Anda di halaman 1dari 20

MODUL PRAKTIKUM

FISIKA DASAR
Semester Gasal 2021/2022
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
BANGKALAN
2022

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan berkah-Nya sehingga Praktikum Fisika Dasar untuk
Program Studi Teknologi Industri Pertanian ini dapat diselesaikan. Penuntun
ini disusun untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa sebagai panduan dalam
melaksanakan praktikum mata kuliah fisika dasar pada Program Studi
Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo
Madura. Materi yang dipelajari dalam melaksanakan praktikum ini
berdasarkan mata kuliah yang telah ditempuh sebelumnya, yaitu Fisika Dasar.
Pembahasan pada modul ini meliputi Pengukuran, Bandul matematis, Gerak
lurus beraturan (GLB), dan Gerak jatuh bebas. Penyusun menyadari bahwa
modul ini masih jauh dari sempurna sehingga segala bentuk masukan yang
kontruktif sangat diharapkan dalam pengembangan dan perbaikan modul
praktikum fisika dasar ini di masa yang akan datang. Akhir kata semoga buku
ini bermanfaat dan penyusun menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian buku penuntun ini.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bangkalan, September
2022
Tim Penyusun

DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
FORMAT LAPORAN 4
ACARA 1 6
ACARA 2 9
ACARA 3 14
ACARA 4 16
FORMAT LAPORAN

A. Abstrak
a. Berisi deskripsi percobaan, tujuan, metode singkat, hasil,
kesimpulan, dan faktor dalam percobaan
b. Kata kunci (minimal 3 kata kunci)
B. Kajian Pustaka
a. Mengutip dari :
Jurnal minimal 5 tahun terakhir (2017)
Buku minimal 10 tahun terakhir (2012)
C. Metode Penelitian
a. Waktu dan Tempat (Hari/tanggal dan Tempat)
b. Alat dan Bahan
c. Flowchart atau Prosedur kerja (Mengikuti Panduan)
D. Hasil dan Pembahasan
a. Hasil Pengamatan (dalam bentuk tabel)
b. Perhitungan manual
c. Analisis hasil
E. Kesimpulan
a. Awali dengan prakata
b. Kesimpulan menjawab tujuan praktikum
F. Daftar Pustaka
Contoh penulisan daftar pustaka,
Jurnal
*Aini, N. 2020. Pengembangan Produk Wedang Pokak terhadap Minat
Konsumen. Jurnal Teknologi Pangan. 1 (2): 1-20.
*Aini, N. dan Evita, M. 2020. Pengembangan Produk Wedang Pokak
terhadap Minat Konsumen. Jurnal Teknologi Pangan. 1 (2): 1-20.
*Aini, N., Evita, M. dan Setyawan, E. 2020. Pengembangan Produk
Wedang Pokak terhadap Minat Konsumen. Jurnal Teknologi
Pangan. 1 (2): 1-20.
Buku
*Aini, N. 2020. Pengembangan Produk Wedang Pokak terhadap Minat
Konsumen. Bangkalan : TIP Prss.
G. Pertanyaan Ulang
a. Soal
b. Jawaban
H. Lampiran
a. Dokumentasi pada saat percobaan (berikan keterangan gambar)
ACARA 1
PENGUKURAN

A. TUJUAN
a. Memahami cara menggunakan alat ukur panjang jangka sorong
dan mikrometer sekrup
b. Memahami cara pengukuran panjang menggunakan jangka sorong
dan mikrometer sekrup
B. ALAT DAN BAHAN
a. Jangka sorong 1 Buah
b. Mikrometer sekrup 1 Buah
c. Pemggaris 1 Buah
d. Kelereng 1 Buah
e. Kaca 1 Buah
C. DASAR TEORI
Pengukuran merupakan suatu proses guna mendapatkan data
hasil ukur suatu besaran fisis tertentu. Proses yang dilakukan untuk
mendapat data hasil ukur adalah dengan mengukur. Mengukur adalah
menentukan suatu besaran fisis dari suatu benda dengan cara
membandingkan besaran itu dengan besaran satuan standar (alat
ukur). Cara bagaimana mengukur diperlukan suatu satuan standar dan
aturan yang jelas. Contoh mengukur panjang, dilakukan dengan cara
meletakkan alat ukur panjang disebelah/pada benda yang akan diukur.
Ujung awal dan ujung akhir alat ukur pada posisi yang sama dengan
benda.

