Anda di halaman 1dari 21

PENGUKURAN PANJANG

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari, sering dijumpai benda-benda yang

memiliki bentuk yang berbeda-beda dan keindahan yang berbeda pula.

Masyarakat pada umum menyukai suatu benda yang memiliki kualitas

keindahan dan kerapian yang sangat tinggi. Masyarakat telah menyadari untuk

menghasilkan suatu karya bernilai tinggi maka dibutuhkan nilai akurasi

ketelitian yang sangat tinggi, akan tetapi masih banyak yang belum benar-benar

memahami hal tersebut. Dalam mewujudkan suatu nilai akurasi ketelitian yang

tinggi maka para ahli seni, matematikawan, fisikawan dan lain-lain

memperkenalkan suatu solusi yaitu pengukuran panjang sebagai dasar untuk

menciptakan suatu karya.

Pengukuran adalah suatu kegiatan membandingkan suatu besaran yang

diukur dengan alat ukur sebagai satuan. Namun untuk mengukur benda-benda

disekitar, harus memiliki alat ukur yang berbeda-beda pula karena banyak

benda-benda yang memiliki ukuran dan bentuk yang berbeda-beda seperti

lemari, meja, bola, kelereng, gelas, kertas dan lain-lain. Sehingga untuk

mengukur benda tersebut diperlukan bermacam-macam alat ukur yang memiliki

tingkat ketelitan yang berbeda-beda seperti alat ukur penggaris memiliki tingkat
ketelitian 1 mm dapat digunakan untuk mengukur benda seperti meja dan

lemari, jangka sorong dengan ketelitian 0,1 mm dapat digunakan untuk

mengukur diameter benda seperti kelereng dan kedalaman tabung, serta alat

ukur mikrometer sekrup dengan ketelitian 0,01 mm dapat digunakan untuk

mengukur ketebalan benda seperti kertas dan rambut.

Meskipun telah banyak alat-alat ukur yang dapat membantu suatu kegiatan

pengukuran panjang. Akan tetapi, tiap alat ukur memiliki ketelitan ukur yang

berbeda-beda sehingga untuk memahami perbedaan keteliatan dari masing-

masing alat ukur perlu dilakukan suatu percobaan dengan judul “ Pengukuran

panjang” dengan tujuan untuk memahami cara menggunakan alat ukur panjang

dan mengetahui perbedaan ketelitian antara alat ukur baku dan tidak baku.

2. Tujuan Praktikum

Tujuan dari percobaan pengukuran panjang adalah sebagai berikut.

a. Untuk mengetahui cara mengukur panjang dan satuan panjang.

b. Untuk mengetahui cara mengukur diameter dan penggunaan jangka sorong.

c. Untuk mengetahui cara mengukur benda yang berbentuk tidak beraturan.

d. Untuk mengetahui caramengukur volume benda padat yang bentuknya

beraturan.

e. Untuk mengetahui cara mengukur volume benda padat yang bentuknya

tidak beraturan.
B. KAJIAN TEORI

Fisika adalah ilmu yang mempelajari benda-benda dan fenomena yang

terkait dengan benda-benda tersebut. Untuk mendeskripsikan keadaan suatu benda

atau suatu fenomena yang terjadi pada benda, maka didefinisikan berbagai

besaran-besaran fisika. Besaran-besaran fisika ini selalu dapat terukur dan

memiliki nilai (dapat dinyatakan dalam angka-angka) yang merupakan hasil

pengukuran. Contoh besaran-besaran fisika adalah panjang, jarak, massa, waktu,

periode, gaya, kecepatan, temperatur, intensitas cahaya, dansebagainya.Untuk

mengetahui nilai dari suatu besaran fisika harus dilakukan pengukuran

(Satriawan,2012).

Pengukuran merupakan suatu cara mendapatkan hasil atau data dalam

sebuah penelitian. Pada proses pengukuran dibutuhkan pengetahuan meliputi

masalah deteksi, pengolahan, pengaturan dan analisis data. Mengukur berarti

membandingkan suatu nilai yang terukur dengan alat ukur lain yang telah

terkalibrasi sebagai referensi (Junaidi, 2013).

