dengan melihat garis terakhir
tepat sebelum angka nol pada skala nonius.Sedangkan skala nonius
dibaca dengan melihat garis skala nonius yang tepat berimpit dengan
garis skala utama. Secara matematis, hasil pengukuran dengan jangka
sorong dapat dinyatakan dengan:
𝑯𝒂𝒔𝒊𝒍 𝒑𝒆𝒏𝒈𝒖𝒌𝒖𝒓𝒂𝒏
= 𝒔𝒌𝒂𝒍𝒂 𝒖𝒕𝒂𝒎𝒂 + (𝒔𝒌𝒂𝒍𝒂 𝒏𝒐𝒏𝒊𝒖𝒔
× 𝒏𝒔𝒕 (𝒌𝒆𝒕𝒆𝒍𝒊𝒕𝒊𝒂𝒏))
Contoh menyatakan hasil pengukuran menggunakan jangka sorong

skala utama = 2,4 cm


skala nonius = 7 mm
nst + 0,1mm
Hasil pengukuran = skala utama + (skala nonius x nst)
Hasil pengukuran = 2,4 cm + (7 x 0,1) mm
= 2,4 cm + 0,7 mm
= 2,4 cm + 0,07 cm
= 2,47 cm
b. Mikrometer sekrup
Hasil pengukuran menggunakan mikrometer sekrup dinyatakan
dengan menambahkan skala utama dengan skala nonius yang telah
dikalikan dengan ketelitiannya.Skala utama di baca dengan melihat
angka terakhir tepat sebelum poros skala nonius.Sedangkan skala
nonius dibaca dengan melihat garis skala nonius yang tepat berimpit
dengan garis tengah skala utama.
Secara matematis, hasil pengukuran dengan mikrometer sekrup
dapat dinyatakan dengan:
𝑯𝒂𝒔𝒊𝒍 𝒑𝒆𝒏𝒈𝒖𝒌𝒖𝒓𝒂𝒏
= 𝒔𝒌𝒂𝒍𝒂 𝒖𝒕𝒂𝒎𝒂 + (𝒔𝒌𝒂𝒍𝒂 𝒏𝒐𝒏𝒊𝒖𝒔
× 𝒏𝒔𝒕 (𝒌𝒆𝒕𝒆𝒍𝒊𝒕𝒊𝒂𝒏))

Contoh menyatakan hasil pengukuran menggunakan micrometer sekrup

Skala utama = 7,5 mm


Skala nonius = 22 mm
Nst = 0,01 mm
Hasil pengukuran = skala utama + (skala nonius x nst)
= 7,5 mm + (22 x 0,01 mm)
= 7,5 mm + 0,22 mm
= 7,72 mm
= 0,772 cm
c. Neraca
Contoh menyatakan hasil pengukuran menggunakan neraca:

Dari gambar di atas, hasil pengukuran dapat dinyatakan dengan


Anting lengan depan = 5,8 gram
Anting lengan tengah = 40 gram
Anting lengan belakang = 300 gram
Hasil pengukuran = 300 gram + 40 gram + 5,8 gram
= 345,8 gram
2. Cara melaporkan hasil pengukuran
a. Cara melaporkan hasil pengukuran
X = Xo ± ΔX
b. Ketidakpastian pada pengukuran tunggal
1
ΔX = 2 ketelitian
3. Penggunaan aturan angka penting dan notasi ilmiah
Aturan Angka Penting
Untuk menentukan jumlah angka penting dari suatu perhitungan atau
pengukuran mutlak perlu rumus atau aturan sebagai
a. Semua angka bukan nol adalah angka penting
contoh : 12,34 mempunyai 4 angka yang penting.
b. Semua angka nol yang diapit (diantara) angka bukan nol adalah
angka penting
contoh : 101 mempunyai 3 angka yang penting
c. Angka nol di sebelah kanan angka bukan nol tanpa tanda desimal
bukan merupakan angka penting kecuali diberikan tanda khusus
berupa garis bawah
d. Contoh : 1.500.000 mempunyai 2 angka penting, 1.300.000
mempunyai 4 angka penting
e. Angka nol yang terletak di depan atau di sebelah kiri angka bukan nol
yang pertama adalah angka tidak penting.
Contoh: 0,00123 mempunyai 3 angka yang penting
f. Semua angka yang ada di sebelah kanan angka desimal dan
mengikuti angka bukan nol
merupakan angka yang penting.
Contoh 12,00 mempunyai 4 angka yang penting
0,0000120 mempunyai 3 angka yang penting
Dalam notasi ilmiah, angka- angka hasil pengukuran dinyatakan dalam
bentuk :
a x 10 n
Prosedural Langkah-langkah mengukur besaran panjang menggunakan jangka
sorong:
a. Kalibrasi jangka sorong yang akan digunakan
b. Letakkan benda diantara kedua rahang jangka sorong, kemudian geser
rahang sampai menjepit benda
c. Catat skala utama yang berada sebelum nilai 0 pada skala nonius
d. Catat skala nonius yang berhimpit dengan skala utama
e. Tuliskan hasil pengukurannya dengan memperhatikan faktor
ketelitian dan ketepatan
Metakognitif Menduga kekeliruan dan rekomendasi untuk memperbaiki pelaksanaan
percobaan agar hasilnya lebih mendekati kebenaran

Anda mungkin juga menyukai