(RPP)
A. Kompetensi Inti
KI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah
KI 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran model discovery learning dengan metode
eksperimen, diskusi dan pendekatan saintifik, peserta didik dapat menerapkan
prinsip-prinsip pengukuran besaran fisis, ketepatan, ketelitian, dan angka
penting, serta notasi ilmiah dan terampil menyajikan hasil pengukuran besaran
fisis berikut ketelitiannya dengan menggunakan peralatan dan teknik yang tepat
serta mengikuti kaidah angka penting untuk suatu penyelidikan ilmiah dengan
mengembangkan nilai karakter jujur, tanggungjawab, peduli dan 4C (kritis,
kreatif, kolaboratif dan komunikatif).
D. Materi Pembelajaran
Prinsip –prinsip pengukuran
Alat-alat ukur
Ketepatan pengukuran
Ketelitian pengukuran
Angka penting
Notasi ilmiah
Integrasi Nilai Alquran QS Al-Qamar (54) ayat 49, QS (17 ) Al Isra’ ayat 35, dan
QS. Al Muthaffifiin ayat 1-3
Integrasi BAM : “pandai maatak maetok an pandai maagak maagiahan, “Maukua
samo panjang manimbang samo barek, mambagi samo adia, tibo di mato indak
dipiciangan tibo di paruik indak dikampihan, tibo di dado indak dibusuangan”.
E. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran
Pendekatan : Pendekatan saintifik
Model : Discoveri learning
Metode : Diskusi, praktikum dan presentasi
F. Media/Alat/Bahan
Alat Bantu : projektor, komputer, papan tulis
Alat/Bahan : Jangka sorong, mikrometer sekrup, penggaris , neraca
Ohauss , stopwatch, beban gantung
G. Sumber Belajar
Sumber referensi : Kanginan, Marten. 2016. Fisika 1 Untuk SMA dan MA
Kelas X. Jakarta. Erlangga
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan I
Indikator :
3.2.1. Menjelaskan konsep pengukuran
3.2.2. Mengidentifikasi alat-alat ukur pada besaran panjang, massa dan waktu
Pertemuan II
Indikator :
3.2.3. Menggunakan konsep ketelitian (akurasi) dalam pengukuran
3.2.4. Menggunakan konsep ketepataan (presisi) dalam pengukuran
4.2.1 Merancang pengukuran besaran panjang, massa dam waktu
4.2.2 Menyiapkan alat dan benda yang akan diukur
4.2.3 Melakukan pengukuran besaran panjang, massa dan waktu
4.2.4 Menyajikan hasil pengukuran
c. Pengayaan
Peserta didik yang telah tuntas diberi tugas mandiri dan menjadi tutor teman
sebaya.
A. Penilaian Sikap
Butir Pos/
No Hari/Tgl Nama Kejadian/Perilaku Tindak Lanjut
Sikap Neg
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
Lembar Penilaian Diri
No Penyataan Ya Tidak
Saya mengenali hampir seluruh alat ukur yang
1.
ditampilkan oleh guru
2. Saya selalu aktif dalam kegiatan pembelajaran
Saya bertanggung jawab dalam kegitan
3.
pembelajaran
Saya bertoleransi terhadap teman dalam
4.
melakukan diskusi kelompok
5. Saya kreatif dalam melakukan percobaan
6. Saya jujur dalam memberikan data hasil percobaan
7. Saya berani menunjukkan rasa keingintahuan
Saya menghargai pendapat teman dalam berdiskusi
8.
dan presentasi
Muncul
No Penyataan
Ya Tidak
2.
Aktif dalam kegiatan pembelajaran
3.
Bertanggung jawab dalam kegitan pembelajaran
6.
Jujur dalam memberikan data hasil percobaan
7.
Menunjukkan rasa keingintahuan
B. Penilaian Pengetahuan
2. Dari kelompok besaran dibawah ini yang hanya terdiri dari besaran turunan
saja adalah...
N Besaran Satuan
1 Panjang Meter ( m )
2 Kecepatan m/s
3 Gaya Newton
4 Massa Kilo gram ( kg )
5 Waktu Sekon ( s )
6 Kuat arus Ampere ( A )
7 Momentum kg m/s
8 Percepatan m/s2
9 Jumlah zat mol
6. Sebuah sajadah memiliki panjang 1,0 m dan lebar 50 cm, Tentukanlah luas
sajadah tersebut sesuai aturan angka peting adalah……..
a. 0,2 m2
b. 0,5 m2
c. 200 cm2
d. 2000 cm2
e. 50000 cm2
10. 72 km/jam = ... m/s Konversi satuan yang tepat adalah ...
a. 10 m/s d. 40 m/s
b. 20 m/s e. 50 m/s
c. 30 m/s
II. Uraian
3. Tuliskanlah nilai ukuran panjang yang ditunjukkan skala jangka sorong dan
mikrometer sekrup pada gambar di bawah ini
a. b.
