Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM II

FISIKA UNTUK BIOLOGI


(FHAY 311)

“ALAT UKUR BESARAN PANJANG”

Disusun Oleh :
Kelompok I
1. Anita Natassa (3062324004)
2. Muhammad Pakih (3062324007)

Dosen Pengampu:
Nana Citrawati Lestari, S.Si, M.Pd

Asisten Dosen:
Akhmad Fauzan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS SOSIAL DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS PGRI KALIMANTAN
BANJARMASIN
DESEMBER
2023
PRAKTIKUM II

A. Identitas Praktikum
Topik : Alat Ukur Besaran Panjang
Tujuan : 1. Mahasiswa mengetahui dan mampu menggunakan alat
ukur fisika.
2. Mampu dan memahami prinsip penggunaan alat ukur
besaran panjang.
Tempat : Laboratorium Biologi Universitas PGRI Kalimantan
Hari/Tanggal : Selasa, 05 Desember 2023
Nama Praktikan : Muhammad Pakih & Anita Natassa
Kelompok : 1 (Satu)

B. Dasar Teori

Pada awal perkembangannya, fisika bermakna sebagai ilmu alam dengan


cakupan ilmu yang ada di alam ini, baik alam yang menyangkut makhluk hidup
maupun tak hidup. Karenanya hingga saat ini, sebagian orang masih menyebut
hukum fisika sama dengan hukum alam. Namun, sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan juga dilandasi
kenyataan bahwa kemampuan manusia yang terbatas dalam menguasai iptek
tersebut, saat ini fisika mengambil makna yang lebih sempit dari semula.
Semua fisikawan sependapat bahwa fisika merupakan ilmu yang mempunyai
ciri umum, mendasar, dan dapat dijelaskan secara kuantitatif. Dan untuk
melukiskan alam secara kuantitatif, dilakukan dengan cara pengukuran sebab
hasil itu hanya boleh disajikan dalam bentuk angka dan angka itu diperoleh
melalui pengukuran (Jati, 2008).
Sains dan engineering didasarkan pada pengukuran dan perbandingan.
Oleh karena itu diperlukan aturan-aturan tentang bagaimana sesuatu itu di ukur
dan dibandingkan dan tentunya juga diperlukan eksperimen untuk menetapkan
satuan dari pengukuran serta perbandingan tersebut. Salah satu tujuan dari
fisika adalah untuk merancang dan melaksanakan eksperimen tersebut.
Besaran adalah sesuatu yang diukur. Oleh karena itu besaran-besaran fisis
memainkan peran yang sangat penting dalam ilmu fisika, jadi besaran erat
sekali kaitannya dengan pengukuran. Sementara pengukuran besaran-besaran
fisika merupakan bagian terpenting dalam ilmu fisika. Pengukuran adalah
membandingkan suatu besaran dan satuan. Besaran itu sendiri sangat terkait
dengan kehidupan kita sehari-hari. Besaran panjang misalnya, terkait dengan
seberapa jauh jarak dari rumah ke pasar. Besaran massa biasanya muncul
dalam keseharian kita di pasar. Dan besaran volume misalnya, biasa muncul
ketika membeli bensin atau minyak tanah (Salim dan Suryani, 2018).
Nilai suatu besaran fisika biasanya diungkapkan sebagai hasil kali antara
suatu nilai numerik dengan satuan. Satuan adalah suatu besaran fisika khusus
yang telah didefinisikan dan disepakati untuk dibandingkan dengan besaran
lain dari jenis yang sama dalam berbagai pengukuran. Satuan panjang tidak
harus meter, satuan massa tidak harus kilogram, satuan luas juga tidak harus
hektar. Satuan ditetapkan berdasarkan kesepakatan. Tentu saja selalu ada
konversi dari satuan ke satuan yang lain untuk besaran yang sama sehingga
tidak menghambat komunikasi (Salim dan Suryani, 2018 : 3).
Nilai pengukuran akan berguna jika dilakukan dalam satuan baku. Satuan
baku adalah satuan yang diterima secara umum dan terdefinisi dengan pasti
nilainya. Contoh satuan baku untuk pengukuran panjang adalah meter,
sentimeter, millimeter, kilometer, kaki, inci, mil, dan sebagainya. Semua orang
di dunia memiliki penafsiran yang sama tentang panjang satu meter, satu
millimeter, satu inci, satu kaki, dan sebagainya. Apabila dilaporkan panjang
benda adalah 1,4 meter maka semua orang akan memiliki kesimpulan yang
sama (Abdullah, 2016).
Mengingat pentingnya pengukuran dalam fisika dan dalam ilmu dan
teknologi secara umum, pada bagian selanjutnya akan dibahas secara detail
beberapa jenis alat ukur sederhana dan cara penggunaannya. Seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya, pengukuran pada dasarnya adalah membandingkan
nilai besaran fisis yang dimiliki benda dengan nilai besaran fisis alat ukur yang
sesuai. Jadi dalam setiap pengukuran diperlukan alat ukur yang sesuai.
Pengukuran besaran panjang memerlukan alat ukur panjang, pengukuran
besaran massa memerlukan alat ukur massa, dan sebagainya. Alat ukur besaran
panjang adalah mistar, jangka sorong, mikrometer sekrup dan mikroskop. Alat
tersebut memiliki ketelitian yang berbeda.
Dalam pembelajaran fisika, mahasiswa diharapkan tidak hanya
menguasai konsep-konsep fisika secara teori tetapi juga mampu menggunakan
metode ilmiah untuk membuktikan konsep-konsep fisika yang didapat dari
teori tersebut. Praktik laboratorium adalah salah satu cara yang ditempuh untuk
mencapai tujuan ini. Sekarang ini, hampir semua dasar-dasar fisika yang
diajarkan pada mahasiswa didasarkan pada percobaan atau eksperimen, dimana
dalam eksperimen tersebut memerlukan pengukuran yang selalu mengandung
ketidakpastian. Pengolahan data dan perbandingan data, mutlak membutuhkan
pengetahuan tentang prinsip pengukuran dan juga pengetahuan tentang analisis
ketidakpastian (Fauzi dan Edy, 2013).
Ketika digunakan dalam konteks pengukuran ketidakpastian memiliki
angka dan satuan yang berhubungan dengannya. Lebih spesifik lagi
ketidakpastian memiliki satuan yang sama dengan hasil pengukuran.
Perhitungan ketidakpastian yang teliti tidak hanya memberikan perkiraan yang
tepat mengenai data penelitian yang didapat, tetapi juga agar didapat hasil
pengukuran yang akurat (Istanto et al, 2010).

