Tegangan Permukaan
A. Analisis Tegangan Permukaan
Tegangan permukaan zat cair adalah kecenderungan permukaan zat cair
untuk menegang sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan
elastis. Tegangan permukaan zat cair dapat dijelaskan dengan meninjau gaya yang
di alami oleh partikel zat cair berdekatan maka gaya tarik-menariknya besar.
Sebaliknya apabila dua pertikel itu berjauhan maka gaya tarik-menariknya kecil
dengan demikian dapat dikatakan bahwa tiap-tiap partikel hanya ditarik oleh
partikel-partikeldi sekelilingnya. Pada dasarnya, tegangan permukaan zat cair
didefinisikan sebagai besarnya gaya yang di alami oleh tiap satuan panjang pada
permukaan zat cair.
Tegangan permukaan zat cair terjadi karena adanya kohesi, yaitu gaya
tarik menarik antarpartikel sejenis. Contoh yang menggambarkan adanya
tegangan permukaan adalah balon yang terbuat dari sabun. Anda bisa
membuktikannya dengan cara mencelupkan tangan Anda ke dalam air sabun
tersebut, lalu buatlah lingkaran dengan jari jempol dan telunjuk Anda, maka akan
terlihat air sabun yang membentuk bidang datar.
Jika
dapat ditentukan
dengan
dan berat
1.
2,
.( 1 )
Oleh karena sisi kawat yang kontak dengan permukaan air ada dua sisi,
sisi luar
kawat total yang kontak dengan air sepanjang 2 sehingga tegangan permukaan
pada larutan sabun adalah.
.( 2 )
Keterangan:
= tegangan permukan (N/m), dapat dianggap sebagai gaya setiap satuan
panjang.
panjang kawat (m)
Jika s adalah perpindahan kawat, persamaan di atas dapat di tulis sebagai berikut.
.( 3 )
Jadi, tegangan permukaan dapat pula diartikan sebagai usaha setiap satuan
luas, dan satuannya adalah joule/m2 (J/m2).
Beberapa nilai tegangan permukaan dari berbagai zat cair terlihat dalam tabel
berikut ini:
Tabel 1. Daftar Harga Tegangan Permukaan
Zat Cair
Suhu (0C)
Tegangan Permukaan
Alkohoh, ethyl
20
(N/m)
0,022
Darah
37
0,058
20
0,45
Larutan detergen
20
0,025
Air
0,076
Air
20
0,073
Air
100
0,059
Aseton
20
0,024
Gliserin
20
0,063
Air Sabun
20
0,025
Benzena
20
0,030
Helium
-269
0,0012
Karbon Tertrakloria
20
0,027
Minyak Zaitun
20
0,032
Neon
-247
0,0051
Oksigen
-193
0,016
Pada umumnya permukaan zat cair tergantung terhadap suhunya seperti tabel di
bawah ini menunjukan nilai tegangan permukaan zat cair, pada umumnya
tegangan berkurang jika suhu naik.
Tabel 2. Tegangan Permukaan pada beberapa suhu
Dalam tabel tersebut nampak bahwa suhu sangat menentukan besar kecilnya
tegangan permukaan, semakin tinggi suhu semakin kecil harga tegangan
permukaannya. Pengaruh suhu mengakibatkan mudahnya molekul-molekul zat
cair bergerak. Air sabun menunjukkan tegangan yang lebih kecil daripada air
murni. Ini sebabnya mengapa sabun mudah membersihkan kotoran yang
menempel pada pakaian atau benda lain.
B. Penerapan Tegangan Permukaan
Penerapan tegangan permukaan air berbuhungan dengan kemampuan air
membasahi benda. Makin kecil tegangan permukaan air, makin baik kemampuan
air untuk membasahi benda, dan ini berarti kotoran-kotoran pada benda lebih
mudah larut dalam air. Prinsip inilah yang banyak dimanfaatkan dalam kehidupan
fisika sehari-hari.