Pedoman Penskoran :
1. Ketuntasan Belajar
a. Perorangan
- Jumlah Peserta :
- Jumlah Peserta Yang Tuntas :
- Jumlah Peserta Yang Tidak Tuntas :
b. Klasikal
- Jumlah Soal :
- Jumlah Soal Yang Tuntas :
- Jumlah Soal Yang Tidak Tuntas :
2. Kesimpulan
a. Perlu remedial secara klasikal soal nomor :
b. Peserta Didik Yang Perlu remedial :
c. Perlu pengayaan soal nomor :
d. Peserta didik yag perlu pengayaan :
A Petunjuk Belajar
B Kompetensi Dasar
3.2 Menerapkan prinsip-prinsip pengukuran besaran fisis, ketepatan, ketelitian, dan angka
penting, serta notasi ilmiah
4.2 Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis berikut ketelitiannya dengan menggunakan
peralatan dan teknik yang tepat serta mengikuti kaidah angka penting untuk suatu
penyelidikan ilmiah
C Tujuan Kegiatan
Melalui pengamatan peserta didik terampil melakukan dan menyajikan hasill pengamatan
besaran panjang, massa, waktu dengan menggunakan alat ukur mistar, jangka sorong,
mikrometer sekrup, neraca dan stopwatch dengan benar dan tepat.
D Materi Pembelajaran
1. Mistar
Pada mistar, jarak antara dua goresan yang berdekatan merupakan skala terkecilnya.
Umumnya, skala terkecil mistar adalah 1 mm, tetapi ada juga mistar yang skala terkecilnya
lebih besar dari 1 mm, misalnya 1 cm.
2. Jangka sorong
Jangka sorong memiliki bagian utama yang disebut rahang tetap dimana terdapat skala
utama dan rahang geser dimana terdapat skala nonius atau vernier. Nilai skala terkecil
jangka sorong bergantung pada pembagian skala nonius yang terdapat pada rahang geser.
Umumnya, jangka sorong yang banyak beredar di pasaran saat ini adalah jangka sorong
yang memiliki nilai skala terkecil 0,1 mm.
3. Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup memiliki skala utama dan selubung luar yang memiliki skala putar
sebagai nonius.
E Informasi Pendukung
Jangka sorong vernier, yang ditemukan oleh ilmuwan berkebangsaan Prancis yang
bernama Pierre Vernier (1580-1637), dikenal sebagai alat untuk mengukur panjang dalam tingkat
akurasi tinggi. Jangka sorong ini terdiri dari dua skala, skala utama berbentuk seperti penggaris
dan skala kedua yang disebut skala vernier (skala nonius).
1. Tabel pengamatan
N Hasil Pengamatan
o
3. Diskusi:
1. Apakah yang dimaksud dengan Besaran ?
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………
2. Ada berapa kelompok Besaran ?
…………………………yaitu :
a.
………………………………………………………………………………………………………
……………………
b.
………………………………………………………………………………………………………
…………………..
3. Apakah yang dimaksud dengan Satuan ?
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………
4. Kesimpulan Akhir :
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : X / Ganjil
Nama Kelompok :
Nama Anggota Kelompok :
1. …………………………………….
2. …………………………………….
3. …………………………………….
4. …………………………………….
5. …………………………………….
6. …………………………………….
A Petunjuk Belajar
B Kompetensi Dasar
3.2 Menerapkan prinsip-prinsip pengukuran besaran fisis, ketepatan, ketelitian, dan angka
penting, serta notasi ilmiah
4.3 Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis berikut ketelitiannya dengan menggunakan
peralatan dan teknik yang tepat serta mengikuti kaidah angka penting untuk suatu
penyelidikan ilmiah
C Tujuan Kegiatan
Melalui percobaan peserta didik terampil melakukan dan menyajikan hasill pengukuran
besaran panjang, massa, waktu dengan menggunakan alat ukur mistar, jangka sorong,
mikrometer sekrup, neraca dan stopwatch dengan benar dan tepat.
D Materi Pembelajaran
1. Mistar
Pada mistar, jarak antara dua goresan yang berdekatan merupakan skala terkecilnya.
Umumnya, skala terkecil mistar adalah 1 mm, tetapi ada juga mistar yang skala terkecilnya
lebih besar dari 1 mm, misalnya 1 cm.
