A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
keindahan dan kerapian yang sangat tinggi. Masyarakat telah menyadari untuk
ketelitian yang sangat tinggi, akan tetapi masih banyak yang belum benar-benar
memahami hal tersebut. Dalam mewujudkan suatu nilai akurasi ketelitian yang
diukur dengan alat ukur sebagai satuan. Namun untuk mengukur benda-benda
disekitar, harus memiliki alat ukur yang berbeda-beda pula karena banyak
lemari, meja, bola, kelereng, gelas, kertas dan lain-lain. Sehingga untuk
tingkat ketelitan yang berbeda-beda seperti alat ukur penggaris memiliki tingkat
ketelitian 1 mm dapat digunakan untuk mengukur benda seperti meja dan
mengukur diameter benda seperti kelereng dan kedalaman tabung, serta alat
Meskipun telah banyak alat-alat ukur yang dapat membantu suatu kegiatan
pengukuran panjang. Akan tetapi, tiap alat ukur memiliki ketelitan ukur yang
masing alat ukur perlu dilakukan suatu percobaan dengan judul “ Pengukuran
panjang” dengan tujuan untuk memahami cara menggunakan alat ukur panjang
dan mengetahui perbedaan ketelitian antara alat ukur baku dan tidak baku.
2. Tujuan Praktikum
beraturan.
tidak beraturan.
B. KAJIAN TEORI
atau suatu fenomena yang terjadi pada benda, maka didefinisikan berbagai
(Satriawan,2012).
membandingkan suatu nilai yang terukur dengan alat ukur lain yang telah
yang digunakan untuk melakukan pengukuran dengan hasil yang sama atau tetap
untuk semua orang disebut satuan baku, sedangkan satuan yang digunakan untuk
melakukan pengukuran dengan hasil yang tidak sama untuk orang yang berlainan
disebut satuan tidak baku. Contoh alat ukur untuk satuan baku yaitu mikrometer
sekrup dengan ketelitian 0,01 mm, jangka sorong dengan ketelitian 0,1 mm dan
Jangka sorong merupakan alat ukur panjang tebal, kedalaman lubang, dan
diameter dalam maupun diameter luar suatu benda dengan batas ketelitian 0.1 mm.
Jangka sorong memiliki dua rahang tetap dan rahang sorong. Pada rahang tetap
terdapat skala utama dan pada rahang sorong terdapat skala nonius. Skala nonius
ini panjangnya 9 mm yang terbagi menjadi 10 skala dengan tingkat ketelitian 0.1
mm. Hasil pengukuran dengan jangka sorong ditentukan berdasarkan angka skala
utama ditambah angka pada skala nonius yang berimpit dengan garis skala utama.
Stopwatch adalah alat ukur waktu yang digunakan untuk mengukur waktu.
digunakan untuk mengukur Panjang suatu Benda dan mengukur Tebal sebuah
benda serta mengukur Diameter Luar sebuah benda dengan tingkat ketelitian
mencapai 0.01. Tetapi perlu diketahui sebagai Pelajar maupun Masyarakat Umum
bahwa Fungsi Alat Ukur Mikrometer ini sebenarnya mempunyai kesamaan dengan
Fungsi Alat Ukur Jangka Sorong dalam menghitung suatu panjang, tebal dan
diameter sebuah benda, hanya saja tingkat ketelitian Alat Ukur Mikrometer lebih
tinggi sepuluh kali lipat daripada Jangka Sorong karena Jangka Sorong memiliki
tingkat ketelitian sebesar 0.1 dan Ketelitian Alat Ukur Mikrometer mencapai 0.01
2016).
C. METODE PRAKTIKUM
2. Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada pratikum ini adalah sebagai berikut :
a. Pengukuran panjang
lain.
4) Mengulangi langkah 1 dan 2, tetapi dengan menggunakan jengkal
b. Pengukuran Luas
1) Jangka Sorong
2) Mikrometer Sekrup
gambar berikut
1) Mengukur panjang (p), lebar (l), dan tinggi atau (t) dari
a) Balok aluminium.
b) Balok kayu.
c) Kubus material.
1) Percobaan I
beban.
2) Percobaan II
ukur. Membaca dan mencatat volume awal air (V0) di dalam silinder
ukur.
air mengalir ke dalam silinder ukur. Setelah aliran air berhenti (tidak
menetes lagi), membaca dan mencatat volume air (V1) pada silinder ukur.
volume beban.