Gambar 1. Jangka Sorong


Jangka sorong merupakan alat ukur yang dapat digunakan
untuk mengukur dimensi, ketebalan, jari-jari atau diameter. Jangka
sorong terdiri dari rahang tetap dan rahang sorong. Pada rahang tetap
terdapat skala utama, sedangkan pada rahang sorong (rahang yang
dapat digeser-geser) terdapat skala nonius. Ketelitian jangka sorong
adalah 1 dibanding jumlah skala nonius. Cara membaca jangka sorong
yaitu, pertama menentukan skala utamanya, yang kedua adalah
menentukan skala noniusnya. Nilai dari skala nonius adalah angka
pada rahang sorong yang berhimpit dengan skala utama, kemudian
angka tersebut dikalikan dengan ketelitianya, yang terakhir ukur
panjang benda yang dapat diukur dengan cara :
Hasil Pengukuran = skala utama + skala nonius.

Gambar 2. Mikrometer Sekrup

Mikrometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur


dimensi benda yang sangat tipis. Seperti halnya jangka sorong
mikrometer juga terdiri dari rahang tetap dan rahang sorong. Cara
membaca hasil pengukuran dengan menggunakan mikrometer sekrup
yaitu pertama, menentukan skala utamanya, kemudian menentukan
skala noniusnya. Nilai dari skala nonius adalah angka pada skala putar
yang berhimpit dengan skala utama, kemudian angka tersebut
dikalikan dengan ketelitiannya, terakhir mengukur panjang pengukuran
mikrometer sekrup yang apat dihitung dengan perhitungan, yaitu :

Hasil Pengukuran = skala utama + skala nonius.

D. PROSEDUR PERCOBAAN
a. Jangka sorong
1. Menyiapkan jangka sorong yang akan digunakan
2. Menyiapkan kaca yang akan diukur panjangnya
3. Melakukan pengukuran
4. Mengulangi pengukuran sebanyak 3 kali
5. Mencatat hasil percobaan pada tabel hasil pengamatan
b. Mikrometer sekrup
1. Menyiapkan mikrometer sekrup yang akan digunakan
2. Menyiapkan kelereng yang akan diukur ketebalannya
3. Melakukan pengukuran
4. Mengulangi pengukuran sebanyak 3 kali
5. Mencatat hasil percobaan pada tabel hasil pengamatan
E. DATA HASIL PENGAMATAN
Tabel pengukuran menggunakan jangka sorong
Hasil Konversi Satuan
Skala Skala
Pengukuran Ke- Pengukuran
Utama Nonius (cm) (m)
(mm)
1
2
3
Rata-rata
Tabel pengukuran menggunakan mikrometer sekrup
Hasil Konversi Satuan
Skala Skala
Pengukuran Ke- Pengukuran
Utama Nonius (cm) (m)
(mm)
1
2
3
Rata-rata

F. ANALISIS DATA

a. Menentukan hasil ukur jangka sorong dan mikrometer sekrup

b. Menentukan ketelitian jangka sorong dan mikrometer sekrup

c. Konversi satuan (cm dan mm)

ACARA 2
BANDUL MATEMATIS

A. TUJUAN
a. Menentukan hubungan panjang tali dengan waktu ayunan.
b. Menentukan konstanta gravitasi, frekuensi, dan periode ayunan.
B. ALAT DAN BAHAN
a. Binder clip 1 buah
b. Stopwatch 1 buah
c. Meteran atau alat ukur panjang 1 buah
d. Busur 1 buah
e. Benda 1 buah
f. Tali nilon Secukupnya
g. Alat tulis Secukupnya
C. DASAR TEORI