2. Jangka sorong
Jangka sorong memiliki bagian utama yang disebut rahang tetap dimana terdapat skala
utama dan rahang geser dimana terdapat skala nonius atau vernier. Nilai skala terkecil
jangka sorong bergantung pada pembagian skala nonius yang terdapat pada rahang geser.
Umumnya, jangka sorong yang banyak beredar di pasaran saat ini adalah jangka sorong
yang memiliki nilai skala terkecil 0,1 mm.
3. Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup memiliki skala utama dan selubung luar yang memiliki skala putar
sebagai nonius.
E Informasi Pendukung
Jangka sorong vernier, yang ditemukan oleh ilmuwan berkebangsaan Prancis yang
bernama Pierre Vernier (1580-1637), dikenal sebagai alat untuk mengukur panjang dalam tingkat
akurasi tinggi. Jangka sorong ini terdiri dari dua skala, skala utama berbentuk seperti penggaris
dan skala kedua yang disebut skala vernier (skala nonius).
A. Kamu telah mengamati video animasi pengukuran kedalaman laut. Jawablah pertanyaan-
pertanyaan berikut berdasarkan video yang telah kamu amati!
1. Bisakah kita mengukur kedalaman laut dengan menggunakan mistar? jika tidak kenapa?
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………
2. Apakah mistar bisa mengukur semua besaran?
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………
3. Besaran apa yang cocok diukur dengan menggunakan mistar?
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………
B. Lakukan percobaan untuk mengukur besaran panjang, massa dan waktu
1. Alat dan Bahan
c. Mikrometer Sekrup
1) Siapkan micrometer sekrup, buku dan koin!
2) Ukurlah tebal koin menggunakan micrometer sekrup
3) Bacalah skala utama dan skala noniusnya!
4) Masukkan hasilnya ke dalam tabel
5) Lakukan pengukuran sebanyak 3 kali
d. Neraca
1) Siapkan neraca Ohauss dan buku!
2) Setimbangkan neraca dengan menempatkan pemberat di skala 0.
3) Letakkan batu pada tempat beban neraca!
4) Geser skala sampai mendapatkan posisi setimbang. Penggeseran di mulai dari skala
yang paling besar! (Posisi setimbang ditandai dengan sejajarnya pointer dengan titik
nol)
5) Baca skala yang ditunjukkan oleh pemberat pada masing-masing lengan neraca!
6) Masukkan hasilnya ke dalam tabel!
7) Lakukan pengukuran sebanyak 3 kali
e. Stopwatch
1) Siapkan stopwatch
2) Berjalanlah sejauh sepuluh langkah,
3) Ukurlah waktu yang dibutuhkan untuk berjalan dengan menggunakan stopwatch!
4) Catatlah skala penunjukan yang terbaca.
5) Masukkan hasilnya ke dalam tabel!
6) Lakukan pengukuran sebanyak 3 kali
Tabel 5. Pengukuran menggunakan stopwatch
Aspek yang Pengukuran Hasil
diukur ke- pengukuran
Waktu 1
2
3
G Kesimpulan
H Evaluasi
1. Pengukuran panjang sebuah pensil dengan mistar ditunjukkan pada gambar berikut.
Berdasarkan gambar tersebut panjang pensil adalah . . . cm.
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
3. Pengukuran tebal satu lembar kertas karton dengan mikrometer sekrup ditunjukkan pada
gambar berikut Tebal kertas karton tersebut adalah . . . mm
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
4. Pengukuran massa benda dengan neraca tiga lengan atau neraca ohauss, ditunjukkan pada
gambar berikut. Tentukan massa benda tersebut!
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
A Petunjuk Belajar
B Kompetensi Dasar
3.2 Menerapkan prinsip-prinsip pengukuran besaran fisis, ketepatan, ketelitian, dan angka
penting, serta notasi ilmiah
4.4 Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis berikut ketelitiannya dengan menggunakan
peralatan dan teknik yang tepat serta mengikuti kaidah angka penting untuk suatu
penyelidikan ilmiah
C Tujuan Kegiatan
Melalui pengamatan dan analisis data peserta didik dapat menggunakan aturan angka
penting dan notasi ilmiah dalam perhitungan hasil pengukuran dengan benar.
D Materi Pembelajaran
- Ketelitian (precision) adalah ukuran kedekatan data-data yang diperoleh dari hasil
pengukuran sampel yang sama. Semakin tinggi tingkat ketelitian maka nilai dari data
ulangan tersebut hampir sama.
