PROPOSAL
Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Sebagai Langkah Awal untuk
Menyusun Skripsi pada Jurusan Tadris IPA Fisika
Oleh :
ALMIRA FADHILAH
NIM. 1814080057
DAFTAR ISI............................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Identifikasi Masalah.......................................................................................10
C. Batasan Masalah............................................................................................11
D. Rumusan Masalah.........................................................................................11
E. Tujuan Pengembangan...................................................................................11
F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan.......................................................12
G. Manfaat Pengembangan................................................................................12
H. Asumsi Pengembangan.................................................................................13
BAB II KAJIAN PUSTAKA...............................................................................15
A. Landasan Teori............................................................................................15
B. Kajian Penelitian yang Relevan..................................................................45
C. Kerangka Berpikir.......................................................................................47
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................48
A. Jenis Penelitian............................................................................................48
B. Model Pengembangan.................................................................................49
C. Prosedur Pengembangan.............................................................................55
D. Uji Coba Produk..........................................................................................62
E. Subjek Uji Coba..........................................................................................64
F. Jenis Data....................................................................................................64
G. Instrumen Pengumpulan Data....................................................................66
H. Teknik Analisis dan Pengolahan Data.........................................................76
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................82
i
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pribadi yang sukses dalam hidup. Dalam sebuah buku yang terdapat kutipan “An
Educator’s Guide to the Four Cs” yang dikeluarkan oleh NEA (National
abad 21.1 Dikenal dengan istilah 4K yang meliputi keterampilan berpikir kritis,
1
Amy Shaw , Ou Lydia Liu, “Thinking Critically About Critical Thinking: Validating The
Russian HEIghte Critical Thinking Assessment,” Studies In Higher Education 45, no. 9 (1
September 2020).
2
Muhammadiyeva, “The Role of Critical Thinking in Developing Speaking Skills,” International
Journal on Integrated Education Vol 3 No.1 (2020).
3
Igor M. Kopotun, “The Use of Smart Technologies in The Profesional The Professional Training
of Students of The Law Departments for The Development of Their Critical Thinking,”
International Journal of Learning, Teaching and Educational Research Vol. 19 No. 3 (Maret
2020).
2
menggunakan sarana belajar yang tepat, mendesain aktivitas belajar yang relevan
kehidupan di era ini maka dapat diupayakan memalui proses belajar mengajar di
sekolah.4
Berpikir kritis salah satu strategi kognitif yang digunakan oleh peserta
rasional dan berpikir secara logis serta bisa mengevaluasi argumen.6 Kemampuan
memahami, bertanya pada diri sendiri, mencari informasi yang relevan. 8 Berpikir
kritis bertujuan untuk mengambil keputusan yang masuk akal terhadap apa yang
dipercaya dan apa yang akan dilakukan.9 Agar dapat bersaing peserta didik harus
berpikir kritis peserta didik adalah Fisika. Melalui pelajaran fisika peserta didik
maupun kelompok untuk aktif mencari, menggali dan menentukan konsep serta
Berpikir kritis yang terdapat didalam Al-Qur’an QS. Ali-‘Imran Ayat 190-
١٩٠ َ ِد ْينMَ ُدوْ ا ۗ اِ َّن هّٰللا َ اَل يُ ِحبُّ ْال ُم ْعتMَاتِلُوْ نَ ُك ْم َواَل تَ ْعتMMَبِي ِْل هّٰللا ِ الَّ ِذ ْينَ يُقM﴿ َوقَاتِلُوْ ا ِف ْي َس
ْث اَ ْخ َرجُوْ ُك ْم َو ْالفِ ْتنَةُ اَ َش ُّد ِمنَ ْالقَ ْت ِل ۚ َواَل ُ َوا ْقتُلُوْ هُ ْم َحي
ُ ْث ثَقِ ْفتُ ُموْ هُ ْم َواَ ْخ ِرجُوْ هُ ْم ِّم ْن َحي
hlm. 2-3.
8
Soon Ae Kim ,dkk, “effect of Korean Nursing Students’ Experience of Incivility in Clinical
Settings on Critical Thinking,” Heliyon 6. No.7 e04367 (2020).
9
Rizhal Hendi Ristanto,dkk, “Enhancing Students’ Biology-Critical Thinking Skill Through
CIRC-Based Scientific Approach (Cirsa),” Universal Journal of Educational Research 8(4A)
(2020).
10
F. Rombout ,dkk, “Teaching Strategies of Value-loaded Critical Thinking in Philosophy
Classroom Dialogues,” Thinking Skills and Creativity Vol. 43 (2022): hlm.2.
11
Pursitasari,dkk, “Enhancement of Student’s Critical Thinking Skill Through science Context-
Based Inquiry Learning,” Jurnal Pendidikan IPA Indonesia JPII 9(1) (2020): 97–105.
12
Adrienne Traxler, “Networks and Learning : A View From Physics,” Journal of Learning
Analytics Vol. 9, no. 1 (2022).
4
ز َۤا ُءMذلِكَ َجMٰ Mا ْقتُلُوْ هُ ۗ ْم َكMَوْ ُك ْم فMُا ِ ْن ٰقتَلMَ ۚ ِه فMوْ ُك ْم فِ ْيMMُ َر ِام َح ٰتّى ي ُٰقتِلMتُ ٰقتِلُوْ هُ ْم ِع ْن َد ْال َم ْس ِج ِد ْال َح
Artinya :
malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang
berakal,
dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan
semua ini sia-sia. Maha Suci Engkau. Lindungilah kami dari azab neraka.
(Ali 'Imran/3:190-191)
langit dan bumi serta keindahan dan keajaiban ciptaannya juga dalam pergantian
siang dan malam secara teratur sepanjang tahun yang dapat dalam dirasakan
langsung pengaruh panas matahari, dinginya malam, dan pengaruhnya pada flora
dan fauna, sebagainya merupakan tanda dan bukti yang menunjukan keesaan
Allah SWT. Dan Ulul Albab adalah orang-orang yang mau menggunakan
sehingga mereka bisa berdiri, duduk, berjalan, berbaring dan sebagainya. 13 Ayat
diatas salah satu objek berpikir kritis dalam Al-Qur’an, alam semesta yaitu objek
tafakur dengan kata lafal Ulul Albab memaksimalkan seluruh potensi manusia
untuk berpikir atas penciptaan langit serta bumi dengan segala isi kandungan serta
dituntut sebagai pengajar akan tetapi juga sebagai tenaga kerja yang profesional
yang inovatif, variatif, menarik dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. 15
Dengan menggunakan teknologi dapat membuat proses belajar yang menarik dan
pembelajaran.16
13
Al-Maraghi ,Ahmad Mustafa, Tafsir Al-Maraghi Juz IVI, cetakan ke-2 (Semarang: PT. Karya
Toha Putra Semarang, 1993).