Gambar 3. Bandul Matematis


Sebuah benda digantungkan pada seutas tali, kemudian
diberikan simpangan, lalu dilepaskan, maka benda itu akan berayun ke
kiri dan ke kanan (atau sebaliknya). Dimana, ketika benda, misalnya
mulai berayun dari sebelah kiri, maka akan dipercepat ke kanan dan
ketika benda sudah berada disebelah kanan maka akan diperlambat
kemudian berhenti, lalu dipercepat ke kiri dan seterusnya berlangsung
proses sama ketika benda berada disebelah kanan. Dari gerakan
ini dapat dilihat bahwa benda mengalami percepatan selama

gerakannya. Menurut Hukum Newton ( F = m.a) percepatan hanya
timbul ketika ada gaya. Arah gaya dan percepatan selalu sama.
Gerakan ayunan secara bolak balik, gerak maju mundur piston-
piston pada mesin mobil, dan gerak ayunan pendulum pada jam kuno
merupakan contoh gerak periodik, dimana gerakan tersebut bergerak
secara berulang dan kembali diam pada posisi kesetimbangannya
yang stabil. Gerak periodik juga disebut osilasi, benda akan berosilasi
jika diberikan gaya atau torsi untuk menjauhi titik setimbangnya, ketika
berosilasi benda tersebut akan bergerak bolak balik melewati titik
kesetimbangannya dan gaya pemulih yang bekerja akan cenderung
mengembalikan sistem pada keadaan kesetimbangannya.
Gerak harmonik sederhana (GHS) merupakan salah satu contoh
gerak periodik apabila osilasi dalam sistemnya mempunyai amplitudo
yang cukup kecil yaitu dengan simpangan kurang dari 15°. Eksperimen
atau percobaan yang dapat dilakukan dalam mengapliksikan gerak
harmonik sederhana salah satunya yaitu pembuatan bandul matematis
atau pendulum sederhana. Pendulum sederhana (simple pendulum)
merupakan model yang disempurnakan yang terdiri dari sebuah massa
titik yang ditahan oleh benang kaku tak bermasa (massa diabaikan).
Apabila bandul dilepaskan diberi simpangan dari posisi setimbangnya
maka bandul tersebut akan berosilasi bergerak secara bolak balik
melewati posisi setimbangnya.
Selama berosilasi, sebuah bandul akan mempunyai periode,
frekuensi, dan frekuensi sudut. Periode menyatakan banyaknya waktu
yang dibutuhkan untuk melakukan satu kali getaran penuh, frekuensi
menyatakan banyaknya getaran yang terjadi tiap satuan detik, dan
frekuensi sudut menyatakan besarnya kecepatan rotasi. Dalam rumus
l l
periode bandul T = 2π atau T2 = 4n2 terdapat tiga hal yang
g g
mempengaruhi besarnya periode yaitu besarnya nilai 2π yang konstan,
panjang tali, dan percepatan gravitasi. Pada penelitian ini bertujuan
untuk membuktikan rumus tersebut dengan melakukan ekperimen alat
peraga bandul sederhana dan mengamati pengaruh massa bandul,
diameter bandul, panjang tali, dan simpangan sudut terhadap nilai
periode bandul.
D. PROSEDUR PERCOBAAN
a. Benda yang digunakan berbentuk apapun dengan massa ±100
gram (perkirakan saja).
b. Gantungkan benda pada seutas tali seperti beriku :

c. Contoh konstruksi pada bagian A, pasang pemegang binder clip


(pada gambar contoh : kayu atau aluminium) pada penyangga yang
kokoh. Contoh : tembok, kayu besar, dll. Konstruksi tidak harus
seperti gambar namun pastikan saat benda berayun binder clip
tidak ikut bergerak
d. Contoh konstruksi pada bagian B (gunakan benda apapun yang
memiliki massa ±100 gram dan bisa diikat dengan baik)

e. Aturlah panjang tali mulai l = 15 cm

f. Berikan simpangan pada benda (simpangan ayunan kira-kira 300,


jangan terlalu jauh/lebar)

g. Kemudian lepaskan dan pada saat bersamaan tekan start


stopwatch.