Mencuci dengan air panas lebih mudah dan menghasilkan cucian yang
lebih bersih. Tegangan permukaan air dipengaruhi oleh suhu. Makin tinggi suhu
air, makin kecil tegangan permukaan air, dan ini berarti makin baik kemampun air
untuk membasahi benda. Karena itu, mencuci dengan air panas menyebabkan
kotoran pada pakaian lebih mudah larut dan cucian menjadi lebih bersih.
(a)
(b)
Gambar 5. (Sumber: Ensiklopedi Indonesia seri Fauna Serangga, 1996)
Gambar (a): seekor serangga dapat hinggap di atas permukaan air dan tidak
tenggelam
Gambar (b): sebuah silet yang diletakkan secara perlahan-lahan di atas permukaan
air dapat terapung.
Jika kita amati contoh-contoh di atas ternyata permukaan air tertekan ke bawah
karena berat silet atau nyamuk.
Sering terlihat peristiwa-peristiwa alam yang tidak diperhatikan dengan
teliti, misalnya tetes-tetes zat cair pada pipa kran yang bukan sebagai suatu aliran,
mainan gelembung-gelembung sabun, gelembung-gelembung air pada sarang
laba-laba, pisau silet yang diletakkan perlahan-lahan di atas permukaan air yang
terapung, atau naiknya air pada pipa kapiler.
Gambar 7. Sebuah gelang kawat yang dipasang benang ke dalam larutan sabun
(a) Gelang kawat dengan bentangan benang di tengahnya ketika dimasukkan ke
dalam larutan sabun.
(b) Setelah gelang kawat dicelupkan ke dalam larutan sabun, benang menjadi
teregang dan membentuk lingkaran.
Gambar 7 (b) menunjukkan bahwa permukaan zat cair dapat dianggap berada
dalam keadaan tegang sehingga zat-zat pada kedua sisi garis saling tarik-menarik.
10
2. KAPILARITAS
A. Meniskus Cembung dan Meniskus Cekung
Peristiwa air membasahi dinding, atau raksa tidak membasahi dinding
dapat dijelaskan dengan memperhatikan gaya tarik-menarik antarpartikel. Gaya
tarik-menarik antarpartikel sejenis disebut kohesi, sedangkan gaya tarik- menarik
antarpartikel tidak sejenis disebut adhesi. Air membasahi dinding kaca karena
adanya gaya kohesi antarpartikel air yang lebih kecil daripada gaya adhesi antara
partikel air dan partikel dinding kaca. Sedangkan, raksa memiliki gaya kohesi
lebih besar daripada gaya adhesinya dengan dinding kaca sehingga tidak
membasahi dinding kaca. Gaya adhesi air yang lebih besar dari kohesinya
menyebabkan permukaan air berbentuk meniscus cekung, sedangkan gaya kohesi
raksa lebih besar dari gaya adhesinya sehingga menyebabkan permukaan raksa
berbentuk meniskus cembung. Jika zat cair dimasukkan ke dalam suatu pipa
kapiler, permukaan zat cair tersebut akan melengkung. Permukaan melengkung
zat cair di dalam pipa disebut meniskus.
Contoh gaya adhesi adalah tetesan air pada permukaan kaca yang lama
lama akan meluas. Hal tersebut terjadi karena gaya adhesi partikel-partikel kaca
dan air lebih besar daripada gaya kohesi. Berbeda dengan air, jika raksa diteteskan
pada permukaan kaca maka raksa tersebut akan menggumpal, penggumpalan
raksa terjadi karena gaya kohesi leih besar daripada gaya adhesinya.Akibat
fenomena tersebut, jika kedua cairan terseut dimasukkan ke dalam tabung kaca,
akan terlihat seperti pada gambar 4. Diketahui Fk adalah gaya kohesi dan FA adalah
gaya adhesi. Gambar 8(a) menunjukkan meniskus cekung yang terjadi karena
gaya adhesi lebih besar daripada gaya kohesi. Adapun gambar 4(b) merupakan
meniskus cembung.yang terjadi karena gaya kohesi yang lebih besar daripada
gaya adhesi. Sudut kontak pada meniskus cekung adalah sudut lancip (<90 ).