14
Syamsul Huda Rohmadi, “Pengembangan Berpikir Kritis (Critical Thinking) dalam Al-Qur’an:
Perspektif Psikologi Pendidikan,” Jurnal Psikologi Islam Vol.5. No.2 (2018): hlm. 30.
15
Nurliani Siregar ,dkk, “Sosialisasi Pengembangan Buku Ajar bagi guru-guru SD Negeri 155703
Sigolang Kecamatan Andam Dewi Kabupaten Tapanulih Tengah,” Wadah Ilmiah Penelitian
Pengabdian Untuk Nommenses (WIPPUN) Vol.1, no. 1 (April 2022).
16
Reza Ardiansyah ,dkk, “Analisis Kebutuhan Pengembangan Bahan Ajar Perubahan Materi
Genetik pada Matakuliah Genetika di Universitas Negeri Malang,” Seminar Nasional Pendidikan
dan Saintek, 2016, hlm.1.
6
biaya.17 E-modul juga dapat digunakan dimana saja, sehingga lebih praktis untuk
menampilkan teks, gambar, grafik, audio, animasi, dan video dalam proses
Melalui kurikulum 2013 peserta didik diberi kesempatan untuk belajar dari
mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik.21 Salah satu usaha
untuk mewujudkan pembelajaran Fisika yang mengacu pada siswa untuk berpikir
kritis di masa ini, mampu untuk mendukung perserta didik bisa belajar mandiri
dan bisa mengasah kekampuan berpikir kritis perserta didik dapat dilakukan
penelitian ini karena budaya ini sudah menjadi hal yang dikenal serta dekat dalam
serta kearifan lokal budaya masyarakat yang telah lama berkembangan. Melalui
proses pembuatan lamang, perserta didik dapat belajar tentang fisika, tenologi,
pembuatan dan seni serta matematika. Saat ini perserta didik tidak hanya cukup
mahir dalam matematika, membaca dan menulis, namun perserta didik juga perlu
teknologi.22
yang dimulai dari pemecahan masalah dengan cara yang efektif, efisien dan
pembelajaran dengan kearifan lokal yang bermanfaat bagi peserta didik agar bisa
dalam bentuk makanan khas wisata kulinernya.25 Lamang merupakan salah satu
22
Sri Purwanigsih, Rita Arnila, “Pengembangan E-Modul Berbasis Stem (Science, Technology,
Engineering and Mathematic) pada Materi Fluida Statis dan Fluida Dinamis Menggunakan Kivosft
Flipbook Maker,” EDUMASPUL Jurnal Pendidikan Vol.5, no. 1 (2021).
23
Indri Sari Utami Rahmat Firman Septiyanto, “Pengembangan STEM-A (Science, Technology,
Engineering, Mathenatic and Animation) Berbasis Kearifan Lokal dalam Pembelajaran Fisika.,”
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 6, no. 1 (29 April 2017): Hal. 67-73.
24
Muniroh Munawar,Fenny Roshayanti, “Implementation of STEM (Science Technology
Engineering Art Mathematics)- Based Early Childhood Education Learning in Semarang City,”
Jurnal Ceria (Cerdas Energik Responsif Inovatif Adaptif) Vol.2, no. 5 (September 2019).
25
Agus Setyawan Farzy, “Eksotika Fotografi Makanan pada Masakan Tradisional Sumatera Barat
(The Exotics of Food Photography in Traditional West Sumatran Cuisine),” Journal of Empirical
8
Proses pembuatan lamang yang unik juga erat kaitanya dengan materi fisika Suhu,
kepada peserta didik melalui budaya yang ada disekitarnya. 26 Penggunaan budaya
lokal, tradisi, praktik, kepercayaan dan bahasa asli dapat meningkatkan sikap
dinyatakan bahwa layak dan mendapat respon yang positif dari perserta didik. 28
tertarik untuk membuat bahan ajar yang menarik yang menggabungkan anatara E-
terhadap berpikir kritis perserta didik. Bahan yang dikembangkan dibuat dalam
Kemendikbud No.4 tahun 2020. Bahan ajar dalam bentuk e-modul ini dibagikan
secara online dan offline dapat memotivasi perserta didik untuk belajar secara
mandiri. Peneliti berharap penelitian ini berguna untuk pendidik dan perserta
Didik”
B. Identifikasi Masalah
disampaikan.
2. Bahan ajar yang menjadi pegangan perserta didik masih berupa PPT
bahan ajar e-modul yang dikaitkan kedalam kearifan lokal yang ada
disekitar perserta didik, materi fisika suhu kalor bisa dikatkan dalam
C. Batasan Masalah
berbasis Etno STEM proses pembuatan lamang pada materi suhu,kalor dan
agar bisa belajar secara mandiri dan bisa mengarahkan peserta didik untuk
berpikir kritis.
D. Rumusan Masalah
pembuatan lamang terhadap berpikir kritis peserta didik valid, praktis dan
efektif?
E. Tujuan Pengembangan
pembuatan lamang terhadap berpikir kritis peserta didik yang valid, praktis
dan efektif
5. Materi yang dibuat di dalam E-modul Fisika berbasis Etno STEM proses
G. Manfaat Pengembangan
1. Manfaat teoritis
Peneliti berharap dapat menjadi bahan kajian peneliti yang relevan bagi
peneliti lain, baik yang berkaitan dengan penelitian lanjutan yang bersifat
2. Manfaat praktis
pembelajaran
pembelajaran ini dapat diakses dan digunakan kapan dan dimana saja
pembelajaran lain.
H. Asumsi Pengembangan
2. Keterbatasan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
fisika tidak hanya bertujuan untuk membekali peserta didik dengan ilmu tetapi
30
Muh.Tarmizi Tahir, “Religious Integration In Science Learing In Madrasah,” Al-Muta’aliyah
Journal of Islamic Education (JIE) Vol.6, no. 1 (Februari 2021).
15
fenomena ini terjadi untuk memberikan kehidupan di muka bumi dan aneka
semacam itu, maka kehidupan makhluk hidup didunia ini tidak akan ada. 31
Artinya :
33. Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan.