h. Maka benda akan berayun kekiri dan kekanan.

i. Biarkan benda berayun hingga 10 periode ayunan (10×T).

j. Tepat saat 10 periode ayunan, tekan tombol stop pada stopwatch.

k. Catat dalam tabel waktu yang diperoleh

l. Lakukan kembali pada 8 panjang tali yang berbeda (15cm, 30cm,


45cm, 60cm, 75cm, 90cm, 105cm, dan 120cm)
E. DATA HASIL PENGAMATAN
Tabel bandul matematis
Waktu Standar
Panjang Hasil ukur 10T (det) untuk pengukuran
rata- Waktu 2 Deviasi
tali l ke-
rata (SD)
(cm)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

15
30
45
60
75
90
105
120
F. ANALISIS DATA
a. Buatlah grafik T2 terhadap l
b. Tentukan konstanta gravitasi g dari kemiringan a dengan memakai
4π2
hubungan a =
g

c. Menghitung nilai frekuensi dan periode ayunan


ACARA 3
GERAK LURUS BERATURAN

A. TUJUAN
a. Menentukan kecepatan kereta dinamika pada gerak lurus beraturan
b. Mengetahui hubungan jarak lintasan terhadap waktu
c. Menjelaskan karakteristik gerak lurus beraturan berdasarkan
besaran kinematisnya
B. ALAT DAN BAHAN
a. Rel Presisi 2 Buah
b. Penyambung rel 1 Buah
c. Kaki rel 1 Buah
d. Kereta dinamika 1 buah
e. Balok bertingkat 1 Buah
f. Tumpakan penjepit 2 Buah
g. Penggaris 1 Buah
h. Stopwatch 1 Buah
C. DASAR TEORI
Menurut hukum 1 newton ”Sebuah benda yang diam akan
tetap diam dan benda yang bergerak akan lurus bergerak dengan
laju dan arah tetap jika tidak ada gaya luar yang bekerja padanya”.
Secara umum pengalaman kita menunjukkan bahwa benda yang
digerakkan tidak terus bergerak, tetapi menjadi berhenti setelah
beberapa saat. Hal ini disebabkan oleh adanya gesekan. Gaya
gesekan timbul dan bekerja pada bidang kontak (persentuhan)
dari dua benda yang gerak berlawanan arah. Agar supaya sebuah
benda dapat bergerak, dibutuhkan gaya yang besarnya sama atau
melebihi gaya gesekan.
Gerak lurus beraturan dapat diperoleh dengan beberapa cara.
Yang pertama adalah dengan mengimbangi (mengkompensasi) gaya
gesekan yang ada di antara benda dan permukaan gerak, misanya
dengan cara memiringkan landasan tempat benda bergerak. Yang
kedua adalah dengan menggunakan kereta dinamika bermotor.
Metode lain lagi ialah dengan menggunakan alat “air track”. Pada
praktikum ini akan ditelaah gerak kereta yang gesekannya
dikompensasi (diimbangi) dengan memiringkan rel kereta, dan gerak
kereta yang dilengkapi motor penggerak yang memungkinkan kereta
tersebut bergerak beraturan.
D. PROSEDUR PERCOBAAN
a. Benda yang digunakan berbentuk apapun tidak terlalu besar dan
tidak terlalu kecil (massa ± 10 – 20 gram), seperti kelereng, batu
kecil, dan lainnya (massa diperkirakan saja).
b. Ukur ketinggian h = 50 cm dari atas permukaan tanah.
c. Lepaskan benda pada ketinggian tersebut dan pada saat yang
bersamaan tekan start pada stopwatch.
d. Tepat saat benda menyentuh permukaan tanah tekan stop pada
stopwatch.
e. Catat dalam tabel waktu yang diperoleh.
f. Lakukan poin c sampai dengan poin e hingga 10 kali pengambilan
data.
g. Ulangi seluruh percobaan (poin b sampai dengan poin f) dengan
menggunakan ketinggian yang berbeda, yaitu ketinggian 50 cm, 70
cm, 85 cm, 100 cm, 115 cm, 130 cm, 145 cm, 160 cm.
E. DATA HASIL PENGAMATAN
Tabel gerak lurus

