Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM FLUIDA

“SABUN DAN TEGANGAN PERMUKAAN”

OLEH:
Nama : Arina Salsha Bila
Kelas : XI IPA 4
Tugas : Fisika

2020
I. Tujuan Percobaan
Adapun tujuan untuk melakukan percobaan ini adalah untuk mengetahui pengaruh
penambahan sabun dalam air terhadap tegangan permukaan cairan.
II. Kajian Teori
Tegangan permukaan zat cair merupakan kecenderungan permukaan zat cair untuk
menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis. Selain itu, tegangan
permukaan juga diartikan sebagai suatu kemampuan atau kecenderungan zat cair untuk selalu
menuju ke keadaan yang luas permukaannya lebih kecil yaitu permukaan datar atau bulat seperti
bola atau ringkasnya tegangan permukaan didefinisikan sebagai usaha yang membentuk luas
permukaan baru. Dengan sifat tersebut zat cair mampu untuk menahan benda-benda kecil di
permukaannya. Seperti silet, berat silet menyebabkan permukaan zat cair sedikit melengkung ke
bawah tampak silet itu berada. Lengkungan itu memperluas permukaan zat cair namun zat cair
dengan tegangan permukaannya berusaha mempertahankan luas permukaan-nya sekecil mungkin.
Tegangan permukaan merupakan fenomena menarik yang terjadi pada zat cair (fluida) yang
berada dalam keadaan diam (statis). Tegangan permukaan didefinisikan sebagai gaya F persatuan
panjang L yang bekerja tegak lurus pada setiap garis di permukaan fluida.

Keterangan : ɣ = tegangan permukaan (N/m)


F = Gaya (Newton)
L = Panjang permukaan selaput fluida (m)

Molekul biasanya saling tarik-menarik. Di bagian dalam cairan, setiap molekul cairan
dikelilingi oleh molekul-molekul cairan di samping dan di bawah. Di bagian atas tidak ada molekul
cairan lainnya karena molekul cairan tarik-menarik satu dengan yang lainnya, maka terdapat gaya
total yang besarnya nol pada molekul yang berada di bagian dalam caian. Sebaliknya molekul
cairan yang terletak di permukaan di tarik oleh molekul cairan yang berada di samping dan
bawahnya. Akibatnya, pada permukaan cairan terdapat gaya total yang berarah ke bawah karena
adanya gaya total yang arahnya ke bawah, maka cairan yang terletak di permukaan cenderung
memperkecil luas permukaannya dengan menyusut sekuat mungkin. Hal ini yang menyebabkan
lapisan cairan pada permukaan seolah-olah tertutup oleh selaput elastis yang tipis. Peristiwa ini
dikenal dengan tegangan permukaan.
Sumber: http://hyperphysics.phy-astr.gsu.edu/
Gambar 2.1 Teori molekul mengenai tegangan permukaan, menunjukkan gaya –gaya tarik (hanya)
pada molekul di permukaan, dan pada satu molekul jauh di kedalaman zat cair

Besarnya tegangan permukaan cairan bergantung pada gaya tarik antara molekul-molekulnya.
Ketika gaya tarik besar, seperti dengan H2O, tegangan permukaan besar. Sebaliknya, cairan seperti
bensin yang tersusun atas molekul-molekul non polar mempunyai tegangan permukaan yang kecil
karena tarikan antar molekul lebih lemah.
Zat yang tegangan permukaannya rendah sangat mudah membasahi permukaan. Pelarut
hidrokarbon, misalnya nafta atau bensin, menyebar pada kaca maupun permukaan berminyak
dengan mudah, sebab tarikan sesama molekul hidrokarbon sangat lemah. Hampir tidak ada usaha
untuk memperluas permukaan cairan, akibatnya mereka mudah menyebar pada permukaan apapun
(Brady, 1994).
Sebagai contoh misalnya raksa (Hg) dengan bentuk permukaannya cembung di dalam pipa,
nyamuk dapat hinggap di permukaan air tanpa tercelup kakinya, silet yang masih baru dapat
terapung di permukaan air dan sebuah pipa yang dicelupkan ke dalam larutan sabun jika ditiup
dapat menghasilkan sebuah gelembung seperti balon. Semua contoh itu menunjukkan bahwa
permukaan zat cair memiliki kemampuan tertentu untuk menahan gaya yang bekerja pada
permukaannya, oleh sebab itu dikatakan bahwa zat cair memiliki tegangan permukaan. Setiap zat
cair yang berbeda memiliki tegangan permukaan yang berbeda pula, sehingga tegangan permukaan
merupakan salah satu sifat fisis yang merupakan ciri khas suatu zat cair.

Untuk memahami rumus tegangan permukaan dapat ditunjukkan oleh kawat loop pengukur
tegangan permukaan yang berisi lapisan tipis zat cair. Dengan adanya tegangan permukaan,
dibutuhkan gaya F untuk menarik kawat yang bisa digerakkan dan dengan demikian menambah
luas permukaan zat cair. Zat cair yang beradda di dalam peralatan merupakan lapisan tipis yang
mempunyai permukaan atas dan bawah. Dengan demikian panjang permukaan yang ditambah
adalah 2l, dan tegangan permukaan adalah

Peralatan kecil seperti ini dapat digunakan untuk mengukur tegangan permukaan zat cair. Tegangan
permukaan air adalah 0,072 N/m pada suhu 20ºC.
Sumber: http://duniafisikaasyik.files.wordpress.com/
Gambar 2.2 Tegangan permukaan zat cair

Tegangan permukaan terjadi karena permukaan zat cair cenderung untuk menegang sehingga
permukaannya tampak seperti selaput tipis. Hal ini dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi antara
molekul air. Pada zat cair yang adhesi berlaku bahwa besar gaya kohesinya lebih kecil dari pada
gaya adhesinya dan pada zat yang non-adhesi berlaku sebaliknya. Adanya sudut kontak yang
dibentuk oleh permukaan zat cair yang dekat dengan dinding timbul akibat adanya gaya tarik-
menarik antara zat yang sama (gaya kohesi) dan gaya tarik menarik antara molekul zat yang
berbeda (gaya adhesi).