Tafsir QS. Al-Anbiya’: 33 yaitu Allah lah yang telah menciptakan bagi
kalian malam dan siang sebagai nikmat yang dilimpahkan kepada kalian dan
kemaslahatan yang berbeda bagi kehidupan, urusan dunia dan akhirat kalian.
Allah pula yang telah menciptakan bumi, matahari dan bulan berjalan pada
Ini adalah pendapat modern, dan semua ini berjalan di alam yang
memenuhi jagat raya ini. Matahari berjalan, bumi berjalan dan bulan pun
31
Moh. Huzaini, “Bumi Bagaikan Makhluq Berakal Konsisten dalam Orbitnya,” IQTISODINA
Jurnal Ekonomi Syariah dan Hukum Islam Vol. 4, no. 2 (Desember 2021): hlm.37.
16
yang setiap hari memproduksi barang baru setelah barang lama lenyap.32
2. Pembelajaran Fisika
diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan,
pada siswa. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu
siswa agar dapat belajar dengan baik.33 Fisika merupakan ilmu pengetahuan
tentang gejala alam yang dituangkan berupa fakta, konsep, prinsip dan hukum
yang teruji kebenarannya dan melalui suatu rangkaian kegiatan dalam metode
ilmiah. Fisika yang merupakan bagian dari sains, memiliki karakteristik yang
sama dengan sains lainya, sebagai sains, fisika lahir dan berkembang melalui
mendeskripsikan alam.35
pengetahuan dan teknologi.36 Fisika bukan hanya sebatas angka tanpa makna
fisis yang menganalisis peristiwa alam secara ilmiah serta menentukan aturan
pada kejadian dan fenomena alam. Peserta didik perlu mempelajari fisika
karena setiap manusia tidak akan terlepas dari segala kejadian, fenomena,
bentuk, sifat, dan gejala yang terjadi di alam semesta. Ketika belajar fisika,
peserta didik akan dikenalkan tentang produk fisika berupa materi, konsep,
dalam pemecahan masalah, serta terkait dalam sains, teknologi, yang dapat
akut.
dan matematika yang kuat perserta didik tidak akan mampu memenuhi
4. Bahan Ajar
menjelaskan bahwa suatu bahan ajar harus dirancang dan ditulis dengan
pendidik untuk memberikan layanan yang lebih luas kepada peserta didik
memberikan tugas belajar kepada peserta didik. Jenis bahan ajar yang
mengajar dan membuatnya menjadi lebih efektif. Bahan ajar ini dapat
adobe flash.
1) Handout
2) Buku
3) Modul
5) Brosur
6) Leaflet
7) Wallchart
dikuasai peserta didik empat macam, maka bahan ajar yang harus
yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit dan tidak boleh
mempelajarinya.53
dapat diartikan bahwa modul itu bisa dipelajari oleh siswa secara
didik dan menambah sumber belajar mereka. Modul adalah bahan ajar
akan dilakukan peserta didik bahan pedoman bagi tutor serta alat penilaian
b. Tujuan Modul
masing-masing.
remedial.
55
Nahuah ,Pristi Suhendro, Modul Elektronik Prosedur Penyusun dan Aplikasinya, Cetakan ke-1
(Yayasan Kita Menulis, 2020).
56
Syafruddin Nurdin Adriantoni, Kurikulum dan Pembelajaran, Cetakan ke-2 (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2016).
57
Darsini, “Efektivitas penggunaan Metode Ekspositori Berbantuan Modul untuk Meningkatkan
Prestasi Belajar Luas Bangunan Datar pada Siswa Kelas VI SDN Pandean 3 Kabupaten Ngawi
Tahun Pelajaran 2018/2019,” Jurnal Edukasi New Normal Vol.2, no. 1 (2022).
24
yang diminati.58
c. Fungsi Modul
diharapkan dapat belajar lebih terarah dan sistematis. Selain itu, peserta
berlangsung.59
siswa
58
Adriantoni, Kurikulum dan Pembelajaran.
59
Bambang Warsita, Pendidikan Jarak Jauh Perancangan, Pengembangan, Implementasi dan
Evaluasi Diklat, Cetakan ke-1 (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011).
25
penyusunanya
lebih mudah dalam memahami setiap mata pelajaran karena modul dibuat
60
Anggraini Diah Puspitasari, “Penerapan Media Pembelajaran Fisika Menggunakan Modul Cetak
dan Modul Elektronik pada Siswa SMA,” Jurnal Pendidikan Fisika Vol.7, no. 1 (Maret 2019).
61
Hilmania Dwi Lestari ,Desak Putu Parmiti, “Pengembangan E-Modul IPA Bermuatan Tes
Online untuk Meningkatkan Hasil Belajar,” Journal of Education Technology Vol.4, no. 1 (2020).
26
bahan ajar yang dapat dikembangkan adalah modul, sebagian besar modul
dibuat dalam bentuk cetak. modul dalam bentuk cetak cenderung monoton dan
kurang dalam diminati peserta didik, cara agar modul dapat lebih diminati
peserta didik adalah dengan menciptakan modul dalam bentuk elektronik yang
dapat dijadikan suatu produk interaktif karena dapat disisipkan produk lain
perkembangan teknologi.62
a. Pengertian E-Modul
merupakan salah satu bahan ajar yang disusun secara sistematis ke dalam
belajar dimana saja karena e-modul berbentuk file, sehingga lebih praktis
62
Ricu Sidiq ,Najuah, “Pengembangan E-Modul Interaktif Berbasis Android Pada Mata Kuliah
Strategi Belajar Mengajar,” Jurnal Pendidikan Sejarah Vol. 9, no. 1 (Januari 2020).
63
Sri Maiyena ,dkk, “Pengembangan Modul Elektronik Fisika Berbasis Konstruktivitas Untuk
Kelas X SMA,” JoTaLP : Journal of Teaching and Learning Physics Vol.5, no. 1 (2020).
64
Wahyu Nuning Budiarti , Mawan Akhir Riwanto, “Pengembangan Modul Elektronik (E-modul)
Keterampilan Berbahasa dan Sastra Indonesia SD Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak
Mahasiswa PGSD,” Elementary School Vol.8, no. 1 (1 Januari 2021): hlm. 97-104.
27
bahan ajar.67
b. Fungsi E-modul
65
Susilawati Susilawati ,dkk, “Penguasaan Konsep Siswa Melalui Sumber Belajar E-modul Gerak
Lurus dengan Software Flipbook Maker,” (UPEJ)Unnes Physics Education Journal Vol.9, no. 1
(t.t.).
