Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

”HUKUM HOOKE DAN ELASTISITAS”

KELOMPOK 1

NAMA: Nurul Isnaini

GURU PEMBIMBING: Yusri Budiyati, S.Pd

MAN 2 BANDAR LAMPUNG

TP 2019/2020
KATA PENGANTAR

Assalamua’laikum Wr. Wb

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan laporan ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW
yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan
pembuatan laporan praktikum sebagai tugas Fisika dengan judul,”HUKUM HOOKE
DAN ELASTISITAS”

Kami tentu menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya laporan ini nantinya dapat menjadi
laporan yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada laporan ini
kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada guru Fisika
kami yang telah membimbing dalam praktikum utnuk laporan penelitian ini.

Demikian, semoga laporan ini dapat bermanfaat. Terima kasih.


I. JUDUL
Hukum Hooke dan Elastisitas

II. TUJUAN
1. Menentukan hubungan antara gaya yang bekerja pada pegas dengan
pertambahan panjang pegas
2. Menentukan konstanta pegas

III. LANDASAN TEORI


 Elastisitas Fisika

Dalam fisika, elastisitas (dari Yunani ἐλαστός "ductible") adalah kecenderungan bahan
padat untuk kembali ke bentuk aslinya setelah terdeformasi. Benda padat akan mengalami
deformasi ketika gaya diaplikasikan padanya. Jika bahan tersebut elastis, benda tersebut
akan kembali ke bentuk dan ukuran awalnya ketika gaya dihilangkan.

Alasan fisika untuk perilaku elastis bisa sangat berbeda untuk bahan yang berbeda.
Dalam logam, kisi (lattice) atom berubah ukuran dan bentuk ketika kerja diaplikasikan
(energi ditambahkan) pada sistem). Ketika gaya dihilangkan, kisi-kisi kembali ke keadaan
energi asli yang lebih rendah. Untuk karet dan polimer lain, elastisitas disebabkan oleh
peregangan rantai polimer ketika kerja diterapkan.

Elastisitas sempurna hanya merupakan perkiraan dari yang sebenarnya dan beberapa
bahan tetap murni elastis bahkan setelah deformasi yang sangat kecil. Dalam rekayasa,
jumlah elastisitas suatu material ditentukan oleh dua jenis parameter material. Jenis
pertama parameter material disebut modulus yang mengukur jumlah gaya per satuan luas
(stress) yang diperlukan untuk mencapai sejumlah deformasi tertentu. Satuan modulus
adalah pascal (Pa) atau pon gaya per inci persegi (psi, juga lbf/in 2). Modulus yang lebih
tinggi biasanya menunjukkan bahwa bahan tersebut sulit untuk mengalami deformasi. Tipe
kedua parameter mengukur batas elastis. Batas dapat menjadi stres luar di mana materi
tidak lagi elastis atau deformasi luar di mana elastisitas hilang.

Ketika menggambarkan elastisitas relatif dari dua bahan, baik modulus dan batas
elastis harus diperhitungkan. Karet biasanya memiliki modulus rendah dan cenderung
untuk meregang jauh (yaitu, mereka memiliki batas elastis tinggi) dan tampak lebih elastis
daripada logam (modulus tinggi dan batas elastis rendah) dalam kehidupan sehari-hari.
Dari dua bahan karet dengan batas elastis yang sama, satu dengan modulus yang lebih
rendah akan tampak lebih elastis.

a. Tegangan (δ)

Tegangan adalah besamya gaya yang bekerja pada suatu benda pada luas penampang
tertentu. Secara matematis, tegangan dirumuskan sebagai berikut.

b. Regangan (e)

Regangan adalah perubahan relatif ukuran benda yang mengalami tegangan. Regangan
dihitung dengan cara membanding- kan pertambahan panjang suatu benda terhadap
panjang awalnya. Secara matematis, regangan dirumuskan sebagai berikut.

c. Modulus Elastisits (Modulus Young)

Modulus Young adalah besamya gaya yang bekerja pada luas penampang tertentu
untuk meregangkan benda. Dengan kata lain, mddulus Young merupakan perbandingan
antara tegangan dan regangan pada benda. Nilai modulus Young menunjukkan tingkat
elastisitas suatu benda. Semakin besar nilai modulus Young, semakin besar pula tegangan
yang diperlukan untuk meregangkan benda. Modulus Young dirumuskan sebagai berikut.

d. Batas Elastis

Sifat elastisitas benda memiliki batas sampai pada suatu besar gaya tertentu. Apabila
gaya yang diberikan lebih kecil daripada batas elastisitas, benda akan kembali ke bentuk
semula ketika gaya tersebut dihilangkan. Akan tetapi, apabila gaya yang diberikan lebih
besar daripada batas elastisitas benda, benda tidak dapat kembali ke bentuk sem,ula. Benda
secara permanen berubah bentuk.

 Elastisitas pada Pegas

a. Pengertian Hukum Hooke

Hukum Hooke dan elastisitas adalah dua istilah yang saling berkaitan. Untuk
memahami arti kata elastisitas, banyak orang menganalogikan istilah tersebut dengan
benda-benda yang terbuat dari karet, walaupun pada dasarnya tidak semua benda dengan
bahan dasar karet bersifat elastis.

b. Bunyi Hukum Hooke

Hukum Hooke berbunyi bahwa “besarnya gaya yang bekerja pada benda sebanding
dengan pertambahan panjang bendanya”. Tentu hal ini berlaku pada benda yang elastis
(dapat merenggang).