Sumber: http://rumushitung.com/
Gambar 2.3 Gaya adhesi dan kohesi pada air

Di bawah ini merupakan tabel tegangan permukaan beberapa zat.


Tabel 2.1 Tegangan Permukaan Beberapa Zat
Zat Suhu ( oC ) Tegangan Permukaan ( N/m )
Air raksa 20 0,44
Darah, utuh 37 0,058
Darah, plasma 37 0,073
Alkohol, ethyl 20 0,023
0 0,076
Air 20 0,072
100 0,059
Benzena 20 0,029
Larutan sabun 20 0,025
Oksigen -193 0,016
Sabun dan detergen mempunyai efek menurunkan tegangan permukaan cairan. Hal ini
dimaksudkan untuk mencuci dan membersihkan karena tegangan permukaan air yang tinggi
mencegahnya masuk dengan mudah di antara serat-serat materi dan lekuk-lekuk yang terkecil. Zat-
zat yang berfungsi memperkecil tegangan permukaan cairan disebut surfaktan (Giancoli, 2000).
Surfaktan dapat menurunkan tegangan permukaan air dengan mematahkan ikatan-ikatan hidrogen
pada permukaan. Hal ini dilakukan dengan menaruh kepala hidrofiliknya pada permukaan air
dengan ekor hidrofobiknya terbentang menjauhi permukaan air (Soekardjo, 1990).

III. Kegiatan Percobaan


A. Alat dan Bahan
1. Benang 1 buah
2. Gelas 2 buah
3. Detergen liquid 1 Sachet
4. Tusuk Gigi 1 buah
5. Air secukupnya

B. Langkah Percobaan
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam percobaan.
2. Isi gelas dengan air mineral.
3. Letakkan benang diatas air mineral dengan hati-hati.
4. Amati yang terjadi pada benang dan catat dalam tabel.
5. Ulangi percobaan dengan mengganti dengan menambahkan detergen pada air mineral
yang telah ditaruh benang dengan hati-hati.
6. Ulangi langkah 1 sampai 5 untuk benda yang berbeda yaitu tusuk gigi

IV. Data Percobaan

1. Percobaan Pertama
Hasil Percobaan
Percobaan Terapung/tenggelam/melayang
Benda Keterangan
Ke-
Air Mineral Air Detergen
1. Benang Terapung Tenggelam Bentuk benang saat ditambahkan
detergen sama seperti saat didalam air
mineral, lalu perlahan tenggelam
kedasar gelas

2. Benang Terapung Tenggelam Bentuk benang saat ditambahkan


detergen sama seperti saat didalam air
mineral, lalu perlahan tenggelam
kedasar gelas

3. Benang Terapung Tenggelam Bentuk benang saat ditambahkan


detergen sama seperti saat didalam air
mineral, lalu perlahan tenggelam
kedasar gelas

4. Benang Terapung Tenggelam Bentuk benang saat ditambahkan


detergen sama seperti saat didalam air
mineral, lalu perlahan tenggelam
kedasar gelas

2. Percobaan kedua
Hasil Percobaan
Percobaan Terapung/tenggelam/melayang
Benda Keterangan
Ke-
Air Mineral Air Detergen
1. Tusuk gigi Terapung Tenggelam Tusuk gigi perlahan tenggelam kedasar
gelas saat ditambahkan sedikit demi
sedikit detergen

2. Tusuk gigi Terapung Tenggelam Tusuk gigi perlahan tenggelam kedasar


gelas saat ditambahkan sedikit demi
sedikit detergen

3. Tusuk gigi Terapung Tenggelam Tusuk gigi perlahan tenggelam kedasar


gelas saat ditambahkan sedikit demi
sedikit detergen

4. Tusuk gigi Terapung Tenggelam Tusuk gigi perlahan tenggelam kedasar


gelas saat ditambahkan sedikit demi
sedikit detergen

V. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa data yang kami peroleh
melalui percobaan sama dengan teori mengenai tegangan permukaan yaitu semakin banyak deterjen
yang ditambahkan maka benang dan tusuk gigi akan turun atau tenggelam ke dasar gelas

DAFTAR PUSTAKA

Atkins, P. W. 1994. Kimia Fisik edisi ke-4 jilid 1. Jakarta: Erlangga.


Figura, L.O & Teixeira, A. 2007. Food Physics. New York: Springer.
Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Gunawan, Wawan. 2013. Laporan Praktikum Kimia Fisika “Tegangan Permukaan”. Bogor:
Sekolah Tinggi Teknologi Industri dan Farmasi.
Kanginan, Marthen. 2006. Fisika untuk SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Okiishi, Theodore. H. 2003. Mekanika Fluida Edisi Keempat Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Lampiran

Dokumentasi saat percobaan pertama

Dokumentasi saat percobaan kedua

Anda mungkin juga menyukai