Sebaliknya sudut kontak pada meniskus cembung adalah sudut tumpul (>90).
Sudut kontak () antara zat cair dengan dinding adalah sudut antara
permukaan zat cair dengan permukaan dinding pada titik persentuhan zat cair
dengan dinding. Jika suatu zat cair membasahi dinding pipa, sudut kontaknya
kurang dari 90 dan zat cair itu naik hingga mencapai tinggi kesetimbangan. Zat
pencemar yang ditambahkan pada zat cair akan mengubah sudut kontak itu,
misalnya detergent mengubah sudut kontak yang besarnya lebih dari 90 menjadi
lebih kecil dari 90. Sebaliknya, zat-zat yang membuat kain tahan air (waterproof)
menyebabkan sudut kontak air dengan kain menjadi lebih besar dari 90. Berikut
beberapa nilai sudut kontak antara zat cair dan dinding pipa kapilernya.
Tabel 3. Sudut Kontak Beberapa Zat cair
12
13
B. Gejala Kapilaritas
Kapilaritas adalah peristiwa naik turunnya zat cair di dalam pipa kapiler
(pipa kapiler). Gejala ini disebabkan oleh gaya kohesi dari tegangan permukaan
dan gaya antara zat cair dan tabung kaca (pipa kapiler). Alat yang dapat digunakan
untuk mengamati gejala kapilaritas adalah pipa kapiler. Kapiler berasal dari
bahasa latin yang berarti seperti rambut (pembuluh darah yang kecil juga disebut
kapillari).
(a)
(b)
Gambar 10. Gejala Kapilaritas, disebabkan gaya kohesi dan gaya adhesi.
Jika pipa kapiler dimasukkan ke dalam tabung yang berisi air, permukaan
air di dalam pipa akan naik seperti terlihat pada gambar 10 (a) Akan tetapi, jika
pipa kapiler dimasukkan ke dalam tabung raksa, permukaan raksa di dalam tabung
tersebut akan turun.
14
aksi-reaksi, pipa akan melakukan gaya yang sama besar pada zat cair, tetapi dalam
arah berlawanan. Gaya inilah yang menyebabkan zat cair naik.
15
Zat cair berhenti naik (keadaan seimbang) ketika berat kolom zat cair yang
naik sama dengan komponen gaya ke atas yang dikerjakan pada zat cair dari gaya
adhesi sehubungan dengan tegangan permukaan (w = F y) karena komponen gaya
vertikal yang menarik zat cair sehingga naik setinggi h adalah F = ( cos )( 2
R ) = 2 R cos . Maka, apabila nilai F y anda ganti dengan R2 h g, maka
persamaannya menjadi seperti berikut.
w = Fy ...........................................................(8)
r2 y g = 2 r cos ...(9)
Sehingga diperoleh tinggi zat cair di dalam pipa kapiler, yaitu:
...(10)
Keterangan:
y = kenaikan / penurunan zat cair dalam pipa (m)
= tegangan permukaan dalam pipa kapiler (N/m)
= sudut kontak (o)
= massa jenis zat cair (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
r = jari-jari pipa kapiler (m)
Untuk zat cair meniskus cekung (misalnya air), sudut kontak adalah lancip.
Nilai cos pada persamaan bernilai positif, sehingga y bernilai positif, dan ini
berarti zat cair naik.
Untuk zat cair meniskus cembung (misalnya raksa) sudut kontak adalah
tumpul. Nilai cos pada persamaan bernilai negatif. Sehingga y bernilai
negatif. Dan ini berarti zat cair turun.
16
2)
Bentuk permukaan zat cair dalam pipa kapiler cekung (minikus cekung)
3)
4)
17
1)
2)
3)
4)
19