1. Hasil
a. Data Pengamatan
1) Mistar
Jangkauan ukur = 30 cm
NST Mistar = 1 mm
2) Jangka Sorong
2. Hasil Pengukuran
a) Pengukuran Panjang
Tabel 1.6 Data Pengamatan pada Pengukuran Volume Zat Padat Baraturan
Benda Panjang (p) Lebar ( ) Tinggi (t) Volume (v)
Balok 5,7 cm 1,7 cm 1,7 cm 16,5 cm
aluminium
Kubus kayu 2 cm 2 cm 2 cm 8 cm
Kubus 2 cm 2 cm 2 cm 8 cm
material
5) Pengukuran Volume Zat Padat Tidak Beraturan
Tabel 1.7 Data Pengamatan pada Pengukuran Volume Zat Padat Tidak
Beraturan dengan Menggunakan Silinder Ukur
Volume Awal Volume Air Volume
Benda air (V0) Setelah Diisi Benda (V1 –
Benda (V1) V0)
Batu I 50 mL 59 mL 9 mL
Batu II 50 mL 52 mL 2 mL
Tabel 1.8 Data Pengamatan pada Pengukuran Volume Zat Padat Tidak
Beraturan dengan Menggunakan Silinder Ukur dan Tabung
Pancuran
Volume Awal Volume Air Volume
Benda air (V0) Setelah Diisi Benda (V1 –
Benda (V1) V0)
Batu I 10 mL 19 mL 9 mL
Batu II 9 mL 11mL 2 mL
b) Analisis Data
1) Mistar
1
Ketelitian NST
2
1
.1 mm
2
1
mm
2
0,5 mm
2) Jangka Sorong
b) Kedalaman Silinder
3) Mikrometer Sekrup
a) Balok Aluminium
V pl t
V 5,7 1,7 1,7
V 16,473 cm 3
b) Kubus Material
V pl t
V 2 2 2
V 8cm 3
a) Volume Beban
V V1 V0
V 59 50
V 9 ml
b) Volume Batu
V V1 V0
V 52 50
V 2ml
2. Pembahasan
meja belajar dengan menggunakan jengkal dan pensil. Untuk hasil pengukuran
dan 3,6. Pada pengukuran panjang, lebar dan tinggi meja belajar dengan
menggunakan penggaris, nilai yang dihasilkan berturut turut sebesar 249,2 cm,
67,5 cm, dan 80,6 cm. Berdasarkan pada nilai yang diperoleh, melakukan
jengkal dan pensil yang berbeda-beda maka nilai yang dihasilkan akan
berbeda-beda. Hal tersebut terjadi karena satuan yang digunakan untuk jengkal
dan pensil adalah satuan tidak baku sedangkan pada penggaris menggunakan
Untuk mengetahui mana alat ukur yang lebih akurat antara jangka sorong dan
mikrometer sekrup maka digunakan benda yang sama yaitu kelereng untuk di
jangka sorong yaitu sebesar 25,2 mm. Sedangkan, hasil pengukuran diameter
daun di atas kertas mililimeter lalu menggambar pola daun yang terbentuk.
Dari gambar yang dihasilkan kita dapat menghitung luas daun tersebut dengan
daun yang dihasilkan yaitu sebesar 958 cm2. Berdasarkan nilai yang diperoleh
Akan tetapi, karena saat menghitung hasil pengukuran luas daun terdapat kotak
yang penuh dan kotak yang tidak penuh. Sehingga, kotak yang tidak penuh
tidak dapat dihitung secara pasti. Karena hal tersebut mengukur luas daun
dengan menggunakan penggaris pada balok aluminium, kubus kayu dan kubus
material. Nilai volume yang dihasilkan berturut-turut yaitu sebesar 16,47 cm3,
8 cm3, dan 8 cm3. Berdasarkan pada nilai yang diperoleh menunjukkan bahwa
benda seperti balok aluminium dan kubus dapat diukur volumenya dengan
dengan menggunakan silinder ukur yang berisi air dan tabung berpancuran
sebagai alat ukur dan menggunakan 2 batu yang berbeda ukuran serta bentuk
yang tidak beraturan. Terdapat dua perlakuan pada percobaan ini yaitu
dengan menggunakan silinder ukur yang brisi air dan tabung berpancuran.
jangka sorong. Hal itu terjadi karena Nilai Skala Terkecil mikrometer sekrup
mencapai 0,01 mm, sedangkan jangka sorong memiliki Nilai Skala Terkecil
1. Kesimpulan
sebagai satuan baku serta jengkal dan pensil sebagai satuan tidak baku.
sorong yang juga dapat mengukur ketebalan dan kedalaman suatu benda.
menggunakan penggaris.
2. Saran
rusak
DAFTAR PUSTAKA
Junaidi. 2013. Komputerisasi Alat Ukur V-R Meter untuk Karakterisasi Sensor Gas
Terkalibrasi NI DAQ BNC-2110. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Satriawan, Mirza. 2012. Fisika Dasar. Universitas Gajah Mada.Yogyakarta.