66
Michael Sailer ,dkk, “Contextual Facilitator For Learning Activities Involving Technology in
Higher Education: The Cb-Model,” Computers In Human Behavior, 106794, 121 (2021).
67
Nicholas C. Burbules ,dkk, “Five Trends Of Education And Technologgy In A Sustainable
Future,” Geography And Sustainability Vol. 1 (2020): hlm. 93-97.
28
dilengkapi tes atau soal dan kuis yang interaktif sehingga dapat
dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja, tidak terikat ruang dan
media cetak.70
68
Suarsana Mahayukti, “Pengembangan E-Modul Berorientasi Pemecahan Masalah Untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Mahasiswa” Vol.2, no. 2 (Oktober).
69
Alexander Hamonangan Simamora ,dkk, “pengembangan E-Modul Berbasis Proyek Untuk Mata
Kuliah Fotografik di Jurusan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Undiksha,” Journal
of Education Technology Vol.2, no. 1 (2018): 51–60.
70
Annisatul Aulia Andromeda, “Pengembangan E-modul Berbasis Inkuiri Terbimbing Terintegrasi
Multirepresentasi dan virtual Laboratory pada Materi Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Untuk
Kelas X SMA/MA,” EKJ Edukimia Journal Vol. 1, no. 1 (30 Juli 2019).
29
interaktif lain yang dapat dimainkan dan diputar ulang oleh peserta
didik.71
membutuhkan.
7. Kearifan Lokal
Dalam kamus besar bahasa indonesia, arti dari kata kearifan berarti
lokal adalah segala sesuatu yang bersifat bijaksana, dihasilkan dari sebuah
71
Budhi Oktavia Rahadian Zainul, “Pengenalan dan Pengembangan E-modul Bagi Guru-Guru
Anggota MGMP Kimia dan Biologi Kota Padang Panjang,” 2019.
72
Irwanto, “Kaba Lamamang Tanjung Ampalu: Sebuah Penelusuran Kearifan Lokal” Vol.28, no. 1
(2020): hlm.55.
30
sebuah masyarakat berupa adat istiadat, tata aturan atau norma, nilai,
dalam konteks ini adalah untuk menggali keadaan lingkungan fisik sekitar
73
Sibyl Diver, “Negotianti Indigenous Knowledge at the Science-Policy Interface: Insights from
the Xaxli’p Community Forest,” Environmental Science & Policy 73, 2017, hlm. 1-11.
74
Emmanuel Mavhura ,dkk, “Forest and Wildlife Resource-Conservation Efforts Based on
Indigenous Knowledge: The Case of Nharira Community in Chikomba District, Zimbabwa,”
Forest Policy and Economics 105, 2019, hlm. 83-90.
75
Khusna, “Pengaruh Penggunaan Bahan Ajar Fisika Berbasis Kearifan Lokal Terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VII Materi Cahaya Di MTs Miftahul Falah Talun Kec.
Kayen Kab. Pati,” 2018.
76
Muhammad Aliman, “Local Wisdom Of Minangkabau Tradition Malamang As A
Supplementary Of Teaching Material For Geography At Senior High School,” International
Conference on Education and Science (ICONS), 2017.
77
Renol Afrizon Letmi Driwidal, “Upaya Menumbuhkan Karakter Peduli Lingkungan Melalui
Kajian Konsep Fisika Pada Arsitektur Kearifan Lokal Budaya Sumatera Barat.,” Jurnal Eksakta
Pendidikan (JEP) Vol.1, no. 2 (November 2017).
31
komunitas.
yang timbul.78
fisika bunyi.80
impuls.81
78
Sely Indri Prameswari ,dkk, “Kearifan Lokal Masyarakat Adat Dayak Hibun Dalam
Melestarikan Hutan Teringkang di Dusun Beruak Desa Gunam Kecamatan Parindu Kabupaten
Sanggau,” Jurnal Hutan Lestari Vol.7, no. 4 (2019): hlm. 1669.
79
Farida Amrul Almuharumah ,dkk, “Pengembangan Modul Fisika STEM Terintegrasi Kearifan
Lokal Beduk Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP.,” Berkala Ilmiah
Pendidikan Fisika Vol. 7, no. 1 (2019).
80
Letmi Driwidal, “Upaya Menumbuhkan Karakter Peduli Lingkungan Melalui Kajian Konsep
Fisika Pada Arsitektur Kearifan Lokal Budaya Sumatera Barat.”
81
Anatasija Limba Lisa Suharlan, “Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kearifan Lokal
Permainan Kanikir di Desa Hitu Lama Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah,” Biosel:
Biology Science and Education Vol.9, no. 1 (2020): hlm. 35-42.
82
Vivi Elvi Rosanti Husin , Agsen Hosanty Billik, “Identifikasi Konsep Fisika Pada Kearifan
Lokal Anyaman di Kabupaten Timor Tengah Selatan,” Jurnal Fisika : Fisika sains dan
Aplikasinya Vol.4, no. 2 (Oktober 2019).
32
kecepatan aliran air, momentum dan impuls, adhesi dan kohesi dan
peristiwa kapilaritas.84
8. Lamang
yang terbuat dari beras ketan (pulut) yang dicampur dengan air kelapa
sudah berlapis daun pisang muda, selanjutnya dimasak pada perapian yang
(Panjang 20 cm, diameter 5 cm), bambu yang berumur tua tidak dijadikan
alat masak lamang karena bambu berusia tua akan dijadikan perlengkapan
83
Lisa Suharlan, “Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kearifan Lokal Permainan Kanikir di Desa
Hitu Lama Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah.”
84
Letmi Driwidal, “Upaya Menumbuhkan Karakter Peduli Lingkungan Melalui Kajian Konsep
Fisika Pada Arsitektur Kearifan Lokal Budaya Sumatera Barat.”
85
Refisrul, “Fungsi Lemang Dalam Upacara Perkawinan Suku Besemah Di Kabupaten Kaur
Provinsi Bengkulu,” Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya Vol.5, no. 2 (November 2019): hlm.
236-238.
86
“Local Wisdom Of Minangkabau Tradition Malamang As A Supplementary Of Teaching
Material For Geography At Senior High School.”