Hasil daripengukuran adalah angka. Oleh karena itu, dapatdipahami

bahwa pengukuran bersifat kuantitatif.dengan alat ukur yang digunakan sebagai


satuan. Sesuatu yang dapat diukur dan dapat dinyatakan dengan angka disebut

besaran, sedangkan pembanding dalam suatu pengukuran disebut satuan. Satuan

yang digunakan untuk melakukan pengukuran dengan hasil yang sama atau tetap

untuk semua orang disebut satuan baku, sedangkan satuan yang digunakan untuk

melakukan pengukuran dengan hasil yang tidak sama untuk orang yang berlainan

disebut satuan tidak baku. Contoh alat ukur untuk satuan baku yaitu mikrometer

sekrup dengan ketelitian 0,01 mm, jangka sorong dengan ketelitian 0,1 mm dan

neraca (Antika, 2012).

Jangka sorong merupakan alat ukur panjang tebal, kedalaman lubang, dan

diameter dalam maupun diameter luar suatu benda dengan batas ketelitian 0.1 mm.

Jangka sorong memiliki dua rahang tetap dan rahang sorong. Pada rahang tetap

terdapat skala utama dan pada rahang sorong terdapat skala nonius. Skala nonius

ini panjangnya 9 mm yang terbagi menjadi 10 skala dengan tingkat ketelitian 0.1

mm. Hasil pengukuran dengan jangka sorong ditentukan berdasarkan angka skala

utama ditambah angka pada skala nonius yang berimpit dengan garis skala utama.

Stopwatch adalah alat ukur waktu yang digunakan untuk mengukur waktu.

Stopwatch memiliki ketelitian 0.5 detik (Hidayat, 2004).


Alat Ukur Mikrometer Sekrup ialah salah satu Alat Ukur yang bisa

digunakan untuk mengukur Panjang suatu Benda dan mengukur Tebal sebuah

benda serta mengukur Diameter Luar sebuah benda dengan tingkat ketelitian

mencapai 0.01. Tetapi perlu diketahui sebagai Pelajar maupun Masyarakat Umum

bahwa Fungsi Alat Ukur Mikrometer ini sebenarnya mempunyai kesamaan dengan

Fungsi Alat Ukur Jangka Sorong dalam menghitung suatu panjang, tebal dan

diameter sebuah benda, hanya saja tingkat ketelitian Alat Ukur Mikrometer lebih

tinggi sepuluh kali lipat daripada Jangka Sorong karena Jangka Sorong memiliki

tingkat ketelitian sebesar 0.1 dan Ketelitian Alat Ukur Mikrometer mencapai 0.01

sehingga kesimpulannya Micrometer lebih baik daripada Jangka Sorong (Anonim,

2016).
C. METODE PRAKTIKUM

1. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum pengukuran panjang

dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut.

Tabel 1.1 Alat dan Bahan pada Percobaan Pengukuran panjang


No Alat dan Bahan Kegunaan
1 Penggaris Sebagai alat ukur
2 Pensil Sebagai alat ukur
3 Meja Sebagai objek yang akan diukur panjang
4 Jangka sorong Sebagai alat untuk mengukur kelereng, tutup
botol, dan pulpen
5 Mikrometer sekrup Sebagai alat untuk mengukur diameter
6 Kelereng, cincin, dan Sebagai objek yang akan diukur
kubus
7 Daun Sebagai objek yang akan diukur luas
8 Kertas milimeter Sebagai alat untuk mengukur luas daun
9 Balok aluminium, kubus Sebagai objek yang akan diukur
kayu, dan kubus material
10 Kerikil Sebagai objek yang akan diukur
11 Silinder ukur dan tabung Sebagai alat untuk mengukur volune air
pancuran
12 Air Sebagai objek yang akan diukur

2. Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang dilakukan pada pratikum ini adalah sebagai berikut :

a. Pengukuran panjang

1) Mengukur panjang dan lebar meja belajarmu dengan menggunakan

pensil sebagai alat ukur,

2) Mencatat hasil pengamatan ke dalam tabel 1.