- Ketepatan (accuracy) merupakan ukuran kedekatan data yang diperoleh dari hasil
pengukuran dengan nilai data yang sebenarnya. Semakin tinggi tingkat ketepatan maka
semakin dekat dengan nilai sebenarnya.
√ √
2
1 n ∑ x i −( ∑ x i ) ∑ ( x i−x )2
2
∆ x= =
n n−1 n ( n−1 )
dengan:
x = nilai besaran yang diukur
x = nilai rata-rata x
x = ketidakpastian mutlak pengukuran x
x i = hasil pengukuran besaran x ke-i
n = jumlah pengulangan pengukuran
E Tugas
C. Kamu telah mengamati video ukuran planet dan elektron. Jawablah pertanyaan-pertanyaan
berikut berdasarkan gambar/video yang telah kamu amati!
1. Bisakah kita menuliskan massa planet dan elektron dengan menuliskan semua angka
termasuk 0 di buku tulis?
………………………………………………………………………………….
2. Bagaimana kita menuliskan nilai massa planet dan elektron agar tidak menghabiskan
buku?
………………………………………………………………………………….
3. Tuliskan angka berikut dalam notasi ilmiah.
a) 0,000000000001 = ……………………………………………………………
b) 2000000000000 = ……………………………………………………………
D. Isilah tabel di bawah ini dengan data pada percobaan minggu sebelumnya
Tabel 1. Pengukuran menggunakan mistar
Aspek Pengukuran Nilai skala Nilai skala Hasil Rata- Ketidakpastian
yang ke- utama Nonius pengukuran Rata mutlak (x)
diukur (SU) (SN) = SU + SN (x)
(mm) (mm) (mm)
Panjang 1
Buku 2
3
Lebar 1
Buku 2
3
1. Hitunglah rata-rata ( x ) hasil pengukuran pada masing-masing besaran yang diukur! Masukkan
nilainya pada masing-masing tabel!
2. Hitunglah ketidakpastian mutlak (x) pengukuran masing-masing besaran yang diukur!
Masukkan nilainya pada masing-masing tabel!
3. Nyatakan hasil pengukuran dengan menyertakan ketidakpastian relatif
a. Tabel 1
Panjang buku
…………………………………………………………………………………..
Lebar buku
…………………………………………………………………………………..
b. Tabel 2
Diameter dalam
…………………………………………………………………………………..
Diameter luar
…………………………………………………………………………………..
c. Tabel 3
Ketebalan koin
…………………………………………………………………………………..
Ketebalan buku
…………………………………………………………………………………..
d. Tabel 4
Massa buku
…………………………………………………………………………………..
e. Tabel 5
Waktu
…………………………………………………………………………………..
4. Hitunglah persentase ketidakpastian relatif pengukuran masing-masing besaran!
a. Tabel 1
Panjang buku
…………………………………………………………………………………..
Lebar buku
…………………………………………………………………………………..
b. Tabel 2
Diameter dalam
…………………………………………………………………………………..
Diameter luar
…………………………………………………………………………………..
c. Tabel 3
Ketebalan koin
…………………………………………………………………………………..
Ketebalan buku
…………………………………………………………………………………
d. Tabel 4
Massa buku
…………………………………………………………………………………..
e. Tabel 5
Waktu
…………………………………………………………………………………..
5. Hitunglah luas buku permukaan buku berdasarkan data pada tabel 1 menurut aturan angka
penting!
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………
6. Hitunglah luas permukaan koin bagian luar dan bagian dalam berdasarkan data pada tabel 2
menurut aturan angka penting!
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………
7. Hitunglah massa jenis buku berdasarkan data pada tabel 1 dan 4 menurut aturan angka
penting!
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………
8. Berdasarkan data ketidakpastian mutlak dan persentase ketidakpastian relatif masing-masing
besaran yang diukur, bagaimana ketelitian dan ketepatan pengukuran yang telah kamu
lakukan?
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
9. Berdasarkan analisis data, kesalahan apa saja yang mungkin terjadi pada saat pengukuran!
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
F Kesimpulan
G Evaluasi
BAHAN AJAR
MATERI
Artinya :Yang pertama kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, kedua
yaitu orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta
dipenuhi, ketiga dan apabila mereka menakar/menimbang untuk orang lain mereka
mengurangi.