33
dibiarkan tumbuh dan juga bisa dijadikan masakan atau sayur (rebung).87
fisika suhu dan kalor, kaitan materi kalor pada proses pembakaran lamang
yaitu alat bakar lamang yang terbuat dari alumunium, besi atau baja yang
hantar panas isolator atau bahan yang sulit menghantarkan panas. proses
pembakaran dengan cara meletakkan bambu di atas alat bakar yang sudah
diisi bara api yang terbuat dari besi atau baja posisi bambu harus diputar
materi fisika yaitu suhu, suhu adalah ukuran derajat panas atau dingin
suatu benda. Skala yang digunakan skala celcius. Suhu pemanasan yang
digunakan yaitu pengukusan suhu uap panas yang terukur berkisar 80°C -
95°C, pada metode perebusan menggunakan suhu didih 100°C, dan pada
tuhan yang tidak ternilai harganya. Dari hasil olah pikir, manusia menemukan
87
Yudhistira Ardi Poetra, “Upaya Pemerintah Dalam Mengkomunikasikan Tradisi Malamang
Menjadi Objek Pariwisata Budaya di Kabupaten Padang Pariaman,” Jurnal Pustaka Budaya Vol.5,
no. 2 (Juli 2018).
34
cara yang tepat dan seksama, yang dimulai dengan adanya masalah.90
ِّ ض َو َما بَ ْينَهُ َمٓا اِاَّل بِ ْال َح ﴿ اَولَم يتَفَ َّكرُوْ ا ف ٓي اَ ْنفُسهم ۗ ما خَ لَ َ هّٰللا
ۗق َواَ َج ٍل ُّم َس ّمًى َ ْت َوااْل َرِ ق ُ السَّمٰ ٰو َ ِْ ِ ْ ِ َ ْ َ
﴾ ٨ َاس بِلِقَ ۤاِئ َربِّ ِه ْم لَ ٰكفِرُوْ ن
ِ ََّواِ َّن َكثِ ْيرًا ِّمنَ الن
Artinya :
menciptakan langit, bumi, dan apa yang ada di antara keduanya, kecuali
penciptaan manusia, penciptaan langit dan bumi berserta segala makhluk yang
mempunyai maksud dan tujuan yang benar bagi mereka yang mau
tumbuh menjadi besar dan tua kemudian mati, kemana mereka akan kembali
88
Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan Jenis, Metode dan Prosedur, Edisi ke-1 (PT. Fajar
Interpratama Mandiri, Kencana, 2013).
89
Mahmud Puput Fatturahman, Psikologi Pendidikan, Cetakan ke-3 (CV. Perpustakan Setia,
2017).
90
Rohmalina Wahab, Psikologi Belajar, Cetakan ke-2 (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2016).
35
setelah mati, serta merenungkan alam raya maka itu pasti mengantarkan
menungkinkan manusia untuk berpikir tentang segala hal, baik tentang segala
Berpikir kritis adalah suatu kegiatan melalui cara berpikir tentang ide atau
gagasan yang berhubungan dengan konsep yang diberikan atau masalah yang
baru, mengevaluasi opsi yang berbeda dan berpikir logis. 93 Pemikiran yang
sesuai dengan fakta atau teori yang diketahui yang sering dikaitkan dan
pertanyaan.94
91
Noffiyanti, “Tafakkur dalam Kehidupan Perspektif Al-Qur’an dan Hadis,” Mau’idhoh Hasanah
Jurnal Dakwah dan Ilmu Komunikasi Vol.2, no. 1 (Juli 2021).
92
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, Cetakan ke-1 (PT. Fajar
Interpratama Mandiri, Kencana, 2013).
93
Miguel Landa-Blanco Antonio Corte s-Remos, “Pschology Students Attitudes Towards
Researct: The Of Critical Thinking, Epistemic Orientation and Satisfaction With Research
Courses,” Heliyon 7, 2021.
94
Zhenzhen Li, “Critical Thinking Cultivation In Chinese Learning Classes for International
Students During the Covid-19 Pandemic,” Thinking Skills and Creativity 40, 2020.
36
berbeda (Reorganisasi).95
relevan.
95
,dkk, “Disposition Toward Critical Thinking and Creative Confidence Beliefs in Higher
Education Students : The Mediating Role of Openness to Diversity and Challenge.”
37
sebagai pendukung
memecahkan masalah.
2. Bersikap skeptis, yaitu tidak mudah menerima ide atau gagasan kecuali
berpikir secara kritis. Oleh karena itu, maka guru pada semua jenjang
96
Filiz Demirci, Cengiz özyürek., “The Effects of Using Concept Cartoons in Astronomy Subjects
on Critical Thinking Skills among Seventh Grade Student,” International Electronic Journal of
Elementary Education Vol. 10, no. 2 (Desember 2017).
97
Wahab Jufri, Belajar dan Pembelajaran Sains, Cetakan Ke-1 (Bandung: PT. Pustaka Reka
Cipta, 2013).
38
observasi.
menentukan pertimbangan
mengidentifikasi asumsi.
pemanfaatannya.
98
Masani Romauli, “Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dalam Pembelajaran IPA Melalui
Pendekatan Keterampilan Proses,” Jurnal Basicedu Vol.4, no. 3 (2020): hlm. 580.
39
Materi Pembahasan
A. Suhu
Suhu adalah besaran untuk menyatakan ukuran
derajat panas dinginnya suatu benda. Terdapat
empat skala yang digunakan dalam pengukuran
suhu yaitu, skala Celcius, Fahrenheit, Reamur,
dan Kelvin.
B. Pemuaian zat
1. Pemuaian zat
Suhu a. Muai panjang
b. Muai luas
c. Muai ruang
2. Pemuaian zat cair
Muai zat cair lebih besar jika dibandingkan
dengan muai zat padat.
3. Pemuaian zat gas
Sifat gas diantaranya adanya perubahan
volume dan selalu mengisi seluruh ruangan.
Kalor B. kalor
Kalor adalah energi yang mengalir dari benda
yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu
rendah.
1. Pengaruh kalor pada perubahan wujud zat
a. Proses mencair dan membeku
b. proses menguap dan mengembun
c. Proses mengkristal dan menyublim
2. Azas black
Kalor merupakan energi yang dapat
berpindah, prinsip ini merupakan prinsip
40
b. Termodinamika
Materi Pembahasan
Termodinamika A. Sistem Termodinamika
Termodinamika mencakup dua konsep, yaitu
konsep termal atau kalor dan konsep dinamika
atau mekanika
B. Keadaan Termodinamika
1. Hukum Ke nol
2. Hukum I termodinamika
3. Hukum II termodinamika
﴾ ١٣ َض ُم ْختَلِفًا اَ ْل َوانُهٗ ۗاِ َّن فِ ْي ٰذلِكَ اَل ٰ يَةً لِّقَوْ ٍم ي ََّّذ َّكرُوْ ن
ِ ْ﴿ َو َما َذ َراَ لَ ُك ْم فِى ااْل َر
Artinya :
13. (Dia juga mengendalikan) apa yang Dia ciptakan untukmu di bumi ini
demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang
mengambil pelajaran.