3) Membandingkan (samakah) panjang pensil tersebut dengan pensil siswa

lain.
4) Mengulangi langkah 1 dan 2, tetapi dengan menggunakan jengkal

tangan sebagai alat ukur.

5) Membandingkan (samakah) panjang jengkal tangan setiap siswa.

6) Mengukur panjang, lebar, dan tinggi meja belajar dengan menggunakan

penggaris logam (dalam satuan cm).

7) Mencatat hasil pengamatan ke dalam tabel 2.

b. Pengukuran Luas

1) Jangka Sorong

a) Menyiapkan Jangka Sorong yang akan digunakan untuk mengukur

diameter atau kedalaman benda.

b) Mengukur diameter dalam dan luar kelereng.

c) Mengukur diameter dalam dan luar cincin.

d) Mengukur kedalaman silinder ukur.

e) Mengukur diameter luar kubus.

f) Mencatat semua data hasil pengamatan kedalam tabel.

g) Menyelesaikan seluruh isian tabel.

2) Mikrometer Sekrup

a) Menyiapkan Mikrometer Sekrup yang akan digunakan untuk

mengukur diameter benda.

b) Mengukur diameter dalam dan luar kelereng besar dan kecil.

c) Mengukur diameter dalam dan luar kubus kuning dan perak.

d) Mencatat hasil pengamatan kedalam tabel data pengamatan.


c. Pengukuran Luas Daun

1) Menyiapkan kertas millimeter dan pensil.

2) Meletakkan sehelai daun di atas kertas millimeter .

3) Menggambar di kertas millimeter mengikuti pola daun seperti pada

gambar berikut

Gambar 1.1 Gambar Daun pada Kertas Millimeter

4) Menghitung luas daun dengan menggunakan metode penomoran.

5) Mencatat hasil pengukuran luas daun tersebut.

d. Pengukuran volume zat padat beraturan

1) Mengukur panjang (p), lebar (l), dan tinggi atau (t) dari

a) Balok aluminium.

b) Balok kayu.

c) Kubus material.

2) Mencatat semua hasil pengamatan ke dalam tabel hasil pengamatan.

3) Menghitung volume balok.


e. Pengukuran volume zat padat tidak beraturan

1) Percobaan I

a) Memasukkan air ke dalam silinder ukur sampai 50 ml, Mencatat

volume tersebut sebagai volume awal air (V0).

b) Memasukkan balok aluminium ke dalam silinder ukur, Membaca volume

air V1 (setelah ditambah volume balok) pada skala silinder ukur.

c) Mencatat hasil pengamatan ke dalam tabel I.

d) Mengulangi langkah 1 sampai dengan langkah 3, untuk mengukur volume

beban.

e) Melengkapi isian tabel I.

2) Percobaan II

a) Meletakkan silinder ukur di bawah pancuran dari tabung

berpancuran. Mengisi tabung sampai air mengalir ke dalam silinder

ukur. Membaca dan mencatat volume awal air (V0) di dalam silinder

ukur.

b) Memasukkan balok aluminium ke dalam tabung berpancuran, membiarkan

air mengalir ke dalam silinder ukur. Setelah aliran air berhenti (tidak

menetes lagi), membaca dan mencatat volume air (V1) pada silinder ukur.

c) Mencatat hasil pengamatan ke dalam tabel II.

d) Mengulangi langkah 1 sampai dengan 3 percobaan II untuk menentukan

volume beban.

e) Melengkapi isian tabel II.


D. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil

a. Data Pengamatan

1. Penentuan Nilai Skala Terkecil Alat Ukur

1) Mistar

Jangkauan ukur = 30 cm

NST Mistar = 1 mm

2) Jangka Sorong

Skala Utama Skala Nonius


Jangkauan Skala Banyak skala Panjang
ukur terkecil skala
50 cm 0,1 mm 20 19
3) Mikrometer Sekrup

Banyak Skala Pada skala Nonius = 50

Nilai Terkecil Skala Utama = 0,5

2. Hasil Pengukuran
a) Pengukuran Panjang

Data pengamatan yang diperoleh dari percobaan ini dapat

dilihat pada Tabel 1.2 dan 1.3 berikut.