C. Alat dan Bahan


Alat: Bahan:
1. Mistar/penggaris 1. Balok Kayu
2. Jangka sorong 2. Bola Plastik Kecil
3. Kamera HP
4. Alat Tulis
D. Prosedur Kerja
Lakukan percobaan sesuai dengan langkah kerja berikut!
1. Mistar/penggaris
a) Sediakan penggaris beserta bahan yang diukur (balok)
b) Gambarlah penggaris dan beri keterangan tiap bagiannya
c) Ukur panjang balok dengan menggunakan penggaris lalu catat hasil
pengukuran pada tabel data lalu ulangi sebanyak 3 kali
d) Ukur lebar balok dengan menggunakan penggaris lalu catat hasil
pengukuran pada tabel data lalu ulangi sebanyak 3 kali
e) Ukur tinggi balok dengan menggunakan penggaris lalu catat hasil
pengukuran pada tabel data lalu ulangi sebanyak 3 kali
2. Jangka sorong
a) Sediakan jangka sorong beserta bahan yang diukur (balok)
b) Gambarlah jangka sorong dan beri keterangan tiap bagiannya
c) Tentukan skala nonius dari jangka sorong yang digunakan
d) Tentukan skala terkecil dari jangka sorong yang digunakan
e) Ukur panjang balok dengan menggunakan jangka sorong lalu catat
hasil pengukuran pada tabel data lalu ulangi sebanyak 3 kali
f) Ukur lebar balok dengan menggunakan jangka sorong lalu catat hasil
pengukuran pada tabel data lalu ulangi sebanyak 3 kali
g) Ukur tinggi balok dengan menggunakan jangka sorong lalu catat
hasil pengukuran pada tabel data lalu ulangi sebanyak 3 kali
3. Mikrometer sekrup
a) Sediakan mikrometer sekrup beserta bahan yang diukur (bola besi
kecil)
b) Gambarlah mikrometer sekrup dan beri keterangan tiap bagiannya
c) Tentukan skala nonius dari mikrometer yang digunakan
d) Tentukan skala utama dari mikrometer yang digunakan
e) Ukur diameter bola kecil menggukanan mikrometer lalu catat hasil
pengukuran pada tabel data, lalu ulangi sebanyak 3 kali
f) Ulangi langkah d s/d e dengan alat jangka sorong
E. Daftar Pustaka
Abdullah, M. 2016. Fisika Dasar 1. Bandung : ITB.
Fauzi, A dan Edy W. B. 2013. “ Pengembangan Model Praktikum Fisika
Berbasis Analisis Ketidakpastian Pengukuran ”. Jurnal Materi Dan
Pembelajaran Fisika. Vol 3 ( 2 ) : 2089 – 6158.
Istanto, T., W. Endra dan T. Febrina. 2010. “ Analisis Ketidakpastian
Pengukuran Pada Pengujian Karakteristik Aliran Fasa Tunggal Aliran
Air Vertikal Kebawah Pada Penukar Kalor Saluran Annular Bercelah
Sempit ”. Jurnal Mekanika. Vol 9 (1) : 219 – 225.
Jati, B. M. E. 2008. Pengantar Fisika 1.Yogyakarta : UGM Press.
Salim, A dan Suryani, T. 2018. Fisika Dasar 1. Yogyakarta : Deepublish.