Secara harfiah memang kita melihat dan merasakan banyak wujud dan
jenis benda yang diciptakan Allah SWT. Dibalik itu banyak juga yang tidak
tampak dan berupa sifat atau potensi, antara lain seperti energi yang disediakan
b. Termodinamika
﴾ ٩ َ ْال َو ْزنَ بِ ْالقِ ْس ِط َواَل تُ ْخ ِسرُوا ْال ِميْزَ انM﴿ َواَقِ ْي ُموا
Artinya :
dan menekankan agar keadilan itu dipakai dan dianjurkan. Pertama Allah
berkata mengenai ayat ini, berlaku adillah hai anak adam, sebagaimana
karena dengan keadilan manusia menjadi beres. Dan setelah Allah SWT
a. Tingkat Kevalidan
yang digunakan. Kelayakan dinili dari empat aspek yaitu kelayakan isi,
1. Kelayakan isi
digunakan
2. Kelayakan kebahasaan
100
Tafsir Al-Maraghi Juz XVII.
101
Dyah Purboningsih, “Pengembangan Perangkat Pembelajaran dengan Pendekatan Guided
Discovery pada Materi Barisan dan Deret untuk Siswa SMK Kelas X,” Seminar Nasional
Matematika dan Pendidikan Matematika UNY, t.t.
43
3. Kelayakan media
4. Kelayakan konstruksi
dan lain-lain
b. Tingkat Kepratisan
c. Tingkat Keefektifan
44
peserta didik mengerti dan paham dengan produk yang dikembangkan. Uji
2. Penelitian yang dilakukan oleh Meli Junita Dinissjah dan Nirwana tentang
102
Linda Novitasari ,dkk, “Fisika, Etnosains, dan Kearifan Lokal dalam Pembelajaran Sains,”
Seminar Nasional Pendidikan Fisika III, 15 Juli 2017.
103
Meli Junia Dinissjah ,dkk, “Penggunaan Model Pembelajaran Direct Instruction Berbasis
Etnosains dalam Pembelajaran Fisika untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa,”
Jurnal Kumpara Fisika Vol.2, no. 2 (Agustus 2019).
104
Azizahwati Azzizahwati, “Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Kearifan Lokal,”
Jurnal Geliga Sains Vol.5, no. 1 (2017): 65–69.
45
pembelajaran.105
Dinyatakan bahwa layak digunakan serta mendapat respon yang baik dari
peserta didik.106
ada yang membuat bahan ajar E-modul Fisika yang berbasis STEM
C. Kerangka Berpikir
105
Husnul Khatimah ,dkk, “Pengembangan LKS Berbasis Kearifan Lokal untuk Peningkatan
Keterampilan Penyelesaian Masalah Siswa,” Bioscientist : Jurnal Ilmiah Biologi Vol.6, no. 2
(2018).
106
,dkk, “Pengembangan Modul Fisika STEM Terintegrasi Kearifan Lokal Beduk Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP.”
46
ajar yang menarik. Seperti buku cetak masih menjadi bahan utama dalam
cukup mahal dan tidak dapat menampilkan video, gambar, animasi atau
audio. Bahan ajar yang digunakan belum bisa menarik peserta didik agar
bisa belajar secara mandiri dan belum bisa mengasah berpikir kritis peserta
ajar berupa buku digital dilakukan agar menarik minat peserta didik untuk
dengan e-modul ini peserta didik lebih memahami konsep materi Fisika
ada di lingkungan sekitar mereka. Bahan ajar e-modul ini juga diharapkan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
suatu proses atau langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau
B. Model Pengembangan
Model pengembangan dalam penelitian ini adalah model Plomp yang meliputi
107
Zaki Rahmani ,dkk, “Perencanaan Sistem Informasi Akademik Pada Paud Godwilling
Mampang Depok Berbasis Java Menggunakan Metode R&D,” Seminar Nasional Riset dan
Inovasi Teknologi (SEMNAS RISTEK) Vol.6, no. 1 (19 Januari 2022): hlm.455.
108
Siti Rohma ,dkk, “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Web Model ADDIE Untuk
Mata Pelajaran Desain Grafis Percetakan,” Pengembangan Media Pembelajaran Vol.12, no. 1 (1
Januari 2022): hlm.3-4.
109
Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan pemgembangan, Edisi ke-4 (Jakarta: PT.
KENCANA, 2013).
48
ini?
110
Nurul Fauziah ,dkk, “Analisis Preliminery Research Phase dengan Model Plomp Sebagai Dasar
Pengembanagan Modul Belajar Bermuatan Hasil Riset Untuk Mahasiswa,” Jurnal Bioterdidik :
Wahana Ekspresi Ilmiah Vol.9, no. 3 (Desember 2021): hlm.228.
49
dengan pembelajaran
dengan yang dilaksanakan?
materi fisika?
5.2. Apakah pesertacara
Bagaimana didik E-modul?
pendidik Kalau ada ada
menerangkan apakah E-modul
Pembelajaran?
3. tersebut
Bahanpendidik yang
ajar seperti kembangkan
apa yang atau E-modul yang
sering digunakan?
4. beredar di internet?
Apakah selama pembelajaran pendidik hanya memberikan
6. Apakah dalam menerapkan pembelajaran, ada dikaitkan
tugas saja?
5. dengan kearifancara
Bagaimana lokalkamu
yangmengerjakan
ada di sekitartugas
peserta didik?
yang diberikan
pendidik?
saat ini?
penelitian yang relevan dengan bahan ajar E-modul fisika berbasis STEM
50
dan materi yang sudah disesuaikan dengan kompetensi dasar (KD) produk
yang dibuat.
1. Analisis Kurikulum
Pada tahap awal, peneliti perlu mengkaji kurikulum yang berlaku pada
2. Analisis Materi
3. Analisis Media
beredar tersebut.