F. ANALISIS DATA

ACARA 4
GERAK JATUH BEBAS

A. TUJUAN
a. Memahami pengaruh ketinggian terhadap kecepatan gerak jatuh
bebas
b. Mampu menghitung konstanta gravitasi
B. ALAT DAN BAHAN
a. Benda 1 Buah
b. Rollmeter atau meteran1 Buah
c. Stopwatch 1 Buah
C. DASAR TEORI
Gerak jatuh bebas (GJB) merupakan gerak yang hanya
dipengaruhi gaya gravitasi bumi. Artinya, gaya-gaya lain bisa diabaikan.
Syarat utama suatu benda mengalami gerak jatuh bebas adalah
kecepatan awal benda sama dengan nol atau benda bergerak tanpa
kecepatan awal.
Ilustrasi gerak jatuh bebas:

Gambar 5. Ilustrasi Gerak Jatuh Bebas


Gerak jatuh bebas merupakan contoh dari gerak lurus berubah
beraturan (GLBB). Jika diperhatikan, arah gerak jatuh bebas selalu
searah dengan percepatan gravitasi Bumi. Oleh karena itu, gerak jatuh
bebas termasuk GLBB dipercepat.
Mengingat arah benda yang mengalami gerak jatuh bebas
searah dengan percepatan gravitasi Bumi, maka besar percepatan
benda sama dengan percepatan gravitasi bumi. Adapun bentuk
lintasannya berupa garis lurus. Perhatikan ilustrasi gambar 1 di atas.
Berdasarkan ilustrasi tersebut terlihat bahwa lamanya benda di udara
hanya dipengaruhi ketinggian dan percepatan gravitasi atau tidak ada
besaran lain yang berpengaruh. Lantas jika demikian, apabila besaran
selain ketinggian dan percepatan gravitasi diabaikan (dianggap tidak
ada), apa yang akan terjadi pada dua benda yang memiliki bentuk dan
massa berbeda dijatuhkan pada ketinggian yang sama? Apakah benda
yang lebih berat akan jatuh lebih dahulu?
Rumusan persamaan dalam gerak jatuh bebas
Untuk gerak jatuh bebas nilai v0 = 0 m/s (tanpa kecepatan awal), a = g
(percepatan gravitasi) dan s = h, maka diperoleh:
vt = gt (1)
v2t = 2gh (2)

1 2
h= gt (3)
2

D. PROSEDUR PERCOBAAN
h. Menyusun alat dengan menyambung rel presisi dan pasang juga
untuk kaki rel disalah satu ujung rel presisi
i. Letakkan balok bertingkat di ujung rel presisi yang terdapat kaki rel
j. Memasang tumpakan penjepit untuk start jalannya kereta dinamika
k. Memberikan jarak untuk laju kereta dinamika, dan berikan
tumpakan penjepit untuk finish
l. Letakkan kereta dinamika pada rel presisi, lalu lepaskan bersamaan
dengan start pada stopwach
m. Tekan stop pada stopwach ketika kereta telah berhenti di finish
n. Mencatat hasil waktu yang diperoleh
o. Mengulangi percobaan sampai 10 kali
p. Lakukan percobaan pada jarak yang berbeda (20cm, 40cm, 60cm,
80cm, 100cm)
E. DATA HASIL PENGAMATAN
Tabel gerak lurus beraturan
F. ANALISIS DATA

Anda mungkin juga menyukai