F. Lembar Pengamatan
1. Gambar Alat

Gambar 1. Penggaris dan Keterangan Bagiannya

Gambar 2. Jangka Sorong dan Keterangan Bagiannya


2. Hasil Pengukuran
1. Pengukuran balok menggunakan penggaris
Tabel 1. Hasil Pengukuran Balok Menggunakan Penggaris
Pengukuran X1(cm) X2(cm) X3(cm)
Panjang 37,5 37,5 37,5
Lebar 4 4 4
Tinggi 2,2 2,2 2,2

2. Pengukuran balok menggunakan jangka sorong


Tabel 2. Hasil Pengukuran Balok Menggunakan Jangka Sorong
Pengukuran X1(inch) X2(inch) X3(inch)
Panjang 14,88 14,85 1,83
Lebar 1,65 1,64 1,65
Tinggi 0.90 0.90 0.90

3. Pengukuran bola kecil menggunakan jangka sorong


Tabel 3. Hasil Pengukuran Bola Kecil Menggunakan Jangka Sorong
Pengukuran X1(inch) X2(inch) X3(inch)
Diameter 2,50 2,51 2,50

G. Analisis Data

Berdasarkan hasil penelitian, pada penelitian pertama mengukur


balok menggunakan penggaris dengan 3 kali percobaan mengukur.
Pada percobaan pertama memperoleh hasil Panjangnya 37,5 cm,
lebarnya 4cm, dan tingginya 2,2cm. Kemudian, pada pengukuran
kedua memperoleh hasil yang sama seperti pada percobaan
pertama yaitu panjangnya 37,5 cm, lebarnya 4 cm, tingginya 2,2
cm. Kemudian, pada percobaan ketiga memperoleh hasil yang
sama lagi seperti pengukuran pertama dan kedua yaitu panjangnya
37,5 cm, lebarnya 4 cm, tingginya 2,2 cm.
Penelitian kedua yaitu mengukur balok menggunakan alat
laboraturium yang bernama Jangka Sorong. Pengukuran dilakukan
sebanyak 3 kali sama seperti mengukur menggunakan penggaris.
Pada percobaan pengukuran pertama, diperoleh hasil panjangnya
14,88 inch, lebarnya 1,65 inch, tingginya 0.90 inch. Kemudian, pada
percobaan kedua diperoleh hasil yang sedikit berbeda dari hasil
penelitian yang pertama yaitu tingginya 14,85 inch, lebarnya 1,64
inch, dan tingginya 0.90 inch. Kemudian, pada percobaan ketiga
diperoleh hasil yang sedikit berbeda dari hasil penelitian kedua yaitu
panjangnya 14,83 inch, lebarnya 1,65 inch, tingginya 0.90 inch. Dari
hasil pengukuran ketiga kalinya terlihat perbedaan yang tidak jauh
dengan hasil pengukuran ke 1, 2 dan 3 dan ini berarti pengukuran
tersebut hampir akurat.
Penelitian ketiga yaitu mengukur bola menggunakan Jangka sorong.
Seperti sebelumnya dilakukan sebanyak 3 kali pengukuran. Pada
pengukuran pertama diperoleh hasil yaitu Diameternya 2,50 inch.
Pada percobaan kedua dilakukan pengukuran lagi dan hasilnya tidak
jauh beda dari hasil pengukuran pertama yaitu Diameternya 2,51 inch.
Kemudian, pada pengukuran ketiga kalinya, hasilnya sama dengan
pengukuran pertama yaitu Diameternya 2,50 inch.

H. Pembahasan

Ada 2 alat yang digunakan saat melakukan pengukuran yaitu :