4. Analisis Konsep
51
proses pembuatan lamang terhadap berpikir kritis peserta didik yang valid.
dan revisi prototipe. Pada tahap ini juga didesain instrumen validasi produk,
instrumen praktikalitas dan instrumen efektifitas dan keefektifan oleh ahli, dan
a. Mendesain Produk
Pada tahap ini dilakukan perancangan bahan ajar E-modul fisika berbasis
b. Evaluasi Formatif
52
evaluasi formatif yang dilakukan pada bahan ajar E-modul fisika berbasis
review). Pakar atau ahli diminta untuk memberikan penilaian dan saran
pembuatan lamang. Penilaian dan saran dari para pakar terhadap produk
menggunakan instrumen validasi produk dari segi validasi isi, bahasa dan
lamang.
c. Revisi Prototipe
pada ahli dan praktisi hasil evaluasi formatif. Penilaian ahli dan praktisi
layak digunakan. Jika hasil dan praktisi menyatakan tidak layak maka
akan dilakukan revisi kembali dan tahap evaluasi formatif di ulang. Jika
penilaian para ahli dan praktisi menyatakan prototipe I valid, maka peneliti
diajukan ke tahap penilaian (assessment phase). Hasil dari tahap ini adalah
Tujuan dari tahap ini adalah untuk melihat praktikalitas dan efektivitas dari
angket praktikalitas oleh pendidik fisika dan angket praktikalitas peserta didik.
lamang dilihat dari soal tes dan jawaban angket peserta didik setelah
menghasilkan produk yang valid, praktis dan efektif sesuai dengan kriteria
C. Prosedur Pengembangan
peserta didik.
55
lamang
STEM proses pembuatan lamang yang valid. tahap ini terdiri dari tiga
revisi prototipe, ringkasan kegiatan pada tahap ini dilihat pada tabel 3.3
berikut :
komentar prototipe II
dan saran (bahan ajar E-
terhadap modul fisika
prototipe berbasis STEM
proses
pembuatan
lamang pada
materi fisika
Suhu, Kalor dan
Termodinamika
terhadap
berpikir kritis
peserta didik.
58
adalah angket kepraktisan yang diisi oleh 2 orang pendidik fisika dan
soal tes yang diisi oleh peserta didik terhadap produk yang dikembangkan.
Langkah
Tahap Kegiatan Penelitian Pengembangan
Plomp
1. Preliminary
1. Analisis Kebutuhan Research (Riset
2. Analisis Literatur
Awal).
Tahap I
2. Prototyping
Penyusunan Desain Awal bahan ajar berbasis
STEM proses pembuatan lamang phase
Produk
E-modul
Revisi Validasi
Analisis
prototipe
Valid
Tahap II 3. Assessment
Uji Coba Terbatas Phase
Uji coba terbatas
1. Uji Validasi
Kevalidan E-modul ini dilihat dari segi kelayakan isi, kelayakan bahasa,
Validator yang memvalidasi E-modul ini berjumlah empat orang, yang terdiri
a. Aspek Materi
Aspek materi dinilai oleh satu orang dosen yang ahli materi fisika. Aspek
ini dinilai berdasarkan kelayakan materi dari bahan ajar E-modul fisika
b. Aspek Kebahasaan
61
Aspek kebahasaan dinilai oleh satu orang dosen yang ahli bahasa
c. Aspek Media
Aspek media dinilai oleh satu orang dosen yang ahli media. Aspek ini
d. Aspek Konstruksi
Aspek konstruksi dinilai oleh satu orang dosen yang ahli konstruksi.
2. Uji Praktikalitas
3. Uji Efektivitas
62
dari minat peserta didik dalam belajar fisika setelah menggunakan bahan
dikembangkan. Uji efektivitas produk ini pada materi fisika Suhu, Kalor
dan Termodinamika dapat dilihat dari angket dan soal yang akan diberikan
efektifitasnya.
1. Subjek validitas, terdiri dari 5 orang validator yang ahli pada bidangnya,
yaitu dua orang validator ahli materi, satu orang validator ahli bahasa, dan
2. Subjek praktikalitas, terdiri dari beberapa pendidik fisika dan peserta didik
F. Jenis Data
Data hasil penelitian dikelompokkan menjadi 2 yaitu data kualitatif dan data
kuantitatif.
1. Data Kualitatif
63
Data kualitatif dalam penelitian ini adalah masukan atau saran dari hasil
validasi yang telah dilakukan, lembar masukan atau saran dari hasil
penilaian validator (ahli materi, ahli media dan ahli bahasa) dengan
kategori yaitu :
SB = Sangat Baik
B = Baik
C = Cukup
K = Kurang
SK = Sangat Kurang
Sedangkan data kualitatif respon peserta didik berupa masukan atau saran
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
CS = Cukup Setuju
KS = Kurang Setuju
2. Kuantitatif
Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah skor penilaian setiap poin
kriteria penilaian dari data kualitatif pada lembar penilaian yang diisi oleh
ahli materi, ahli media, dan ahli bahasa diubah menjadi skor dan skala
likert yaitu :
64
SB = 5
B =4
C =3
K =2
SK =1
SS =5
S =4
CS = 3
TS = 2
STS = 1
No Kriteria Instrumen
1. Valid a. Lembar penilaian instrumen validitas
Instrumen penelitian ini berupa lembar validasi dari ahli materi, ahli
media, ahli bahasa, ahli konstruksi, pendidik IPA (Fisika), serta peserta
sebagai berikut :
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Cukup Setuju 3
Tidak Setuju 2
Perhitungan data nilai akhir hasil validasi dianalisis dalam skala (0-
x
P= x 100 % …………………………………. (3.1)
y
Keterangan :
61 – 80 Valid
41 – 60 Cukup Valid
21 – 40 Kurang Valid
0 – 20 Tidak Valid
sebagai berikut :
Data yang diperoleh dari hasil validasi angket validitas oleh dua orang
validator.
Data yang diperoleh dari hasil validasi angket validitas oleh dua orang
validator
Soal kuis efektivitas peserta didik di validasi oleh satu orang validator.
d. Instrumen validitas
orang validator ahli yang terdiri dari dua orang validator ahli materi,
dua orang validator ahli media, satu orang validator ahli bahasa.
orang validator ahli yaitu satu orang validator materi atau isi, satu
orang validator media, satu orang validator bahasa dan satu orang
STEM proses pembuatan lamang pada materi fisika Suhu, Kalor dan
Termodinamika
tes untuk melihat keterampilan berpikir kritis peserta didik. dari soal
orang peserta didik kelas XI. Sebelum soal tes digunakan pada kelas
a. Reliabilitas Soal
70
sebagai berikut:111
[ ]
2
∑
[ ]
b
k σ
r 11= 1− ………………………..(3.2)
k −1 2
δ
t
Keterangan :
2
∑ = Jumlah Varians skor tiap-tiap item
σb
2
δ
t
= Varians total
b. Daya Pembeda
ditentukan
bawah (JB)
Ba B b
D= − ……………………………………. (3.3)
Ja Jb
Keterangan :
113
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian Edisi Revisi, cetakan ke-7 (Jakarta: Rineka Cipta,
2005).