Tabel 1.2 Data Pengamatan pada Pengukuran Panjang


Ukuran Meja Belajar Satuan Panjang
Pensil Jengkal
Panjang meja belajar 16 12
Lebar meja belajar 4,3 3,6

Tabel 1.3 Data Pengamatan pada Pengukuran Panjang


Benda Panjang (cm) Lebar (cm) Tinggi (cm)
Meja belajar 249,2 67,5 80,6

(1) Jangka Sorong

Tabel 1.2 Pengukuran Luas dengan Menggunakan Jangka Sorong


Diameter (mm)
Nama
Dalam Luar
Benda
SU SN Hasil SU SN Hasil
Besar 25 0,20 25,2 - - -
Kelereng
Kecil 16 0,35 16,35 - - -
Cincin 18 0,025 18,025 22 0,45 22,45
Kubus - - - 20 0 20
Tabel 1.3 Pengukuran Luas dengan Menggunakan Jangka Sorong
Kedalaman (mm)
Nama Benda
SU SN Hasil
Silinder 108 0,4 108,40

(2) Mikrometer Sekrup

Tabel 1.4 PengukuranLuas dengan Menggunakan Mikrometer Sekrup


Diameter (mm)
Nama Benda
SU SN Hasil
Besar 24,5 0,23 24,73
Kelereng
Kecil 16 0,43 16,43
Kuning 19,5 0,03 19,53
Kubus
Perak 19,5 0,07 19,57

3) Pengukuran Luas Daun

Tabel 1.5 Data Pengamatan pada Pengukuran Luas Daun


Bidang Datar Luas (p x  )
Daun 958 cm2

4) Pengukuran Volume Zat Padat Beraturan

Tabel 1.6 Data Pengamatan pada Pengukuran Volume Zat Padat Baraturan
Benda Panjang (p) Lebar (  ) Tinggi (t) Volume (v)
Balok 5,7 cm 1,7 cm 1,7 cm 16,5 cm
aluminium
Kubus kayu 2 cm 2 cm 2 cm 8 cm
Kubus 2 cm 2 cm 2 cm 8 cm
material
5) Pengukuran Volume Zat Padat Tidak Beraturan

Data pengamatan yang diperoleh dari percobaan ini dapat

dilihat pada Tabel 1.7 dan 1.8 berikut.

Tabel 1.7 Data Pengamatan pada Pengukuran Volume Zat Padat Tidak
Beraturan dengan Menggunakan Silinder Ukur
Volume Awal Volume Air Volume
Benda air (V0) Setelah Diisi Benda (V1 –
Benda (V1) V0)
Batu I 50 mL 59 mL 9 mL
Batu II 50 mL 52 mL 2 mL

Tabel 1.8 Data Pengamatan pada Pengukuran Volume Zat Padat Tidak
Beraturan dengan Menggunakan Silinder Ukur dan Tabung
Pancuran
Volume Awal Volume Air Volume
Benda air (V0) Setelah Diisi Benda (V1 –
Benda (V1) V0)
Batu I 10 mL 19 mL 9 mL
Batu II 9 mL 11mL 2 mL

b) Analisis Data

1) Mistar

NST  1 Skala Terkecil SkalaUtama


 1 x 0,1 cm
 0,1 cm
 1 mm

1
Ketelitian  NST
2
1
 .1 mm
2
1
 mm
2
 0,5 mm
2) Jangka Sorong

Skala Utama Skala Nonius


Jangkauan Ukur Skala Terkecil Banyak Skala Panjang Skala
50 cm 0,1 cm 20 19
1 Skala terkecil Skala Utama
NST 
Banyak Skala Pada skala Nonius
1

20
 0,05 mm
Panjang Skala Nonius
Skala Terkecil Skala Nonius 
Banyak Skala nonius
19

20
 0,95
atau
NST  1 Skala Terkecil SU  1 Skala Terkecil SN
 1  0,95
 0,05 mm
1
Ketelitian  NST Jangka Sorong
2
1
 0,05
2
 0,025 mm

a) Diameter kelereng besar

Hasil Pengama tan  SU  ( SN  NST )


 25  ( 2  0,1)
 25,2 mm
Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat

pada Tabel 1.9 berikut.