Berdasarkan ayat-ayat Alquran di atas dan keterkaitannya dengan materi prinsip-
prinsip pengukuran, bahwa Allah telah menciptakan mahkluk-Nya memiliki ukuran
yang berbeda-beda, semuanya telah diatur dalam Alquran oleh Allah SWT. Manusia
sebagai makhluk yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk lain diberi
kelebihan memiliki akal pikiran oleh Allah SWT, sangatlah wajar untuk selalu
bersyukur kepada Allah SWT atas karunia yang diberi-Nya. Untuk itu di dalam
melaksanakan aktivitas pengukuran hendaklah sesuai ukuran yang benar dan aturan
yang telah ditetapkan, yaitu dengan orang-orang yang menyempurnakan pengukuran
dan takarannya adalah orang-orang yang mulia disisi Allah SWT dan berakibat baik
bagi orang tersebut diantara sesama manusia.Bagi orang-orang yang curang di dalam
melakukan pengukuran, yaitu orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang
lain minta dilebihkan, dan apabila mereka menakar/menimbang untuk orang lain
mereka mengurangi, maka mereka tidak akan mendapat apa-apa malah akan
mendapat kecelakaan yang besar.
Falsafah adat Minangkabau yang terintegrasi dengan materi prinsip-prinsip
pengukuran diantaranya pandai maatak maetok an pandai maagak maagiahan,
artinya di dalam melakukan pengukuran harus tepat dan teliti sesuai besaran dan
satuannya. “Maukua samo panjang manimbang samo barek, mambagi samo adia.
Tibo di mato indak dipiciangan tibo di paruik indak dikampihan, tibo di dado indak
dibusuangan,”artinya untuk mendapatkan data yang benar, pengukuran yang
dilakukan itu harus sesuai ukuranya (panjangnya, massanya, beratnya) dan tidak
direkayasa/sesuai apa adanya, sehingga mendapatkan hasil yang diharapkan (Lamak
di awak katuju di urang).
Berdasarkan falsafah Minangkabau di atas yang dikaitkan dengan materi prinsip-
prinsip pengukuran, bahwa orang Minangkabau selalu bertindak adil, objektif dan
proporsional (sesuai ukuran dan aturan yang berlaku) dalam melakukan suatu
kegiatan atau dalam memutuskan suatu perkara sehingga tidak merugikan diri sendiri
dan orang lain.
Nilai karakter yang terdapat pada integrasi materi prinsip-prinsip pengukuran dan
nilai-nilai Alquran dan budaya adat Minagkabau adalah karakter jujur/tidak curang,
adil, tepat dan teliti.
3. Pengukuran
Pengukuran merupakan proses membandingkan suatu besaran dengan besaran
lainnya. Pada materi ini akan dipelajari pengukuran tiga besaran pokok, yaitu:
panjang, massa, dan waktu.
a. Alat Ukur Panjang dan Ketelitiannya
1) Mistar
Skala terkecil mistar adalah 1 mm atau 0,1 cm. Ketelitian mistar adalah 0,5 mm
atau 0,05 cm
2) Jangka Sorong
Jangka sorong dapat alat yang gunakan untuk mengukur ketebalan suatu plat
logam, mengukur garis tengah bagian luar dan dalam pipa, atau kedalaman
lubang. Terdapat beberapa bagian penting yang perlu kita ketahui dari jangka
sorong, yaitu rahang tetap dan rahang geser. Rahang tetap memiliki skala yang
disebut skala utama. Satu bagian terkecil skala utama jangka sorong memiliki
panjang 1 mm. Adapun rahang geser memiliki skala yang disebut skala nonius
atau sering juga disebut dengan skala vernier. Pada skala nonius, panjang 20
skalanya adalah 1 mm atau dapat dikatakan pula bahwa satu bagian nonius
adalah 0,05 mm yang berarti pula bahwa skala terkecilnya juga 0,05 mm atau
0,005 cm
3) Mikrometer Sekrup
Micrometer Skrup merupakan panjang yang memiliki tingkat akurasi yang lebih
tinggi jika dibandingkan dengan jangka sorong atau apalagi mistar. Skala
terkecil Micrometer Skrup mencapai 0,001 cm atau 0,01 mm
5. Angka Penting
a. Notasi Ilmiah
Pengukuran dalam Fisika terbentang mulai dari ukuran partikel yang sangat kecil,
seperti massa elektron, sampai dengan ukuran sangat besar, seperti massa Bumi.
Penulisan hasil pengukuran massa sangat kecil maupun sangat besar ini
memerlukan tempat yang lebar dan sering salah dalam penulisannya. Untuk
mengatasi masalah tersebut, dapat digunakan notasi ilmiah atau notasi baku.
Dalam notasi ilmiah, hasil pengukuran dinyatakan sebagai
n
a , … . x 10
Dimana : a adalah bilangan asli mulai dari 1 sampai dengan 9, dan n disebut
dengan eksponen dan merupakan bilangan bulat. a disebut dengan bilangan
penting,dan 10n disebut orde besar.