73
indeks daya beda soal memiliki rentang nilai dengan negatif -1.00
sekali.
benar. Jika banyak subjek peserta tes yang dapat menjawab dengan
benar maka taraf kesukaran tes tersebut tinggi, sebaliknya jika sedikit
menggunakan persamaan :
J
P= ………………………………..(3.4)
B
Keterangan :
Penilaian indeks tingkat kesukaran soal memiliki rentang nilai dari 0 – 1.00
dengan kategori klasifikasi tingkat kesukaran sangat mudah hingga sangat sukar.
Validitas produk yang telah dibuat dapat dilihat dari angket-angket yang
diisi oleh empat validator dan hasil tanya jawab selama proses validasi
2. Tidak Setuju 2
3. Ragu-Ragu 3
4. Setuju 4
5. Sangat Setuju 5
Skor dihitung dengan cara mengalikan jumlah skor responden dengan nilai
bobot. Jumlah skor total dibagi dengan jumlah bobot tertinggi, kemudian
rumus :
X
P= ×100 % …………………………………..(3.5)
Y
Keterangan :
No Kategori Interval
2. Tidak Valid 21 – 40
3. Cukup Valid 41 – 60
4. Valid 61 – 80
yang didapat berada dalam rentang 61 – 80, dan dapat dilanjutkan pada
tahap praktikalitas.
validitas produk
2. Tidak Praktis 2
3. Cukup Praktis 3
4. Tidak Praktis 4
5. Sangat Praktis 5
77
X
P= x 100 % …………………………………..(3.6)
Y
Keterangan :
No Kategori Interval
2. Tidak Praktis 21 – 40
3. Cukup Praktis 41 – 60
4. Praktis 61 – 80
berpikir kritis yang diberikan kepada beberapa orang peserta didik kelas
2. Tidak Praktis 2
3. Cukup Praktis 3
4. Tidak Praktis 4
5. Sangat Praktis 5
X
P= ×100 % ………………………….. (3.7)
Y
Keterangan :
No Kategori Interval
2. Tidak Efektif 21 – 40
3. Cukup Efektif 41 – 60
4. Efektif 61 – 80
Produk yang dikembangkan dikatakan efektif ketika hasil efektifitas berada dalam
rentang 61 – 100. Soal yang digunakan untuk analisis keterampilan berpikir kritis
yang soal pilihan ganda. Setiap soal yang dijawab benar akan mendapatkan skor
62,5 dan jika salah mendapatkan 0. Jika semua soal dijawab dengan benar maka
Jumlah Skor
d. Nilai= x 100
Skor Maksimal
No Kategori Interval
2. Tidak Efektif 21 – 40
3. Cukup Efektif 41 – 60
4. Efektif 61 – 80
DAFTAR PUSTAKA
Agsen Hosanty Billik, Vivi Elvi Rosanti Husin. “Identifikasi Konsep Fisika Pada
Kearifan Lokal Anyaman di Kabupaten Timor Tengah Selatan.” Jurnal
Fisika : Fisika sains dan Aplikasinya Vol.4, no. 2 (Oktober 2019).
Mawan Akhir Riwanto, Wahyu Nuning Budiarti. “Pengembangan Modul
Elektronik (E-modul) Keterampilan Berbahasa dan Sastra Indonesia SD
Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Mahasiswa PGSD.”
Elementary School Vol.8, no. 1 (1 Januari 2021): hlm. 97-104.
Ou Lydia Liu, Amy Shaw. “Thinking Critically About Critical Thinking:
Validating The Russian HEIghte Critical Thinking Assessment.” Studies
In Higher Education 45, no. 9 (1 September 2020).
A. Rusdiana, Elis Ratnawulan. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Pustaka Setia,
2015.
Adriantoni, Syafruddin Nurdin. Kurikulum dan Pembelajaran. Cetakan ke-2.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2016.
Adrienne Traxler. “Networks and Learning : A View From Physics.” Journal of
Learning Analytics Vol. 9, no. 1 (2022).
Agus Setyawan Farzy. “Eksotika Fotografi Makanan pada Masakan Tradisional
Sumatera Barat (The Exotics of Food Photography in Traditional West
81
Nasional Riset dan Inovasi Teknologi (SEMNAS RISTEK) Vol.6, no. 1 (19
Januari 2022): hlm.455.
Dwi Yulianti, Kurnia Ika Pangesti. “Bahan Ajar Berbasis STEM (Science,
Technology, Engineering, and Mathematics) untuk Meningkatkan
Penguasaan Konsep Siswa SMA.” UPEJ Unnes Physics Education
Journal Vol. 6, no. 3 (2017).
Dyah Purboningsih. “Pengembangan Perangkat Pembelajaran dengan Pendekatan
Guided Discovery pada Materi Barisan dan Deret untuk Siswa SMK Kelas
X.” Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika UNY, t.t.
Edward M. Reeve, Zanj K. Every. “Developing Effective STEM Professional
Development Programs.” Journal Of Technology Education 25, no. 1 (t.t.):
hlm. 55-69.
Fenny Roshayanti, Muniroh Munawar. “Implementation of STEM (Science
Technology Engineering Art Mathematics)- Based Early Childhood
Education Learning in Semarang City.” Jurnal Ceria (Cerdas Energik
Responsif Inovatif Adaptif) Vol.2, no. 5 (September 2019).
Filiz Demirci, Cengiz özyürek. “The Effects of Using Concept Cartoons in
Astronomy Subjects on Critical Thinking Skills among Seventh Grade
Student.” International Electronic Journal of Elementary Education Vol.
10, no. 2 (Desember 2017).
Hansi Effendi, Alif Alimin. “Pengembangan Modul Pembelajaran Berbasis
Daring pada Mata Diklat Instalasi Penerangan Listrik Kelas XI di Sekolah
Menegah Kejuruan.” Ranah Research Journal of Multidicsiplinary
Research and Development Vol.2, no. 4 (Agustus 2020).
Igor M. Kopotun. “The Use of Smart Technologies in The Profesional The
Professional Training of Students of The Law Departments for The
Development of Their Critical Thinking.” International Journal of
Learning, Teaching and Educational Research Vol. 19 No. 3 (Maret
2020).
Imas Rosmiati, Ratumanan. Perencancanaan Pembelajaran. Cekatan ke-1.
Depok: PT. Raja Grafindo Persada, 2019.
87