Tabel 1.9 Pengukuran Diameter dengan Menggunakan Jangka Sorong


Diameter (mm)
Nama
Dalam Luar
Benda
SU SN Hasil SU SN Hasil
Kelereng Kecil 16 0,35 16,35 - - -
Cincin 18 0,025 18,025 22 0,45 22,45
Kubus - - - 20 0 20

b) Kedalaman Silinder

Hasil Pengama tan  SU  ( SN  NST )


 108  (4  0,1)
 108,40 mm

3) Mikrometer Sekrup

Banyak Skala Pada skala Nonius = 50

Nilai Terkecil Skala Utama = 0,5

Nilai Terkecil Skala Utama


NST 
Banyak Skala Pada Skala Nonius
0,5

50
 0,01 mm
1
Ketelitian  NST Mikrometer Sekrup
2
1
 0,01
2
 0,005 mm
Hasil Pengama tan  SU  ( SN  NST )
 24,5  (23  0,01)
 24,73mm
Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat pada

Tabel 1.10 berikut.

Tabel 1. 10 Pengukuran Diameter dengan Menggunakan Mikrometer Sekrup


Diameter (mm)
Nama Benda
SU SN Hasil
Kelereng Kecil 16 0,43 16,43
Kuning 19,5 0,03 19,53
Kubus
Perak 19,5 0,07 19,57

4) Volume Zat Padat yang Bentuknya Beraturan

a) Balok Aluminium

V  pl t
V  5,7  1,7  1,7
V  16,473 cm 3

b) Kubus Material

V  pl t
V  2 2 2
V  8cm 3

c) Volume Zat Padat yang Bentuknya Tidak Beraturan

a) Volume Beban

V  V1  V0
V  59  50
V  9 ml

b) Volume Batu

V  V1  V0
V  52  50
V  2ml
2. Pembahasan

Percobaan pertama yang dilakukan adalah mengukur panjang lebar

meja belajar dengan menggunakan jengkal dan pensil. Untuk hasil pengukuran

dengan menggunakan pensil berturut-turut sebesar 16 dan 4,3. Sedangkan

dengan menggunakan jengkal nilai yang dihasilkan berturut-turut sebesar 12

dan 3,6. Pada pengukuran panjang, lebar dan tinggi meja belajar dengan

menggunakan penggaris, nilai yang dihasilkan berturut turut sebesar 249,2 cm,

67,5 cm, dan 80,6 cm. Berdasarkan pada nilai yang diperoleh, melakukan

pengukuran dengan menggunakan jengkal dan pensil jika menggunakan

jengkal dan pensil yang berbeda-beda maka nilai yang dihasilkan akan

berbeda pula, sedangkan mengukur dengan mengunakan penggaris akan

menghasilkan nilai yang sama meskipun orang melakukan pengukuran

berbeda-beda. Hal tersebut terjadi karena satuan yang digunakan untuk jengkal

dan pensil adalah satuan tidak baku sedangkan pada penggaris menggunakan

satuan baku yaitu tetap atau sama.

Percobaan kedua yaitu mengukur diameter kelereng, cincin dan kubus

Untuk mengetahui mana alat ukur yang lebih akurat antara jangka sorong dan

mikrometer sekrup maka digunakan benda yang sama yaitu kelereng untuk di

ukur diameternya.Hasil pengukuran diameter kelereng dengan menggunakan

jangka sorong yaitu sebesar 25,2 mm. Sedangkan, hasil pengukuran diameter

kelereng menggunakan micrometer sekrup sebesar 24,73 mm.


Percobaan ketiga yaitu pengukuran luas daun dengan cara meletakkan

daun di atas kertas mililimeter lalu menggambar pola daun yang terbentuk.

Dari gambar yang dihasilkan kita dapat menghitung luas daun tersebut dengan

menggunakan metode penomoran pada setiap kotak kertas millimeter. Luas

daun yang dihasilkan yaitu sebesar 958 cm2. Berdasarkan nilai yang diperoleh

menunjukkan bahwa luas daun dapat dihitung menggunakan kertas millimeter.

Akan tetapi, karena saat menghitung hasil pengukuran luas daun terdapat kotak

yang penuh dan kotak yang tidak penuh. Sehingga, kotak yang tidak penuh

tidak dapat dihitung secara pasti. Karena hal tersebut mengukur luas daun

dengan menggunakan kertas millimeter tidak terlalu akurat.

Percobaan keempat yaitu mengukur volume zat padat beraturan

dengan menggunakan penggaris pada balok aluminium, kubus kayu dan kubus

material. Nilai volume yang dihasilkan berturut-turut yaitu sebesar 16,47 cm3,

8 cm3, dan 8 cm3. Berdasarkan pada nilai yang diperoleh menunjukkan bahwa

benda seperti balok aluminium dan kubus dapat diukur volumenya dengan

mudah meskipun hanya menggunakan penggaris karena bentuk dari benda-

benda tersebut beraturan.

Percobaan kelima yaitu mengukur volume zat padat tidak beraturan

dengan menggunakan silinder ukur yang berisi air dan tabung berpancuran

sebagai alat ukur dan menggunakan 2 batu yang berbeda ukuran serta bentuk

yang tidak beraturan. Terdapat dua perlakuan pada percobaan ini yaitu

perlakuan pertama mengukur volume benda yang langsung dijatuhkan ke


dalam silinder ukur. Nilai volume yang dihasilkan setelah mengurangkan

volume awal dengan volume setelahnya yaitu berturut-turut sebesar 9 mL dan

2 mL. Pada perlakuan kedua, mengukur volume benda dengan menjatuhkan

benda ke dalam tabung berpancuran lalu menghitung besar volume yang

dihasilkan pada silinder ukur. Nilai volume yang dihasilkan setelah

mengurangkan volume awal dengan volume setelahnya yaitu berturut-turut

sebesar 9 mL dan 2 mL. Berdasarkan pada nilai yang diperoleh menunjukkan

bahwa untuk mengukur benda-benda yang tidak beraturan dapat dilakukan

dengan menggunakan silinder ukur yang brisi air dan tabung berpancuran.

Dari hasil pengukuran tersebut, menunjukkan bahwa mengukur dengan

menggunakan mikrometer sekrup ternyata lebih akurat dibandingkan dengan

jangka sorong. Hal itu terjadi karena Nilai Skala Terkecil mikrometer sekrup

mencapai 0,01 mm, sedangkan jangka sorong memiliki Nilai Skala Terkecil

hanya mencapai 0.1 mm. Sehingga mikrometer sekrup memiliki tingkat

ketelitian lebih tinggi dibandingkan dengan jangka sorong.


E. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Kesimpulan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:

a. Pengukuran panjang dapat dilakukan dengan menggunakan penggaris

sebagai satuan baku serta jengkal dan pensil sebagai satuan tidak baku.

b. Pengukuran diameter dapat dilakukan dengan menggunakan jangka

sorong yang juga dapat mengukur ketebalan dan kedalaman suatu benda.

c. Pengukuran luas daun dapat dilakukan dengan menggunakan kertas

millimeter untuk menghitung luas dau yang tidak beraturan.

d. Pengukuran volume zat padat beraturan dapat dilakukan dengan

menggunakan penggaris.

e. Pengukuran volume zat padat tidak beraturan dapat dilakukan dengan

menggunakan silinder ukur yang berisi air beserta tabung berpancuran.

2. Saran

Saran yang diajukan pada pratikum ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk pratikan agar selalu teliti dalam melakukan pratikum

b. Untuk asisten semoga tetap semangat dalam membimbing pratikan

c. Untuk laboratorium agar memperhatikan alat-alat laboratorium yang mulai

rusak
DAFTAR PUSTAKA

Antika, L dkk. 2012.Pengukuran (Kalibirasi) Volume dan Massa Jenis Aluminium.


Universitas Negeri Jakarta. Jakarta.

Hidayat, dkk.2004.Dasar-dasar fisika Universitas.Jakarta:Erlangga.

Junaidi. 2013. Komputerisasi Alat Ukur V-R Meter untuk Karakterisasi Sensor Gas
Terkalibrasi NI DAQ BNC-2110. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Satriawan, Mirza. 2012. Fisika Dasar. Universitas Gajah Mada.Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai