FISIKA
Tim Penyusun :
Nuryati, S.T., M.Eng
Jefriadi, S.T., M.Eng
1
KATA PENGANTAR
Buku penuntun praktikum mata kuliah Praktikum Fisika ini dirancang bagi
level Ahlimadya (A.Md) Jurusan Teknologi Industri Pertanian Politeknik Negeri
Tanah Laut. Buku ini juga dimaksudkan untuk mendukung proses belajar sendiri dan
kelompok pada praktikum Fisika. Salah satu tujuan penting penulisan buku penuntun
praktikum ini adalah untuk menjembati pemahaman materi yang telah diberikan di
kelas dengan praktek yang akan dilakukan secara individu maupun kelompok.
Melalui penggunaan buku ini diharapkan mahasiswa bisa memperlajari terlebih
dahulu poin-poin penting yang harus dicapai pada suatu praktikum dan
mendiskusikannya dalam tim masing–masing serta menuliskan dan melaporkannya
dalam laporan sementara dan laporan akhir praktikum.
Secara khusus buku penuntun ini menyediakan landasan praktis untuk
pelaporan pekerjaan praktek mahasiswa serta memperkuat bahasan teoritis bagi
penggunaan praktis dalam penyelesaian praktikum Fisika. Buku penuntun ini masih
dalam tahap perkembangan awal, dimana kami mengusahakan semua buku dan
referensi yang dianggap sebagai state of the arts pada bidangnya telah kami pakai dan
sitir secara jelas.
Harapan kami mahasiswa juga akan mendalami buku-buku yang relevan
untuk setiap bab dan pertemuan praktikum hingga mampu memperkaya isi dari
praktikum yang dilakukan dan memberi masukan bagi perbaikan modul penuntun ini
di masa mendatang.
2
DAFTAR ISI
3
PERCOBAAN 1
PENGUKURAN
1. Pendahuluan
Dalam ilmu fisika, pengukuran dan besaran merupakan hal yang bersifat
dasar, dan pengukuran merupakan salah satu syarat yang tidak boleh ditinggalkan.
Aktivitas mengukur menjadi sesuatu yang sangat penting untuk selalu dilakukan
dalam mempelajari berbagai fenomena yang sedang dipelajari.
Mengukur adalah kegiatan membandingkan suatu besaran dengan besaran lain
yang telah disepakati. Mengukur dapat dikatakan sebagai usaha untuk mendefinisikan
karakteristik suatu fenomena atau permasalahan secara kualintatik. Dan jika dikaitkan
dengan proses penelitian atau sekedar pembuktian suatu hipotesis maka pengukuran
menjadi jalan untuk mencari data-data yang mendukung. Dengan pengukuran ini
kemudian akan diperoleh data-data numeric yang menunjukan pola-pola tertentu
sebagai bentuk karakteristik dari permasalahan tersebut.
Pentingnya besaran dalam pengukuran, maka dilakukan praktikum ini yang
dapat membantu untuk memahami materi dasar-dasar pengukuran. Dalam mengamati
suatu gejala tidak lengkap apabila tidak dilengkapi dengan data yang didapat dari hasi
pengukuran yang kemudian besaran-besaran yang didapat dari hasil pengukuran
kemudian ditetapkan sebagai satuan.
Dengan salah satu argument di atas, setelah dapat kita ketahui betapa penting
dan dibutuhkannya aktivitas pengukuran dalam fisika, untuk memperoleh hasil / data
dari suatu pengukuran yang akurat dan dapat dipercaya.
2. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Mampu menggunakan alat-alat ukur dasar.
2. Menentukan kepastian dalam pengukuran serta menuliskan hasil pengukuran
secara benar.
4
b. Kubus Kayu
c. Silinder
d. Air
e. Kertas
f. Plastik berbagai ukuran ketebalan (minimal 3) untuk masing-masing kelompok
5. Prosedur Kerja
a. Bahan : Kubus
1. Timbanglah massa kubus dengan neraca Ohauss
2. Ukurlah panjang, lebar, dan tinggi kubus
3. Tentukan volume kubus
4. Masukan data yang diperoleh ke dalam tabel
5. Ulangi kegiatan 1, s/d 4 sebanyak 5 kali pengamatan
b. Bahan : Silinder
1. Timbanglah massa silinder dengan neraca Ohauss
2. Tentukan Volume silinder
3. Masukan data yang diperoleh ke dalam tabel
4. Ulangi kegiatan 1, s/d 3 sebanyak 5 kali pengamatan
c. Bahan : Batu
1. Timbanglah massa batu dengan neraca Ohauss
2. Tentukan volume batu
3. Masukkan data yang diperoleh ke dalam tabel
4. Ulangi kegiatan 1, s/d 3 sebanyak 5 kali pengamatan
d. Ulangi dengan langkah yang sama untuk 5ptic5e dan kertas.
6. Laporan Sementara
Bahan:
Massa:
5
PERCOBAAN 2
PENJUMLAHAN VEKTOR
1. Pendahuluan
Fisika adalah ilmu yang mempelajari alam dengan segala isinya termasuk
gejala-gejala alam yang ada penyebab terjadinya, akibat maupun pemainya.
Penemuan-penemuan dalam fisika menjadi dasar bagi industri dan teknologi modern,
misalnya dalam bidang optik, transpormasi, komunikasi, elektronik, kesehatan dan
sebagainya. Bidang mekanika, transfisika, keelektrikan, kemaknetan, optic, dan lain-
lain merupakan ilmu cabang fisika. Dalam pengajian dan pengajaranya, sering kali
dilakukan pemisahan bidang agar lebih mudah di mengerti dan strukturnya lebih
mudah dipelajari, akan tetapi semua bidang itu mengacu pada konsep dasar yang
sama yaitu konsep ilmu fisika.
Vektor artinya pembawa ”carrier” yang ada hubungannya dengan pergeseran.
Vektor biasanya digunakan untuk menggambarkan perpindahan suatu partikel atau
benda yang bergerak atau juga untuk menggambarkan gaya. Setiap vektor diuraikan
kedalam komponen vektor yang diinginkan. Penguraian vektor dilakukan untuk
mempermudah penjumlahan dua buah vektor atau lebih.
2. Tujuan
Setelah melakukan praktikum, mahasiswa di harapkan dapat menentukan
besar resultan beberapa vektor dengan metode grafis maupun penjumlahan komponen
vektor secara benar.
5. Prosedur Kerja
5.1 Percobaan 1:
1. Buatlah dan gambarkan vektor pada posisi Rx=3satuan sebagai vektor 1, Ry
= 4 satuan sebagai vektor 2 pada koordinat pusat (0,0)
2. Jumlahkan kedua vektor tersebut, catat besar Ɵ dari resultan vektor tersebut.
3. Bandingkan data tersebut dengan hasil pengamatan
6
5.2 Percobaan 2:
1. Geserlah kedua vektor tersebut ke kanan pada titik (1,0) kemudian tentukan
komponen-komponen.
2. Catat besar Ɵ, Rx, Ry dan besarnya resultan vektor tersebut.
3. Gambarkanlah grafik kedua vektor dan resultan kedua vektor tersebut dalam
sumbu koordinat Cartesius.
5.4 Ulang langkah (I) sampai (III) untuk komponen kedua vektor yang berbeda yaitu:
Rx1 = 6 satuan Ry1=6 satuan
Rx2 = -3 satuan Ry2=2 satuan
6. Laporan Sementara
7
PERCOBAAN 3
MENGHITUNG KECEPATAN DAN PERCEPATAN BENDA
1. Pendahuluan
Suatu benda dikatakan bergerak jika benda itu mengalami peerubahan
kedudukan terhadap titik tertentu sebagai acuan jarak yang ditempuh benda
merupakan panjang seluruh lintasan yang dilewati. Perpindahan adalah selisih
kedudukan akhir dan kedudukan awal jarak merupakan besaran skalar dan
perpindahan termasuk besaran vektor. Kecepatan benda bergerak didepinisikan
sebagai perpindahan yang ditempuh terhadap satuan waktu. Kelajuan benda
merupakan besarnya kecepatan dan termasuk dalam besaran skalar. Suatu benda
akan mengalami percepatan apabila benda tersebut bergerak dengan kecepatan
yang tidak konstan dalam selang waktu tertentu. Percepatan dalah perubahan
kecepatan tiap satuan waktu.
Benda yang bergerak dengan kecepatan tetap dikatakan melakukan gerak
lurus beraturan, jadi syarat benda bergerak lurus beraturan apabila gerak benda
menempuh lintasan lurus dan kelajuan benda tidak berubah. Gerak Lurus
Beraturan adalah gerak suatu benda pada lintasan yang lurus di mana pada setiap
selang waktu yang sama, benda tersebut menempuh jarak yang sama (gerak suatu
benda pada lintasan yang lurus dengan kelajuan tetap). Pada gerak lurus
beraturan, benda menempuh jarak yang sama dalam selang waktu yang sama
pula.
2. Tujuan
Tujuan praktikum:
1. Menghitung kecepatan benda.
2. Menghitung percepatan benda
5. Prosedur Kerja
8
5.1. Menghitung Kecepatan Benda
1. Gerakkan benda pada lintasan lurus, catat waktu pada saat mulai bergerak
kemudian ukur jarak tempuhnya.
2. Ulangi langkah (1) sebanyak 5 kali percobaan.
3. Lakukan langkah yang sama untuk berbagai macam benda (yang dibawa
untuk praktikum).
6. Laporan Sementara
9
PERCOBAAN 4
MENGHITUNG PERCEPATAN GRAVITASI DENGAN BANDUL
MATEMATIS
1. Pendahuluan
Pada bandul matematis, berat tali diabaikan dan panjang tali jauh lebih besar dari
pada ukuran geometris dari bandul. Pada posisi setimbang, bandul berada pada
titik A. Sedangkan pada titik B adalah kedudukan pada sudut di simpangan
maksimum (). Kalau titik B adalah kedudukan dari simpangan maksimum, maka
gerakan bandul dari B ke A lalu ke B’ dan kemudian kembali ke A dan lalu ke B
lagi dinamakan satu ayunan. Waktu yang diperlukan untuk melakukan satu
ayunan ini disebut periode (T).
f= Komponen w menurut garis
singgung pada lintasan bandul
P= Gaya tegang tali
N = Komponen normal dari W = m . g
l = Panjang tali
= Sudut simpangan
Dengan mengambil sudut cukup kecil sehingga BB’ = busur BAB’, maka dapat
l
dibuktikan bahwa : T = 2p
g
Dengan mengetahui panjang tali dan periode, maka percepatan gravitasi bumi
dapat dihitung.
2. Tujuan Percobaan
1. Menyelidiki gerakan bandul matematis
2. Menghitung percepatan gravitasi
10
e. Stopwatch
Bahan yang digunakan adalah beban berupa balok kayu/ bola kasti
5. Prosedur Kerja
1. Pasang tali pada statif dengan panjang 120 cm, bandul diayunkan dengan
sudut simpangan tidak melebihi 5o.
2. Tentukan waktu yang diperlukan untuk 20 ayunan.
3. Lakukan langkah 1 sebanyak 5 kali
4. Lakukan lagkah yang sama untuk panjang tali berturut - turut lebih pendek
5 cm, dengan cara menurunkan penjepit statip.
5. Ulangi langkah 1 sampai 4 untuk sudut simpangan 30o dan 40o.
6. Laporan Sementara
11
PERCOBAAN 5
HUKUM NEWTON
1. Pendahuluan
Hukum I Newton menjelakan bahwa sebuah benda cenderung
mempertahankan keadaannya, yaitu jika dia diam akan tetap diam dan jika jika
bergerak lurus beraturan dia akan tetap bergerak lurus beraturan. Sebuah benda
hanya dapat dipercepat jika resultan gaya atau gaya yang bekerja pada benda
tidak seimbang. Gaya-gaya yang tidak seimbang akan mempercepat suatu benda
karena gaya tersebut memnyebabkan benda mengalami perubahan kecepatan.
Menurut Newton, percepatan suatu benda yang dihasilkan resultan gaya yang
tidak seimbang berbanding lurus dengan resultan gayanya dan berbanding terbalik
dengan massanya.
Percepatan (a) yang dihasilkan oleh resultan gaya (F) yang bekerja pada
suatu benda sebanding dan searah dengan resultan gaya serta berbanding terbalik
dengan massa benda (m)”. Gaya satu newton (1 N) didefinisikan sebagai gaya
yang menghasilkan percepatan 1 m /ketika bekerja pada benda yang massanya 1
kg.
Hukum II Newton menjelaskan bahwa benda bekerja sebuah gaya saja
atau beberapa gaya yang resultannya tidak nol. Kecepatan benda selalu berubah
dengan demikian benda mengalami percepatan. Maka dari itu ada kaitan antara
resultan gaya dengan percepatan yang ditimbulkannya. Kaitan ini diselidiki oleh
Newton, sehingga ia berhasil mencetuskan hukum keduannya tentang gerak, yang
dikenal sebagai hukum II Newton. Bunyi Hukum II Newton sebagai berikut.
Percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja pada suatu benda
berbanding lurus dengan resultan gaya, searah dengan resultan gaya, dan
berbanding terbalik dengan massa benda. Hukum III Newton ini menjelaskan
bahwa “Untuk setiap aksi, ada suatu reaksi yang sama besar tetapi berlawanan
arah”.
2. Tujuan Percobaan
1. Memahami konsep Hukum I Newton
2. Menentukan hubungan antara masa, percepatan, dan gaya
3. Memahami konsep Hukum III Newton
12
5. Tali dengan panjang 30 cm
6. Mistar
5. Prosedur Kerja
5.1 Hukum Newton 1
1. Letakanlah sebuah botol air minum di atas selembar kertas HVS.
2. Tariklah kertas dengan cepat (sentakan). Perhatikan apa yang terjadi dengan
botol tersebut!
3. Tariklah kertas dengan lambat. Perhatikan apa yang terjadi dengan botol
tersebut!
6. Laporan Sementara
13
PERCOBAAN 6
USAHA DAN ENERGI
1. Pendahuluan
Hukum kekekalan Enegi Mekanik berbunyi pada sistem yang terisolasi
(hanya bekerja gaya berat dan tidak ada gaya luar yang bekerja) selalu berlaku
energi mekanik total sistem konstan. Macam-macam bentuk energi diantaranya
adalah energi potensial dan energi kinetik. Energi total yang dimaksud pada
hukum kekekalan energi mekanik adalah jumlah antara energi potensial dengan
energi kinetik.
Energi potensial adalah energi yang dimiliki benda karena kedudukannya.
Energi ini tersembunyi pada benda tetapi bila di beri kesempatan energi ini bisa di
manfaatkan contoh misalnya energi potensial pada pegas yang ditarik terjadi juga
pada pada karet atau busur panah. Contoh yang kedua adalah Energi potensial
gravitasi yaitu energi yang dimiliki benda yang disebabkan oleh ketinggian
terhadap suatu titik acuan tertentu.
Besar energi potensial gravitasi sebanding dengan massa, percepatan gravitasi
serta ketinggian
Ep = m g h
Keterangan
m = massa (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = ketinggian (m)
14
m g h1 + ½ mv12 = m g h2 + ½ mv22
2. Tujuan Percobaan
1. Mengukur Energi potensial
2. Mengetahui kecepatan benda jatuh
3. Mengetahui besarnya usaha
5. Prosedur Kerja
5.1 Energi Potensial
Percobaan 1 (massa berbeda, ketinggian sama)
1. Ukurlah tinggi 1 meter dari lantai dasar sebagai posisi awal bola.
2. Jatuhkan bola bekel (yang sudah diketahui massanya) dari ketinggian 1 meter,
kemudian catat waktu yang dibutuhkan sampai menyentuh lantai. Ulangi
minimal 3 kali pengulangan!
3. Ulangi langkah 1-2, untuk bola tennis dan bola pingpong yang lain dan balok
kayu!
15
3. Lepaskan bola dari garis start, kemudian catatlah waktu yang diperlukan
untuk mencapai garis finish.
4. Ulangilah sebanyak tiga kali, kemudian hitunglah rata-ratanya.
5. Ulangilah langkah 3-4 untuk papan luncur pada balok penyangga dengan
posisi yang berbeda.
6. Hitunglah besarnya energi mekanik, tanpa menghiraukan kemiringan pada
papan luncur.
7. Ulangilah langkah 3-6 dengan dua bola lainnya yang massanya berbeda.
8. Catatlah dengan mengikuti format tabel 3.
6. Laporan Sementara
16
PERCOBAAN 7
MENENTUKAN ENERGI MEKANIK BENDA YANG MELUNCUR
1. Pendahuluan
Hukum kekekalan Enegi Mekanik berbunyi pada sistem yang terisolasi
(hanya bekerja gaya berat dan tidak ada gaya luar yang bekerja) selalu berlaku
energi mekanik total sistem konstan. Macam-macam bentuk energi diantaranya
adalah energi potensial dan energi kinetik. Energi total yang dimaksud pada
hukum kekekalan energi mekanik adalah jumlah antara energi potensial dengan
energi kinetik.
Energi potensial adalah energi yang dimiliki benda karena kedudukannya.
Energi ini tersembunyi pada benda tetapi bila di beri kesempatan energi ini bisa di
manfaatkan contoh misalnya energi potensial pada pegas yang ditarik terjadi juga
pada pada karet atau busur panah. Contoh yang kedua adalah Energi potensial
gravitasi yaitu energi yang dimiliki benda yang disebabkan oleh ketinggian
terhadap suatu titik acuan tertentu.
Besar energi potensial gravitasi sebanding dengan massa, percepatan
gravitasi serta ketinggian
Ep = m g h
Keterangan
m = massa (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = ketinggian (m)
17
Ep1 + Ek1 = Ep2 + Ek2
m g h1 + ½ mv12 = m g h2 + ½ mv22
2. Tujuan Percobaan
1. Menentukan energi kinetik benda
2. Menentukan energi potensial benda
3. Menentukan energi mekanik benda
5. Prosedur Kerja
1. Susunlah papan luncur dengan kemiringan tertentu menggunakan kayu
penyangga, tandai garis start dan garis finish.
2. Kemudian ukurlah jarak kedua garis tersebut.
3. Lepaskan bola dari garis start, kemudian catatlah waktu yang diperlukan
untuk mencapai garis finish.
4. Ulangilah sebanyak tiga kali, kemudian hitunglah waktu rata-ratanya.
5. Ulangilah langkah 3-4 untuk papan luncur pada kayu penyangga dengan
posisi yang berbeda.
6. Hitunglah besarnya energi mekanik, tanpa menghiraukan kemiringan pada
papan luncur.
7. Ulangilah langkah 3-6 dengan dua bola lainnya yang massanya berbeda.
8. Catatlah dengan mengikuti format tabel.
18
No Ketinggian Waktu Waktu Jarak Kecepatan Ek Ep Em
(m) (s) rata-rata (s) (m) (m/s) (J) (J) (J)
1 0,04
2 0,08
3 0,12
Tabel 2. Data hasil pengamatan percobaan energi mekanik dengan massa bola
pingpong... kg
No Ketinggian Waktu Waktu Jarak Kecepatan Ek Ep Em
(m) (s) rata-rata (s) (m) (m/s) (J) (J) (J)
1 0,04
2 0,06
3 0,12
19
PERCOBAAN 8
ELASTISITAS BENDA
1. Percobaan
Elastis atau elastisitas adalah kemampuan sebuah benda untuk kembali ke
bentuk awalnya ketika gaya luar yang diberikan pada benda tersebut dihilangkan.
Jika sebuah gaya diberikan pada sebuah benda yang elastis, maka bentuk benda
tersebut berubah. Untuk pegas dan karet, yang dimaksudkan dengan perubahan
bentuk adalah pertambahan panjang.
Gaya yang diberikan memiliki batas-batas tertentu. Pada sebuah karet
misalnya, apabila gaya tarik yang diberikan sangat besar, dan melawati batas
elastisitasnya, karet tersebut bisa putus. Demikian juga pada sebuah pegas tidak
akan kembali ke bentuk semula jika diregangkan dengan gaya yang sangat besar.
Jadi benda-benda elastis tersebut memiliki batas elastisitas.
Berdasarkan Hukum Hooke,
“Perubahan bentuk benda elastis akan sebanding dengan gaya yang
bekerja padanya sampai batas tertentu (batas elastisitas). Jika gaya yang
diberikan ditambah hingga melebihi batas elastisitas benda maka benda akan
mengalami deformasi (perubahan bentuk) permanen”
Jika dituliskan dalam persamaan,
F = k. x
Dimana,
F = gaya yang diberikan pada pegas (N)
k = tetapan gaya pegas (N/m)
x = pertambahan panjang pegas (m)
2. Tujuan Percobaan
1. Menentukan pertambahan panjang pegas
2. Menentukan tetapan pegas
20
5. Beban
5. Prosedur Kerja
1. Gantungkan pegas (per) pada statip
2. Ukur panjang mula-mula (lo) pegas menggunakan penggaris
3. Gantungkan beban pada ujung pegas
4. Ukur pertambahan panjang pegas yang terjadi
5. Ulangi langkah 3 dan 4 dengan massa beban yang berbeda
6. Ulangi langkah 1-5 dengan menggunakan karet gelang
6. Laporan Sementara
Tabel 1. Data hasil pengamatan menggunakan per
No Massa Gaya yang Panjang Panjang pegas Pertambah Tetapan
Beban diberikan pada pegas mula- setelah diberi an panjang pegas
(kg) pegas (N) mula (m) beban (m) pegas (m) (N/m)
1
2
3
4
5
21