F=k.x

Keterangan :

F =gaya yang bekerja pada pegas (N)


k = konstanta pegas (N/m)
x = pertambahan panjang pegas (m)

c. Contoh Penerapan Hukum Hooke

 Alat pengukur percepatan gravitasi bumi


 Jam yang memakai peer sebagai pengatur waktu
 Jam kasa atau kronometer yang dimanfaatkan untuk menentukan garis atau
kedudukan kapal yang berada di laut
 Sambungan tongkat-tongkat persneling kendaraan baik sepeda motor maupun
mobil
 Ayunan pegas

IV. ALAT DAN BAHAN


1. Satu buah pegas
2. Satu buah karet gelang
3. Satu buah karet pèntil
4. Anak timbangan dengan massa berbeda
5. Mistar
6. Statif

V. SKEMA GAMBAR

VI. LANGKAH KERJA


1. Gantunglah pegas pada statif seperti pada gambar di atas.
2. Ukurlah pegas sebelum diberi beban sebagai panjang mula-mula (L₀).
3. Gantungkan anak timbangan 50g pada pegas, kemudian ukurlah panjang pegas
ketika beban masih tergantung (L) dan beban tidak bergerak lagi. Dalam hal
ini, beban yang digantung berperan sebagai gaya (F) yang bekerja pada pegas.
4. Ukurlah pertambahan panjang pegas (ΔL= L - L₀).
Ulangilah langkah 3 dengan mengganti anak timbangan menjadi 100g, 150g,
dan 200g.
5. Ulangilah langkah 1 sampai 4 dengan menggunakan karet gelang dan karet
pèntil.

VII. DATA HASIL PENGAMATAN


a) Pegas
NO Massa Berat L₀ L (ΔL= L - L₀).
Beban (m) Beban (F)
1. 50 gr = 0,5 N 16 cm 20,5 cm 0,205 m – 0,16
0,05 kg = 0,16 m = 0,205 m m = 0,045 m
2. 100 gr = 1N 16 cm 28,5 cm = 0,285 m – 0,16
0,1 kg = 0,16 m 0,285 m m = 0,125 m
3. 150 gr = 1,5 N 16 cm 37 cm/ 0,37 m – 0,16
0,15 kg = 0,16 m 0,37 m m = 0,21 m
4. 200 g = 0,2 2N 16 cm 46,5 cm = 0,465 m – 0,16
kg = 0,16 m 0,465 m m = 0,305 m

b) Karet Gelang
NO Massa Berat L₀ L (ΔL= L - L₀).
Beban (m) Beban (F)
1. 50 gr = 0,5 N 6 cm 7 cm = 0,07 m – 0,06
0,05 kg = 0,06 m 0,07 m m = 0,01 m
2. 100 gr = 1N 6 cm 9,5 cm = 0,096 m – 0,06
0,1 kg = 0,06 m 0, 095 m m = 0,036 m
3. 150 gr = 1,5 N 6 cm 11,5 cm = 0,115 m – 0,06
0,15 kg = 0,06 m 0,115 m m = 0,055 m
4. 200 g = 0,2 2N 6 cm 15 cm = 0,15 m – 0,06
kg = 0,06 m 0,15 m m = 0,09 m

c) Karet Pèntil
NO Massa Berat L₀ L (ΔL= L - L₀).
Beban (m) Beban (F)
1. 50 gr = 0,5 N 24 cm 26 cm = 0,26 m – 0,24
0,05 kg = 0,24 m 0,26 m m = 0,02 m
2. 100 gr = 1N 24 cm 28 cm = 0,28 m – 0,24
0,1 kg = 0,24 m 0,28 m m = 0,04 m
3. 150 gr = 1,5 N 24 cm 32 cm = 0,32 m – 0,24
0,15 kg = 0,24 m 0,32 m m = 0,08 m
4. 200 g = 0,2 2N 24 cm 35 cm = 0,35 m – 0,24
kg = 0,24 m 0,35 m m = 0,11 m

VIII. PERTANYAAN DAN TUGAS


1. Bagaimanakah pengaruh berat beban (F) terhadap pertambahan panjang pegas?
2. Bagaimana hubungan antara berat beban (F) dengan pertambahan panjang
pegas, karet gelang, dan karet pèntil (ΔL)?
3. Buatlah grafik hubungan antara berat beban (F) dengan pertambahan panjang
(ΔL)!

Grafik Pegas
2.5

1.5
F (N)

0.5

0
0.045 0.125 0.21 0.305
ΔL (m)

Grafik Karet Gelang


2.5

1.5
F (N)

0.5

0
0.01 0.035 0.055 0.09
ΔL (m)
Grafik Karet Pèntil
2.5

1.5
F (N)

0.5

0
0.02 0.04 0.08 0.011
∆L (m)

4. Berbentuk apakah grafik hubungan antara berat beban dengan pertambahan


panjang pegas?
5. Berdasarkan grafik yang Anda buat, konstanta pegas ditunjukkan oleh
kemiringan (gradient) grafik. Hitunglah konstanta pegas yang kalian gunakan!

IX. KESIMPULAN
X. DAFTAR PUSTAKA
Sunardi, Paramitha Retne P., Andreas B Darmawan. 2016. Fisika untuk SMA/MA
Kelas XI. Bandung: Penerbit Yrama Widya
https://id.wikipedia.org/wiki/Elastisitas_(fisika)

Anda mungkin juga menyukai