1) Penggaris merupakan perangkat pengukur yang diciptakan
untuk mengukur panjang. Setiap jenis alat ini memiliki fungsi
yang berbeda tergantung pada desainnya. Pada penggaris,
satuan ukuran yang digunakan adalah centimeter (cm).
Skala terkecil pada alat pengukuran ini adalah 0,1 cm, yang setara
dengan 1 mm. Dengan demikian, penggaris ini memiliki
kemampuan untuk mengukur dengan tingkat ketelitian yang
sangat tinggi. Penggaris memiliki fungsi utama yang sangat
berguna dalam dunia pengukuran, yaitu mengukur panjang atau
lebar dari berbagai bidang datar yang memiliki dimensi kecil.
Contoh objek yang sering diukur menggunakan penggaris adalah
ubin, kertas, gambar, atau elemen-elemen kecil lainnya.
2) Jangka sorong adalah alat untuk mengukur panjang, diameter luar
maupun diameter dalam suatu benda. nilai skala terkecil untuk
jangka sorong adalah 0,01 cm atau 0,1 mm, berbeda sama
penggaris 0,1 cm atau 1 mm. Jangka sorong terbagi jadi dua bagian
yaitu, rahang tetap dan rahang geser. Bagian bagian jangka sorong
ada Rahang dalam, Rahang luar, Tangkai ukur kedalaman, skala
utama, skala nonius, dan baut pengunci. Satuan jangka sorong
adalah mm atau inch.
Berdasarkan literatur
1) Penggaris merupakan perangkat pengukur yang diciptakan untuk
mengukur panjang. Setiap jenis alat ini memiliki fungsi yang
berbeda tergantung pada desainnya. Pada penggaris, satuan ukuran
yang digunakan adalah centimeter (cm). Skala terkecil pada alat
pengukuran ini adalah 0,1 cm, yang setara dengan 1 mm. Dengan
demikian, penggaris ini memiliki kemampuan untuk mengukur
dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Penggaris memiliki
fungsi utama yang sangat berguna dalam dunia pengukuran, yaitu
mengukur panjang atau lebar dari berbagai bidang datar yang
memiliki dimensi kecil. Contoh objek yang sering diukur
menggunakan penggaris adalah ubin, kertas, gambar, atau elemen-
elemen kecil lainnya (Administrator 2023).
2) Jangka sorong adalah alat untuk mengukur panjang, diameter
luar maupun diameter dalam suatu benda. Selain itu, bisa juga
untuk mengukur kedalaman lubang atau bangun ruang, misalnya
tabung. jangka sorong lebih dipakai untuk mengukur benda yang
ukurannya kecil dan nggak bisa diukur pakai penggaris. Jadi bisa
dibilang tingkat ketelitian jangka sorong lebih tinggi dari
penggaris. jangka sorong terbagi jadi dua bagian, rahang tetap
dan rahang geser. Berbeda dari penggaris yang cuma punya satu
skala pembacaan, jangka sorong punya dua skala. Skalanya
terdiri dari skala utama dan skala vernier atau yang biasa dikenal
dengan skala nonius. Skala utama lebih panjang dan letaknya ada
di rahang tetap. Kalau skala nonius itu skala pendek yang ada di
rahang geser. Rahang dalam terdiri dari rahang geser dan rahang
tetap. Fungsinya untuk mengukur bagian dalam, seperti diameter
lubang atau celah. Rahang luar terdiri dari dua rahang juga yaitu
geser dan tetap. Fungsinya untuk mengukur bagian luar, seperti
diameter, lebar, atau panjang benda. Tangkai ukur kedalaman
memiliki fungsi untuk mengukur kedalaman lubang suatu benda.
Skala utama memiliki fungsi untuk menyatakan hasil ukuran
utama, biasanya dinyatakan dalam satuan cm atau inci.
Umumnya panjang skala utama 15 – 17 cm. Skala nonius
memiliki fungsi untuk menambahkan tingkat akurasi ekstra pada
pengukuran. Biasanya dinyatakan dalam satuan mm atau inch.
Baut pengunci memiliki fungsi untuk menahan rahang pada
tempatnya, agar objek bisa ditahan/tidak terlepas dan skala tidak
bergeser saat akan mengukur (Nurachmandani, S. 2009).
I. Kesimpulan

Kesimpulannya adalah kita dapat mengetahui bagaimana tingkat


akurat dan ketelitian dalam mengukur suatu benda menggunakan
jangka sorong dan penggaris. Terlihat menggunakan penggaris
dalam 3 kali pengulangan mengukur mendapatkan hasil yang sama.
Sedangkan mengukur menggunakan jangka sorong dalam 3 kali
pengulangan mendapatkan hasil yang selisihnya berbeda sedikit.
Ini bisa disimpulkan bahwa mengukur menggunakan jangka sorong
lebih akurat dibandingkan dengan mengukur menggunakan
penggaris.

J. Saran

Sarannya adalah semoga jangka sorong digital di laboratorium


biologi Universitas PGRI Kalimantan bertambah lebih banyak lagi
agar untuk praktikum berikutnya tidak lama menunggu jangka
sorong dipakai dikelompok lain dan bisa digunakan satu-satu setiap
kelompok.

K. Daftar Rujukan Laporan

Administrator (2023). Pengertian Penggaris. Diakses melalui


https://www.finoo.id/pengertian-penggaris/.
Pada 10 Desember 2023.
Nurachmandani, S. (2009). Fisika 1 Untuk SMA/MA kelas X.
Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai